#3



.
.
.

***

Still Your POV

"APA YANG TERJADI PADA TUBUH KEKAR MILIKKU?!"

[Gagal. Tubuh tidak dapat dirancang ulang. Sebagai gantinya, skill [Tidak Pernah Menua] berhasil didapatkan. Selanjutnya...] 

Aku menatap pantulan air tak percaya. Kekuatan untuk menyangga kini melemah; lengan mungil ini mulai kehilangan keseimbangan. Tak kuat menahan beban tubuh. Aku pasti sudah gila. Tenanglah wahai diriku. Mari berpikir jernih untuk mengambil kesimpulan keadaan saat ini. Aku mengamati sekitar. Dataran luas terlihat begitu rindang. Sejumput pohon berukuran besar berdiri kokoh. Aku yakin mereka telah hidup selama ribuan tahun di dunia ini.

"Apa tadi malam aku berpindah tempat ke hutan Amazon?" bisikku pelan.

[Dimengerti. Skill [Teleport] berhasil didapatkan. Selanjutnya...]

Itu tidak mungkin. Aku memijit pelipis. Berharap bisa menjernihkan pikiran barang sedikit. Apa yang baru saja kupikirkan. Hutan itu lebih mengerikan dibanding tempat ini. Memikirkan betapa ganas makhluk yang tinggal disana saja membuatku merinding. Aku menghela nafas. Ini bukan dunia lain, kan? Ah, tidak. Kurasa ini memang dunia lain.

Aku mendengus kesal. Kenapa ketika impianku untuk memasuki alam lain sudah terwujud; penampilan ku malah seperti ini?! Astaga, jika seperti ini aku tidak bisa melakukan harem pada sekumpulan gadis atau elf cantik. Aku menepuk keningku. Lupakan. Aku sendiri sudah termasuk dalam barisan gadis cantik disini. Tunggu— gadis cantik?

Aku tersenyum licik. Ah.. Betapa beruntungnya diriku. Tidak, aku saat ini tidak memikirkan hal yang senonoh. Sungguh, percayalah padaku. Bukankah kalau begini aku bisa memberikan harapan palsu kepada para laki-laki diluar sana? Aku menganggukkan kepala secara bangga. Tidak buruk, mungkin akan kucoba. Astaga, lupakan. Aku terlalu masyaallah untuk mereka yang astagfirullah. Lagipula, aku masih normal.

Akhem— aku mengedarkan pandangan. Kurasa tidak buruk untuk menjelajahi tempat ini. Aku menghela nafas. Aku harus kembali ke duniaku. Aku tidak ingin meninggalkan adik kecilku sendirian. Aku mengkhawatirkannya. Karena itu aku akan bertahan disini hingga menemukan informasi untuk kembali ke duniaku. Mungkin mencari babu tidak ada salahnya...

[Dimengerti. Skill [Predator] berhasil didapatkan. Selanjutnya [Pertahanan Mutlak] berhasil didapatkan...]

Sebelum itu, aku mencuci tangan kecil ini menggunakan air mengalir dari sungai tempat aku melihat pantulan diriku sebelumnya. Kala telapak tangan mungil ini menyentuh permukaan air, bulu kudukku berdiri.  "Aku tidak menyangka airnya akan sedingin ini." Sudah cukup dengan doi, jangan engkau juga wahai air.

[Dimengerti. [Ketahanan Dingin] berhasil didapat. Selanjutnya...]

Aku mengerutkan kening. Sedari tadi aku terus mendengarkan ucapan tak masuk akal. Siapa yang berbicara? Ah.. Kepalaku kembali berdenyut. Meski tidak separah sebelumnya, ini tetap menyakitkan! Aku tidak tahu mengapa tetapi mataku tiba-tiba memanas. Pandanganku menjadi buram. Menumpahkan cairan hangat akibat kelebihan muatan. Ah, aku benci ini. Perempuan terkadang akan menangis jika mendapatkan rasa sakit, bahkan jika itu sedikit.

[Dimengerti. [Penghilang Rasa Sakit] berhasil didapat. Hadiah tambahan, [Ketahanan Panas], [Pertahanan Fisik], [Ketahanan Arus Listrik] serta [Ketahanan kelumpuhan] berhasil didapatkan.]

"Berisik." sungguh, itu siapa? Tidak melihat bahwa seorang gadis kecil disini terduduk sambil tersedu? Tck, tidak ada rasa kasihan sama sekali. Suara itu berdengung dikepalaku. Aku meringis kesakitan. Cairan hangat ini semakin mengalir. Astaga, kenapa perempuan begitu lemah?!

[Dimengerti. [Pendengaran Tak Terbatas] berhasil didapatkan. Selanjutnya, mengaktifkan [Penghilang Rasa Sakit] secara otomatis.]

Setelah suara itu mengucapkan hal tersebut, perlahan sakit yang bersarang menghilang. Namun tetap saja, cairan ini terus mengalir. Tenanglah wahai diriku! Aku menghapus kasar air mata. Menggunakan telapak tangan sebagai pengganti kipas agar pikiran kembali jernih. Aku sendiri tidak tahu mengapa saat ini aku menangis.

Sedikit memakan waktu, namun sekarang aku sudah tenang. Aku menghela nafas. Yang kulakukan sedari tadi hanya membuang waktu. Aku perlahan melangkahkan kaki. Melenusuri dataran luas ini menggunakan langkah kecil. Aku masih penasaran dengan suara siapa sebelumnya. Jika ini adalah game, aku yakin itu adalah suara sistem. Terlepas dari beberapa ucapannya yang mengatakan sesuatu mengenai skill.

Game, ya? Aku menghela nafas pelan. Mengisi kembali paru-paru dengan oksigen untuk keberlangsungan hidup. Sudah lama aku tidak menghirup udara segar seperti ini. Perkotaan sedikit membuatku muak. Tapi aku bisa apa? Lupakan. Tujuan utamaku disini untuk mencari informasi untuk kembali ke dunia sesungguhnya. Oh— Tunggu sebentar. Suara sistem?

Aku menepuk keningku. Jika suara sebelumnya adalah suara sistem, bukankah aku tinggal bertanya? Astaga, apa saja yang kulakukan sedari tadi. Kenapa tidak terpikir dari tadi sih?

'Saat ini aku berada dimana?'

[Menjawab, Anda berada di sisi barat kerajaan Dragon.]

Sudah kuduga itu memang sistem! Aku tersenyum lebar. Aku tahu ini memang sedikit terlambat, namun aku tetap bangga untuk menyadari keberadaan sistem ini. Setidaknya dia akan berguna selama aku berkelana ditempat ini. Aku mengangguk setuju. Tetapi ini sedikit menggangguku ketika menyebutnya sistem. Apa dia tidak mempunyai nama?

'Kau tidak punya nama?'

[... Anda ingin memberikan saya nama?]

Aku mengerutkan kening. Jika bisa, kenapa tidak? Aku merenung sejenak. Nama apa yang cocok untuknya? Ucup? Andi? Dakjal? Fir'aun? Astaga, berdosa sekali diriku. Aku tidak sejahat itu untuk sesuatu yang akan terus bersama diriku dalam kurun waktu lama. Cukup doi saja kelakuan nya menyerupai Fir'aun. Bercanda. Aku berharap bisa segera kembali ke duniaku. Ini sulit. Menentukan nama sungguh menyusahkan. Aku mengacak surai emas panjang ini. Membuat Mahkota tersebut menjadi sedikit berantakan. Terserah sajalah.

"Mulai hari ini, namamu adalah Adonis."

[Dimengerti. Skill Puncak [Sistem] berhasil berevolusi menjadi Manas [Adonis]. Hadiah tambahan, [Regenerasi Tak Terbatas], [Haki Raja], [Ketahanan Racun] berhasil didapatkan.]

Tidak buruk. Aku masih belum mengetahui kegunaan setiap skill yang ku—

BYURR!!

[Mengaktifkan [Mode Tidur] secara otomatis.]

Apa ini? Aku terjatuh kedalam air? Mataku terasa berat. Aku tidak mendengar jelas apa yang Adonis katakan. Aku mencoba untuk memaksa menahan rasa kantuk. Tapi aku sadar. Itu hal yang percuma. Kesadaran perlahan berpindah tempat menuju alam mimpi. Air mengalir ke seluruh tubuh. Aku ingin berteriak. Namun suaraku tertahan di tenggorokan. Sinar Mentari perlahan memudar. Tubuh mungil ini tenggelam; mendekati dasar sungai. Aku tidak boleh tertidur disini, bagaimana jika aku kehabisan nafas?

[Menjawab, Anda tidak memerlukan oksigen ketika di dalam air.]

Yang bilang ada oksigen di dalam air siapa bambang?! Ok, lupakan. Siapa tahu setelah ini aku bisa kembali ke duniaku sesungguhnya.

TBC

.
.
.

Iyaa.. Tau kok Harumi serakah.. Masa tiba-tiba langsung jadi manas..

Akhem! Btw, gatau ntah kenapa sukaaa bgtt sama Raphael;"

11 Juli 2021

See yaa!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top