Part 11

28 Maret 2019 pukul 19:00, di Taman rumah Haruno.

Tepat hari ini, pukul 7 malam, acara pesta perayaan ulang tahun kecil-kecilan Sakura dimulai. Hanya teman dan beberapa kerabat dekat yang ia undang kemari, karena Sakura tidak ingin membuat pesta yang terlalu mewah. Toh, untuk apa berkurangnya umur malah dirayakan mewah-mewah?

Anggap saja pesta ini sebagai bentuk ungkapan rasa syukur Sakura karena masih diberikan kehidupan oleh Tuhan.

Sudah seharusnya Sakura bahagia akan datangnya hari ini. Semua orang yang Sakura undang antusias untuk hadir, apalagi kali ini Gaara datang.

Dan sekarang, pria yang akhir-akhir ini sedang mendekati Sakura itu berjalan mendekati Sakura dengan senyum berkharisma yang membuat takjub siapapun.

"Happy birthday, Sakura. Wish you all the best, semoga kau bahagia selalu. Dan ..." Tatapan Gaara kian melembut. "Semoga kau dipertemukan dengan pria yang terbaik untukmu."

Sakura mengulum senyum. "Terima kasih, Gaara. Semoga kau juga berjodoh dengan wanita yang baik."

"Kalau itu dirimu, bagaimana?" tanya Gaara.

"Maksudmu?" Sakura bertanya balik.

"Maksudku, kalau 'wanita yang baik' itu adalah kau, bagaimana?"

Sakura terdiam, ia tidak tahu harus menanggapi apa ucapan Gaara.

"Sebaiknya kau bergabung dengan yang lainnya, Gaara. Acaranya mau dimulai," ujar Sakura mengalihkan topik.

Gaara mengangguk. "Oke."

Kemudian Sakura memulai acara. Tidak ada tiup lilin, yang ada hanyalah pesta barbeque dan bakar-bakaran. Meski terdengar sederhana, tapi nyatanya hal itu jauh lebih menyenangkan dan membuat suasana makin akrab.

Di tengah-tengah acara, Sakura baru menyadari satu hal yang begitu mengganjal hatinya. Sasuke belum datang, padahal si Pecinta Soda itu selalu datang merayakan hari ulang tahun Sakura.

Kemudian Sakura mencoba untuk menghubungi Sasuke, tapi ponsel pria itu tidak aktif. Sakura berdecak sebal, bisa-bisanya Sasuke, yang menyandang status sebagai sahabat karibnya, tidak datang di hari istimewa ini?

Baru Sakura ingat hari di mana ia melanggar janji untuk menonton bersama dengan Sasuke. Sakura menghela napas, ternyata begini rasanya ketika seseorang yang spesial melanggar janji? Sakura pun dirundung rasa bersalah.

"Sakura," panggil Gaara yang kini sedang berdiri sambil memegang sebuah kue ulang tahun. "Tidak lengkap rasanya jika sebuah pesta ulang tahun tanpa adanya kue dan lilin. Make a wish, Sakura. Lalu tiup lilinnya."

Semua tamu undangan mengangguk setuju. Beberapa ada yang bersiul-siul menggoda Sakura dan Gaara.

Sakura tersenyum, kemudian memejamkan mata untuk berdo'a, dan setelah itu barulah dia meniup lilin.

"Sakura ..." Gaara meraih kedua tangan Sakura, dan itu membuat tamu yang hadir bertepuk tangan riuh.

"Woo! Tembak! tembak!"

"Mereka sangat cocok."

"Cium dia, Gaara!"

"Kukira Sakura berpacaran dengan Sasuke."

"Mana mungkin. Mereka kan sepasang sahabat."

"Tapi setahuku, kalau ada pria dan wanita yang sangat dekat, pasti ada salah satu dari mereka yang menyimpan rasa."

"Oh ya, ngomong-ngomong, di mana Sasuke? Aku tidak melihatnya di acara ini."

"Eh, iya. Di mana dia?"

"Sebelumnya aku tidak punya keberanian untuk mengatakan hal ini. Yang bisa kulakukan hanyalah mengajakmu jalan, membelikanmu barang-barang yang kau suka, dan menonton bioskop. Aku tahu itu klise, sehingga aku sadar, aku harus melakukan sesuatu agar tidak kehilanganmu." Gaara melanjutkan.

"..."

"Aku menyukaimu, Sakura."

"..."

"Maukah kau menjadi pacarku?"

"WOAH!" Tepuk tangan makin riuh. Sorak sorai yang meminta Sakura untuk menerima Gaara makin keras.

Jrenggg...

Suara petikan gitar membuat seluruh penghuni acara kebingungan. Mereka tidak menyangka Sakura mengundang penyanyi.

"Tapi aku tidak mengundang penyanyi," ujar Sakura menjawab seluruh pertanyaan yang di benak mereka.

Jrenggg...

Suara gitar itu lagi. Dan lambat laun, suara gitar itu membentuk sebuah alunan yang sangat akrab di telinga Sakura.

Kau dan aku.
Kenapa harus kita?
Tidakkah kau bingung? Kenapa harus kita?

Sasuke berjalan memasuki taman sambil bernyanyi, membuat semua orang terdiam tanpa kata.

Apa yang kau anggap tentangku selama ini?
Atau hanya diriku yang menganggap lebih?
Coba katakan padaku agar semua jelas.
Apakah hanya aku yang merasakannya?

Dan sampailah Sasuke tepat di hadapan Sakura. Semua mata tertuju pada mereka, dan eksistensi Gaara langsung terabaikan.

Coba katakan padaku agar semua jelas.
Apakah hanya aku yang merasakannya?

"Sakura, aku mencintaimu. Maaf aku baru bisa mengatakannya sekarang," ujar si Maniak Soda dengan senyum tipis namun mematikan itu.

"Wah, ini di luar dugaan. Kita harus update di instastory!"

"Ayo kita foto. Siapa tahu LambeKampus akan mempostingnya."

Sakura menatap Sasuke tidak percaya, seolah-olah yang baru ia dengar hanyalah mimpi.

"Sasuke, kau serius?"

Sasuke mengangguk. "Belum pernah sekalipun di hidupku aku seserius ini. Kecuali saat aku kehabisan soda dan saat menyatakan perasaanku padamu."

"A-aku--"

"Jangan dijawab sekarang. Aku belun siap mendengarnya." Sasuke terkekeh geli. "Siapa tahu kau menolakku, nanti aku tidak bisa tidur nyenyak."

"..."

"Baik aku atau Gaara, siapapun pilihanmu akan kuhormati. Gaara juga pria yang baik, mungkin lebih baik dariku malah. Tapi kuharap, setelah ini hubungan kita tetap baik-baik saja, karena aku tidak mau kau menjauh dariku."

Sakura tersenyum. "Kita akan baik-baik saja."

"Kutunggu jawabanmu besok, Sakura."

"Tunggu sebentar." Sakura berlari kecil memasuki rumah. Tak sampai lima menit, ia pun kembali dengan membawa sebuah diary. "Bawa ini dan bacalah nanti."

Sasuke menatap diary itu kebingungan. "Apa ini?"

"Kau akan tahu nanti," jawab Sakura sambil tersenyum misterius.

"Oke." Sasuke menerima diary itu masih dengan ekspresi bingung.

"Gaara, terima kasih karena sudah menyukaiku dan memberiku perhatian yang luar biasa. Siapa sih, yang tidak suka diperhatikan oleh seorang Sabaku Gaara yang keren itu?"

Gaara hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Dan Sasuke ... aku benar-benar tidak menyangka kalau kau menyukaiku, bahkan mencintaiku. Maaf kalau aku tidak peka dengan sikapmu dan malah mengira kau akan menjadikanku 'Matsuri Kedua'."

Sasuke mendengus geli dan tidak membalas ucapan Sakura.

"Untuk jawabanku ... kalian akan mendapatkannya besok."

• • •

Sorry karena aku telat update chapter ini. Beberapa hari yang lalu aku bener-bener gak bisa fokus ke wattpad karena mendapat tugas untuk mewakili kampus dalam sebuah kegiatan.

Special untuk chapter ini karena jumlah words-nya lebih banyak dibanding chapter lainnya🎉

I hope you enjoy this fic!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top