Anak Bertanya Pada Ayahnya
"Pa, apa orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja itu berdosa dan berat siksanya nanti?"
Seorang gadis kecil bertanya pada pria dewasa di sampingnya, yang tidak lain adalah sang Ayah dari gadis bermata hitam tersebut.
Orang yang di panggil Papa itu pun mengalihkan pandangan yang tadi terpaku pada Al-qur'an yang tengah dibacanya, beralih pada sang putri yang kini menatapnya dengan rasa ingin tau yang besar.
"Bukankah Sarada sudah tau hukum meninggalkan sholat fardhu?"
Mendengar pertanyaan sang ayah, gadis kecil berusia enam tahun itu pun mengangguk.
Sebelah alis Sasuke terangkat, menatap bingung sang anak. "Lalu?"
Sarada menghela nafas. "Boruto..."
"Boruto?"
Sarada mengangguk.
"Kenapa dengan Boruto?"
Setahu Sasuke, anak laki-laki sahabatnya itu memang terkadang tidak akur dengan putrinya. Maklumlah, namanya juga anak-anak. Apalagi Boruto itu laki-laki dan Sarada itu perempuan.
"Waktu di sekolah tadi, Boruto malah pergi bermain bola dengan Mitsuki dan Inojin disaat yang lain melaksanakan sholat Dzuhur. Saat aku mengatakan bahwa itu dosa dan Allah akan marah, dia malah mengatakan bahwa aku ini sok tau."
Mendengar itu, Sasuke pun tersenyum dan mengelus kepala sang anak yang kini tengah mengerucutkan bibirnya kesal.
"Mau mendengar cerita tentang hukuman orang yang meninggalkan sholat fardhu?"
Sarada berbinar dan mengangguk dengan semangat.
Untuk kesekian kalinya Sasuke mengulas senyum -yang semakin memperindah rupa Ayah satu anak itu- melihat keantusiasan putri semata wayangnya.
"Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu."
Jeda sesaat. Melihat sang putri yang mendengarkan dengan seksama disertai ekspresi serius di wajah mungilnya, Sasuke melanjutkan.
"Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya."
"Lalu Rasulullah bertanya: 'Siapakah ini wahai Jibril?' Jibril menjawab: 'Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu'." (Riwayat Tabrani)
"Kau tau Sarada? Mereka yang meninggalkan sholat akan menerima siksa di dunia dan di alam kubur yang terdiri dari tiga siksaan."
"Tiga siksaan?"
Sasuke mengangguk.
"Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu: Pertama, Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang dada. Kedua, dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti."
"Dan ketiga, akan muncul seekor ular yang bernama Suja'ul Aqra, ia akan berkata kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: 'Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dzuhur, kemudian dari Dzuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh."
"Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kamudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan Sholat Dzuhur. Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh Suja'ul Aqra' hingga hari Qiamat."
Sasuke terkekeh melihat ekspresi ngeri diwajah cantik putrinya.
"Kau takut?"
Sarada mengerjapkan mata bulatnya dan menggeleng. Sebenarnya agak ngeri juga sih mendengar penjelasan ayahnya ini, tapi demi menambah ilmunya dia harus berani.
"Ular Suja'ul Aqra' itu seperti apa, Pa?" Tanya Sarada ingin tahu.
"Suja'ul Aqra' adalah ular besar yang matanya memancarkan api, mempunyai tangan dan berkuku besi, dengan membawa alat pemukul dari besi berat. Pekerjaannya adalah memukul setiap orang yang meninggalkan Sholat."
Sarada menganggukkan kepala berlapis mukenanya.
"Apakah seperti Naga, Pa?"
Sasuke tertawa mendengar pertanyaan polos putrinya itu.
"Entahlah, Papa belum pernah bertemu dengannya. Dan Papa harap, kami tidak akan pernah bertemu."
Tentu saja Ayah muda itu berharap tidak akan pernah bertemu dengan Suja'ul Aqra', karna jika mereka bertemu itu berarti Sasuke akan disiksa oleh ular besar itu.
Sarada mengangguk mengerti. Sebenarnya agak jengkel juga dengan sang Ayah yang malah menertawakannya.
"Lalu, apa yang di maksud dengan orang yang sombong?"
"Orang yang sombong adalah orang yang diberi penghidupan tapi tidak mau sujud pada yang menjadikan kehidupan itu yaitu, Allah Rabbul Alaamin, Tuhan sekalian alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan di langit pada TuhanNya kecuali Iblis dan manusia yang sombong diri."
"Lalu, siapakah orang dungu kepala otaknya?"
"Orang yang dungu kepala otaknya adalah orang yang tidak mau melakukan ibadah tapi menyangka bahwa Allah tidak akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya."
"Orang yang bodoh?"
"Orang yang bodoh adalah orang yang bersungguh-sungguh berusaha sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan."
"Lalu-..."
"-Lalu apakah kalian akan terus mengobrol di saat penyeru Allah sudah memanggil?"
Kalimat Sarada terpotong oleh suara seorang wanita.
Gadis kecil bermukena merah muda itu pun menoleh dan mendapati sang Ibu tengah berkacak pinggang.
"Kami tidak mengobrol, Ma."
"Lalu?"
"Kami tengah berdiskusi. Iyakan, Pa?"
Sasuke terkekeh dan mengusap kepala putri semata wayangnya itu.
"Ya, kami berdiskusi. Jadi, kita cukupkan sampai disini dulu diskusinya nona kecil. Sekarang waktunya melakukan kewajiban kita sebagai seorang Muslim."
Keluarga kecil itu pun pergi ke Masjid untuk memenuhi kewajiban dan menjawab panggilan sang Ilahi.
Selesai
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top