Rokok
(1)
Kemarin pagi kau pamit pergi meninggalkan bungkusmu.
Kau pamit pergi ke kakus-kakus bau (baca: mulut-mulut bau).
Kau buang hajat dan buang angin di situ.
Kau mandi api pagi itu.
Kau rela mempersembahkan tubuhmu
yang kecil, langsing, dan putih,
kepada para masokis yang rela membakar diri.
Membakar uang, paru-paru dan kemaluannya sendiri.
Ah, tubuhmu adalah bidadari bagi para pendoa dan pendosa.
***
(2)
Kau berhasil menekan angka kelahiran
yang gagal dilakukan pil KB dan vasektomi.
Engkau pun turut serta memberantas kebodohan.
Sambil berpesta dengan sel kanker,
sambil menggandeng mesra sel darah,
Kau memberikan orang-orang bodoh
kematian yang indah.
Ah, cintamu adalah pramunikmat bagi para pelaknat dan penjilat.
***
(3)
Lanjutkan, Rokok.
Aku mendukungmu.
Kita mungkin tak saling mengenal.
Aku bukan mereka yang giat berkampanye anti dirimu.
Aku juga bukan mereka
yang senantiasa menghisap dan mencium pantatmu.
Tapi aku mendukungmu.
Lanjutkan perjuanganmu, Rokok.
Pergilah pergi, ke mana asap zaman membawamu pergi.
Sampaikan isyarat pada pepohonan dan gedung-gedung tinggi.
Sementara aku berada di sini, di jurang pemisah antara ego dan nurani,
Sambil menikmati sajian ironi dan kemunafikan yang tak kunjung berhenti.
Ah, napasmu adalah rosemary bagi napas busuk para pendusta dan pencaci.
(D.F. Rost, Januari 2016)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top