Modus
FF event aku taro sini gapapa ya
😆😆😆
******************
Di Sebuah kantin, tampak Sakura tengah sibuk dengan novel di tangannya. Saking terhayutnya dalam bacaan tersebut, gadis berhijab itu tidak menyadari akan kehadiran seorang pemuda yang sejak tadi memperhatikannya kini sudah duduk tepat di depan gadis itu.
"Ekhm."
Sakura mengangkat kepalanya yang tertunduk hingga iris hijau gadis itu menangkap keberadaan orang lain yang duduk di seberang mejanya.
"Sasuke?"
Pemuda bernama Sasuke itu tersenyum saat Sakura menyebut namanya. Seneng aja kalo Sakura yang nyebut nama dia. Rasanya beda, kayak ada manis-manisnya gitu.
"Lagi ngapain?"
Sakura menganggat buku yang tadi di bacanya. "Baca novel."
Sasuke mengangguk mendengar jawaban gadis berhijab itu.
(Author: Mata lu kice? Tukang kebon juga tau kalo Sakura lagi baca novel)
(Sasuke : Yaelah, namanya juga usaha)
"Sendirian aja? Gak punya pacar sih, jadinya gak ada yang nemenin."
Sakura menatap Sasuke yang kini menampilkan senyum separo khas pemuda itu. Ketahuan kalo Sasuke tuh orangnya pelit. Senyumnya aja setengah-setengah.
"Siapa bilang? Punya kok."
Bagai petir di siang bolong. Jawaban Sakura sukses membuat Sasuke membatu seketika.
"Bohong ah." Sasuke menatap Sakura tidak percaya. Jelas sekali pemuda itu tidak bisa terima.
'Yaiyalah. Kalo pun Sakura punya pacar, orang itu harus gue. Titik, gak pake koma apalagi tanda tanya'
"Bohong itu dosa, Sas." Jawab Sakura santai. Berkebalikan dengan reaksi Sasuke yang jauh dari kata santai.
"Trus kalo bener punya pacar, pacarnya mana?" Tanya Sasuke tidak sabar. Masa sih Sakura punya pacar? Setahu Sasuke, Sakura itu jomblo lho. Ciyus deh
"Lagi LDR-an."
"Kasian banget." Sasuke mendengus, "Trus cara komunikasinya gimana?"
"Lewat doa di sepertiga malam."
"Udah pernah ketemu sama pacarnya?"
"Belom."
Sebelah alis Sasuke terangkat, "Lah, kok belom? Trus gimana caranya kamu tau dia gimana orangnya."
"Nanti juga tau kok."
"Siapa namanya?" Tanya Sasuke kepo. Mau tau aja sih, siapa tau bisa dia santet. Engga deng, becanda. Tapi boleh di coba tuh.
"Namanya udah tertulis di Lauhul Mahfuz."
"Lah itumah kamu namanya belom punya pasangan." Sasuke tertawa kecil. Sedikit lega jika opininya memang benar.
"Kata siapa? Punya kok, cuman kita belum di pertemukan aja sama Allah. Masing-masing manusia di muka bumi ini tuh udah punya pasangannya masing-masing. Gak ada yang jomblo. Cuman kita lagi LDR-an aja, nanti kalo udah waktunya juga pasti di pertemukan kok sama Allah lewat skenarioNya. Tugas kita sekarang tuh hanya memperbaiki diri lebih baik untuk bertemu dengannya."
Sasuke kicep mendengar rentetan kalimat Sakura. Nampaknya pemuda itu tengah dalam mode Loading No Jutsu hingga ia diam dan tidak merespon saat Sakura berpamitan padanya untuk kembali ke kelas.
"Salah modusin orang nih gue." Sasuke menutup sebagian wajahnya disertai kekehan yang keluar dari celah bibir pemuda itu. "Tapi aku pastikan Sakura, bahwa akulah yang akan menjadi jodohmu nanti."
********
Sakura tidak tau Sasuke salah makan atau bagaimana hingga sepanjang hari ini pemuda itu terus saja mengekorinya bak anak kambing.
"Bisa berenti ngikutin aku gak?"
"Kenapa?" Tanya Sasuke (pura-pura) polos. "Kata Mama, mimpi itu harus di kejar."
Sakura mengangkat sebelah alisnya. 'Apasih, gajelas'
Nampaknya Sasuke harus bersabar karena sepertinya Sakura tidak bisa menangkap maksud dari kalimatnya tersebut.
Mohon bersabar, ini ujian. Inner dalam diri Sasuke berucap prihatin.
"Kalo jalan liat-liat dong, Sakura."
"Apaan sih, Sas."
"Lihat disini ada aku yang mencintaimu."
Sakura menghela napas dan menggeleng mendengar kalimat Sasuke. Bukan rahasia lagi kalo anak bungsu pak RT itu punya rasa padanya. Bukan rasa coklat atau stoberi, melainkan rasa suka mendekati cinta. Mungkin.
"Sakura, kamu pake kartu apa?"
"SL." Jawab Sakura seadanya. "Emang kenapa?" Gadis itu mendudukkan diri di kursinya.
"Gak apa-apa. Biar sms murah aja." Sasuke mengangkat bahu acuh.
Udah dibilang kan? Sasuke tuh orangnya pelit.
"Tapi gak masalah kalo kartu GSM kita beda, yang penting kartu KELUARGA kita sama nanti."
Sakura kembali menggeleng, namun kini disertai kekehan yang meluncur dari celah bibirnya. Sepertinya memang ada yang tidak beres dengan otak Sasuke saat ini. Gadis itu memilih untuk mengabaikan Sasuke dan mulai terhanyut dalam bacaannya.
Melihat Sakura yang sibuk dengan dunianya sendiri, Sasuke pun menghela napas. Tangan pemuda itu meraih sebuah buku yang tergeletak manis di atas meja Sakura. "Ini buku ngapa isinya garis-garis doang dah."
"Itu namanya buku tulis, Panjul." Sahut sebuah suara yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Sasuke.
"Nyamber aja lu kayak bensin." Sasuke menatap bosan teman kuningnya yang baru datang.
"Lagian lu pagi-pagi udah gombalin Sakura aja."
"Kenapa? Cemburu?"
"Dih amit-amit." Naruto bergidik ngeri. "Heran gue, punya temen tukang modus semua."
"Masih bagus bukan tukang tipu." Celetuk pemuda pucat yang langsung di benarkan oleh Sasuke.
"Inget Nar, jangan memfitnah. Karena fitnah itu lebih kejam dari kesendirian."
Sai terkekeh. "Hadist dari siapa tuh?"
"Dari gue." Sahut Sasuke asal. Sai tertawa. Naruto mendengus. Dan Sakura .... eh? Sakura?
Sasuke menoleh pada Sakura dan mendapati gadis itu tengah memperhatikan mereka seraya bertopang dagu. "Udah ngobrolnya?"
Ketiga pemuda itu mengangguk dalam diam. Entah kenapa senyum Sakura sangat janggal di mata mereka.
"Bisa kalian bubar dari mejaku?" Tanya Sakura masih mempertahankan senyumnya. "Kalau tidak ..."
Ketiga pemuda itu saling bertukar pandang. Dalam sekali gerakan, ketiganya langsung duduk di kursi mereka masing-masing.
********
Helaan napas kembali terdengar dari pemuda bersurai raven itu. Sasuke bingung. Harus dengan cara apalagi agar dia bisa menaklukan hati Sakura. Masa harus pake pelet.
Gak, gak, gak kuad. Sasuke gak kuad buat nanggung dosanya nanti.
Pemuda itu terus memutar otak. Berusaha memikirkan cara lain agar dia bisa mendapatkan pujaan hatinya.
SAYUR KOOOL ... SAYUR KOOOL ... MAKAN DAGING BAJING DENGAN SAYUR KOLL ...
'Kampret'
Sasuke melayangkan tatapan sadisnya pada Itachi yang baru saja melintas tepat di bawahnya.
"BERISIK, ANJIR!" Teriak Sasuke gak nyante. Gak tau apa dedeq lagi galau? Fokusnya langsung buyar begitu mendengar suara ancur kakaknya itu.
Di bawah sana, Itachi tampak celingak-celinguk mencari sumber suara yang mengintrupsi nyanyiannya barusan. Ada suara, gak ada wujudnya. Kok horror ya. Bulu kuduk Itachi meremang seketika. Ini kan malam minggu kliwon.
Sasuke yang dongkol meraih rambutan yang ada di dekatnya karena memang ia sedang berada di atas pohon yang terletak di halaman rumah, kebiasaannya ketika mencari jalan keluar untuk setiap masalahnya.
'Duk'
"MAMIII ... DISINI ADA SETAN!" Itachi langsung ngibrit saat sesuatu tepat mengenai kepalanya.
"Dosa apa gue punya abang ogeb kayak gitu." Sasuke menggeleng prihatin seraya menatap kepergian Itachi. Meninggalkan dirinya bersama sosok berbaju putih serta rambutnya yang menjuntai tengah mamandang Sasuke dari bagian dahan lain dengan wajah merona.
Anjirr ..
********
"Hey..."
Dua orang gadis yang tengah melintas itu menoleh saat suara ganteng tersebut mengudara. Keduanya menatap heran ketiga pemuda yang duduk di kursi taman kini tengah menyanyikan lagu si bis kecil ramah.
'Gajelas. Untung ganteng' Batin mereka bersamaan.
Tiga serangkai itu tertawa saat kedua gadis tak di kenal tersebut kembali berlalu begitu saja.
"Ngenes amat ya idup kita." Kata Naruto masih dengan tawanya. Iya ngenes, jalannya sama kaum sesama jenis mulu.
"Kita? Lu aja kali." Celetuk Sai.
Sasuke mendengus melihat kelakuan absurd kedua sohibnya yang kini tengah jambak-jambakan. Udahlah, biarin aja. Sasuke sudah lelah mengurus kedua teman anehnya itu.
"Sas, liat tuh ada Sakura."
Sasuke yang tadinya fokus pada ponsel kini mendongak saat Naruto menyebut nama sang pujaan hati. Onyx Sasuke berbinar menatap Sakura yang tengah berjalan dengan tangan menjinjing kantong plastik berlabel Indojuli. Nampaknya gadis itu baru selesai berbelanja.
"Hey..."
Naruto dan Sai membulatkan matanya saat Sasuke berseru pada Sakura yang berada tak jauh dari mereka. Gila nih si ayam, mau kena bogem Sakura apa ya?
Naruto dan Sai saling berpandangan sebelum keduanya mengangguk dan dengan pelan menjauh dari TKP. Mereka masih sayang nyawa. Masih pengen ngerasain punya pacar juga.
"Hey Sakura, kamu budeg ya?!"
'Yassalam' NaruSai menepuk jidat mereka.
"Apasih?!" Tanya Sakura sewot. "Mau Tayo-Tayo in aku? Iya?!"
"Iya." Jawab Sasuke polos. "Hey Tayo."
Kening Sakura berkedut. Baru saja ia akan melayangkan bogem cinta pada Sasuke, kalimat pemuda itu sukses membuatnya membatu diiringi debaran jantungnya yang berdegup kencang.
"TA'aruf YOk..."
- TAMAT -
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top