Perjuangan
Aku memperjuangkan kamu.
Kamu memperjuangkan dia.
Dia memperjuangkan temanmu.
Dan temanmu memperjuangkan aku:)
-Asiquila, 13 maret
Kisah seorang pecinta cogan yang tak kunjung menemukan jodohnya yang bernama Shilla Asiquila Zen, gadis ini berusia 18 tahun tepatnya masih menduduki bangku SMA kelas 11 di SMA Bakti Nusa, Surabaya.
°°°°°°°°
Saat ini Shilla baru saja sampai di sekolahnya dengan berpenampilan yang sangat-sangat buruk, bagaimana tidak ia datang ke sekolah dengan rambut yang acak-acakan dan juga badan yang di penuhi keringat akibat ia berlari-larian tadi karena ia sudah terlambat 25 menit bisa di bayangkan bukan jika menjadi Shilla.
"Duh gila udah telat banget, au ah dari pada kena ceramahan Bu Eni mending gue ke kantin" ucapnya sambil berjalan menuju kantin.
•••••••••••••
Setibanya ia di kantin, Shilla mengedarkan pandangannya dan hap lalu di tangkap /eh
Ia melihat sesosok makhluk hidup yang sudah ia idam-idamkan sejak ia baru masuk SMA, lebih tepatnya saat ia melaksanakan 'masa orientasi siswa' atau yang di singkat dengan 'MOS' yaitu Nararya Raynaldi Prawira. Yang biasa di panggil Naray. Naray ini termasuk cowo terfamous seantero Bakti Nusa bagaimana tidak ia sangat tampan dan cukup ramah kepada semua orang dan jangan lupakan ia adalah anggota osis inti di Bakti Nusa.
Shilla yang melihat ada Naray di kantin sedang makan sendiri pun langsung mengambil tempat duduk tepat di depan lelaki itu.
"Hai gue ikut duduk disini bolehkan?" tanya Shilla
"Oh boleh kok, lagian gue juga mau balik ke kelas bentar lagi bel pergantian jam pelajaran." ucap Naray yang langsung kembali ke kelas meninggalkan Shilla yang hanya bisa terbengong melihat ia di tinggal oleh doi.
*sungguh miris kau Shilla HAHAHAHA*
Dengan kesal Shilla melanjutkan acara makannya namun belum sendok itu masuk ke dalam mulut Shilla, Pak Zo atau bisa di panggil Pak kebun binatang ya kalian pasti tahu lah dari mana nama itu datang hahahaha.
"SHILLA!1!1 KENAPA KAMU ADA DI KANTIN? INI BELUM BEL ISTIRAHAT!1!" teriak Pak Zo
"Saya telat pak jadi dari pada saya masuk kelas nang.." ucapan Shilla terpotong dengan,
TETTTTTTT....
"Nah kan pak saya masuk dulu." ucapnya segera kabur dari amukan sang guru killer itu.
"AWAS YA KAMU SHILLA." teriak Pak Zo
Di sisi lain ternyata ada seorang laki-laki yang melihat semua kejadian itu sambil terkekeh melihat tingkah Shilla, orang itu adalah Andhika Putera, kakak kelas Shilla dan juga teman Naray.
"Kamu lucu." batin Dhika, ia pun bergegas kembali ke kelasnya.
*******
"Huft gila si killer ngeselin banget gue ga jadi makan kan, mana belum ada satupun yang gue telan itu bakso." omel Shilla saat ia tiba di kelasnya.
"Kemana aja lo? Di tanyain Bu Eni noh, katanya pas jam istirahat lo ke ruangan dia." ucap Astri teman sebangku Shilla sekaligus sahabatnya.
"Serius?! Ihh ngeselin banget padahal gue laper kenapa pake ke ruangan dia sih yang ada gue ga jadi makan gara-gara dengerin omelan dia yang gak ada habisnya itu... Blabla" Shilla bercerita sekaligus mengomeli Bu Eni dengan menggebu-gebu.
"Yeee itu sih salah lu siapa suruh telat kan jadi gini, lagian lu bukannya ke kelas malah ke kantin nongki-nongki." ucap Astri
"Ah au ah, bete gue." ucap Shilla sambil menelungkupkan kepalanya.
"Eh lu mau tidur? Mending jangan sekarang, tuh guru sejarah udah masuk."
"Haiss kapan sih gue bisa tenang ngelakuin apapun yang gue mau."
Setelah itu keadaan hening karena guru sejarah sedang menjelaskan.
*
*
*
*
*
TEEEETTT (BEL ISTIRAHAT)
"Akhirnya istirahat juga, yaudah gue ke ruangan Bu Eni dulu deh."
"Iya, nanti gue beliin somay deh buat lu makan." tawar Astri
"Ahhh lu emang sahabat baik gue makin cinta deh sama kamu..." ucapnya sambil memeluk erat sahabatnya.
"Weh gila lu, gue sesek nafas ini"
"Eeh hehehe maaf, yaudah gue pergi dulu ya doain supaya ga lama ngedekam di sono ahahaha" ucapnya dan Astri hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
Astri pun bergegas pergi ke kantin namun langkahnya terhentikan karena melihat kakak kelasnya yang tak lain dan tak bukan yaitu Dhika. Astri yang melihat Dhika menghadang jalannya pun sudah tau niat Dhika, sudah pasti ia akan menanyakan sahabatnya itu.
"Stop! Gue tau lu mau nanyain si Shilla kan?"
"Eh hafal banget lu, segitunya kah gue" ucap Dhika dengan cengengesan.
"Hadeuh, nih dengerin si Shilla belum makan nah jadi dari pada lu ga guna kek gini mending lu beliin deh tuh doi lu makan sebelum lu yang di makan" ucapnya kesal.
"Siap apa sih yang enggak buat dia" ucapnya berlalu.
Astri yang melihat itu hanya bisa tersenyum miris.
"Kapan lu bisa liat gue? Yang lu liat cuma Shilla, Shilla dan Shilla, bahkan lu gak tau kan kalo Shilla sukanya sama temen lu." batin Astri.
Di sisi lain
BRUAKK....
"Haduh gila ya lu kalo jalan liat-liat dong" ucap Shilla yang tidak menyadari jika di depannya ada seseorang.
"Heh harusnya lu yang gue marahin ngapain jadi lu yang marah-marah ke gue!!" bentak Naray yang kesal dengan orang yang menabraknya.
"Heh lu..." ucap Shilla terpotong saat melihat siapa yang di hadapannya
"Apa lu!!" sinis Naray, jujur Naray kurang suka dengan sikap Shilla yang teledor seperti ini.
"Eh, Naray gue kira siapa yang nabrak gue, gue minta maaf deh" ucapnya namun hanya di hiraukan saja oleh Naray.
Naraypun berlalu dari hadapan Shilla.
"Udah biasa" ucap Shilla sambil memegang dada nya, seakan-akan menyabarkan dirinya sendiri.
Seketika ia teringat tujuannya yaitu menemui Bu Eni pun bergegas pergi dari tempatnya.
"Shilla-Shilla kapan kamu mau berubah kerjaanmu hanya membuat masalah saja" ucap Bu Eni, Shilla yang mendengarnya hanya bisa diam dan sesekali menguap mendengarkan ucapan Bu Eni.
"Sudah bu? Sebentar lagi bel saya mau ke kelas" ucap Shilla
"Yasudah sana kamu kembali ke kelas, ingat sekali lagi kamu membuat masalah ibu tidak akan segan-segan menskorsing kamu" ucap Bu Eni mengancam
Shilla pun keluar dari ruangan Bu Eni sambil menyumpah serapahi guru tersebut.
Saat ia keluar betapa terkejutnya ia menemukan kakak kelasnya. Dhika
Sedang berdiri membawa plastik yang ia yakini itu berisi somay kesukaannya.
"Astaga kak Dhika ngagetin aja" ucapnya sambil mengelus dadanya.
"Heheh, maaf nih gue bawain somay kesukaan lu, gue tebak pasti lu belum makan kan?" tebak Dhika
"Ih tau aja sih kak Dhika" ucap Shilla tanpa tau malu ia pun mengambil bungkusan tersebut dan berpamitan untuk segera kembali ke kelas. Namun Dhika dengan segera menahan tangannya dan menariknya ke taman belakang sekolah, yang di tarikpun hanya bisa terdiam.
"Nah dari pada makan di kelas mending di sini, gue temenin deh" ucap Dhika dengan tersenyum sangat manis.
"Oke deh tapi bener enggak papa nih, lu nemenin gue?"
"Apa sih yang enggak buat lu" ucapnya menggombal dan Shilla hanya terkekeh mendengarnya.
*****
Saat ini Shilla sedang berada dikamarnya sambil membaca novel kesukaannya yang berjudul 'perfect couple' entah bagaimana bisa si cewe pecinta cogan ini menyukai novel tersebut, mungkin karena ia sangat ingin seperti salah satu tokoh di cerita tersebut yang memiliki pacar sangat 'goals' kata anak jaman sekarang.
"Widih gila si Angga mah cowo idaman banget, coba aja Naray kaya Angga. Kan gue makin cinta" ucapnya.
Beberapa jam kemudian...
"Yah kok bosen gini sih, ah au mending jogging deh" ucapnya sembari tersenyum.
Taman.
Saat ini Shilla sedang berlari memutari taman dekat rumahnya, namun baru saja setengah jalan ia melihat seseorang yang ia sukai sedang jogging dengan seorang perempuan yang ia yakini itu adalah sahabatnya. Shilla yang melihat itu pun marah sekaligus kecewa dengan temannya itu, ia pun menghampiri kedua orang tersebut dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.
"A,,stri" lirihnya yang di dengar oleh sahabatnya.
"Eh Shi,,,Shilla" ucapnya gugup
"Kecewa." ucapnya singkat dan langsung berlalu ke rumahnya.
"Dia kenapa?" tanya Naray.
"Dia marah sama gue, karena gue bareng lo" ucap Astri
"Kenapa dia mesti marah sama lo?" ucap sinis Naray.
"YA ITU KARENA DIA SUKA SAMA LO!!" sentaknya
"Ya terus? Gue kan gak suka sama dia, yang gue suka itu lo! Apa lo sadar akan hal itu? Lo ga pernah peka sama perasaan gue!!" bentak Naray
"Tapi lo tau kan gue suka nya sama temen lo, plisss lupain gue ada Shilla yang bener-bener cinta sama lo Ray" ucap nya sesenggukan.
"Gue udah coba tapi hasilnya tetep aja, dan lo juga tau kan kalau Dhika sukanya sama Shilla bukan lo" ucap Naray melembut, biar bagaimanapun Astri adalah orang yang ia cintai dan ia tidak ingin melukai perasaan perempuan itu.
"Gue tau, tau banget tapi mau gimana lagi gue terlanjur cinta dia hiks" isak Astri
"Kenapa serumit ini" lirihnya
"Gue anter lo pulang" ucap Naray, jujur ia sangat sedih, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Keesokan harinya
Shilla berangkat ke sekolah dengan keadaan yang jauh dari kata baik, mata sembab, hidung merah. Jika di lihat sudah seperti mayat hidup. Ia berjalan menuju kelasnya namun sebelum sampai di kelas ia sudah di cegah oleh Dhika yang memandangnya dengan raut kebingungan.
"Lo kenapa Shill?" tanya Dhika
"Gpp"
"Jangan bohong, gue tau lo lagi ga baik-baik aja" ucapnya
"Yaudah lo ikut gue yuk" lanjutnya
"Kemana?"
Dhika tidak menjawab melainkan menarik tangan Shilla hingga Shilla tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti langkah Dhika.
Rooftop
Ya Dhika mengajak Shilla ke rooftop karena ia tahu jika Shilla butuh waktu, ya itung-itung dia PDKT.
"Rooftop?" tanya Shilla
"Iya, gue tau lo gak mood belajar jadi gue ajak lo ke sini gak papa kan?" ujar Dhika
"Lo pengertian banget sih, gue yakin pasti yang jadi cewek lo bakal bahagia banget karena lo" ucap nya sambil melihat indahnya pemandangan dari rooftop
"Iya kan lo cewe yang gue mau." batin Dhika
"Andai aja Naray kayak Dhika, gue pasti seneng tapi gue masih gak nyangka ternyata temen yang gue anggap saudara gue sendiri tapi malah nusuk dari belakang" batin Shilla dengan menampilkan senyum miris.
"Kalo boleh tau lo kenapa?" tanya Dhika
"Gpp."
"Gausah bohong, sini cerita ke gue siapa tau gue bisa bantu" ucap Dhika
"Lo sama Naray udah lama temenan?" tanya Shilla
"Lumayan sih dari kelas 7"
"Kenapa emang?" tanya Dhika sedikit curiga
"Gak papa, gue cuma pengen tau aja"
"Oh gitu, gue kira lo suka sama dia" ucapnya sambil tersenyum manis.
"Iya gue suka sama temen lo bahkan udah merambat ke cinta" batinnya
Sudah 2 jam lebih mereka menghabiskan waktu membolos di rooftop dengan canda tawa dan membuat masalah Shilla hilang sementara.
Tetttt....
"Eh udah bell tuh, ayo ke kantin gue traktir deh"
"Serius? Iss lo baik banget sih, makasih ya udah hibur gue" sambil tersenyum manis
"Sama-sama, santai aja sama gue" ucapnya dengan mengembangkan senyum termanisnya, Dhika sangat bahagia melihat senyum Shilla, dan juga ini karena nya Shilla dapat tertawa dan tersenyum semanis itu.
"Gue harap bisa selamanya jadi alasan lo buat tersenyum."
"Kenapa Dhika baik banget ke gue?, apa gue harus move on aja lewat Dhika? Tapi nanti dosa ngebuat anak orang jadi plampiasan"
--KANTIN--
Mereka berdua telah sampai di kantin dengan bergandengan tangan, para penghuni kantin terheran-heran melihat mereka yang tiba-tiba dekat, karena setau mereka Shilla sedang mengejar-ngejar seorang Naray.
Astri yang melihat itu hanya bisa tersenyum miris di samping Naray, beda dengan Naray yang sangat senang melihat perempuan yang menyukainya dekat dengan sahabatnya.
"Akhirnya tuh cewe pengganggu deket sama Dhika, semoga aja semua nya ga rumit lagi" batin Naray.
"Asal lo tau Shil, bukan cuma lo doang yang ngerasain sakit ketika doi lo sendiri lebih milih sahabat lo, ketimbang diri lo sendiri."
°°°°°°°°°°°°°
"Shill, lo mau pesen apa?" tanya Dhika yang tak di hiraukan oleh Shilla sejak tadi karena saat mereka tiba di kantin, ia melihat Shilla yang sedang melamun menghadap ke arah Astri dan Naray.
Mungkin dia liatin Astri -batinnya
"Woeee..." kaget Dhika
"Asem ngagetin aja sih lo" sinis Shilla yang terkejut akibat Dhika
"Yee, lagian lo sih di tanyain dari tadi bengong muluk, gue tau lo ngeliatin Astri kan? Ah kenapa ga lo samperin aja? Atau lo mau kita gab--" ucapnya terpotong
"Ga perlu, kita disini aja"
Akhirnya mereka makan dengan di selingi candaan. Saat mereka tengah asik bercanda ria tiba-tiba Astri menghampiri mereka bersama Naray.
"Shill..."
"Dhik, ke kelas yuk makanan gue udah habis nih" ucapnya
"Yaudah yuk, misi ya sob, Ast" pamitnya kepada kedua orang itu.
"Ah iya" ucap Naray, jujur Naray sedang bingung saat ini, seperti ada yang mengganjal di hatinya saat melihat Shilla pergi begitu saja, dan Astri sadar akan hal itupun berinisiatif bertanya.
"Lo kenapa?"
"Ah gpp, yuk balik ke kelas"
*
*
*
*
*
*
*
Beberapa bulan kemudian....
Astri yang melihat Shilla duduk di dekat jendela, ia berinisiatif untuk menghampiri Shilla, namun belum sampai di bangkunya Shilla sudah bangun terlebih dahulu, namun dengan cepat Astri mencekalnya.
Sudah sekitar 3 bulanan mereka tidak berbicara, karena setiap Astri ingin meminta maaf Shilla selalu menghindar.
"Shill, bisa bicara sebentar gak nanti? Gue tunggu di taman belakang, pulang sekolah"
Shilla hanya diam saja, jujur ia masih marah dengan Astri tapi apa boleh buat.
-
-
-
-
-
Taman belakang.
Shilla datang dengan Dhika di sebelahnya, ya mereka menjadi sangat dekat beberapa bulan terakhir ini, dan Shilla dapat melihat bahwa di sebelah Astri ada Naray yang berdiri tak jauh dari Astri.
"Akhirnya lo mau dateng juga Shill, lo apa kabar?"
"Gausah basa-basi"
Astri yang melihat itu hanya dapat tersenyum miris.
"Gue mau minta maaf masalah waktu itu Shill, gue ga bermak..."
"Intinya aja, gue gak ada waktu"
"Shill jangan gitu ah" ucap Dhika
"Jujur ya Shill, gue ga bermaksud buat deket sama Naray, gue tau lo suka sama dia dan gue sama sekali gak ada maksud buat nikung lo tapi, ternyata..."
"Gue suka Astri, bukan lo jadi jangan pernah nyalahin Astri atas ini"
Kaget.
Ya satu kata yang Shilla rasakan, ia sakit mendengar pernyataan itu.
Begitu pula dengan Dhika yang mengetahui fakta bahwa ternyata memang benar perempuan yang ia sukai, menyukai sahabatnya ini.
"Dan iya dia suka gue Shill, tapi jujur gue gak ada perasaan lebih terhadap Naray hiks hiks"
"Karena gue hiks sukanya sama hiks Dhika, Shill"
Kaget^2
Shilla dan Dhika terkaget untuk yang kedua kalinya. Mereka tidak menyangka dengan fakta-fakta yang tersembunyi selama ini.
"Ja.aadi lo suka Dhika, Ast? Kenapa lo ga bilang, kenapa bisa serumit ini sih" lirih Shilla
"Itu karena gue tau kalo Dhika sukanya lo Shill, apa lo gak tau itu? Gue juga sakit liat lo dan Dhika deket Shill..."
"Jadi selama ini..."
"Iya bro, kita cinta segiempat" ucap Naray lirih
Akhirnya mereka mengetahui rahasia masing-masing dan begitu sangat mengejutkan ternyata cinta mereka serumit ini...
Pada akhirnya mereka memilih untuk saling pergi, Shilla pindah sekolah ke Jepang, Astri pindah ke London, Naray pindah ke Hongkong dan terakhir Dhika pindah ke Jerman.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top