Rigel

Test tulis sedang berlangsung, ketika seorang pengawas selesai membagikan soal semua mulai mengerjakan.Tetapi tidak dengan Alde, dia justru pergi karena mendapat panggilan dari salah satu sahabatnya yang menunggu diluar.Ketika Alde telah menaiki motor, Rion mulai melajukan motornya. Mereka pergi untuk sebuah urusan yang mengharuskan Alde meninggalkan test tulisnya.

Ditengah perjalanan Rion menjelaskan apa yang terjadi, ketika telah sampai Alde melihat pertarungan antara sahabatnya dengan musuh yang selalu mencari masalah. Rion dan Alde mulai memasuki pertarungan dan mulai menyerang musuh. Pukulan dan tendangan Alde layangkan pada musuh hingga tersungkur.

Ketika Alde melihat musuh yang akan menyerang sahabatnya Alde mulai melayangkan pukulan pada rusuk musuh hingga tersungkur.

Seketika bunyi sirine polisi terdengar, Alde mulai mengisyaratkan pada teman temannya untuk pergi.

****

Aldebaran namanya, memiliki sebuah geng bernama 'Rigel' yang berisikan para sahabatnya.

Orions anggota Rigel yang selalu berdampingan dengan Alde ketika pertempuran.

Antares, Ares biasa ia dipanggil. Anggota Rigel yang tidak bisa mengendalikan amarahnya.

Altair anggota Rigel yang penakut dan sangat dilindungi oleh Alde.

Mereka menganggap Alde sebagai ketua geng Rigel, namun Alde mengatakan tidak ada ketua karena mereka bersahabat bukan menjalin sebuah organisasi.

****

Kini anggota Rigel berkumpul di apartemen Alde untuk membicarakan penyerangan waktu itu.

"Kenapa mereka nyerang Rigel lagi, bukannya masalah kemarin itu udah selesai?" ucap Alde sembari mengambil minuman di lemari pendingin.

"Emang udah selesai sebenernya tapi ada anggota Black Hole yang masih gaterima aja," Ares berjalan mengacaukan permainan Rion dan Altair.

"Apaan sih res ganggu aja gasalah nama lu ares emang anaknya rese nih," Altair dengan sewotnya memarahi Ares sembari merapikan dan melanjutkan permainannya bersama Rion.

"Udah bete Gue lanjut aja sendiri mainnya" Rion melangkah mendekati Alde dan mengambil minuman.

"Dasarnya gabisa main yaudah tuh hutang numpuk malah ditinggal," ucap Ares sembari tertawa mengejek.

"Rion mah hutang banyak mau cari pelarian, sini LobantuinGue beresin," ucap Altair.

"Bodo amat, yang penting Gue punya banyak tanah," Rion berjalan menuju Altair sembari merapikan monopoli yang telah mereka mainkan.

'Kebersamaan yang Gue rasain sekarang akan Gue jaga sampai nanti bersama kalian untuk menjadi sebuah keluarga walau tanpa hubungan darah.' Alde tersenyum memerhatikan para sahabatnya yang tengah bergurau.

"Kalian mau disini apa pulang, Gue mau pergi nih," ucap Alde sembari memakai hoodie dan mengambil kunci mobil.

"Mau kemana, nemuin si Bintang-la?" ucap Ares menantikan jawaban Alde.

"Nama dia Starla, kenapa Lo mau ikut?"

"Hayuk ikut Alde ke rumah Binatang Jala," ucap Rion semangat.

"Astaga, nama orang Lo ubah ubah yang Bintang-la, Binatang Jala emang kalian udah buat tasyakuran," ucap Altair yang heran dengan sahabatnya.

"Diem Lo, hayuk Al ke rumah Starla,"

Mereka mulai pergi ke basement untuk menaiki mobil dan mulai pergi ke rumah Starla. Ketika sampai rumah Starla mereka mulai keluar dari mobil.

"Hai Binatang Jala," ucap Rion sembari mengacak rambut Starla.

"Apaan sih ka Ori, rambut Starla kan udah dirapihin siapa lagi Binatang Jala," sewot Starla sembari berlari kearah Alde.

"Ka Alde," panggil Starla sembari memeluk Alde.

"Starla rindu Ka Alde, Ka Alde mulai jarang kesini sih," ucap Starla sembari mengerucutkan bibirnya.

"Jadi yang dirinduin Alde aja kita enggak yaudah pulang yuk," ucap Ares berpura-pura pergi.

Starla segera berlari kearah Ares dan memeluk Ares, "Rindu Ka Ares juga, Rindu Ka Altair juga, tapi gamau sama Ka Ori," ucap Starla sembari menjulurkan lidahnya ke arah Rion.

"Gue masuk dulu, Starla sama kaka Rigel ya," Alde mengusap lembut rambut Starla yang sedang memeluk Ares dan masuk kedalam rumah Starla.

"Bunda, Alde datang,"

"Bunda apa kabar?" Alde masuk dan menyalami Bunda.

"Bunda baik, di luar ramai kamu bawa Rigel?"

"Iya Bunda, Alde bawa Rigel,"

"Dia belum pulang Bunda?"

Mendengar Alde menanyakan tentang Dia, Bunda tersenyum, "Dia di kamar, tau kamu kesini Dia nggak mau keluar,"

"Kamu samperin gih suruh dia keluar," ucap Bunda.

Alde mulai beranjak pergi ke kamar Dia

Tok tok tok,

Alde mulai mengetuk pintu. Seseorang mulai membuka pintu, dan mulai keluar,

"Apaan sih ngapain Lo kesini," ucapnya dengan ekspresi kesal.

"Bunda suruh Gue manggil Lo, katanya suruh keluar,"

Alde berjalan dan pergi keluar.

"Alde, bantu Bunda nganter Momo beli bahan buat kue mau ya?"

Bunda bertanya ketika melihat Alde menuju ke arahnya.

"Momo berangkat sendiri Bun, gaperlu buat di antar,"

"Udahlah Mo sama Gue aja, yuk!" Alde menarik tangan Momo untuk pergi, Bunda yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum.

Dia yang biasa Alde tanyakan pada Bunda itu Momo, Almore namanya kaka dari Starla itu tidak suka dengan Alde, karena Momo fikir Alde merebut Bunda nya dan Momo tidak menyukai itu.

****

"Mau diem diem aja nih," Alde berjalan sembari memerhatikan Momo

"Diem Lo, gausah ngomong sama Gue,"

"Oke,"

Ditengah perjalanan tiba-tiba ada seseorang yang mendatangi Alde,

"Itu anak Rigel"

Mendengar seseorang menyebut Rigel Alde menoleh, 'Astaga, ngapain lagi Black Hole di sini'

Alde segera menarik tangan Momo dan berlari bersama, "Ada apaansih kenapa Lo narik tangan Gue, pakek lari-lari gini." Sewot Momo ketika berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alde.

"Diem,"

Alde terus berlari dan mulai melempar barang yang ada disekitar mereka untuk menghambat lari musuh. Alde menemukan tempat kosong yang akan digunakan bersembunyi, "Lo disini jangan pernah pergi kemanapun sebelum Gue jemput!"

"Gak, Gue gamau Gue mau pulang sekarang."

"Untuk kali ini aja Lo dengerin kata-kata Gue, tetap disini Mo apa susahnya sih!" Alde menatap intens mata Momo dalam jarak beberapa centi, hingga Momo mengangguk Alde mulai pergi.

"Hati-hati," Alde yang mendengar hanya tersenyum dan berlari keluar.

"Ngapain kalian cari Gue, setau Gue masalah kita udah selesai," Alde menatap tajam anggota Black Hole

"Gausah banyak bacot deh Lo,"

Mereka mulai menyerang Alde secara bersamaan, Alde mulai melayangkan pukulan di titik tertentu untuk melemahkan kedua musuh nya hingga jatuh tersungkur.

"Kalau Gue tau Lo berdua masih ganggu Gue dan Rigel, Gue ga akan tinggal diam!" ucap Alde penuh peringatan.

Alde pergi untuk menjemput Momo, ketika sampai dia melihat Momo ketakutan

"Kenapa?" Tanya Alde lembut sembari memegang pipi Momo. Momo mulai menangis ketakutan, Alde dengan cepat mulai mendekap Momo dan berkata, "Semua akan baik, Lo ga perlu khawatir. Gue ada untuk Lo." Alde mulai menenangkan Momo dan mencium puncak kepala Momo, Setelah tangis Momo mereda mereka mulai pergi dari tempat itu, untuk kembali kerumah.

****

Sampai rumah Momo segera pergi ke kamarnya dan Alde menemui Rigel,

"Bunda kemana?"

"Tadi keluar sama Starla, mau nganter Starla bimbel."

"Dari tadi?"

"Setengah jam setelah Lo pergi bareng Momo,"

Tidak lama kemudian Momo datang dengan sesenggukan.

"Kenapa?" Tanya Alde sembari mendekati Momo.

"Bunda," Momo kembali terisak.

"Bunda kenapa? Bilang yang jelas ke Gue!"

"Bunda kena korban tabrak lari De,"

"Astaga, Bunda." Semua serentak berdiri.

"Ayo ke Rumah Sakit." Semua mulai menaiki mobil Alde untuk menuju Rumah Sakit,

"Sabar ya Mo, Bunda pasti baik baik aja," ujar salah satu dari mereka

****

Setelah sampai mereka mulai menuju resepsionis untuk menanyakan ruang Bunda dirawat,

"Sus, kamar pasien yang baru kecelakaan atas nama Susanti Apriliya dimana?"

"Pasien di Ruang Melati no. 25,"

"Terimakasih sus," Mereka mulai pergi keruang rawat Bunda, Setelah menemukan ruangan Bunda, Momo segera masuk dan diikuti Alde dan Rigel. Didalam ruangan, Bunda telah sadar dan menangis.

"Bunda, gimana keadaan Bunda?" tanya Momo setelah tangisnya mereda

"Starla,"

"Starla," Bunda terus memanggil nama Starla dan menangis.

"Kenapa Bunda? Starla dimana?" Momo bertanya dengan khawatir.

"Starla diculik sama geng Black Hole, mereka bilang Rigel harus datang untuk mengambil Starla," Bunda menangis tersedu-sedu, Alde segera mendekati Bunda dan memeluknya.

"Bunda Alde janji, Alde akan bawa Starla kembali"

"Bunda jangan nangis, semua akan baik baik aja Bunda harus percaya sama Alde,"

"Iya Bunda, kita akan ambil Starla," ucap Ares

"Bunda jangan sedih, Altair akan ikut ambil Starla untuk Bunda,"

"Rion juga akan ikut Bunda," Mereka mulai memeluk Bunda.

"Kalian hati-hati, Bunda takut, jangan lagi ada yang pergi seperti Austin," Bunda kembali menangis saat mengingat putranya yang telah tiada.

Austin merupakan sahabat terdekat Alde di Rigel, Austin kakak dari Momo, Austin meninggal karena dikeroyok geng Black Hole.

"Mo Lo jaga Bunda,"

"Bunda Alde sama Rigel pergi, Bunda hati-hati ada Momo juga disini, Alde akan bawa Starla kembali!" ucap Alde tanpa rasa takut.

"Aldebaran," Untuk pertama kali setelah kejadian meninggalnya Austin Momo memanggil nama lengkap Alde.

"Kenapa?" Momo, memeluk Alde seakan tak mau Alde meninggalkannya.

"Hati-hati, Lo harus kembali bawa Starla," Alde mulai membalas pelukan Momo.

"Gue akan bawa Starla, Lo jangan khawatir," Setelah mengatakan itu Alde mulai pergi dan diikuti Rigel. Mereka mulai menaiki mobil untuk menuju markas Black Hole.

****

"BLACK HOLE KELUAR KALIAN!" teriak Alde dengan wajah marah.

"Ohh, lihat siapa yang datang, mau ngapain Lo kesini,"

"Lepasin Starla, dia ga ada urusan sama kita,"

"Starla? Ga semudah itu bro," ujar Riksa dengan sinis.

"Apa mau Lo, urusan Lo sama Gue bukan sama dia!" Alde mulai maju dan menarik baju Riksa.

"Woho,, santai bro, kalau Lo macem-macem sama Gue itu ga akan baik untuk Starla,"

"Lepasin Starla sekarang!" ujar Alde dengan penekanan.

"Gue akan lepasin Starla, tapi Lo harus kalahin Black Hole."

Jika dipikir, mereka akan kalah jumlah. Black Hole anggotanya lebih dari 10 orang sedangkan mereka hanya 4 orang. Seketika ada beberapa orang lagi yang datang, "Kita ada di pihak Rigel."

"Bang Rey." ujar Alde pelan

Rey merupakan kakak dari Alde, mereka tidak tinggal di tempat yang sama sehingga mereka jarang bertemu. Hari ini Rey membawa serta para sahabatnya untuk membantu adik kesayangannya.

Sekarang jumlah mereka 9 orang, Alde perkirakan musuh ada 18 orang ditambah dengan Riksa dan Rikas. Total ada 20 orang.

"SERANG!!!" Teriak mereka secara bersamaan.

Baku hantam tak terelakkan, keadaan berubah mencekam, Riksa dan Rikas mulai menepi untuk melihat pertarungan. Sementara itu, disuatu ruangan kecil terlihat Starla tengah menangis ketakutan, "Bunda.. Ka Momo.. Ka Alde.. Starla takut," lirih Starla.

Sementara itu, di tempat pertarungan semua mulai berjatuhan dan banyak yang terluka. Rikas mulai maju untuk melawan Alde, pukulan dan tendangan Alde layangkan hingga membuat mereka tersungkur. Alde kembali bangun dan berjalan menemui Riksa,

"Pulang deh lu biarin Starla disini."

"Balikkin Starla ke Gue!"

"Udahlah nyerah aja pergi dan biarin Starla di sini, Gue akan bebasin Lo dan temen-temen Lo tapi nggak dengan Starla,"

"Gue udah pernah kehilangan seseorang karena geng Lo, dan Gue ga akan biarin hal itu terulang!"

"Lo tau sendiri waktu itu bukan salah Gue, itu salah si Roni dan dia udah Gue keluarin dari Black Hole."

"Terus ngapain Lo culik Starla dan ngebuat Bunda masuk Rumah Sakit, apa urusan Lo harus ngelakuin itu."

"Karena Starla adik Austin, dan Austin dulu pernah hampir bunuh Rikas!"

"Lepasin Starla sekarang Riksa!" Mereka mulai saling menatap tajam, hingga Riksa mulai memukul Alde. Mereka mulai bertarung hingga Riksa tersungkur dan Alde kelelahan. Ketika Alde akan kembali menyerang Riksa berkata, "Cukup! Gue hargain keberanian Lo. Mulai hari ini Gue putusin masalah kita selesai dan Lo boleh ambil Starla di dalam." Alde mulai melangkah mendekati Riksa dan mengulurkan tangan untuk membantu Riksa berdiri.

"Thanks." Alde mulai berlari memasuki sebuah rumah kecil yang ditunjukkan Riksa padanya.

"STARLA.. STARLA.." Alde melihat Starla ketakutan, Alde mulai mendekati Starla dan mendekapnya.

"Starla, ini ka Alde jangan takut,"

"Ka Alde," Starla mulai memeluk Alde erat dan Alde mulai menggendong Starla untuk pergi ke luar. Di luar, Black Hole telah pergi yang tersisa hanya Rigel dan sahabat Rey. Mereka mulai menaiki mobil dan melaju menuju Rumah Sakit, Sampai di Rumah Sakit Starla bertanya, "Bunda gapapa kan ka?"

"Bunda gapapa kamu jangan khawatir." Sampai di depan Ruang Rawat Bunda Starla mulai masuk dan diikuti yang lain.

"Bunda," Starla mulai memeluk Bunda dan menangis.

"Starla, kamu baik kan sayang, ada yang luka?" Bunda menangis sambil memeluk Starla.

"Starla baik Bunda, ka Rigel dan sahabatnya bang Rey tolongin Starla,"

"Terimakasih untuk kalian semua yang udah tolongin Starla, Bunda gatau mau ngomong gimana lagi, Bunda bersyukur punya kalian." Mereka semua mulai memeluk Bunda secara bersamaan.

"Sudah cukup sedih sedihnya," ucap Bunda sembari menghapus air matanya.

"Hari ini Bunda udah boleh pulang, gimana hari ini kita adaain tasyakuran untuk ini?"

"Setuju Bunda. Bunda, masakan Bunda selalu dihati," ujar Altair sembari tertawa dan diikuti oleh yang lain.

"Lo mah kalau urusan makanan cepet." Ares memukul kepala Altair pelan sembari tertawa

****

Hari ini adalah tasyakuran untuk Starla, Alde memiliki janji untuk menjemput Momo di sebuah toko. Sekarang Rigel dan Alde sedang berada di basement, rencananya mereka akan berangkat bersama. Karena Alde harus menjemput Momo, maka Alde harus berangkat lebih awal. Rigel mengantar Alde ke basement, saat Alde telah menaiki mobil dan melajukan mobil tiba-tiba ada anggota Black Hole datang dan menyindir mereka.

Salah satu anggota Black Hole berkata, "Pembunuh kok dilindungi, seharusnya mati aja."

Ares yang mendengar langsung mengatakan, "Apa hak Lo untuk ngomong gitu."

Mereka mulai melayangkan pukulan satu sama lain, Alde yang melihat pertengkaran melalui kaca spionnya mulai memundurkan mobil dan berhenti untuk membantu teman-temannya. Alde melihat seseorang membawa pisau dan akan menusuk Altair yang lengah, akhirnya Alde menyerang orang itu.

Alde terus mempertahankan diri dengan memegang tangan orang yang sedang membawa pisau, sedangkan seseorang telah memukul lengan Alde hingga cekalan tangannya terlepas dan pisau itu menusuk perut Alde hingga dalam.

Alde sempat terjatuh, ketika para musuh telah pergi Alde mulai bangkit dan membenarkan Hoddienya untuk menutupi luka.

Ares melihat Alde dan mulai bertanya, " Al, Lo baik?"

Seperti biasa Alde hanya mengangkat ibu jarinya yang menggambarkan bahwa dia baik baik saja. Alde mulai mobil dan mulai melajukan untuk melanjutkan perjalanannya menemui Momo.

Dalam perjalanan Alde meringis kesakitan untuk menahan luka itu.

"Gue udah janji ke Momo dan Gue harus tepati itu."

Sampai di depan toko Alde melihat Momo yang sedang menunggunya. Pandangan Alde mulai mengabur, namun dia tetap memaksakannya. Alde mulai turun dari mobil dan memaksakan senyumnya, ketika Momo ingin marah kesadaran Alde mulai menipis hingga semua berubah menjadi gelap.

Momo yang melihat Alde akan pingsan segera berlari ke arah Alde dan mengangkat kepala Alde untuk direbahkan pada dirinya.

Ketika Momo memegang perut Alde di berkata, "Darah." Ketika Momo mulai menyadari ada darah Momo segera berteriak, "TOLONG.. TOLONG." hingga semua orang mulai mengerumuni dan menghubungi ambulan, Momo segera menelfon Ares.

"Ares."

"Kenapa Mo? Alde udah jemputkan"

"Alde Res berdarah banyak darah di tubuhnya."

"Apa maksud Lo?" Momo mulai terisak

"Kenapa ada suara ambulan?"

"Mo jawab Gue!!" Ares mulai panik

"Rs. Edelweis Capalle."

Tut Tut

Sambungan telefon terputus,Setelah sambungan telefon terputus, Ares mulai memberitau Rion dan Altair.

"Alde masuk Rs."

Rion yang mendengar segera mengatakan, "gimana bisa tadi Alde baik baik aja kok bisa masuk Rs?"

"Momo baru telfon Gue sekarang kita ke Rs. Edelweis Capalle." Mereka mulai menuju basement untuk pergi ke Rumah Sakit yang dikatakan. Ares menyetir dan Rion mulai menghubungi Alde,

"Bang Rey Alde masuk Rs. Edelweis Capalle."

"Gue kesana sekarang." Tanpa banyak tanya telfon mulai dimatikan. Altair hanya diam, dalam diamnya dia ketakutan akan kehilangan Alde. Setelah sampai Rumah Sakit mereka mulai pergi ke ruang rawat Alde, mereka melihat Momo yang menangis dengan darah ditangannya.

"Mo, gimana keadaan Alde?"

"Masih belum tau."

Momo mulai menangis tersedu-sedu, hingga beberapa menit kemudian Rey datang dengan sahabatnya dan bertanya, "gimana keadaannya?"

"Belum tau bang kita baru nyampe."

Beberapa menit kemudian Suster keluar dan mulai ditanya, " sus gimana keaadaan adik saya."

"Pasien sedang membutuhkan banyak darah dan saya akan mengambil di Bank Darah mohon tidak menghalangi jalan saya." Suster segera pergi hingga beberapa menit kemudian datang membawa beberapa kantong darah.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dan bertanya, "keluarga pasien?"

"Saya kakaknya dok."

Dokter dengan menyesal mengatakan, "kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan Tuhan berkehendak lain."

Semua terkejut dengan jawaban Dokter, "Dok itu ga mungkin Alde kuat, Alde pasti bisa sembuh."

Momo kembali menangis terisak hingga meluruh ke lantai, "Al, Lo udah janji untuk terus disamping Gue. Sekarang kenapa Lo malah pergi."

Rey segera memasuki Ruangan dan melihat tubuh Alde yang telah dingin.

Rey berkata lirih, "Lo hebat De, Lo berani ngelindungi sahabat Lo hingga ngorbanin diri Lo sendiri. Gue sebagai Abang Lo bangga pernah punya Lo. Aldebaran, Gue ikhlas Lo pergi. Sampaiin salam sayang Gue ke Mama dan Papa, Gue sayang kalian. Tunggu Gue ya De."

Rey mencium kening Alde dan mulai menitikkan air mata.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top