Bakwan: Figth Back RP
"anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru."
"HAHHH!"
"Yang bener ajalah pak? Baru aja kedatangan Anya, masa datang orang baru lagi?"
Semua murid mengeluh.
"Mau gimana lagi? Sini nak."
Masuk seseornag, terlihat tampan.
"Hai, kenalin gue Y/N swista Putra Azitya Harisma Renatan, dan gue cewe."
Satu kelas gempar.
"Ih, kok lucu" gumam Anya tersenyum licik saat melihat Y/N
"Kalian bisa panggil gue Haris atau Ren"
"Gue harap kita bisa berteman, yah."
"Kalian apakah kalian ada yang kenal dengan Ren?"
"REN!!" Teriak seseorang
Mereka langsung melihat ke arah karis.
"LU UDHA BALIK DARI SWISS!" Karis dengan ceria dan tersenyum senang karna sudah lama mengenal Ren.
"Iya gue udah balik, yaudah pak boleh saya duduk di sebelah karis?, itu di sebelah karis soalnya masih kosong." Dengan senyuman Y/N langsung melangkah tanpa persetujuan pak Yoo
"Hahh, yaudah. Kita hari ini belajar IPS."
Istirahat
.
.
Warn¡ Tidak sesuai alur BFB asli!
"Gila udah 4 tahun kita ga ketemu! Gimana kabar Abang lu?"
"Ooh, Abang gue baik. Jadi lu cuman nanya si cadel?" Karis tertawa renyah, bayangkan humor gadis di sebelah karis ini masih sama, dan tidak berubah selama 4 tahun lamanya.
"Katanya Abang bakalan pindah kesini juga."
Seketika karis tersentak dan berbinar.
"BENERAN BAKALAN PINDAH!?" Serunya semangat.
"Iya, tapi dia masuk kelas B." Mendengar itu karis agak kecewa.
"Nanti ajakin main ke kelas kita aja kalau udah pindah." Usul karis.
"Tanpa di suruh pun pasti dia bakalan ke kelas kita buat main, lagian Abang kan ga bisa jauh dari gue kalo sekolah. Nyam~"
"Ukhh~ ini apaan sih~ kok donatnya enak bangett~~" dengan berbinar Y/N memakan donat keju yang ia beli seharga 40 ribu tapi lumayan dapet 8.
"Ukhh~ mamang ya harus gue beli nih biar bisa masakin gue bekel ini terus~" senang Y/N
"Lu memang ga pernah berubah, suka keju dari dulu." Tawa karis
"Btw ris." Karis segera melihat gadis di sampingnya
"Gimana keadaan dia? Udah bangun dari koma nya?"
"... Dia... Hahh, masih belum bangun Ren. Ini juga udah 4 tahun kehitung dia koma."
Seketika suasana mulai suram sebelum datang Anya.
"Wih murid baru, lu deket sama karis ya? Kenalin gue Anya. Sepupunya karis. Ris kok lu ga ngasi tau kalo lu punya temen cewe secakep ini?" Anya langsung mengelus kepala Y/N
"Buat apa ngasi tau elo? Apa untungnya buat gue." Sarkas nya yak suka pada Anya.
"Kenapa sih ris, sama temen sendiri kenapa lu ga mau kenalin? Kan biar kita bisa makin akrab." Mendengar jawaban Anya karis mengerinyitkan kening tak suka.
Y/N menatap ke arah Anya sembari menoleh.
"Haris panggil aja gue itu." Y/N menatap ke arah karis yang kesal karna Anya.
"Yaudah gue pergi dulu, bay manis" Y/N tersenyum lalu menepuk kepala sebentar Anya dan pergi.
Anya terbeku, wajahnya memerah. Di setiap orang yang selalu menggodanya. Hanya Y/N yang mempan
"Anjing!" Umpat Anya malu.
Ia langsung menutupi wajahnya menggunakan tangan.
.
.
.
"Woy, murid baru kan?" Panggil seseorang mengalihkan perhatian Y/N
Lelaki berambut hitam legam dan strip hijau kebiruan, apa itu tosca?
Manik [E/C] Y/N menatap lekat manik Hitam milik orang di depannya
"Kenalin gue langit." Y/N hanya mengangguk
"Ren. Panggil gue Ren."
"Owh oke Ren." Langit menatap Y/N yang menatap ke arah lain.
Itu adalah kelas di samping mereka kelas B.
"Kenapa sama kelas B?" Tanya langit membuat lamunan Y/N buyar.
"Gaada, mending gu-"
*Gebrakkk!!
Pintu kelas B di buka (dobrak) kasar oleh seseorang membuat langit ataupun Y/N terkaget.
"WOI NGAPAIN LO HAH!" Teriak seseorang menunjuk langit dengan tatapan mematikan.
Langit yang serasa menghadapi malaikat maut pun terdiam.
"Y/N kamu luka kah!? Mana sini! Kamu udah makan? Kamu ga di bully kan? Ga di goda buaya kan? Kamu aman aman aja kan? Ada yang ganggu kamu kah?Sini kita ke kantin kalo kamu lapar, traktir deh." Ucapnya panjang lebar sambil membolak balikkan Y/N
Langit bahkan terdiam, kenapa anak kelas B sangat protektif pada perempuan di depannya
"Iyaaa, Y/N aman koo, gaada yang bully Y/N." Gadis itu pasrah dengan prilaku pemuda yang sangat aman protektif padanya.
"Syukur kamu gapapa, btw... Siapa cowo ini berani banget deketin kamu" dengan nada berat pemuda itu menatap penuh permusuhan pada langit.
"Oh- dia siswa di kelasku. Namanya langit-"
"DIA BARUSAN PEGANG TANGAN KAMU!?"
"Engga kok." Elak gadis itu.
"Syukur kalo engga, gaada yang boleh nyentuh kamu." Pemuda itu memeluk Y/N erat
"Ugh, katanya mau pindah besok."
"Gajadi, takut kamu kenapa napa." Jawab pemuda itu masih memeluk Y/N
"Ughh si cadel." Ejek Y/N melihat pemuda di depannya mendengus.
"Yaudah ke kantin aja."
.
.
.
Saat sedang duduk tiba tiba pemuda yang sangat protektif langsung membuat keributan, ia tak sengaja menabrak Klara.
"A- aduh maaf." Ujar Klara pemuda itu mengangguk kesal lalu membersihkan bajunya yang terkena noda.
"Kla kamu gapapa kan?" Tanya Jeje lalu membantu klara.
"WOI KALO JALAN ITU HATI HATI!" Kesal Jeje.
"Dia yang nabrak juga." Gerutu pemuda itu.
"WOY! KALO JALAN LIHAT-LIHAT DONG!" Gerutu gadis di sebelah Klara. Itu adalah Alana
"Woi kampret, apa mak-"
"NIKI!" Mereka segera menoleh ke asal suara
Karis terdiam di tempat menatap pemuda di depannya dengan tatapan tak percaya.
"Katanya lu pindah besok!?" Gerutu karis lalu menepuk kepala Niki kuat.
"Ouch! Sakit! Soal pindah, gue takut Y/N kenapa-napa." Jawabnya
"CAILAHH! BILANG AJA MAU KETEMU BANG SEN!" Pekik Y/N menggema satu kantin
"Cih! Bocil gausah ikut campur!" Gerutu Niki.
"Ano, maaf ya tadi udah na-"
"Btw, Niki. Ko elu bisa sama cewe bajingan ini sih? Kalian ada hubungan?" Tanya karis menatap tajam klara penuh intimidasi.
"Ha? Hubungan apaan, yg ada dia yg salah gegara nabrak gue. Mau caper kali, pikmi bet." dengan sarkas Niki menjawab pertanyaan karis.
"Emh... Maaf soal tadi ya nik-"
"Gaada yg boleh nyebut nama itu selain Y/N sama sen" mendengar ancaman itu Klara tak jadi menyebutkan namanya.
"E-ee... I- iya maaf karna nabrak kamu." Klara langsung pergi menarik Jeje.
"BANG NIKK!" Y/N menerjang Niki dan merangkul bahunya begitupun dengan karis.
Mereka tertawa bersama.
"Yuk duduk." Ajak karis mengelus kepala Y/N gemas
Lalu seseorang ikut duduk dan duduk di depan karis. Siapa lagi kalau bukan Alana.
"Ee- hi. Gue Alana, temen sekelasnya Ren, nama Lo siapa?" Tanya Alana tersenyum canggung
"N-"
"NIKIDI!" Girang karis lalu menatap Niki.
"Cih, nama gue NightD. Panggilan terserahmu asal bukan nikidi." Alamat terheran dan menatap bingung
"Kenapa g-"
"Itu panggilan khusus gue sama sen." Jawab Y/N tak suka. Ia selalu dingin pada gadis sekitarnya yg berusaha mendekati dua orgnya
Apalagi jika itu pikmi :)
"O- oh." Alana hanya bisa terdiam melihat tiga org protektif di depannya.
Si kaka protektif, adeknya juga, temennya apalagi.
"Sen, lu udah terbiasa belum sama lingkungan sekolah?" Tanya NightD
"Eee- radak beda ya kekerasannya. Biasanya kalo kita mah keras dikit, minimal mah... Meledak lah" mendengar jawaban itu Alana sama sekali tidak mengerti maksud mereka
"Ka, gue selesai. Gue ada urusan bentar" ucap Y/N dengan dingin dan datar. Ber arti Y/N benar benar punya urusan.
"Eh, Ren gue ikut dong." Pinta Alana di angguki Y/N
Alana mengikuti Y/N ke tempat sepi, dimana lagi kalau bukan belakang sekolah.
Tempat yg lumayan rindang di bawah pohon.
"Huhh~ mau?" Tawar Y/N mengambil cookies buatannya sendiri.
"B- boleh?" Y/N mengangguk
Alana mengambil sepotong cookies yang rasa matcha.
"Kamu suka apa?" Tanya Y/N
"Eee, aku suka yang manis manis sih, kalo bisa yang rasa coklat atau matcha." Mendengar jawaban Alana Y/N tersenyum.
"Selera kita sama ya" kekeh pelan Y/N membuat Alana tertawa.
"Kok bisa samaan gitu?" Ia terkikik pelan.
"Anw mau jalan ga hari ini?" Tawar Y/N
Alana menatap Y/N dengan tatapan kaget, bukan bagaimana tapi ajakannya terdengar ambigu.
"Eee- gue udah ada janji sama kai. Jadi mungkin nanti aja" jawab Alana di balas anggukan saja oleh Y/N
Lalu datanglah Anya.
"Hay Hay Alana yang manis~ oh ada Haris juga~" Anya tersenyum dan duduk di samping Y/N
"Apaan sih Lo nya!" Kesal Alana pada Anya
"Wow- santai dong, minimal jaga image di depan Y/N lah." Ucap Anya dengan seringai kecil nya.
"Kenapa nya?" Tanya Y/N lembut membuat siapapun akan tertegun.
"Ee- ekhm! Ano lu mau jalan ga hari ini? Si Niko katanya ga bisa." Mendengar pernyataan itu Alana menggeram kesal pada Anya.
Ya hobi Anya kan emang caper + curi start :)
"Emhh, kayaknya bisa. Kebetulan nanti siang gue free" jawab Y/N membuat Anya senang.
"Yaudah! Tunggu di taman bakwan city ya! Dadahh~" lalu Anya pergi dengan senyuman senangnya, dan sedikit bersenandung.
"Ko lu terima si Ren!" Gerutu Alana.
"Memang kenapa na?"
"DIA ITU BUKAN ORNAG BAIK BAIK!" Mendengar itu Y/N terkekeh kecil.
"Hehe~ gue tau koo, tapi gue lagi free aja." Jawab Y/N asalan tanpa ingin tau apa alasannya menerima ajakan Anya.
"REN! lu bisa di apa apain sama dia!" Sarkasnya kesal mencoba agar Y/N tidak salah memilih teman.
"Gapapa, yaudah nih habisin cookiesnya, gue uda cape cape buat. So Babay ya na i hope you enjoy in your day today." Ucap Y/N lalu pergi
Alana mendengus sebelum semburat merah berdatangan.
"Sialan..." Lirih Alana menutupi wajahnya yang merah.
.
.
.
Di kantin semua ribut, karna apa? Karna karis sama Jeje ribut di kantin.
"WOY JANGAN MAIN BENTAK KLARA DONG!" Sarkas Jeje berteriak.
Mendengar oktaf suara yang di tinggikan pada NightD membuat karis kesal.
"APA MAKSUD LO TERIAK KE NIKI HAH!" Kesal karis lalu mencengkram kerah Jeje.
Sedangkan seseorang menyaksikan kejadian tadi hanya melamun.
Sesaat kemudian ia melihat Klara menampar karis.
"CUKUP YA KARIS! AKU GA NYANGKA SIKAP KAMU GINI! DASAR SOK PAHLAWAN!" Klara kesal karna daritadi karis hanya memanas manasi Jeje.
"asal kamu tau! Jeje itu ga salah, dia selalu ngertiin aku! Dia yang Nerima aku apa ada- AAAARH!?!" Klara kaget karna rambutnya tiba tiba di jambak.
Pelakunya adalah Y/N
"Oops~ maaf ya tuan putri," ucap Y/N lalu melepas jambakannya dan mendorong Klara hingga jatuh terjungkal kedepan dan bajunya kotor karna makanan sisa.
Tampak bahwa gadis itu memang sengaja melakukannya
"ARGH! APA APAAN KAMU!" Gerutu Klara
"Hehe~ sorry nih, tapi... Lu ribut sama sen dan Niki, gua pastiin lu tinggal nama" ancam Y/N tak main main, ia mengeluarkan pisau dan hampir menusuk leher gadis bersurai hitam dengan strip pink itu.
"K- kamu!" Klara menaikkan oktaf suaranya walaupun ia merasa takut
"Dek- Uda dek." Pinta Niki yang ketakutan melihat sang adik merah sudah di luar batas.
Lalu karis memeluk pinggang Y/N dan mengelus kepala Y/N dengan pelan.
"Sabarr" pinta karis dengan lembut, sedangkan Niki yang melihat kejadian itu sudah siap-siap piso.
"Sen" panggil Niki
Seketika karis sadar dan menarik tangannya, karis takut kalau tiba tiba nikidi menikam dirinya.
"SINI LO SENNN!"
"HOWAAA!! AMPUN NIKKK!!"
"BERANI LU SENTUH ADEK GUE SENN!"
"GILA GUE GA SENGAJAAA!!"
"MASUK NERAKA SANA LO BNGST!!"
Aksi kejar kejaran di mulai dan itu berlangsung sampai bel masuk kelas berbunyi.
Sebelum itu Y/N membisikkan sesuatu pada Klara
"Hey gadis manis, kalo elu sekali aja gangguin NightD... Jangan ragu buat mati ya" ucapnya mencekam.
"Jangan ganggu karisma dan NightD, sekali kami berani nampar karis kayak tadi... Siap siap jadi makanan anjing" ancam Y/N
Lalu ia pergi dari sana dengan senyuman seolah tak terjadi apa apa.
"M- menakutkan...", lirih Klara
TBC or End?
By- Author/Milly
1865 words
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top