Mama,Aku Ingin Pulang!


Boboiboy dan kawan-kawan milik Animosta Studio,Saya hanya meminjam beberapa karakternya.

Warning⚠️

-Karakter mungkin ada yang OOC
-Bahasa tidak baku
-Banyak typo

Selamat membaca🔥

====

"Berilah aku sesosok malaikat, dia yang bisa menemani ku apa adanya, dia yang selalu ada di sampingku dalam kondisi apapun."

~oOo~


Angin malam berhembus. Menerpa tubuh kecil gadis yang meringkuk kedinginan. Sorotan matanya kosong, tidak ada kehangatan yang terpancar. Kemana perginya kebahagiaan kemarin?

Dia berdiri, kemudian melanjutkan jalan. Tidak ada lagi tujuan hidupnya, entah kemana dia akan berpulang. Wajah cantik nan kusut itu tidak berekspresi apa apa. Dia ... lelah, bolehkah ia beristirahat untuk bertemu dengan orang-orang yang ia sayangi?

"Tuhan ... Apa sih salah ku? Kenapa aku berakhir dengan kesendirian? Tanpa kasih sayang,"gumaman kecil dari mulut gadis itu.

Kaki yang polos tanpa alas terus melangkah tanpa tujuan. Kerikil kecil menusuk telapak kakinya, kulitnya sedikit terluka. Dia tak mengacuhkan dengan keadaannya. Pikirannya kalut.

"Mama ... Lagi apa,ya? Apa Mama ingat sama,Yaya?"

Tidak ada jawaban, yang ada hanya hembusan angin malam yang dingin. Gadis itu bernama Yaya Putri.

Hari ini, hari ketiga kematian Mamanya. Dan, Papanya sudah pergi sejak ia kecil. Kenapa Tuhan mengambil kebahagiaannya? Ah ... Atau dia tak layak bahagia?

Tangan mungil itu menyentuh pembatas jalan, menatap indah air yang mengalir.

"Tidak adalagi sapaan, tidak adalagi pelukan, tidak adalagi tawa, Mama ... Papa...."

Kemudian,dia tertawa kosong. Menertawakan nasibnya sendiri. Satu per satu orang yang ia sayangi mulai pergi meninggalkannya. Tuhan ... Jika ini mimpi, tolong bangunkan dia.

"Baru kemarin mama bilang, Aya,nanti kita jalan jalan bareng ya. Kemanapun tempat yang Aya pengin kunjungi. Tapi ... Mama malah pergi dulu,ya. Kenapa nggak sekalian ngajak Aya pergi?"

"Bahkan, aku masih bisa melihat bayangan Mama. Saat Mama tersenyum, Mama yang menyambut kepulangan aku dari sekolah, Mama yang memasakkan aku sarapan, Mama yang selalu mencium aku penuh sayang, hiks ... hiks... A-Aya rindu Mama...."

Angin yang kembali berhembus, seolah membuka lembaran lama. Kenangan manis dengan Mamanya. Dia tidak tau tentang kasih sayang Seorang Ayah, papanya sudah 'pergi' sejak ia masih berumur 3 tahun, itu kata mamanya.

"Papa ... A-Aya hiks ... hiks ... ka-kangen papa, hiks...."

Aku ingin bertanya, apa sih definisi 'bahagia' menurut kalian? Apa bahagia itu hanya sekedar tersenyum dan tertawa? Apa bahagia itu jika, tidak ada kata tangis?

Yaya menghapus air matanya, dia berlanjut jalan. Sudah malam,dia harus segera pulang. Tetapi,untuk apa ia pulang? Jika,tidak ada yang menyambutnya? Tidak ada peduli lagi dengannya? Sekali lagi,untuk apa?

****

Mulai sekarang, Yaya harus terbiasa dengan hidupnya yang serba sendiri. Memangnya, siapa yang akan peduli dengan dirinya?

Teman? Mereka datang di saat butuh. Yaya benci kata 'teman'.

Sahabat? Apa lagi itu? Tidak ada kata 'sahabat' dalam hidup Yaya.Mereka adalah 'penghianat' yang memaki topeng kebaikan.

Atau,pacar? Ah ... Yaya juga sudah bosan dengan masalah percintaan. Di umurnya yang memasuki 16 tahun,dia belum pernah merasakan apa itu pacaran. Dia tidak pernah beruntung dalam hal percintaan. Dia yang selalu tersakiti.

Karena itulah, dia kehilangan kepercayaan kepada orang lain. Mereka yang membuat luka batin di hatinya. Mereka pula yang menyalahkan dia. Aku ingin bertanya, apakah semua manusia seperti itu? Apa semua manusia akan bersikap seperti itu padanya?

Dia selalu menumpahkan keluh kesah pada mamanya,satu satunya orang yang dia percaya. Sang Pahlawan dalam hidupnya. Namun, Sang Pahlawan itu telah berpulang. Tuhan ... Bolehkah jika ia meminta untuk bertemu Mamanya?

"Woy!Yaya!"

Gadis berwajah datar itu menengok ke belakang. Dia berkata, "Ada apa?"

"Kasihan sekali ya hidup,Lo. Jadi,anak yatim-piatu."

Satu kelas menertawaka dirinya. Tidak adakah kata dukacita untuknya? Minimal,pakailah topeng,seperti kalian yang berpura-pura baik untuk mendapatkan jawaban ketika ujian. Kejam. Mereka semua kejam, tidak berperasaan.

Sebenarnya, Yaya tidak kuat jika, terus berada di lingkungan yang seperti itu. Bisa-bisa dia stres atau bahkan depresi.

Mungkin bagi mereka itu cuma ucapan tak berbobot, tetapi lain lagi dengan Yaya, kondisinya saat ini membutuhkan semangat bukan kalimat menjatuhkan. Banyak loh kasus bunuh diri hanya karena ucapan. Jangan bilang mereka 'baperan', coba koreksi diri, apa kalian berperasaan? Kenapa tega berbicara seperti itu? Tidak adakah rasa empati? Kemana perginya rasa kemanusiaan? Jangan menghujat, mem-bully, merendahkan, atau melakukan hal yang tak baik pada orang lain. Semua mempunyai hak-nya.

'Ya Allah ... Kuatkan Yaya! Tabahkan lah hati Yaya...'

Batin gadis itu. Dia memejamkan matanya sembari mendengarkan makian dari teman temannya. Mata yang tertutup itu mulai mengeluarkan air dari sudut mata. Sakit....

Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dalam diam. Sekarang, serapuh apapun keadaannya, sesedih apapun perasaannya, dia sudah tidak punya tempat bersandar. Semua orang-orang memperlakukan dirinya dengan jahat.

"Mama,aku ingin pulang! Aku ingin bertemu denganmu, aku ingin engkau memelukku. Yaya ... Nggak sanggup hidup sendiri dengan keadaan yang begini,hiks... hiks... hiks...,"gadis itu bergumam sakit.

"Mama ... Tolong jemput Yaya, Papa ... Tolong jemput Yaya. Hiks ... Hiks ... Di-di sini ngga ada yang pe-peduli sama Yaya Hiks ... Hiks...,"

Bahunya bergetar hebat, dia itu perempuan lemah, bukan seperti tokoh utama dalam sebuah cerita yang selalu kuat dalam menghadapi konflik-konfik yang ada. Tidak,Yaya bukan orang seperti itu.

"Lihat tuh! Lemah banget, cupu, baperan lagi."

"Cengeng, cuma dibicarakan aja nangis, apalagi kalo kita main tangan ya?"

"Hai teman-teman!Kalian jangan gitu dong, mamanya kan baru mati, ntar nggak ada tempat buat ngadu."

Satu kelas menertawakannya. Tertawa lepas tanpa rasa dosa. Dasar manusia biadab.

'Ya Allah ... Berilah aku sesosok malaikat, dia yang bisa menemani ku apa adanya, dia yang selalu ada di sampingku dalam kondisi apapun.'

Yang bisa dia lakukan hanya meminta tanpa suara. Terus memohon sampai malaikat datang.

"Yaya jangan sedih! Nanti mama sedih juga loh! Yaya kuat, Yaya pasti bisa,"

Gadis itu mengangkat kepalanya, menghapus air mata yang tersisa kemudian, menatap sekeliling. Benarkah tadi ada suara mamanya?

"Mama ... Dimana?"dia bertanya pada teman sekelasnya. Menatap satu per satu mata temannya.

"Dia sudah gila teman-teman."

Mereka kompak tertawa, seakan itu sebuah kalimat yang menggelikan. Yaya kembali duduk seperti semula, menangis lagi. Benarkan, tidak ada manusia yang mau berbaik hati dengannya?

****

Sebulan telah berlalu, kondisi psikis Yaya terganggu. Dia seperti takut jika berbicara atau berdekatan dengan orang lain. Dia pasti akan mencoba menghindari.

Sekarang, dia sedang duduk di atap sekolah dengan melamun. Entah apa yang sedang ia pikirkan, tiba tiba saja dia menangis.

"Ya Allah ... Aku nggak kuat jika hidup begini terus, lebihbaik jika aku mati saja. Aku takut.''

"Kenapa orang-orang selalu menghina aku? Berbicara buruk tentang keluarga ku, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Kadang, mereka juga tidak segan menyiram aku dengan sisa air pel. Jika, aku pandai bela diri, akan aku tonjok muka mereka sampai masuk rumah sakit."

"Dan lagi, aku seperti menjadi manusia yang anti sosial. Aku takut berbaur dengan manusia, yang ada di pikiran ku itu mereka semua jahat, ya, emang benar kok."

"Mama ... Papa ... Tolong,jemput aku!"

Hidupnya bagaikan sebuah ruangan putih yang kosong, di sana hanya ada dia. Dia kesepian, lalu hujan batu menghantam atap-atap ruangan itu, seperti itulah gambaran tentang hidup gadis malang itu.

Mata Yaya sudah sembap, ia terlalu banyak menangis akhir akhir ini. Dia menatap ke bawah, anak-anak lain sedang tertawa bersama, makan bersama dan saling bertukar cerita. Setidaknya, berikan saja ia satu sosok teman, walau hanya satu tak apa,asal jangan ada kata pembohong dan penghianat.

Seorang laki-laki dengan seragam yang di keluarkan, berjalan hati-hati mendekati Yaya, sedang gadis itu tidak menyadari adanya orang lain di atas ini.

Laki-laki itu mendengar semua ucapan Yaya, dia meringis menahan sesuatu di hatinya. Kenapa ada gadis se-malang dia?pikir laki-laki itu.

Dia duduk di samping Yaya.Gadis itu terkejut, ia segera menjauhi laki-laki itu. Namun,tangan Yaya ditarik oleh dia, tubuh Yaya bergetar. Rasa takutnya memuncak.

"Tenang aja,Gue baik kok.Lo jangan merasa sendiri,"ucapnya. Dia tidak mau jika gadis itu menjauh. Yaya menyingkirkan tangan laki-laki itu, mereka jahat, mereka harus dijauhi. Pikir Yaya.

Lelaki itu malah menghapus air mata Yaya. Mata sayu itu bertemu dengan mata elang. Tatapan kosong yang bertemu dengan tatapan penuh kepedulian. Yaya bergeming.

"Kenalin nama Gue,Boy. Lengkapnya, Boboiboy Arsenio."

Yaya menatap lelaki di depannya. Tak tau harus apa, dia kembali menatap ke bawa. Sedikit demi sedikit, dia mengambil jarak dengan orang itu.

"Jangan menjauh Gue bukan orang jahat,"Boy bersuara. Dia juga melihat pergerakan Yaya.

Yaya mengangguk kaku. Dia harus apa?

"Gue juga udah banyak denger tentang, Lo. Dan, maaf tadi gue gak sengaja ngedengerin Lo ngomong."

Yaya hanya mengangguk.

"Gue ... Bisa kok jadi malaikat, Lo. Yang selalu ada, yang siap jadi pendengar,Lo."

"Gue mau, tapi, Lo jangan merasa sendiri lagi. Jangan merasa terpuruk lagi,"ucap Boy. Dia mengusap kepala Yaya yang terbalut kerudung putih.

"Tapi, aku pengen pulang, pengen ketemu Mama sama Papa,"untuk pertama kalinya,Yaya bersuara.

Boboiboy tersenyum senang, sepertinya kehadiran dirinya diterima.

"Coba deh, Lo pikir, apa sih yang mama Lo penginkan untuk masa depan, Lo? Jangan berfikir mati, banyak loh orang yang mati pengin hidup lagi, mending Lo terus berbuat baik, jangan putus asa ya,"ucap Boboiboy. Dia kembali mengusap kepala Yaya.

Yaya mengangguk, dulu dia pernah bercerita pada mamanya, dia pengin menjadi seorang guru. Mamanya selalu mendukung dia. Dia tidak boleh membuat mamanya sedih. Yaya mengangguk mantap.

"Aku akan berusaha! T-Terima kasih, Boy. B-boleh berteman?"Yaya bertanya ragu.

"Boleh adik kecil!"

Boboiboy merangkul Yaya, membawanya dalam dekapan yang hangat. Sementara Yaya, gadis itu kembali menangis, bukan tangisan sedih tetapi tangisan bahagia, akhirnya dia mempunyai teman.

Semoga ... Ini adalah awal dari kebahagian dia....

****

6 tahun berlalu, akhirnya Yaya mewujudkan cita-citanya. Berkat Boboiboy, dia tidak bertindak bodoh. Yaya mengajar di bangku SMP. Pasti,papa dan mamanya akan tersenyum bangga.

Namun,siapa tahu jika Yaya selama itu menyimpan rasa pada Boboiboy. Iya,dia mencintai malaikat berupa manusia. Dia selalu berbuat baik, apa dia juga mempunyai rasa yang sama?

Entah ... Hati orang siapa tau? Hari ini, Yaya berniat untuk berterus terang tentang perasaannya. Belum sempat mengajak Boboiboy, dia malah diundang ke rumah Boboiboy untuk makan malam bersama. Dengan senang hati Yaya menerimanya.

****

Yaya datang terlambat. Di sana sudah ada orang tua Boboiboy, Halilintar_adik pertama_, Gempa_adik kedua_, dan Boboiboy sendiri. Tapi,siapa tiga orang asing itu? Batin Yaya bertanya-tanya.

Skip time>>

Setelah makan malam selesai,semua duduk di ruang keluarga, Yaya juga ikut.

"Jadi, pada malam ini, aku ingin melamar gadis yang aku cintai. Ying ... Sudah lama aku mencintai kamu,"ucap Boboiboy dengan menatap lembut Ying yang pipinya bersemu merah.

Yaya tersenyum masam. Heh?! Memangnya,siapa yang akan mencintai dia? Hati Yaya patah.

"Om dan Tante ... Bolehkah aku melamar anak kalian?"ucap Boboiboy pada orangtuanya Ying.

Mereka sama sama tersenyum. Kemudian,papa Ying berkata, "Tanya saja pada,Ying. Kami sebagai orang tua tidak akan melarang."

"Jadi ... Apa Ying bersedia menerima lamaran ku malam ini?"tanya Boboiboy penuh harap.

Ying mengangguk malu dan berkata, "Iya,aku mau."

Semua di ruangan itu tersenyum,kecuali Halilintar. Entah apa yang dipikirkan olehnya.

"Akhirnya, anak mama nggak jomblo lagi ya,"Shera berseru riang,dia mengecup kening Boboiboy.

"Cepat cepat saja kalian menikah,ya,"Amato merangkul Boboiboy.

Semua orang di sana senang.

"Oh ya, Yaya, kapan kamu--,"ucapan Boboiboy terhenti saya melihat Yaya menangis.

"Eh, Yaya kamu kenapa?"tanyanya.Dia mendekat ke Yaya.

"Gak apa apa, aku senang akhirnya kamu punya calon istri, hihihi,"jawab gadis itu.

"Oh ... Makasih ya."

"Gadis Bodoh!" Umpat Halilintar dalam hati.

****

Yaya berlari tanpa arah, inikah rasanya sakit hati? Hujan pula mulai membasahi bumi.

"Kenapa rasanya sesakit ini?"gumam Yaya.Sorot mata yang penuh cinta itu berubah kosong.

"Apa aku nggak layak untuk dicintai?"

Sebuah mobil berhenti di samping Yaya. Pemiliknya keluar dengan membawa sebuah payung, dia memayungi tubuhnya dan Yaya.

"Ha-Halilintar."

Halilintar menatap lembut Yaya, bukan tatapan tajam yang selalu Yaya dapati jika bermain ke rumahnya.

"Kenapa sih,Lo bodoh banget jadi cewek?"tanya Halilintar.

Yaya tidak menjawab, dia hanya menghapus air mata. Halilintar mengambil tangan Yaya, dia mengajak Yaya masuk mobil.

"Kenapa Lo nggak sadar sama perasaan,Gue?"

"Kenapa Lo malah cinta sama Boy?"

Halilintar menatap ke depan. Yaya bergeming, tak tau harus menjawab apa.

"Jika Boy sudah mempunyai Ying,maka tidak ada salahnya kan,jika...,"Halilintar menggantungkan ucapannya.

Dia menatap Yaya.

"Jika mulai sekarang, Lo jadi milik Gue,nggak ada kata penolakan."

Cup!

Halilintar tiba tiba saja mengecup kening Yaya. Jadi... Dia sudah menjadi milik Halilintar?Kembaran Boboiboy?

Halilintar mulai mengendarai mobilnya.Dia menggenggam tangan Yaya.

"Belajarlah mencintai ku, aku akan segera melamar mu."

Yaya mengangguk kaku. Akhirnya,ada orang yang tulus mencintainya. Dia tidak akan menyia-nyiakan hal ini,dia akan mencoba untuk mencintai Halilintar.

Semoga, kisah hidup Yaya akan berakhir bahagia....

****

Tamat!

Gaje banget ya??😂🙏🏼

Dan kayaknya, judulnya kurang sesuai dengan alur ceritanya,ya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top