Shergov-Kerajaan Yang Diperebutkan [Sazy]

Kata/tema : Kerajaan

Shergov, sebuah kerajaan yang dikenal sangat damai. Dahulu Shergov merupakan tempat berkumpul semua bandit-bandit di dunia. Namun semenjak putri Jia beranjak dewasa, tempat itu perlahan berubah.

***

Jia sedang melakukan inspeksi di sekitar pasar kerajaan. Ia menggunakan sebuah kain sebagai penutup wajahnya dan tidak lupa ia menggunakan pakaian laki-laki biasa kali ini.

Saat Jia sedang berkeliling, tiba-tiba ada banyak gerombolan pasukan datang menghampirinya. Suara kaki kuda bergumam riuh di pasar itu.

"Jia, Yang Mulia memanggil mu," ucap Xavier, Wakil Kepala Divisi Keamanan.

"Sial, Xavier kau mengganggu rencanaku," keluh Jia dengan tangan yang menarik paksa kain yang menutupi wajahnya.

Orang-orang di pasar itu terkejut pasalnya mereka tak tahu jika Putri Kerajaan mereka sedang berada di situ. Jika mereka mengetahuinya, mereka akan berperilaku baik agar kedok mereka tak diketahui.

"Kau, datang ke Kerajaan nanti dan jelaskan semuanya padaku apa yang kau lakukan kepada Ibu itu," ucap Jia menunjuk seorang pedagang muda di sudut pasar.

Jia pun menaiki kudanya dan segera pergi dari pasar itu. Sesampainya di Kerajaan, Jia segera menghampiri Ayahnya, yang tak lain adalah Raja dari Shergov.

"Ada apa Ayah?" ucap Jia menghampiri ayahnya.

"Kau ingat dengan Gala?" tanya Ayah Jia.

"Ck, dia mau apa lagi sih Ayah? Perang lagi? Kerajaan kita udah aman, emangnya apa yang kita dapatkan dari dia? Gaada kan," seru Jia yang tersulut emosi.

Jia pun meninggalkan ruangan itu dan segera pergi ke kamarnya. Saat ia membuka kamarnya, ia terkejut dengan seseorang di hadapannya. Gala.

"Hai Jia senang bertemu lagi," sapa Gala.

"Apa lagi yang kau mau Gala? Cepat keluar dari kamarku," usir Jia.

"Oh santai Jia, kita baru bertemu lagi. Sebenarnya bukan aku yang menginginkan ini tapi... " ucapan Gala terputus tatkala Xavier membuka pintu kamar Jia dengan keras.

Xavier menarik paksa tangan Jia dan segera berlari meninggalkan kamarnya. Gala yang melihat kejadian itu hanya tersenyum miring menyaksikannya. "Oh, dia sudah mulai ternyata,"

Jia yang bingung pun memberhentikan langkahnya.

"Apa sih Xavier? Ada apa lagi?" tanya Jia kebingungan.

"Benteng utara diserang Jia!!!" seru Xavier yang panik.

"Sial, siapkan Rudo cepat, aku akan pergi dengannya," ucap Jia dan segera berlari keluar istana menuju lapangan Kerajaan yang di sana sudah ada beberapa pasukan dengan tunggangannya masing-masing.

Sesampainya Jia di lapangan, ia segera menaiki Rudo, si Naga kesayangan Jia. Dari atas, Jia dengan leluasa melihat benteng Kerajaannya di serang dan ia tahu siapa yang melakukan ini. Lelaki itu bersembunyi dengan sangat rapi tapi ia tak mengenal Jia, si teliti.

Suara gemuruh Naga yang turun ke tanah terdengar sangat ramai. Pasukan yang menyerang benteng itu segera berlari ke sana kemari saat Jia telah turun dari Naganya.

"Sialan kau Gala," dengus Jia kesal.

Ia segera pergi untuk melihat siapa pasukannya yang terluka. Setelah itu ia kembali ke Kerajaannya.

Ia menemui Gala yang sedang duduk di dekat jendela kamar Jia.

"Gala, kau kan yang melakukan itu?" tanya Jia.

"Oh jangan bodoh Jia, aku tidak mau merusak Kerajaan ini. Dia hanya orang yang berambisi tentangmu dan yah, dia membantuku," ucap Gala sambil membalikkan tubuhnya dan menghadap Jia.

"Apa yang kau inginkan lagi sebenarnya Gala?" ucap Jia tersenyum sinis.

"Mudah saja, aku menginginkan Kerajaan Shergov bagian barat," jawab Gala tegas.

"Haha Gala Gala kau jangan mimpi, tunggangan kami yang hanya ada di Shergov saja kami tidak memberikan padamu apalagi Kerajaan kami walaupun hanya sebagian," ucap Jia dengan tawa mendominasinya.

"Apa kau sudah dengar tentang kakakmu?" tanya Gala kembali sambil meluruskan punggungnya di kursi yang ia duduki.

"Zean? Ya aku sudah dengar, kau menawannya kan? Apa kau tidak ingat kalimat terakhir yang ia ucapkan saat kita terakhir bertemu," ucap Jia tenang.

"Ia rela mati demi Shergov Gala," lanjut Jia.

"Terserah dia mau mati di tanganmu atau siapapun itu aku tidak peduli. Setidaknya dia sudah berjanji sesuatu kepadaku, " ucap Jia serius memandangi Gala dan berjalan menuju pintu kamarnya.

Namun sebelum ia membuka pintu itu ia berhenti lalu berbalik badan ke arah Gala.

"Oh ya Gala, jangan lupa tentang Kerajaan kecil-mu. Jika aku mengambil alih Kerajaan itu kau tidak akan mencampurinya lagi karena ingat, kita tak pernah bekerjasama Gala. Dan juga jika kau lama berpikir aku akan menghancurkan Kerajaan itu sesegera mungkin," ucap Jia tersenyum dan meninggalkan kamarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top