Oon In Trouble || S a t u

Orang bilang, cinta pertama itu susah dilupakan. Sepahit apa pun kisahnya, rasanya akan tetap manis. Karena cinta pertama adalah awal dari segalanya.

Kak Melvin, dia adalah cinta pertamaku. Bahkan kurasa, dia akan menjadi cinta terakhirku. Dia itu cintaku selamanya. Tak akan pernah tergeser dari singgahsana di hatiku. Dia sangat spesial.

-----

09 Januari 2003

Ketika kakiku sudah menapak di lantai, segera aku berlari menuju dalam rumah. Senyum lebar kini sudah menghiasi bibirku. Aku sedang bahagia.

"On, jangan lari, nanti jatuh," seru Tante Zita di belakangku.

"Nggak jatuh, Nte," balasku tanpa mempedulikan Tante Zita.

Sekarang aku sedang berada di rumah Aunty Kina. Tadi Tante Zita dan Uncle Alvo mengajakku ke sini untuk menghadiri acara ulang tahun Keyla anaknya Aunty Kina. Hari ini Keyla sedang merayakan ulang tahunnya yang pertama. Dan aku yakin, Keyla pasti sangat senang. Karena setiap hari ulang tahun, pasti ada kue banyak dan es krim.

Kakiku masih berlari menuju halaman belakang rumah Aunty Kina. Aku yakin semua orang sedang berada di sana. Tak terkecuali orang yang sedang kucari-cari.

"Kak Melvin," panggilku ketika mendapati Kak Melvin tengah duduk di ayunan bersama dengan Danar, adiknya. Aku berlari menuju ke arahnya dengan semangat. Ia yang menyadari kehadiranku langsung menampakkan wajah terkejut yang sangat lucu. Kak Melvin memang sangat lucu.

"Kak Melvin," panggilku lagi sambil cekikikan. Senyumku semakin lebar ketika aku hampir sampai di tempat Kak Melvin duduk. Sedangkan Kak Melvin sendiri terlihat semakin tegang ketika jarak kami semakin menipis. Wajah Kak Melvin terlihat semakin lucu.

Buk.

Karena tergesa-gesa, tanpa sengaja aku tersandung sesuatu dan mengakibatkanku tersungkur jatuh ke tanah. Posisiku sekarang sudah tengkurap dan akiku terasa nyeri akibat terbentur tanah. Rasanya sakit.

"Oon, nggak apa-apa?" Kurasakan badanku terangkat dan detik berikutnya aku sudah berdiri di samping Uncle Alvo yang berjongkok dan membantuku berdiri. Uncle Al kini membersihkan kotoran pada rok yang kupakai.

"Oon jatuh, Uncle," ucapku menunjuk ke arah tanah di mana aku terjatuh.

"Udah, nggak apa-apa. Ada yang sakit nggak?"

Aku mengangkat rokku dan menunjukkan lututku yang terasa nyeri. Kini kulihat lututku mengeluarkan darah yang membuat Uncle Al panik sendiri.

"Kak Melvin, Oon jatuh," aduku kepada Kak Melvin yang masih duduk di ayunan dan memandangku tanpa berkata apa-apa. "Lutut Oon berdarah." Aku menunjuk lututku, memperlihatkan luka yang kudapat karena jatuh tadi.

"Ayok, ke dalam, Uncle obati." Uncle Al mencoba menggendongku namun aku menggeleng dan menolaknya.

"Nggak mau. Mau di sini sama Kak Melvin." Aku menunjuk Kak Melvin yang masih diam memandangku agak takut.

"Ya udah, di sini dulu kalau begitu ya. Uncle ambilin obat dulu. Jangan ke mana-mana."

Aku mengangguk menjawabi ucapan Uncle Al. Kemudian kulihat Uncle Al pergi meninggalkanku untuk mengambil obat.

Aku kembali memandang Kak Melvin yang masih diam. Bahkan ia tak bergerak sama sekali. Kak Melvin benar-benar lucu.

"Kak Melvin," panggilku yang tak dijawabinya. "Lutut Oon sakit."

Aku berjalan mendekat ke arahnya. Kini aku sudah berdiri tepat di sebelahnya. Kak Melvin hanya melirikku tajam. Ia masih diam dan tak bergerak sama sekali.

"Kak Melvin jadi patung?" tanyaku yang masih tak digubrisnya.

"Jadi patung?" Kudengar Danar menirukan ucapanku. Ia tertawa cekikikan.

"Danar, Oon mau duduk," kataku mendekat ke arah Danar yang duduk di ayunan bersebelahan dengan Kak Melvin. Danar menggeleng kemudian tertawa cekikikan.

"Oon kan sakit," ucapku lagi melihat ke arah lututku yang terluka. "Oon habis jatuh."

"Jatuh?" tanyanya yang membuatku mengangguk. Danar memandang lututku dengan ekspresi penasaran.

"Oon mau duduk di situ." Aku menunjuk ayunan yang di duduki Danar. Kulihat Danar menggelengkan kepala menolak permintaanku.

"Oon kan sakit." Aku kembali menunjuk lututku. Danar mengangguk menjawabi ucapanku.

"Oon boleh duduk situ ya?" tanyaku kepada Danar. Danar kembali menggelengkan kepala.

"Oon duduk situ aja." Danar menunjuk arah belakangku. Aku menoleh ke arah yang ditunjuk Danar tersebut. Sekarang, ayunan yang berada di sebelah Danar kosong. Kak Melvin yang semula duduk di sana sekarang sudah tidak ada.

Jadi Kak Melvin pergi dari ayunan itu agar aku bisa duduk di sana? Kak Melvin baik. Oon suka.

------------------

[10.01.2016]

Halo, yang katanya kangen sama Oon, nih kukasih Oon. Cerita ini bakalan pendek-pendek perpartnya. Nggak tahu juga bakalan berapa part. Tapi kayaknya nggak bakalan panjang.

Cerita ini terjadi sebelum Oon In Action tercipta ya. Jadi bisa dibilang prekuel, bukan sekuel yaaaaa.  Dan ceritanya juga banyakan mengenang masya lalu Oon sama Kak Melvin ketika mereka masih kecil. Semoga pada suka dan dapat mengobati rasa kangen kalian sama Oon. OIA sendiri masih baik-baik saja, doakan aja yang terbaik untuknya *tsahhh. Udah jangan ditanyakan lagi, nanti kalau ada kabar baik pasti kukaabarin wkkkwkkwkw

Oh ya, mohon untuk tidak mengulangi kesalahan yang dulu lagi ya, biar cerita ini nggak kutarik. Kalau suka silakan vote dan komen, nggak usah aneh-aneh kayak plagiat diganti cast apalah-apalah. Jangan diplagiat, ditulis ulang *sumpah ini nggak ada kerjaan banget*, dicopas, ditiru, diremake, dimodif, diapa pun yang menjurus ke hal-hal 'pencurian'.

Thanks for coming <3333








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: