Protagonis|| Boboiboy Taufan
ternyata peranmu...
Wajahnya tak tampak mencolok, sifatnya juga sangat tertutup. Dia mudah tertutupi kerumunan orang-orang dan tak pernah terlihat mencolok.
Rambutnya yang selalu di kucir kuda dan memakai kacamata hitam membuatnya tak terlihat terlalu mencolok, wajahnya yang selalu menunjukkan ekspresi tenang dan senyuman tipis yang selalu dia tunjukan membuatnya terlihat seperti gadis normal pada umumnya.
Dan gadis itu sekarang sedang di tatap dari kejauhan oleh pemuda dengan manik biru tua.
Namanya Taufan. Seorang pemuda dengan aura main charakter sekali, bukan tanpa alasan dia di sebut seperti itu tapi karena sifatnya banyak orang yang setuju. Ramah senyum dan mudah bergaul, selalu ceria dan bisa membuka topik pembicaraan tampilannya yang selalu mencolok juga sifatnya yang menarik membuatnya banyak di kagumi oleh sejumlah kaum hawa.
Namun, sampai saat ini Taufan tak pernah menerima tawaran untuk berpacaran yang sering di terimanya. Sebelum pemuda itu tertarik pada seorang gadis.
"Hari ini dia menyendiri lagi? Apa dia tidak bosan?" Gumam Taufan pelan.
Pemuda itu sekarang sedang mengintip (Name) dari balik jendela, (name) tampak sedang duduk sendirian di dalam kelas. Gadis itu tampak sedang mencorat-coret sesuatu di balik buku tulisnya, Taufan tak dapat melihat jelas tapi dia yakin kalau (name) tersenyum tipis.
"Wah...dia sangat cantik saat tersenyum." Jujur Taufan.
"Akh! Kenapa orang-orang sudah masuk sih? Kan aku tidak bisa memperhatikannya lebih lama." Gumam Taufan, pemuda itu kabur setelah melihat orang-orang masuk ke kelas (name).
Bukan tanpa alasan Taufan memperhatikan (name), Taufan tertarik dengan (name). Taufan dan (name) sangat bertolak belakang, Taufan yang Main charakter dan (name) yang seorang figuran membuat Taufan tertarik dengan karakter (name).
Ketika orang lain tertawa bersama, gadis itu memilih tertawa diam-diam. Ketika yang lain berpacaran dan berkencan, (name) nampak tak tertarik dengan hal itu. Taufan penasaran, dia ingin melihat ekspresi (name) yang lain.
Apa dia cuma bisa berekspresi datar?
Kapan dia akan tersenyum lebar?
Kenapa dia selalu sendirian?
Apa dia mau berteman denganku?
Banyak pertanyaan yang selalu muncul di pikiran Taufan. Yang dia ketahui pasti, Taufan ingin berteman dengan gadis itu.
*****
"Hey! Namaku Taufan! Siapa namamu?"
Taufan tersenyum lebar sambil menatap (name), dia sekarang sedang duduk di bangku taman sekolah tepat di sisi (name). Gadis itu menatap Taufan seolah bertanya kenapa dia tiba-tiba mengajak berkenalan.
"Ah...aku ingin berteman denganmu! Bisakah kita berkenalan?" Jelas dan tanya Taufan.
(Name) tampak memperhatikan Taufan sejenak, tak lama dia menunduk dan menuliskan sesuatu di buku catatan yang sedang dia pegang. Taufan mengerjapkan kedua matanya bingung, dia langsung kaku seketika.
'aku di abaikan?'
Taufan mengerjapkan kedua matanya ketika (name) mengangkat buku catatannya yang berisi tulisan.
hallo, namaku (name)
aku bisu, maaf membuatmu bingung
Taufan yang membaca itu menatap (name) iba, dia jadi merasa bersalah. "A-ah...maaf, aku tidak tahu." Ucapnya sambil memegang tengkuknya.
(Name) mengangguk lalu menuliskan sesuatu lagi di bukunya.
tidak apa-apa, aku sudah terbiasa
kau bisa bersikap biasa saja padaku
"Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku! Namaku Taufan! Anak klub skateboard, kau tau?" Tanyanya sambil tersenyum.
(Name) mengangguk, dia tersenyum kecil dan menuliskan kata-kata yang ingin dia ucapkan di bukunya lagi.
aku tau, katanya klub itu banyak anak-anak keren
"Haha! Itu benar!! Menurutku juga klub skateboard keren! Kalau kamu (name)? Kamu ikut klub apa?" Balas Taufan, dia menatap (name) antusias seolah menanti jawaban yang akan di sebutkan gadis itu.
aku ikut klub menggambar
"Waah!! Pasti gambarmu bagus kan?" Seru Taufan antusias.
Tanpa sadar, mereka mulai terlarut dalam obrolan mereka sampai bel masuk kelas berbunyi.
*****
Lambat laun mereka semakin dekat, (name) mulai terbiasa dengan tingkat Taufan yang kadang di luar nalar. Taufan juga sudah kebal dengan (name) yang sering memberi jawaban singkat. Intinya mereka semakin dekat.
Hubungan mereka adalah teman. Tidak lebih dan tidak kurang.
Itu yang (name) ketahui, entah dengan Taufan. Pemuda itu semakin tertarik dengan (name), setelah mengenal lebih jauh (name) memiliki banyak sisi unik. Banyak hal yang dia temukan dari (name) dan membuatnya semakin kagum kepada (name).
Seperti sekarang, Taufan sedang memperhatikan (name) yang sedang menulis. Mereka ada di bangku taman sekolah, dia menatap (name) yang tampak fokus dengan pekerjaannya. Alasan (name) bisu karena pita suaranya terbakar oleh racun, (name) pernah bercerita kepada Taufan bahwa dia pernah hampir mati karena tak sengaja menelan racun. Untung saja dia selamat walau akhirnya dia menjadi tak bisa berbicara, dan karena alasan itu juga (name) memilik menjadi anak pendiam.
Taufan bertopang dagu sambil memperhatikan gadis di depannya, wajahnya menatap (name) dengan tatapan teduh.
"(Name) jika aku mencintaimu, apa jawabanmu?" Tanya Taufan.
(Name) berhenti menulis, dia terdiam. Tak lama dia mengangkat pandangannya, lalu menuliskan sesuatu di buku catatannya.
maaf, kamu adalah main charakter di ceritaku. Tapi aku hanya figuran di ceritamu
Taufan akan selalu mengingatnya, Ekspresi (name) saat dia menyatakan perasaannya secara tida langsung. Ekspresinya terlihat teduh dengan senyum tipis...
"Ahaha! Seperti biasa jawabanmu sangat lucu (name)!"
...dan Taufan lagi-lagi mengelak penolakan (name) dengan sebuah candaan.
...ingin menjadi figuran di ceritaku
Plot: (name) menyukai Taufan, namun dia merasa bahwa perasaan Taufan padanya adalah sebatas rasa penasaran dan akhirnya menyembunyikan perasaan (name) sendiri. Taufan menyukai (name), tapi dengan (name) yang terus memasang tembok membuatnya takut hubungan mereka yang merupakan teman baik akan rusak. Karena itu dia ikut menyembunyikan perasaannya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top