#6.9



Terima kasih atas saran sebelumnya. Maaf ya bagi yang nunggu. Akhirnya Harumi ada waktu luang hehe. Oiya, buat kalian yang ada kritik dan saran, feel free buat kasih tau Harumi yaa! Membantu bgtt loh, serius gk bohong:"D

.
.
.

***

Aroma samar dari tanah basah memudar. Berhenti untuk memberikan kehidupan untuk sejenak. Sentuhan dari semilir angin terasa samar. Membiarkan detik menenggelamkan diri dalam waktu. Merasa sudah cukup berkunjung dalam pelukan hangat. Tidak. Pundak mungil merasakan berat dalam jiwa. Goresan tajam dari tekanan aura mengintimidasi membuat Mentari menahan nafas. Singgasana terlihat hampa. Memberikan perintah kepada gumpalan kapas kelabu untuk kembali menghias langit buana. Meski menolak, perintah Mentari merupakan hal yang mutlak. Sebuah perasaan takut mewakili alam semesta. Membuat seseorang dengan berani memberikan kesimpulan singkat mengenai mereka tidak berani mengganggu pun menginterupsi situasi mencekam saat itu.

Bola mata debu gemintang menyapu pemandangan. Tatapan tajam tidak pernah luntur. Dengan awas memperhatikan gadis manis. Memberikan sedikit perasaan menusuk pada punggung. Tidak bisa dibantah. Pria ini memang sangat tampan. Dia memiliki kulit pucat bersih dengan helai mahkota langit kelam. Bola mata dengan sentuhan debu gemintang terlihat jernih dan dingin setiap waktu berjalan. Diberikan tatapan seperti itu—para hawa mungkin sudah merona hebat.

Rumor mengatakan bahwa pria ini sudah mendapat gelar sebagai calon menantu idaman. Dia merupakan pemimpin Serikat Perdagangan. Kemampuan dalam bernegosiasi dan berniaga sungguh hebat sehingga dia bisa memiliki kekayaan melimpah. Reputasi pria dengan helai mahkota langit kelam tersebut terkenal bahkan sampai ke negara tetangga. Siapa sih yang tidak ingin menikah dengan pria seperti ini? Tampan dan kaya. (Y/n) juga tentu ingin menikah dengan seseorang seperti ini. Hanya saja Helios kurang bagian akhlak. Tunggu sebentar—menikah? Dengan pria? Gadis manis terdiam sejenak. Mari lupakan kalimat sebelumnya. Dia masih lurus.

Gadis manis tidak boleh gegabah dalam bertindak. Helios merupakan manusia cerdas. (Y/n) mengakui hal tersebut. Dia tidak mungkin menerima seseorang dengan mudah begitu saja. Terlebih pada gadis manis bernama (Y/n) terlepas dari paras cantik dan menawan.

Mari lihat dari sudut pandang lebih luas. Menjadi korban untuk mendapat belas kasihan masyarakat setempat. Setelah itu, korban tersebut akan mendapat sejumlah kompensasi atas kejadian sebelumnya. Sebuah cara licik yang biasa dilakukan para kalangan bawah untuk bertahan hidup. Setidaknya Helios sudah sering berhadapan dengan situasi seperti itu. Rencana kotor dan kalangan bawah pasti pernah terlintas dalam pemikiran pria itu. Maka dari itu, dia bisa melempar sejumlah uang atau membiarkan gadis itu pada pertemuan pertama. Tidak perlu sampai berurusan hingga menampung(read; memungut) dan menjadi babu gadis itu.

Diperlakukan kasar pun—tidak masalah. Helios Lewis'D Auberon adalah pria tampan good looking dan tajir. Semua tindakan yang dia lakukan akan selalu benar dan dibela. Yah, kalau di bumi sih pasti begitu. (Y/n) yakin bahwa tidak ada bedanya disini. Kendati demikian, gadis itu mengucapkan syukur. Tentu saja. Dia bisa memanfaatkan Helios untuk berbagai jenis keperluan. Menjadi babu contohnya.

Tempat ini adalah pedesaan. Kabar mengenai seseorang atau sesuatu asing sudah pasti akan cepat menyebar. Gadis itu memiliki wajah bening dengan polesan susu bersih. Dia begitu manis hingga serangga penghisap madu akan singgah karena tertarik dan penasaran. Perawakan mungil membuatnya terlihat menggemaskan. Sedikit noda merah jambu dengan setia menghiasi kedua pipi. Labium merah muda selalu terkatup lucu tanpa sadar. Bola mata batu berlian akan berbinar setiap melihat hal baru. Memiliki surai emas pucat dengan anugerah cahaya Mentari. Dia selalu berhasil mencuri perhatian dan hati seluruh adam. Menjadi dambaan meski hanya bernafas.

(Y/n) mengakui dengan tegas mengenai fakta bahwa dia merupakan seorang gadis cantik. Alam semesta memberikan berkah kepadanya. Tidak akan cukup bila seseorang mencoba untuk menggambarkan bagaimana rupa gadis ini. Juga tidak tepat bila disebut sebagai malaikat. Sebab malaikat sendiri akan merasa iri jika melihatnya. Sangat sulit untuk menolak pesona manis dalam tindakan tajam. Gadis ini seperti sebuah lukisan kasar terjebak dan tergantung pada dinding ruangan seseorang. Setidaknya dia akan berkata seperti itu dalam tubuh saat ini.

Pria dengan helai mahkota langit kelam tidak berniat untuk meminang atau menjadikan teman hidup. Helios bisa mendapatkan gadis lebih cantik darinya. Tidak yakin sih. Malaikat saja iri. Bukankah itu berarti tidak ada yang bisa mengimbangi gadis itu? Tidak. Gadis manis yakin bahwa hal tersebut tidak membuat pria dengan helai mahkota kelam tertarik. Lantas, apa? Ya ndak tau, tanya saja Helios.

[Saya bisa memberikan beberapa opsi jawaban terbaik untuk pertanyaan Helios.]

Suara hangat dan menenangkan terdengar halus dalam gendang telinga. Itu Adonis. Mengetahui bahwa seseorang selalu berada di samping, berhasil membuat gadis itu menghembuskan nafas lega. Jemari lentik mengetuk pelan meja. Adonis memiliki sebuah rencana. Pertanyaan Helios sungguh menjengkelkan. Pria itu dengan sengaja memancing mangsa untuk jatuh dalam perangkap jebakan. Tunggu. Memang dia harus menjawab pertanyaan tersebut?

Sudahlah.

'Terima kasih. Tapi aku bisa mengatasinya sendiri.' terdengar jeda sejenak. Sistem dengan nama Adonis tersebut tidak memberikan tanggapan. Dia tahu bahwa gadis manis belum selesai berbicara. 'Hei, Adonis. Jika aku menjual kertas dan pena. Apa yang akan terjadi?'

[Menjawab; Anda bisa membawa perubahan besar pada zaman. Nama Anda juga akan tercatat dalam sejarah. Selain itu, permintaan pasar akan selalu meningkat seiring waktu berjalan. Dengan begitu, Anda bisa mengendalikan harga pasar sekehendak Anda. Helios Lewis'D Auberon bisa menjadi rekan bisnis menguntungkan. Terlepas dari dia merupakan seorang pemimpin Serikat Perdagangan, dia memiliki jaringan koneksi luas hingga ke kerajaan dan negara tetangga. Pria ini akan memberikan kesetiaan pada Anda.]

'Dengan kata lain, apa aku bisa menjadikan orang ini sebagai Pahlawan?'

[Menjawab; Anda bisa menjadikannya sebagai Pahlawan. Akan tetapi, saya tidak menyarankan hal tersebut.]

Kedua alis sedikit berkedut ketika mendengar pendapat sistem itu. 'Memangnya kenapa?'

Tcak!

Bola mata batu berlian memberikan tatapan jenuh. Adonis tidak menjawab setelahnya. Sistem itu lebih memilih untuk menutup mulut. Ini sungguh membuat gadis itu merasa semakin kusut dan penasaran. Lupakan sejenak mengenai Adonis. Gadis itu saat ini harus menghadapi pria dengan helai mahkota langit kelam. Helios sudah berbaik hati dengan mengundang gadis itu untuk bermain. Tidak masalah. (Y/n) bisa menemani sebentar. Bermain kata merupakan sebuah bakat keahlian alami ketika dia berada di bumi. Setelah semua ini selesai, dia akan memberikan teror khusus pada Adonis.

Jemari lentik menyentuh telinga cangkir. Memberikan perhatian penuh sebelum memutuskan untuk mengangkat dan menyesapnya pelan. "Kau pernah bertemu dan mengenal gadis malaikat ini?" pemilik suara madu melontarkan pertanyaan. Semilir angin menyambut permukaan kulit dengan hangat. Gadis itu tidak terlihat gelisah dalam genggaman krusial.

Bibir merah tua terbuka untuk menjawab pertanyaan, "Aku bertemu dengannya seminggu yang lalu dan hari ini." nada tajam terdengar sarkas. Menaruh sedikit rasa curiga meski samar. "Tidak. Aku hanya tahu namanya saja."

"Tepat sekali!" gadis itu berseru girang. Dia seperti sudah berhasil menemukan sebuah harta karun berisi penuh permata berharga. Bola mata batu berlian terlihat bersinar terang dalam pelukan hangat cahaya senja. Bulan sabit menggantung terukir lebar pada labium merah muda. "Kau baru bertemu dengannya selama dua kali dan masih belum begitu mengenalnya. Begitu pula denganku yang bahkan baru mendengar mengenai gadis malaikat tersebut hari ini. Apa yang kau harapkan dariku?"

"Kau—" suara berat milik Helios tertahan. Bola mata debu gemintang nyaris tidak terbaca. (Y/n) tidak tahu pasti. Wajah tampan itu memberikan lukisan samar penuh keterkejutan dengan kasar. Ini sungguh menggelikan hati. Reaksi pria itu sudah cukup memberikan kemenangan mutlak baginya.

Pria dengan helai mahkota langit kelam terdiam sejenak. Dia sedang mencerna setiap penuturan gadis manis. Sedari awal seharusnya dia sudah sadar. Gadis manis bernama (Y/n) tidak pergi keluar untuk berkeliling menjelajah tempat ini semasa dia pergi. Sebab rumor akan semakin menyebar dengan ganas hingga ke ibu kota dan negara tetangga jika hal tersebut terjadi. Sungguh, Helios juga berpendapat bahwa (Y/n) merupakan keturunan malaikat. Tidak. Gadis ini merupakan reinkarnasi seorang Dewi. Dia begitu cantik dan menawan sehingga bisa menimbulkan salah paham. Sudah pasti semua orang setuju untuk menyebutnya sebagai Pelindung Agung dari Langit.

"Maka dari itu, kita akan berkeliling sekarang. Perkenalkan desa ini padaku, Heli!"

Hanya saja, gerangan apa yang gadis manis itu lakukan sehingga begitu betah berada di rumah dan memutuskan baru sekarang untuk pergi keluar?

Tunggu sebentar. Gadis itu memanggilnya apa? Heli—

.
.
.

Lembayung terlukis ayu dalam kanvas luas membentang di atas bumi. Gumpalan kapas terlihat begitu lembut tergantung menemani. Tidak ingin melewatkan pemandangan sang puan tersenyum manis.  Mentari terlihat berada pada ukiran garis cakrawala. Mempersiapkan diri untuk memberikan singgasana kepada Rembulan. Kaki jenjang mengambil langkah ringan. Udara hangat menyentuh pelan kulit bening mulus. Terasa begitu nyaman sehingga berhasil memekarkan sejumput puspa pesona. Bola mata batu berlian menyapu pemandangan sekitar.

"Ini sih lebih parah dari yang kubayangkan," bisik gadis itu seraya meringis pelan. Tempat ini terlihat begitu mengerikan. Setiap rumah yang dia lewati tampak hampir ambruk. Beberapa pasang mata memberikan tatapan tajam. Dengan binar kagum terukir samar dalam netra lama.

Hela nafas terdengar berat dari sebelah. Bola mata gemintang memberikan tatapan tidak percaya. Jemari panjang menarik pergelangan mungil. Menggenggamnya dengan erat tetapi tidak sampai membuat sang puan terluka. "Jangan jauh-jauh dariku," peringat Helios. Dia sedikit memijit pelipis menggunakan tangan satunya. Nampaknya pria tampan ini terkena migrain dadakan.

Tempat ini tidak aman. Begitu berbahaya dengan berbagai kejahatan mengintai sabar. Helios yakin bahwa gadis manis sudah mengetahui hal ini. Salah tindakan bisa memicu peperangan sepihak. Seperti monster atau hewan buas di alam liar; tidak akan menyerang jika tidak diganggu terlebih dahulu. Demikian, gadis manis dan Helios sudah berani mengusik wilayah tersebut.

Penderita adalah sekumpulan manusia kelas menengah bawah pun buangan yang menghuni kawasan di tepi desa. Tersembunyi rapat dalam bayangan kelam. Tempat ini begitu kumuh dan miskin. Berbeda dengan keadaan di pusat desa. Kebencian terpancar jelas pada netra lama. Kaki panjang terbalut celana hitam melangkah lebar. Helios sedikit mengeratkan pegangan tangan. Penderita tidak ramah dalam menyambut orang asing. Pria dengan helai mahkota langit kelam tidak menyalahkan mereka. Ini merupakan hasil dari perbuatan Penguasa(pemerintah) bangsawan disini.

Itu pasti menyesakkan. Helios tidak pernah berminat dalam memainkan politik. Menurut pria tampan tersebut, wilayah dan ekonomi desa adalah tanggung jawab penguasa. Dia tidak ada hubungannya dengan hal ini.

Gadis manis berkata bahwa dia ingin berkeliling. Pria itu menyanggupi permintaan tersebut. Tapi Helios tidak pernah berpikir bahwa destinasi pertama mereka akan berada disini. Menginjakkan kaki di tanah Penderita. Pria dengan helai mahkota kelam yakin bahwa gadis itu mengetahui seberapa berbahaya tempat ini. Sungguh, apa yang sebenarnya gadis manis itu lakukan?

"Kau tahu, saat ini kau sedang menyeretku." bola mata batu berlian melirik pelan. Dia sedikit meringis sebab telapak tangan Helios membungkus rapi pergelangan tangannya. Gadis manis terlihat sangat mungil jika bersanding dengan pria tampan pemilik helai mahkota langit kelam tersebut.

"Oh, begitu?" balas Helios malas.

Pria ini sepintas terlihat seperti tidak peduli. Tidak. (Y/n) percaya bahwa pria dengan helai mahkota langit kelam tersebut sedang mempertahankan ketenangan dalam tindakan. Sebuah fakta harus selalu tersimpan dalam memori. Helios bukanlah seorang petarung. Dia bisa menggunakan pedang. Hanya sebatas itu. Pria dengan helai mahkota langit kelam lebih ahli dalam bidang ilmu pengetahuan. Untuk melindungi seseorang, rasanya kemampuan pria tampan ini masih gelap.

"Kau takut," celetuk gadis manis. Labium merah muda mengukir bulan sabit dengan tajam. Bola mata batu berlian memberikan tatapan remeh. Mengejek pria dengan helai mahkota langit kelam tersebut.

"Kau terlalu meremehkanku, Nona." Helios membalas tidak suka. Terdengar dengan jelas dari suara berat pria tampan tersebut. Gendang telinga samar mendapatkan tamu.  Kekehan ringan suara madu mengudara dengan manis. Bola mata gemintang melirik sejenak. Ah. Gadis itu menertawakan dirinya.

"Heli." panggil gadis itu. Senyum lebar masih terukir pada labium merah muda. Dia terlihat sangat manis saat ini. "Kau tidak perlu takut atau khawatir jika sedang bersamaku. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh apa yang sudah menjadi milikku. Maka dari itu, kau bisa tenang."

[Dimengerti. Skill [Perlindungan] berhasil didapatkan. Selanjutnya mengubah [Perlindungan] menjadi Skill Puncak [Jimat]... berhasil.]

.
.
.


Harumi gatau nulis apaan:)

Tbh, Harumi gabaca LN atau WN dari Tensura. Maka dari itu, kalo ada yang salah atau gimana-gimana, tolong koreksi yaa! Silakan juga berbagai info. Biar Harumi sama kakak-kakak yang lain juga makin tau hehe.

Harumi sebisa mungkin buat narasi nya sependek mungkin. Kaya 4 baris atau 5 intinya lebih pendek—tapi kayanya Harumi masih bikin kepanjangan:'D terus juga bagian dialog, insyaallah seiring berjalan chapter bakal makin banyak. Harumi masih bingung gimana mau nempatin situasi mbak Yeen sama Heli. Makanya rada awkward. Sekali lagi maaf, hikd:"

Oiya, kalian tau gk gimana timeline dari Chloe? Yang Harumi bingung tuh, kan dia masuk ke dunia lain sama Leon. Itu pas masih awal-awal bgtt kan? Nah, kok dia jadi kecil lagi pas ketemu Rimuru? Gimana ya jelasinnya. Maksudnya tuh jadi Chloe ini masuk ke isekai 2 kali? Eh—bukan gimana ya maksudnya. Lah kok Harumi sendiri yang bingung ;")

Dahlah :'

29 Oktober 2021

See ya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top