6

Seorang gadis berjalan tak tentu arah, irisnya terus bergetar. Dengan tangan yabg terus ia gunakan untuk meremas selembar kertas yang baru saja ia terima.

Pikirannya melayang, terus memutar ulang memori yang terlintas akhir-akhir ini.

Dimana dia yang baru saja merasakan cinta, dan baru saja dekat dengan pemuda yang ia cintai harus mendengar sebuah fakta yang tidak masuk akal.

Sebuah fakta yang ia dengar dari mulut orang yang sangat ia percayai.

"(Name), coba ulangin, namanya siapa?"

(Name) menatap Oikawa bingung, kemudian kembali membuka mulut.

"Kuroo Tetsurou, kenapa memang?"

"Lo pernah denger soal cerita kalo kapten voli Nekoma mati karena menyelamatkan seorang anak kecil?"

Gadis ini mengangguk, tanda ia mengetahui berita itu. Oikawa menghela napas kasar, mencoba menenangkan dirinya.

"Lo tau namanya siapa?"

(Name) menggeleng, dia memang tau kisah ini, hanya saja dia tidak tau siapa nama kapten voli itu.

"Kuroo, Kuroo Tetsurou. Dia rival gue yang rela nolongin anak kecil dan ngebuatnya harus kehilangan nyawa."





"Ini nggak mungkin, Kuroo yang dimaksut pasti orang yang beda."

Gadis ini masih saja tidak percaya, padahal ia tau kalau Oikawa tidak pernah membohonginya.

Irisnya menelusuri sekeliling, kemudian berhenti di satu titik.

Irisnya membulat sempurnya, tubuhnya bergetar hebat. Seorang pemuda menatapnya dengan sebuah senyum yang mengembang.

Pemuda itu melangkah, mendekat kearahnya. (Name) berlajan mundur, menjauhkan diri dari pemuda itu.

"(Name), kenapa mundur?"

Pemuda itu mengeluarkan suara, masih dengan senyum dan langkah mendekat menuju sang gadis.

Pemuda itu terkekeh ketika mendapatin gadis dihadapannya sudah tak bisa lagi berjalan mundur. Sementara gadis ini meruntuki dirinya sendiri.

"Lo udah tau semuanya ya?"

Pertanyaan ini keluar dari mulut sang pemuda, membuat sang gadis tertegun.

"Ba-bagaima--"

"Tooru mengatakan yang sebenarnya."

Gadis ini bungkam, Kuroo tidak mengelak. Dia membenarkan perkataan Oikawa tentang dirinya.

"Gue beda dari lo, kita ada di dunia yang sama. Tapi dengan dimensi yang berbeda, gue nggak tau kenapa gue masih disini."

Gadis ini hanya diam. Dia sudah tidak tau ingin mengatakan hal apapun lagi.

"Gue kesepian, nggak ada satu hantu pun yang mau ngobrol sama gue, nggak ada satu paranormal yang bisa liat gue."

Kuroo menjeda kalimatnya, pemuda ini melangkahkan kakinya mendekati sang gadis, kemudian ia berhenti dengan jarak 5 meter dihadapan (Name).

"Tapi kamu berbeda, hanya kamu yang bisa melihatku." Kuroo melebarkan senyumannya.

"Saat itu aku benar-benar bahagia, untuk pertama kalinya ada seseorang yang bisa ku ajak berbicara. Walalu aku harus berbohong, menutupi semunya."

"Aku benar-benar bahagia."

(Name) yang sedikit ragu dengan perkataan Kuroo hanya menatap sang pemuda dengan ekspresi terkejut.

"Rasanya aneh sekali berbicara seperti ini, aku-kamu. Apa lagi aku seorang yang tak seharusnya berada di dunia ini."

"Tapi, aku--aku mencintaimu."

Kuroo menundukkan wajahnya, samar, tapi dia sadar bahwa tubuhnya perlahan menghilang.

Kuroo tampak terkejut dengan hal ini, pertama kalinya Kuroo memudar. Selanjutnya dia kembali kearah (Name).

"Kalau kau bertanya sejak kapan, mungkin sejak aku melihatmu waktu kamu masih kecil.

Hingga ak--"

"Aku juga mencintaimu, Tetsurou Nii-chan!"

Kuroo membulatkan irisnya, panggilan ini yang ia harapkan. Pemuda ini hanya ingin mendengar hal ini.

Tubuhnya lebih cepat mekudar, kakinya bahkan sudah tak terlihat.

Apa ini akhir untuknya? Apa dia sudah bisa pergi ketempat seharusnya. Apa ini yang selama ini dia cari.

"Anak kecil yang kamu srlamatkan dulu, hingga merenggut nyawamu, itu, itu aku kan?"

Kuroo diam, gadis di hadapannya mengatakan yang sebenarnya.

Air mata (Name) perlahan mengalir, kakinya ia langkahkan untuk medekati Kuroo. Semakin lama langkahnya semakin cepat. Hingga ia berlari ketika Kuroo tersenyum dengan setetes air mata mengalir di kedua sudut matanya.

Gadis ini berlari memeluk sang pemuda yang telah berganti dengan cahaya.

Gadis ini menangis sejadi-jadinya. Dia meruntuku dirinya sendiri.

Seharusnya dia sadar jika pemuda itu adalah pemuda yang menyelamatkannya dulu.

Seharusnya ia sadar bahwa pemuda itu adalah cinta pertamanya.

Seharusnya dia yang mati, bukan pemuda ini.

Samar, namun gadis ini mendengar sesuatu sebelum Kuroo pergi. Sesuatu yang sedikit memberinya semangat.

"Jangan menangis, aku akan selalu disampingmu, sampai kapanpun.

Ah jangan menikah dengan Oikawa sialan itu, dia jelek, aku jauh lebih tampan darinya."





//Orange magic🍂Kuroo Tetsurou//






Bukan kah itu kisah lucu? Jika diingat, justru sekarang aku sudah menikah dengan orang yang dilarangnya untuk menikah denganku.

Ya, aku menikah dengan pria tampan yang bekerja sebagai seorang Dokter spesial organ dalam, Oikawa Tooru.

Ah, kami bahkan dikaruniai dua orang malaikat kecil yang tampan dan cantik.

Ah, aku hanya ingin bilang.

"Cinta sejati akan selalu bersamamu, sejauh apapun dia pergi, bahkan jika dia tak ada lagi di dunia, dia akan terus bersamamu. Selama kau masih mengingatnya."






















End

Jadi aneh banget nggak sih
Iya lah orang aku kehabisan ide.
Udah nggak paham mau gimana

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top