Noya
Ini literly ga tau antara aku yg bego, ato memang ga pake dunia 😔🙏
Dimensi: -
Season: -
Tema: -
Genre: Romance Angst happy ending
req by @hoshimoto_elis
Maklumkan kalo cringe yak, #authorcape #mauturu
.
.
.
"[NAME]!"
Yg di panggil menoleh, senyumannya terasa hangat dan nyaman, namun tidak dengan kelakuannya.
"WOI [NAME] BALIK KE SISI CAHAYA!!" Senyuman gadis itu semakin merekah mendengar teriakan teman teman nya.
Lalu ia berbalik, melihat dan menatap mata mereka yg menatap penuh kebencian padanya.
Pemuda bertanduk biru dengan manik atlantic nya bergulir, manik indahnya menatap tak percaya pada sang pujaan hati.
Kalian bingung ya?
Oke mari kita flashback dari awal hingga kejadian ini.
Flashback
[Name] pov on-
gue bangun di tengah hutan, rasanya sepi dan gelap.
hari sudah menunjukkan waktu malam, langit sudah di selimuti dengan ribuan bintang.
gue duduk dan menatap langit di depan gue, rasanya cape gue hidup kayak gini terus.
hidup penuh tunjangan, bertahan dari serangan monster, lalu di tinggalkan begitu saja oleh mereka dengan mudahnya tanpa perduli perasaan gue.
merasa lelah dan pusing atas semua yg terjadi, gue cuma bisa diam menatap langit saat ini.
senyuman yg manis bisa jadi pudar kan, sikap yg awalnya lugu bisa menjadi kejam dalam sesaat.
gue menghela nafas lelah sebelum seseorang menjulurkan tangannya buat gue.
"bantuan kecil?"
gue natep siapa yg berani julurin tangannya ke gue, ternyata cowo dengan manik atlantic.
"gue ga perlu."
gue tepis tangannya, namun senyumannya tak kunjung pudar, rasanya hangat.. kenapa rasa ini aneh!
"gue noya, semoga kita bisa berteman ya." cowo itu masih julurin tangannya ke gue
"senekat itu lu cuman mau deket sama gue, uda jelas banget kemauan lu itu cuman mau manfaatin gue kan!"
"ngga kok, lu ga mau gue bantu? yaudah dadah gue mau pulang."
wait pulang, gue ga tau arti kata itu.. yg gue tau pulang cuman tempat balik.
"gue.." tanpa sadar ku ucapkan kata yg sudah lama ku buang...
"pengen ikut lu pulang." noya menatap padaku dengan senyuman hangatnya
"yaudah, yuk kita balik ke rumah bareng. makanan udah nunggu" dia julurin tangannya lagi, ku raih dengan rasa ragu.
katakan jika jalanku sekarang benar... aku lelah jika yg ku pilih sekarang salah, jika ini benar maka gue bakalan senyum tanpa henti, tapi jika ini salah, jangan salahin gue kalau nanti banyak mayat berserakan.
tpi senyumannya seakan bilang 'semuanya akan baik, ikutlah' seakan dorong gue.. seakan tau rasa sakit gue.
tpi dia cuman cowo lemah! aish sudahlah.
[Name] pov end-
"oh iya nama lu siapa?" noya bertanya dengan nada sedikit antusias
"[Name].." jawab nya dingin, ia menatap arah lain.
"nama yg keren, yaudah yuk masuk." ternyata mereka sudah sampai
akhirnya [Name] ikut masuk ke dalam 'rumah' mereka di sambut seorang gadis bersurai putih susu.
"noya! akhirnya kamu pulang, ayo masuk makanan udah jadi." gadis itu menarik tangan Noya dengan lembut
"iya kaira, ayok [Name]." Noya menarik tangan [Name] agar masuk ke dalam rumah.
dengan tatapan dingin [Name] memasuki rumah itu, namun ia malah di sambut hangat oleh mereka.
"wih! member baru ya? salam kenal namaku Ana."
"aku kaira" gadis yg menyambut Noya pun nimbrung dengan ana dan [Name]
"[Name] salam kenal" ucap [Name] dengan senyuman sedikit terukir di sudut bibirnya
"Semoga kita bisa berteman baik ya [Name]!" dengan gembira kaira menggenggam tangan [Name] agak erat
[Name] juga tak masalah akan hal itu, ia juga senang karna sekarang bisa mempunyai teman yg baik.
"Iya." lembutnya mencoba selembut mungkin pada mereka
.
.
.
hari biasa di lalui
banyak senang yg di lalui, banyak kesalahan yg tertutupi.
[Name] berubah menjadi semakin terbuka, kaira dan ana yg pertama berhasil mengukir senyum [Name] kembali.
rasa bahagia terpenuhi saat tau kalau merekalah yg pertama mengukir senyuman yg sudah pudar.
selembut apapun [Name] dengan kaira dan ana, tapi berbeda jika itu pada Sean, kaguwir, febfeb, dan moon.
kalo Noya? itu beda lagi.
noya mah gausah di tanya, ni pangeran cahaya ngeharem anjir >:(
dewi, kaira, sampai [Name] pun di embat ama dia, tapi jangan heran
soalnya Noya itu vibes MC 😁🙏.
Back to story
"[Name]! lihat apa yang aku pegang ini!" ana memperlihatkan sebuah cincin permata yang indah di tangannya.
"cantik" [Name] memujinya dengan senyuman hangatnya seperti biasa
"kan! kaguwir yang kasih ke aku!" dengan gembira dan bangga ana menunjukkan cincin pemberian kaguwir
"kalo kasi cincin, kalian udah nikah kah?" seketika wajah ana memerah padam mendengar ucapan [Name]
"n- ngk! kami belum nikah." ana merasa kesal karna harus di tanya nikah
"oo.. oke" lagi-lagi jawaban [Name] selalu singkat
ana agak kesal, karna jawaban singkat yang selalu di lontarkan [Name] kadang radak menusuk hati.
"udahlah [Name] gaasik!" ana menjauh dari sana dan meninggalkan [Name] yang bingung sendiri
"eh? salahku apa?.." ucap [Name] menunjuk dirinya sendiri
itulah [Name] berada dalam cahaya dalam jangka waktu 7 bulan itu lama, namun sama sekali tak berarti jika sudah tidak perduli.
gadis ini memilih untuk meninggalkan semuanya, meninggalkan cahaya karna sebuah ambisi yang bisa ia capai.
"mengaku saja [Name] aku tidak akan marah padamu" Noya menatap gadis yang sedang mereka introgasi
ternyata ada laporan kalau [Name] mencuri ‘heart of darkness blood’ dari tower.
"tenang saja, kami gaakan marah karna kami tau kamu ga mungkin lakuin itu." kaira tersenyum pada gadis yang mereka introgasi
surai menjuntai gadis itu bergerak karna arah angin, maniknya hanya menatap kepada noya.
ett jangan lupa kalo [Name] itu cuma di bawa sama Noya ke aliansi
"hehe~.. kalian ini bodoh atau gimana sih." seketika suasana disana menjadi mencekam dan suram
"[Name]" lirih kaira menatap sahabatnya yang tampak menatap mereka dengan tatapan benci
noya menatap tak percaya pada [Name] dan malah tak sengaja berkata
"apa?! kenapa kau malah ikut kepada kegelapan [Name]! dasar kegelapan sialan!" Noya berkata dan memaki kegelapan yg di anggap sudah menghasut [Name]
"sudahlah kalian hanya sekumpulan org bodoh, jadi sampai jumpa~" gadis dengan surai [H/C] nya berjalan dan melompat dari tower tinggi itu.
"... noya" kaira menahan air matanya, ia mulai menangis.
"tenanglah kaira, kita pasti bisa membawanya kepada cahaya lagi." noya mengelus kepala kaira dan mengatakan hal yang bisa membuat kaira tenang
.
kini perang aliansi bersama Ragnarok
mereka melihat [Name] yang duduk di pinggiran bagaikan bos terakhir, namun [Name] mulai bergerak dan membantai banyak org.
"sialan, [Name] sangat terampil kalo soal perang!" ana berujar dan memegang tangannya yg berdarah.
"ANA!" teriak kaguwir lalu menarik ana dan memeluknya, kaguwir membawa ana ke tempat yg jauh dari pertempuran lalu mengobati lukanya
dengan hati-hati, dan dengan telenten kaguwir membalut luka ana, sedangkan ana yg mengira kaguwir sudah tidak memperdulikannya lagi hanya bisa menunduk menahan air mata.
"ana kamu ga sakit lagi kan? lukanya masih sakit ga?" kaguwir mengelus kepala ana dengan pelan
"gaada yang sakit kok kaguwir." jawab ana
"syukurlah kalau begitu, kamu jangan sampai luka parah lagi."
ana terdiam atas perhatian kaguwir kepadanya, ia kira kaguwir benar-benar tidak memperdulikannya. tapi nyatanya kaguwir sangat perhatian padanya
Okey
Stop liat bucin sudah
Balik ke pertarungan
gadis bersurai [H/C] itu sudah menyelesaikan pertarungan, kini ia menatap miris pada org yg harus dia lawan.
[Name] berjalan menjauh dari bekas pertarungan, ingin meninggalkan mereka yang terluka parah dan hampir kehilangan nyawa
"[NAME]!"
Yg di panggil menoleh, senyumannya terasa hangat dan nyaman, namun tidak dengan kelakuannya.
"WOI [NAME] BALIK KE SISI CAHAYA!!" Senyuman gadis itu semakin merekah mendengar teriakan teman teman nya.
Lalu ia berbalik, melihat dan menatap mata mereka yg menatap penuh kebencian padanya.
Pemuda bertanduk biru dengan manik atlantic nya bergulir, manik indahnya menatap tak percaya pada sang pujaan hati.
Flashback off
ngerti kan alasan bisa sampe kesini? yaudah kalo ga ngerti, baca ulang aja itu aja kok susah.
"[Name]" lirih Noya, mulai mencengkram tangannya sendiri
[Name] mendekat melihat dengan tatapan yg penuh dengan ejekan kepada Noya.
Bibirnya melengkung ke atas, membuat sebuah seringai yang terpampang jelas
"ooh, lihatlah betapa menyedihkannya dirimu itu Noya!" tawa [Name], ia ingin menginjak kepala Noya namun ia urungkan niatnya itu.
"cih, ayo ubi kita pergi. meladeni mereka hanya membuang waktu kita!" dengan sarkas [Name] berujar dan menarik tangan ubi.
Noya terdiam dan menatap penuh kebencian pada ubi, tapi ia hilangkan rasa benci itu karna takut kegelapan akan mempengaruhinya.
rasa sakit dan benci berusaha ia netralkan, ia tak mau jika suatu hari nanti ada sebuah kegelapan di dalam dirinya hanya karna rasa benci dan rasa sakit ini.
ia menatap ke arah [Name] yg memakinya tadi, hatinya terasa sakit karna kepergian [Name] darinya.
.
permusuhan yg sudah terjadi kini mulai mereda, Noya berusaha agar bisa tenang dan mendekati [Name]
"hahh, sialan-sialan" umpat Noya sempat sempatnya.
Noya menatap penuh dengan rasa ambisi tinggi pada 'book and quill' di tangannya, ia lalu menulis sesuatu dan mengirimkannya.
malam harinya
*Tap
*Tap
*Tap
*Set
"kau akhirnya datang juga ya noya"
gadis dengan manik [E/C] nya menatap ke arah pemuda yg memanggilnya
"kau sudah duluan ternyata" ucapnya berusaha basa-basi
"ya begitulah, aku tak suka menunda waktu." jawab [Name] meladeni basa-basi itu
"ooh begitu ya." Noya kembali berbasa- basi pada lawan bicaranya
"langsung inti Noya, apa maumu membawaku kemari?" tanya [Name] to the point
"aku ingin.. kita bersama, aku ingin berdamai dengan kegelapan" jawab Noya penuh ambisi
bibir gadis itu melengkung ke atas membentuk seringai yg jelas.
"noya~ apa ambisimu ingin berdamai dengan kegelapan?" tanya [Name] masih menyeringai
"aku ingin bersamamu, menikahimu." jawab Noya jujur membuat lawan bicara-nya terdiam seketika.
Yg menanyai alasan Noya, ia hanya bisa terdiam membeku dengan wajah perlahan memerah,
"aku serius." seketika wajah [Name] hanya bisa semakin merah
"berisik!"
"kau tak mau" seketika [Name] tersentak karna Noya memegang tangannya.
"aku akan menunggumu sampai aku mau menerimaku! tolong [Name] kasih aku kesempatan!" gadis itu terdiam melihat kesungguhan sungguhan Noya.
"... tch oke kau menang" Noya menatap ke arah [Name] dengan heran
"apa! k- kau yg minta jadi aku menerimanya!" bibir Noya menaik ke atas, dengan senang Noya mengangguk karna [Name] mau menerimanya.
berujung Noya yg berkata ingin damai dengan ubi, dan akhirnya mereka berdamai.
damai mereka berlangsung tentram, bahkan moon [zero] pun dengan tentram berteman dengan Sean tanpa pertikaian atau konflik.
dan Jerry bisa berpacaran dengan kaira atas seizin ubi, di perbolehkan sih sama ubi.
Ajul beda lagi, dia hanya bersama ikkan[snowky] saja berteman :D.
voiz ya kalau dia mah cuman bisa jadi informan pribadi.
dan akhirnya [Name] di lamar oleh Noya dan mereka berakhir bahagia.
.
.
.
sebuah tempat, buku di tutup oleh wanita yg berusia lanjut.
"nah jadi begitu ceritanya sayang, sang pangeran cahaya dan putri penyendiri bersatu."
sang bunda hanya bisa melihat anak kecil yg antusias di pangkuannya
"waaah! bunda aku juga mau punya pangeran kayak pangeran Noya yg ada di cerita bundaa!" senang gadis di pangkuannya
"iya nanti kamu dapet kok pangeran kayak pangeran Noya yg ada di cerita." anak kecil antusias dengan tangan terangkat.
"Yippieeeee!!" anak kecil itu berlarian di ruang tamu, sang bunda hanya bisa terkekeh pelan dengan tingkah laku putrinya
"tunggu dewasa dulu ya manis-nya bunda" anak kecil itu mengangguk senang
9 tahun kmd
.
.
.
gadis kecil itu kini sudah berusia 19 tahun
ia sedang bersiap akan perjodohan yg harus ia laksanakan sekarang.
Y/N pov-
tak terasa sudah 13 tahun berlalu, umurku sudah 19 tahun.
semuanya terasa sangat singkat saat aku mencoba menikmatinya, dan sekarang adalah perjodohanku.
aku masih mencintai kekasihku yg dulu, sebelum aku memasuki tubuh anak kecil..
oh kalian masih ga tau kan? aku [Name] sang putri penyendiri yg ada di cerita yg bundaku baca sekitar 13 tahun lalu..
tapi namaku sekarang adalah Y/N, itu adalah nama anak ini.
'pangeran akan datang menjemput sang permaisuri nya', yah begitulah yg selalu org sebut kalau soal jodoh.
"Y/N sayang, kamu sudah siap?"
apa sudah waktunya?
aku segera bangkit dari meja rias ku, aku tidak terlalu merias diri karna aku tak mau calon suamiku hanya melihat dari segi fisikku saja.
"iya bukan Y/N sudah siap."
segera kubuka pintu di depanku, sebuah cahaya menerangi.
ya dikamarku memang lumayan gelap, saat ke temukan sinar mentari dengan kedua org tuaku yg menunggu di depan pintu.
"Yuk, tunangan kamu udah nunggu." ajak bundaku, aku menerima uluran bunda dengan senang dan berjalan.
untuk sekarang aku bahagia, dan beberapa kata yg akan ku sampaikan
"Mempelai wanita akan datang bersama ibu mempelai"
di tempat sakral untuk sekali seumur hidup ini..-
"silahkan masuk ke area ijab kabul"
'akan ku datangi masa depan itu sendiri'
*Tep
*Tep
*Tep
*Tep
"Mempelai pria bisa mengikat ikhar dengan mempelai wanita."
"saya berjanji akan menghidupi dan mencukupi kehidupan Y/N entah itu dari fisik atau rohani, sehidup semati. maka saya ikatkan ikhrar ini"
Kita akhirnya bertemu kembali
"kedua mempelai di di persilahkan memasangkan cincin."
Noya
salam bahagia untuk kalian semua
sekian salam dari Author
Tamat
By Milly/Author
2066 words
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top