Second Romance|| Boboiboy Halilintar
walau waktu sudah berlalu
...
"sudah lama ya tidak kembali ke sini..." Ucap wanita itu.
Kacamata hitam yang dia pakai tampak menutupi manik indah matanya, masker hitam dan topi hitam juga turut ambil membuat wajahnya tak terlihat jelas. Kemeja putih polos, dan kardigan hitam dengan celana hitam menambah kesan dingin pada wanita itu.
Dia menatap sungai yang mengalir di balik bebatuan di luar sana, dia menatap nya dari balik jendela mobil. Matanya menatap dalam seolah sedang mengingat-ingat kenangan lampau, tak lama senyum tipis dia tunjukan sambil bergumam pelan.
"Ah...apa dia masih sama?" Gumamnya pelan.
Tepukan di pundaknya menyadarkannya dari lamunan. Wanita bernama lengkap (Nama lengkapmu) itu menoleh dan melihat seorang pemuda yang menatapnya lembut, pemuda itu mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil.
"Ayo keluar (name), yang lain pasti sudah menunggu." Ucap pemuda itu sambil keluar dari mobil.
(Name) ikut keluar dari mobil dan memandang ke atas, langit cerah dan juga burung-burung yang terbang di langit terlihat sangat indah. Suara gemericik air sungai juga suara lembut angin yang menjatuhkan daun-daun dari pohon menambah kesan di desa, Wanita itu menoleh dan melihat pemuda dengan netra biru tua yang sedang menelepon seseorang.
Pemuda yang sekarang memiliki status tunangan (name).
(Name) berjalan mendekati tunangannya yang sedang menelepon seseorang. (Name) menepuk pelan pundaknya membuat Taufan tunangan wanita itu menoleh.
"Ah, sebentar (name), aku sedang menanyakan tempatnya." Jelas pemuda itu.
(Name) mengangguk tanda mengerti dan melihat-lihat sekitarnya. Sekarang mobilnya sedang di parkirkan di area parkir yang dekat dengan sungai, di sisinya juga ada 3 mobil dan 4 motor yang terparkir. Tepat di depan kendaraan-kendaraan yang sedang di parkirkan itu terlihat tangga yang terlihat sudah tua karena warnanya yang sudah banyak pudar.
Banyak pohon di sekitaran mereka, ini wajar karena mereka sedang menuju sebuah desa yang berada di sekitaran hutan.
"(Name) ayo, katanya mereka sudah berkumpul." Ucapan Taupan menyadarkan (name) dari lamunannya, wanita itu menoleh dan berjalan mendekat.
"Iya, ayo."
*****
Netra teduh milik (name) menatap lembut ke depan, masker hitam yang dia pakai sedikit di turunkan dan menampakan senyuman tipisnya.
Rambutnya yang di kucir kuda sedikit terbawa angin yang berhembus lembut. (Name), wanita itu menatap ke arah depannya yang menampakan seorang pemuda yang tengah mengobrol dengan teman-teman lamanya. Dia melihat wajah pemuda itu yang tampak datar dan tersenyum tipis, melihat itu (name) tanpa sadar tersenyum tipis.
'masih tidak berubah'
Taupan yang melihat ekspresi (name) memalingkan wajahnya, dia sedikit tersenyum nanar. Perlahan tangan Taupan menautkan tangannya dengan tangan (name) membuat wanita itu menoleh.
"Ayo"
Mereka berdua berjalan bersama dan masuk ke sebuah cafe kecil, di dalamnya ada banyak orang. Di sebuah meja panjang terlihat sekumpulan orang-orang yang mengobrol dengan riang, itu adalah reunian angkatan mereka.
"Yo! Taupan! (Name)! Cie yang udah jadi idol! Sini ngumpul!" Sorak salah seorang di sana.
Semua orang yang sedang duduk di sana ikut menoleh dan melihat Taupan dan (name) yang berjalan mendekat.
Beberapa dari mereka tampak mengajak (name) dan Taufan ikut masuk ke dalam obrolan mereka sambil menunggu makanan. (Name) tampak senang mengobrol dengan teman lamanya sambil sesekali melirik seorang pemuda yang tengah mengobrol dengan laki-laki lainnya. Taufan juga tampak ikut mengobrol dengan pemuda itu.
"Hey semua! Dengarkan sebentar apa yang akan di ucapkan oleh orang ter-cool seangkatan kita ini!" Sorak seorang pemuda sambil merangkul pemuda dengan manik merah yang dari tadi diam-diam (name) tatap itu.
Sontak semua langsung menoleh dan menatap pemuda yang berteriak cukup keras itu.
"Apaan tuh?"
"Kamu nanyea?"
"Wih! Apaan tuh bang gledek?"
"Gue mau nikah." Ucap pemuda dengan manik merah itu, dia menggeser kan sebuah kartu undangan dengan nama 'Halilintar' dan seorang wanita di sana.
(Name) membeku melihat itu, sorak-sorai teman-teman yang berisik tak terdengar lagi jelas di telinga (name). Taufan yang duduk di sebelah (name) menatap wanita itu nanar, diam-diam tangannya menggenggam lembut tangan (name) dan tersenyum kecil.
(Name) menunduk dan melihat tangannya yang di genggam oleh tangan Taufan. Dia berbisik pelan "thanks."
"Wuoh!!! Ternyata kulkas berjalan ini bisa luluh pemirsa!!"
"Waahh!! Selamat Halilintar!!"
"Cie yang mau nikah!! Traktir dong!!"
Halilintar sedikit mengomel karena temannya yang merangkulnya dari samping dan berteriak semangat, walau begitu diam-diam Halilintar tersenyum kecil karena merasakan suasana ini.
Taufan menggenggam tangan (name) lembut, dia menatap ke arah lain seolah-olah dia tak tau apa-apa. Genggaman tangan mereka terhalangi oleh meja, tak lama Taufan berdiri dan mengumumkan sesuatu yang menambah teriakan teman-teman mereka.
"Semuanya! Aku akan menikah dengan (name)!!"
"Wuoooh!!!! Ada dua pasangan yang akan menikah di sini!!"
"Eh!! Taupan! Kau melangkahi ku!!"
"Kyaa!! Selamat (name)!!"
(Name) tersenyum tipis menanggapi Reaksi teman-temannya, dia menatap Halilintar yang ikut menatapnya.
"Selamat (name)." Ucap Halilintar.
(Name) tersenyum tipis, dia sadar. Bahwa dia tak bisa lebih dari ini, walau dia tak bisa mendapatkan cinta pertamanya setidaknya cinta keduanya membuatnya nyaman. (Name) tersenyum lebar, dia menatap Halilintar' pemuda yang berhasil merebut cinta pertama (name) yang sudah bertepuk sebelah tangan selama beberapa tahun.
"Selamat juga, Halilintar."
...dan perasaan ku ternyata masih ada
Plot: (name) sudah lama menyukai halilintar, bahkan sejak masa sekolah. Namun sampai lulus dia tidak pernah mengungkapkan rasa sukanya kepada Halilintar, karena itu dia memilih merantau ke kota dan mencoba melanjutkan cita-citanya yang ingin menjadi idol sambil melupakan Halilintar. (Name), sadar bahwa perasaannya tak akan di balas oleh Halilintar dan memutuskan memilih bahagia bersama cinta keduanya (taupan)
Ide cerita: lagu seventeen JKT48
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top