04

🎇

[Name] membuka matanya.

Setelah jatuh pingsan beberapa menit yang lalu [Name] akhirnya bangun.

Dengan kepala yang sedikit pusing [Name] mencoba duduk, sesaat ia termenung hingga akhirnya tersentak karena teringat sesuatu.

"Megurine-senpai!" Seru [Name].

Ia melihat kesekeliling namun tak menemukan apapun.

[Name] menelan ludahnya takut.

"Apa-apaan itu tadi... " Bisiknya.

Ini untuk pertama kalinya [Name] mengalami hal-hal horor macam ini,

Kecuali jika dikejar kecoa mode terbang itu bisa dikatakan horor.

[Name] hendak segera beranjak pergi sebelum ia menyadari kalau selama ini ia duduk dan terbaring di bawah sebuah matras.

Karena terlalu sibuk mencari keberadaan 'sosok' berparas mirip dengan seniornya [Name] tidak menyadari tempatnya berasa sekarang.

Sebuah pondok kecil.

"E-eh? Ini dimana?--"

"[Last Name]-san? Kau sudah bangun?"

[Name] terlonjak kaget dan melihat Rinto yang entah datang darimana sudah berada di depannya.

"B-B-BULEEE!" [Name] berteriak bahagia.

Spontan ia menerjang Rinto dan memeluknya erat.

"UWAAA M-MEGURINE-SENPAI! MEGURINE-SENPAI! DIA DIA BUKAN MANUSIA!!!" Adu [Name] sambil mengguncang Rinto ganas.

Rinto yang malu sekaligus kaget, gelagapan, tak tau harus melakukan apa.

"T-tunggu [Last Name] tenang lah!" Rinto mencoba menenangkan [Name].

"WAAAAA." Tapi [Name] masih histeris.

Krieet.

Seorang gadis pirang masuk ke pondok sambil membawa sepiring *dango dengan tampang tak berdosa.

"Rinto-kun, dango buat malam besok sudah siap. Apa kau ingin menco---"

Gadis itu terdiam ketika ia melihat [Name] dengan pandangan aneh.

".............."

"............."

"A-ah Lenka---"

"KEMBARANNYA RINTO!"

"AAAAAAAAAAAAAA!!!"

Setelah semua keributan itu,

[Name], Rinto, Lenka---gadis berambut pirang tadi---duduk melingkar.

Beredeham untuk meringankan situasi, Rinto mulai berbicara.

"Jadi... kau pasti bingung apa yang sedang terjadi di sini [Last Name]---"

"Sangat."

'Setidaknya biarkan aku berbicara dulu.' Rinto sweatdrop.

"Megurine-senpai yang kau lihat tadi itu.... itu bukan dia." Rinto menjelaskan.

"Bukan? Lalu apa?" [Name] memiringkan kepalanya bingung.

Rinto melirik Lenka. Nampak seperti meminta izin.

Dan Lenka hanya mengangguk.

"Roh."

[Name] melebarkan matanya.

"Jadi mereka benar-benar ada?"

Lenka merasa tersinggung tapi tak mengatakan apapun.

"Iya mereka ada, dan gadis pirang yang kau lihat ini bukan manusia."

[Name] menatap Lenka, "bukan... manusia?"

Itu menjelaskan kenapa ia mengenakan kimono warna putih**.

Rinto mengangguk dan menyomot salah satu dango di piring.

"Jadi kembaranmu bukan manusia?"

Rinto tersedak.

"APA---"

Rinto menggelengkan kepalanya cepat.

"L-Lenka dia bukan kembaranku." Sangkal Rinto.

"Lalu kenapa wajah kalian sangat mirip?" [Name] kembali bertanya.

"Itu karena roh tidak memiliki bentuk pasti dan roh-roh di sini punya kecenderungan lebih suka meniru manusia." Jelas Rinto.

[Name] ber-oh ria.

"Pertanyaan terakhir."

"Ya?"

[Name] menunjuk Lenka dengan wajah datar, "kenapa dia selalu berteriak dan berusaha lari dariku? Tindakannya membuatku merasa aku benar-benar jelek."

Rinto tertawa ringan dan menatap kearah Lenka yang menunduk malu.

"Dia belum terbiasa melihat manusia jadi wajar kalau dia takut padamu."

"D-dan untuk yang waktu itu... awalnya aku berusaha menakutimu agar kau tidak masuk wilayah kami lagi tapi... aku gagal dan malah aku yang takut padamu." Lenka menimpali.

Sekali lagi [Name] hanya ber-oh ria. Agak sulit sebenarnya untuk [Name] mencerna penjelasan Rinto tapi toh ya sudah lah,

Otaknya memang terlalu kecil itu memahami hal seperti itu.

"Ngomong-ngomong ini sudah sangat larut,"

[Name] menoleh dan mendapati Rinto tersenyum.

"Kuantarkan pulang yah."

Tbc

*Dango, kue khas jepang

** Memakai kimono putih di Jepang itu kurang normal (pengecualian yang buat kimono pernikahan), kayaknya

Lol.

Lagian biasanya hantu-hantu jepang kan pakai kimono putih :(

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top