Alluera [Cia]
...
Kata/tema : Kehilangan
Seorang gadis mengeratkan mantel cokelatnya sambil menatap kosong kota kecil di hadapannya. Ia duduk di pinggir tebing tidak peduli bagaimana angin malam yang dingin menerpa tubuhnya. Mantel yang ia kenakan tak begitu tebal untuk menghalangi angin yang lewat, tapi setidaknya cukup membuatnya tidak gemetaran.
Alluera, seorang gadis berambut hitam pekat yang diikatnya dengan sebuah tali cokelat sebagai aksesoris di kepalanya juga poni samping yang membuatnya terlihat menawan. Memiliki mata biru laut yang indah, hidung yang ideal juga bibir tipis yang membuat senyumannya menjadi sangat manis.
Entah sudah berapa lama ia duduk di sana, air matanya yang sedari tadi mengalir kini sudah berhenti seakan air matanya sudah kering dan habis.
"Maafkan aku, Alaska ..." gumannya pelan dengan menundukkan kepalanya.
Di tangannya memegang sebuah kalung segitiga yang berukir nama 'Alaska'. Ia menakupkan kalung itu ke dada nya dan sesekali menatap langit yang berwarna-warni, kemunculan aurora pada malam hari selalu menjadi kesukaan Alleura dengan anjing serigalanya yang bernama, 'Alaska'.
Alleura mengepalkan tangannya dan menatap gunung di seberang sana, mata biru Alleura berubah menjadi merah. Ia berdiri lalu menyimpan kalung itu di sakunya. Alluera masih ingat dengan jelas bagaimana suku pedalaman di gunung itu membunuh peliharaannya.
Perang antar kedua suku yang terjadi di tempat ia tinggal sudah berlangsung begitu lama. Sampai akhirnya, semua penduduk diungsikan ke gunung Anoi begitu juga dengan Alleura. Mereka hidup baik-baik saja di sana. Tanpa diganggu lagi oleh suka Anya yang tinggal di gunung Rokhit. Tapi, amarah Alleura memuncak saat suku Anya membunuh ayah juga abangnya yang merupakan kepala suku Madae. Alleura yang kini sendiri terpaksa mengamankan penduduknya dibantu oleh para penasihat kepercayaan keluarganya.
Setiap hari, Alleura belajar meningkatkan skill bertarungnya, mulai dari pedang, panah bahkan menyusun strategi. Alleura sendiri yakin bahwa suku Anya tidak akan membiarkan keturunan terutama dirinya tetap hidup.
Permasalahannya yang Alleura sendiri yakini bahwa itu semua terjadi karena kesalahpahaman. Alluera sudah berusaha dan mencoba berbagai cara agar mereka mau mendengarkan dirinya dan mengakhiri semua kekeliuran ini. Kepala suku Anya sudah sepakat untuk tidak mengusik ketentraman mereka. Tapi, saat Alluera beserta peliharaannya hendak pulang dari pertemuan itu di tengah perjalanan mereka dikepung oleh pasukan suku Anya dan menyerang Alleura.
Alluera yang tidak membawa pasukan terpaksa harus melawan sendirian. Alaska yang mengetahui itu, berlari dengan cepat menuju kota mereka mencari bantuan. Namun, Alaska yang sudah memiliki keterikatan yang kuat dengan Alluera dan merasakan bahwa Alluera dalam bahaya.
Ia melihat saat Alluera sedang menyerang tiga orang di depannya seseorang dari belakang hendak menusuk Alluera dengan pedangnya. Segera, Alaska yang melihat itu segera menggonggong dan berlari melindungi Alluera. Dalam hitungan detik, pedang perak itu menusuk tubuh Alaska dan darah mencurat ke mana-mana.
Alluera yang kaget dan segera berbalik melihat Alaska yang bersimbah darah, tak kuasa menahan rasa sedih juga marahnya. Mata birunya berubah menjadi merah, lalu berteriak. Mereka yang mendengar teriakannya seketika menutup telinganya, karena sangat menyakitkan telinga hingga telinga mereka berdarah.
Alluera yang memiliki kekuatan Madaewa, seorang dewi legenda yang terkenal di sukunya menurunkan kekuatannya kepada orang-orang yang terpilih. Alluera beserta keluarganya tidak tahu jika Alluera adalah keturunan Madaewa.
Saat matanya berubah menjadi merah, semua orang di hadapannya akan mati karena ia akan membunuhnya dengan sangat brutal. Saat ia sudah merasa tenang dan sadar, mata merahnya kembali menjadi biru dan badan Alluera melemah.
Alluera melihat sekitarnya, semua orang yang menyerangnya sudah tak bernapas begitu juga dengan Alaska. Alluera menangis sambil memeluk tubuh besar Alaska. Dengan tatapan kosong, ia membawa tubuh Alaska ke tempat yang jauh dan menguburkannya.
"Maaf."
Kata itu yang selalu diucapkan Alluera saat membawa tubuh Alaska. Alluera masih ingat dengan sangat detail kejadian malam itu. Tiba-tiba, seseorang muncul di belakang Alluera dan menepuk pundaknya. Mata merah Alluera berubah kembali menjadi biru. Lalu, ia membalikkan badannya dan melihat seorang dengan pakaian serba putih kekuning-kuningan dengan mahkota di atas kepalanya yang dibaluti rambut pirang emas.
"Siapa kamu?"
Wanita itu tersenyum, "ikut aku untuk mengendalikan kekuatanmu." Wanita itu mengulurkan tangannya.
Seakan terhipnotis, Alluera menerima uluran tangannya dan menghilang bersama dengan wanita itu.
"Aku akan kembali dan kalian harus membayar semua perbuatan kalian."
...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top