ONESHOT2
Sorry, I'm late.. "
Langit : Maaf, aku terlambat.. Maaf, aku terlambat mengucup kan 'kata - kata indah 'ita.. Maaf, aku baru menyadari perasaan 'aneh' yang mengganjal selama ini. Maaf..
Pagi yang cerah. Matahari menampakkan dirinya di langit biru. Menyinari setiap sudut kota. Cahayanya membawa kehangatan di pagi ini. Cahaya itu menyeruak masuk ke dalam suatu ruangan yang serba putih. Aroma obat-obatan mendominasi ruangan tersebut.
Di tengah ruangan terdapat seorang Perempuan cantik yang terbaring lemah di ranjang, dengan berbagai alat-alat yang sering ditemui di rumah sakit, menempel pada tubuhnya. Alat-alat tersebutlah 'harta berharga' bagi perempuan itu. Jika alat-alat tersebut tidak menempel di tubuhnya, mungkin ia sekarang sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Dan, di samping ranjang terlihat pria tampan yang sedang terdidur pulas dengan posisi terduduk. Tangan kiri nya memegang tangan kanan perempuan yang terbaring tersebut. Seolah-olah Cowok itu tidak ingin kehilangan perempuan yang ada di hadapannya.
CLECK
Kenop pintu berputar, pintu pun ruangan terbuka. Sosok pria paruh baya berkemeja hitam dilapisi jas putih panjang. Orang tersebut melangkah masuk ke dalam ruangan. Menepuk pelan bahu gadis yang tertidur itu dengan niat membangunkannya.
Dia menepuk bahu Cowok ,ia pun menggeliat kecil. Ia mengerjapkan matanya, menyesuaikan pandangannya dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan. Setelah ia sadar, ia menoleh ke samping kanan. Dilihatnya sosok pria paruh baya berjas putih.
"Sebaiknya kamu pulang dulu, Langit . kamu butuh istirahat sekarang, kamu sudah dua hari dua malam menjaganya . Nanti aku akan menyuruh suster merawatnya. Kau jangan khawatir." seru pria paruh baya tersebut kepada laki-laki bernama Langit tersebut.
" Tapi, dokter.. Jika nanti ia sadar, bagaimana? " tanya Langit khawatir sambil memandangi gadis yang terbaring lemah di ranjang tersebut.
" Tenang saja Langit , aku akan langsung memberitahumu. " ucap pria paruh baya tersebut yang dipanggil Dokter sambil mengulum senyuman di wajahnya yang sudah menua.
" Haah, baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu. Jika terjadi sesuatu terhadap Senja tolong telfon aku. Aku pergi dulu " pamit Langit seraya mencium kening yang terbaring lemah-yang bernama Senja tersebut.
Langit melangkahkan kakinya keluar ruangan tempat dimana Senja dirawat inap. Ya, Senja Ashila, nama gadis itu. Gadis yang selama ini menjadi sahabat baik Langit Defacer . Gadis yang selama ini selalu ada untuk Langit . Gadis yang selama ini selalu perhatian ke Langit . gadis yang membuat hidupnya lebih berwarna .Dan, Gadis Yang selama ini mencintai Langit diam-diam
Tapi, semenjak peristiwa 4 hari lalu yang menimpa Senja. Semuanya berubah, Senja dirawat di rumah sakit dan harus terbaring koma. Langit yang merupakan sahabat Senja sangat terpuruk dikala perempuan yang sangat berarti baginya malah harus mengalami kejadian yang buruk.
Entah sudah berapa kali Langit berdoa kepada Tuhan, tetapi tetap saja Senja tidak sadar dari komanya yang sudah 3 hari.
Di samping itu, perasaan aneh terus mengganjal di dalam hatinya. Entah kenapa, sebelum kejadian tragis yang menimpa Senja , perasaan aneh itu sudah tumbuh di dalam hati Langit . Rasanya sangat aneh, pikirnya.
Ia kembali teringat kejadian 3 bulan yang lalu, disaat ia sedang bercanda dengan Senja di taman belakang rumahnya.
Ahh, aku rindu moment itu. Batinnya berkata.
- F l a s h b a c k -
Langit sedang asik mendengarkan lagu melalui headset-nya sambil duduk di taman belakang rumahnya, tepatnya di bawah pohon besar yang rindang. Cukup sejuk suasananya.
Senja berjalan menuju tempat dimana Langit duduk. Di tangannya terdapat dua buah kotak jus dengan rasa strawberry dan pisang. Senja duduk di sebelah Langit. Sebelum memberikan kotak jus yang dibawanya, ia memandangi wajah Langit dengan teliti. Ditelusuri wajah tampan Langit tanpa ada yang terlewati barang kali setitik pun, tak lupa dengan ekspresi serius Langit membuat jantung Senja berdebar debar .
" Aku tahu, aku memang tampan, tapi bisakah kamu tidak memandangiku terus? " tanya Langit dengan percaya dirinya yang tinggi. Senja yang mendengar hal tersebut langsung membulatkan matanya, dan mendengus sebal.
" Cih, percaya diri sekali kau Langit Defacer ? Haah, ketua tim basket di sekolah, Devano bahkan lebih tampan darimu. " cibir Senja dengan membandingkan Langit dengan Devan, ketua tim basket di sekolah mereka.
" Devano?? Cowok yang suka pamer itu ?!! Aish, aku tahu ia memang lebih tampan dariku. Haah, bahkan Bu Ratih, guru bahasa inggris di sekolah jatuh hati kepadanya. " langit berdecak sebal. Mengakui ketampanan ketua tim basket itu.
" Hahaha, mukamu lucu sekali Lang, kau tidak perlu marah begitu. Hahaha, lihat! Bahkan kamu memujinya disela kamu marah. " goda Senja yang sukses membuat wajah Langit merah padam karena malu.
" Ahh, sudahlah! Aku bosan membahas cowo basket itu , Eh? Kau membawa apa? " Tanya Langit sambil berusaha melihat barang yang dibawa Senja.
" Ahh iya, aku bawa jus pisang. Ini untukmu. " Senja memberikan jus pisang tersebut kepada Langit .
Mata Langit berbinar-binar menerima jus pisang pemberian Senja . Diraihnya jus tersebut, "makasih senja ku .. "
Senja menganggukan kepala tanda menjawab ucapan terima kasih Langit . Untuk sekarang, Senja sangat senang karena dapat duduk berdua di samping Langit . Langit sangat berarti baginya. Ia tidak akan membiarkan Langitnya sedih.
" Lang aku pengen banget jadi bintang , aku gak mau jadi senja " Senja menyenderkan kepalanya ke badan langit .
" kenapa ? kamu itu senja bukan bintang " Langit yang menanggapi Senja berbicara
" ihhh Langit aku itu pengen jadi bintang karena bintang itu milik langit dan langit milik bintang " Senja sambil memakan es krimnya .
" nggak kamu gak boleh jadi bintang kamu tetep senja kok , senja kan miik langit "
" Langit kalau diantara kita ada yang saling suka bagaimana? " Kini Senja bertatapan dengan langit .
" heum Langit bakalan nolak , karena senja dan langit ditakdirkan untuk bersahabat selamanya iya kan " Ucapan Langit begitu menohok hati Senja .
" heem iya " Senja kembali menyandarkan kepalanya ke Langit meresapi hembusan angin yang menerpa wajahnya .
Hanya ada satu harapan di dalam dirinya untuk Langit Ia berharap Langit akan selalu berada di sisi Senja selamanya. Karena pada dasarnya, Senja amat sangat mencintai Langit.
-Flashback end-
Tes..
Air mata Langit menetes dari pelupuk matanya saat mengingat kembali kenangan 3 bulan yang lalu itu. Ia merasa bersalah kepada Senja , karena tidak bisa mencegah kejadian 4 hari lalu yang
tragis menimpa gadis itu .
- F l a s h b a c k -
" He senja! Cepat kemari!! " teriak Langit dari seberang halte bus tempat dimana dia berdiri saat itu, kepada Senja yang berada di pintu pagar sekolah.
" Apaan sih !! " balas Senja dengan teriak. Ia pun melangkahkan kaki menuju seberang. Ditengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tidak ada kendaraan. Ia pun kembali melangkahkan. Pada saat di tengah-tengah jalan, ia tidak sengaja menginjak tali sepatunya yang terlepas. Alhasil, ia terjatuh. Ia mencoba untuk bangun dan mengikat kembali tali sepatunya. Kepalanya menunduk sibuk melihat ke arah tali sepatunya yang lepas, rambutnya terurai bebas menutupi pandangan di sampingnya.
Tanpa disadari Senja , dari arah samping ternyata ada sebuah mobil melaju dalam kecepatan tinggi. Dan..
B R U U K K K !!!
Senja yang masih dengan seragamnya terlihat tergeletak tak berdaya dengan darah yang melumuri tubuh dan seragam tersebut.
Langit yang sedang asik membaca poster yang tertempel di dinding halte menoleh kaget karena mendengar suara yang memekik daun telinganya. Dilihatnya sosok Senja yang tergeletak tak berdaya di pinggir jalan dengan tubuh dan seragam yang penuh dengan darah. Tidak jauh dari tempat Senja tergeletak, sebuah mobil menabrak pohon di pinggir jalan yang membuat badan mobil tersebut rusak.
" Senja !!!!!!! " teriak Langit sambil berlari kencang ke arah Senja . Ia memeluk sosok tak berdaya tersebut. Diguncangnya tubuh Senja yang lemah. Air mata Langit mengalir deras.
Tak lama kemudian, suara sirene mobil ambulan terdengar. Senja diangkat masuk ke dalam mobil didampingi Langit disampingnya.
" Senja !!! Bertahanlah!! " pekik Langit dengan air mata yang terus-menerus memaksa keluar dari pelupuk matanya.
- F l a s h b a c k e n d -
Langit memasuki mobilnya, ia melajukan mobilnya ke taman dekat rumah sakit . Sesampainya di Taman ia turun dari mobil. Berjalan di sepanjang jalan , Ia benar-benar merasa hidupannya tidak berarti lagi. Bagaimana tidak? Separuh jiwanya sedang terbaring koma di rumah sakit.
Rasa sakit di dadanya membuatnya sesak dalam menghadapi kenyataan bahwa ia mencintai Senja , sahabatnya . Bahwa ia takut kehilangan Senja .
Senja, apakah kau tau, aku memcintaimu ?
Apakah kau merasakan hal uang sama sepertiku ?
Kumohon, cepatlah sadar..
Aku ingin memberitahu bahwa selama ini aku memcintaimu, hanya saja aku baru menyadarinya..
Kumohon, jangan terus seperti ini..
Kumohon,jangan tinggalkan aku..
Aku sangat mencintaimu lebih dari apapun ..
Kau harus tau itu..
Air matanya kembali menetes untuk kesekian kalinya. Jeritan demi jeritan di hatinya membuatnya kembali merasakan sakit.
Bip .. Bip .. Bip ..
Suara panggilan telfon yang masuk dari ponsel Langit, membuat air matanya berhenti keluar sejenak. Dilihatnya layar ponsel, 'Dokter ' nama yang tertera di layar ponselnya. Dengan cepat ditekannya tombol berwarna hijau.
' halo '
'.... '
' apa ? benarkah? Ahh, baiklah. Aku akan segera ke sana. Terima kasih telah menelfonku. '
Ia mengakhiri panggilannya dengan dokter. Senyum bahagia sekarang mengembang di wajah lelah Langit . Dokter baru saja memberitahunya bahwa Senja sudah sadar dari komanya.
Ia melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, ia berlari dengan terburu-buru menuju kamar tempat Senja dirawat.
Dibukanya pintu kamar. Dapat dilihat oleh Langit sekarang, sosok yang sangat dirindukannya selama beberapa hari ini sedang terbaring lemah dengan matanya yang sudah terbuka. Tidak lagi tertutup rapat seperti hari-hari sebelumnya.
Langit melangkah masuk. Di dalam sudah ada Dokter dan seorang suster.
" Kondisinya stabil . Ia baru saja sadar. Detak jantungnya juga membaik. Jika kau ingin menyampaikan hal penting, cepatlah. Sepertinya, harapan hidup Senja ada pada kamu , melihat keadannya yang membaik . " Ucap Dokter memberitahu Langit yang sekarang membulatkan matanya setelah mendengar kata-kata Dokter bahwa keadaan Senja sudah membaik.
Ia langsung menggenggam tangan Senja .
" Langit kamu disini ?.. " panggil Senja dengan suara lemah.
" iya , aku di sini Senja " Ucap Langit sambil mengusap kening Senja yang pucat.
" Langit aku ingin jalan jalan . " ujar Senja masih dengan suara lemah. Langit membulatkan matanya. Ia sungguh kaget mendengar ucapan yang terlontar dari bibir pucat gadis itu. Senyum tipis mengembang di wajah Langit. Ia senang mengetahui kenyataan bahwa Senja dihadapannya memang benar sudah sadar bahkan dia sudah ingin berjalan-jalan .
" kamu harus membaik dulu baru kamu bisa jalan-jalan senja jangan bandel "Langit mencubit hidung senja.
" tolong... hari ini saja aku ajak jalan-jalan untuk terakhir kali "
"kamu ngomong apa sih , okey aku ajak jalan-jalan kamu tapi kita ijin dokter dulu . Bagaimana Dok ?" Langit mengedipkan matanya agar sang dokter tak mengijinkannya , namun dokter itu tidak tau apa yang dilakukan Langit.
"Boleh saja asal jangan capek capek ya , Langit kamu tadi nagapain kok kedip kedip gitu ?" Dokter yang melihatnya bingung.
Sialan nih orang. Batin Langit
Sontak senja yang mengerti maksud dokter melihat langit ingin tertawa, sebenarnya dia tahu apa yang dimaksud Langit , pasti Langit tak ingin mengajaknya jalan.
***
Langit mendorong kursi roda Senja ke tempat favorit mereka berdua , dengan makanan favorit Senja yaitu marshmallow , sebenarnya Langit sudah mengomel karena Senja baru saja sehat namun apadaya Langit jika senja sudah merengek .
"Lang " Senja menatap langit angkasa dihadapannya .
"apa heum ?" Langit menoleh ketika Senja memanggilnya .
" ini buat kamu " sambil menyerahkan buku kecil .
" Apa ini ? buku hutang " kata Langit bercanda.
" ihh enggak ini buku Senja dan Langit , kalo Langit rindu senja Langit lihat aja buku itu disitu penuh banget tulisan Senja buat langit "
" Kan kalo rindu tinggal ketemu si Ja , kenapa pakek buku ini ? " Langit bingung .
"Lang senja boleh nyenderin kepala ke bahu langit , leher Senja capek "
" Senja kenapa gak jawab pertanyaan langit ? yaudah nyender aja kalo capek "
" Langit dengerin ya, jika Senja milik Langit begitu juga sebaliknya Langit milik Senja itu gak bakal selamanya karena Senja itu sementara dan nggak ditakdirin buat selamanya , Senja itu indah , tenang, nyaman tapi Senja gak hadir seterusnya , senja hadir sebelum malam senja hadir untuk menemani Langit untuk sementara sebelum malam "
" Tapi Senja yang ada disamping langit ini milik langit untuk selamanya , Langit cinta ama Senja " Senja sontak membulatkan matanya berbinar mendengar kenyataan itu namun cepat cepat ia menepis seuanya .
"Senja juga cinta ama langit tapi , dunia gak takdirin Senja ama Langit . Langit Senja capek .. jangan lupain Senja ya . Senja saying ama langit " Ucap Senja menutupkan matanya tentu Langit yang melihatnya langsung panic dan membawanya ke rumah sakit .
" Dok ... Senja gak sadar dok " air mata Langit kembali terurai, ia tak mau kehilangan gadis yang amat dicintainya .
" Senja kamu bangu ya , katanya kamu cinta ama aku . Bangun yah.. "
" Langit kamu minggir dulu biarkan dokter berusaha "
Lalu Dokter dan suster cepat memasangkan berbagai alat kesehatan.
"Senja bangun ...."
Perkataan Langit putus begitu saja saat alat kardiograf di samping ranjang yang Senja tempati berbunyi panjang. Itu tandanya, gadis di hadapannya yang amat ia cintai telah tiada. Malaikat baru saja mengambil nyawanya.
Langit menangis hebat, tidak menerima kenyataan bahwa Senja harus pergi. Ia menyesal telah tidak sempat melindungi Senja dari kejadian tragis 4 hari lalu. Ia menyesal telah menyia-nyiakan waktunya bersama Seja selama ini hanya dengan bermain-main. Ia menyesal pernah membuat gadis itu menangis. Ia menyesal pernah membentak Senja . Dan, satu hal yang sangat ia sesali sekarang, bahwa ia tidak dapat memiliki nya .
Malaikat, kenapa kau harus mencabut nyawanya secepat ini?
Kenapa kau tidak memberikanku waktu 10 detik untuk menyelesaikan ucapanku?
Kenapa ini semua tidak adil??
Kenapa aku harus kehilangan cinta ku?
Kenapa??!!
Maaf, aku terlambat Senja ..
Maaf, aku terlambat mengucapkan 'kata-kata indah' itu..
Dan, maaf Senja .. aku baru menyadari perasaan 'aneh'.
Seharusnya aku menyadari perasaan 'aneh' ini dari awal..
Maaf..
Selamat tinggal Senja Ashila .Aku mencintaimu
" kamu memang datang untuk sementara Senja, namun kamu memiliki ruang tersendiri dalam hatiku " Langit
" karena kita adalah senja dan langit, kebersamaan kita bukan detik, menit, hari, bulan atau pun tahun karena kita adalah sementara untuk selamanya " Senja
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top