Ramadhan Drabbles #4
- Kegiatan di siang hari -
Mafu tiduran di sofa, dengan kaki di permukaan sofa sementara kepalanya ada di karpet. Secara singkat dia kebalik lah posisinya. Dirinya bosen mau ngapain sambil nunggu Maghrib, padahal saat itu masih siang.
Dia udah sholat Zhuhur tadi sama Amatsuki, baca Al-Qur'an dulu selama 1 jam, terus Amatsuki pamit dulu keluar sebentar buat beli bahan makanan yang habis di pasar. Harusnya dia belinya pagi-pagi, cuman aja Amatsuki ketiduran saat lagi muraja'ah pas setelah sholat Shubuh, dan bangun-bangun udah jam 9 pagi.
"Gabuuuuuuuuttttttt..." sang albino merengek pada dirinya sendiri. Udah gitu udara panas pula, dan angin dari kipas angin gak cukup sejuk buat dia.
Seenak jidat, Mafu menjatuhkan kakinya dari sofa, acuh tak acuh oleh rasa sakitnya. Dia bangkit ke posisi berdiri dan berjalan ke dapur. Nggak, dia gak mau nyolong air putih dari teko kok. Tujuannya kan nyari angin.
Membuka pintu kulkas, Mafu membenamkan wajahnya ke dalam, menghela nafas lega oleh sensasi dingin yang mengenai wajahnya. Rasanya adem banget, kayak air wudhu di pagi suntuk. Sebenarnya dia bisa aja nyalain AC di kamarnya, cuman aja ntar kena marah Amatsuki yang nyuruh dia buat hemat listrik.
Saking keenakan (?) di dalam kulkas, dia tidak menyadari kehadiran seseorang di sampingnya.
"Mafu-kun ngapain?! Mau batal?!"
"Astagfirullah Ama-chan nongol darimana?!"
"Dari hatimu! Ya dari pintu depan lah! Mafu-kun ngapain di depan kulkas kalo gak mau batalin puasanya?! Jangan bilang nyari adem!"
"I- Iya... Memangnya gak boleh...?"
Amatsuki udah siap-siap ceramahin anak-- eh sahabatnya habis-habisan tuh, tapi ngeliat Mafu yang mengaku dengan suara kecil seraya menundukkan kepala dan memainkan jarinya bikin dia gak tega. Pada akhirnya dia cuman bisa menghela nafas.
"Yah soalnya kulkasnya bisa rusak kalo kelamaan dibuka. Kayak kulkas dulu tuh rusak gegara kamu pengen liat kalo lampunya mati ato gak sebelum pintunya ditutup"
"Iya, Ama-chan... Maaf..."
"Gak apa-apa, Mafu-kun. Kita nonton tv bareng yuk"
Mafu melihatnya dengan penuh harap.
"Boleh nonton acara kesukaan kita?"
Dengan senyum sayang idaman para reader, Amatsuki mengangguk.
"Boleh kok"
Yahh... Nonton gore saat lagi puasa gak batal kan?
.
"Sosroooo!!!"
"Napa, Ruko gak laku-laku?"
Ruko memasuki kamar adiknya dengan panik. Surai biru gelapnya ampe acak-acakkan gitu, terus gak dikuncir pula. Makin membahana (?) dah tuh, "Lu liat doujin MikaYuu gue gak?!"
Soraru yang lagi maen Mine*craft di hp-nya langsung nengok dengan wajah 'aq jyjyc sm qm'.
"Puasa coeg, jangan baca yaoi teros"
//author tertohok secara tidak langsung oleh om Soraru.
Sebuah perempatan terbentuk di kening sang kakak, "Halah jangan sok alim deh lu, Sor! Sendirinya juga marathon GochiUsa habis Shubuh kan?! Gegara laptop elu lowbat aja kan jadinya elu maen Mine*craft?!"
"Mending loli daripada yaoi njer!"
"Cih, dasar lolicon!"
"Sadar! Yang punya dakimakura Kagamine Len itu siapa?! Elu, anjir! Shotacon!"
"Heh berdua" Tomohisa tiba-tiba muncul dari arah samping Ruko, geleng-geleng kepala melihat debat kakak-adik tersebut, "Daripada ribut gitu, mending kalian gaming bareng aja"
Hening sejenak.
"Eh iya juga yak. Sor, gue join server elu ye"
"Ya udah sini, duduk sebelah gue"
Akhirnya kalem juga... batin Tomohisa seraya beranjak pergi.
Namun sayangnya beberapa menit kemudian...
"Item gue jangan dicolong weh! Bentar lagi malem!"
"Gue juga butuh, Sor! Lagipula item elu banyak begini! Bagi-bagi dikit napa!"
"Ogah! Bikin sendiri sana! Cari bahannya sendiri sana!"
"Sadis banget elu jadi adek!"
"Ya elu sendiri tadi ngepanah gue ampe mati!"
"Gue meleset ya elah!"
"Matamu meleset!"
Tomohisa, jangan lupa istighfar ya mas.
.
Kashitarou, seperti biasa menghabiskan sebagian besar waktunya buat muraja'ah karena dia sebenarnya juga bingung mau ngapain lagi. Namun siang itu, setelah menutup Al-Qur'an dan meletakkannya di rak bukunya, dia beranjak keluar kamar dan pergi ke halaman belakang, dimana rubahnya lagi asyik rebahan di rerumputan.
Ki-chan tidur? Yah... Padahal mau ngobrol bareng...
//mz coba ke Indonesia dulu deh, banyak kok yang mau jadi temen ngobrol mz :)
Daripada balik lagi ke rumah, Kashitarou ikut tiduran di dekat Ki-chan dan mengelus-elus kepalanya dengan lembut, merasakan bagaimana bulunya yang berwarna oranye kemerahan melewati sela-sela jarinya dengan mulus.
Kashitarou sedikit terkejut saat kepala Ki-chan bergerak. Rubah itu membuka matanya dan memutar kepalanya ke arah pemiliknya. Sejenak, mereka saling memandang satu sama lain, sebelum Ki-chan merubah posisinya sehingga kepalanya berada di dada Kashitarou. Rubah itu menggosok-gosokkan kepalanya dengan manja sebelum tertidur lagi.
Kashitarou berkedip beberapa kali, sebelum bibirnya menyunggingkan senyum lebar.
Ini sungguh damai dan menenangkan.
Pada akhirnya mereka berdua tertidur sampai waktu Ashar.
//sumpah tiap kali ngetik bagian Kashi rada bingung gimana caranya nistain dia ^^''
.
Luz menyembulkan kepalanya ke luar pintu kamarnya, celingak-celinguk kanan kiri, memastikan bahwa tak ada suara langkah ayahnya atau ibunya. Dia nyengir nista, sebelum kembali menutup pintunya dan duduk di kasurnya.
Dari kolong kasurnya, dia mengambil sebuah kotak berbentuk persegi panjang yang mengkilat dan tak berdebu samsek padahal kolong kasur kan harusnya kotor. Luz membuka tutupnya, dan tertawa sendiri kayak orang gak waras yang belum minum obat.
Kalem, Luz masih waras kok, makanya dia masih bisa puasa :)
Dia merogoh-rogoh isi kotak, membalikkan beberapa benda di dalamnya untuk mencari sesuatu yang dia inginkan. Keningnya mengerut setiap kali dia menjumpai hal yang berbeda dengan yang dia cari. Sang surai silver menggerutu pada dirinya sendiri.
"Mana sih... Perasaan aku inget nyimpennya disini-- Uwoooh!! Ketemu!!"
Dengan efek sorot lampu dari Firdaus (?), Luz mengangkat benda yang dia dapatkan ke udara bagaikan benda itu adalah vaksin Covid-19. Manik amethyst yang ada di balik poni tebalnya berbinar-binar melihat cap di bagian belakang benda berbentuk balok rada tebal tersebut.
R-13.
Yeah, kalo doujin R-13 gak mungkin ada bagian 'itu' kan? Jadinya puasa Luz aman.
//serah mz aja deh...
Mumpung masih siang, Luz memutuskan untuk marathon aja koleksi doujin R-13 yang dia punya dalam kotak tersebut sambil tidur-tiduran di kasur dan fanboying sendiri setiap kali ada OTP moments//ini mah author banget plis.
Cklek.
"Luz, disuruh ibumu angkat jemuran tuh--"
Hikari jawdropped. Luz sontak jatuhin buku doujin-nya.
"A- Ayah?!?! Bisa gak lain kali ngetuk dulu?!" Luz teriak panik, cepet-cepet masukin doujin tadi ke kotak dan naruh balik di kolong kasurnya.
Hikari berkedip beberapa kali, sebelum menutup pintunya dan menghampiri putranya yang udah gemeter di kasurnya, "Jadi hanya karena kau pikir Ayah atau Ibu gak tau kamu bisa baca doujin sepuasnya hah?"
"Hii--!!" Luz memekik, "I- Iya, Ayah! Ampooonn!!" dengan itu dia langsung kebirit keluar kamar ke halaman belakang rumah buat ngangkat jemuran.
Hikari geleng-geleng kepala, sebelum meraih kotak itu dari bawah kasur Luz dan mencari doujin yang tadi putranya baca. Dia duduk di kasurnya dan menghela nafas, membuka halaman pertama dari doujin tersebut.
"Dasar, dia gak tau apa semua doujin aku juga disita sama Erika... Masih untung punya Luz kagak diambil..." dengan senyum kecil di wajahnya dia pun lanjut membaca doujin itu, "Ah, tidak buruk. Anakku punya selera doujin yang bagus. Aku bangga"
Balik-balik ke kamarnya setelah ngangkut keranjang penuh cucian kering ke kamar orangtuanya, Luz jawdropped juga ngeliat ayahnya membaca doujin SoraMafu R-13 miliknya sambil tiduran di kasur.
"Lah Ayah juga baca?!?! Ngikut dong!!"
"Jangan berisik! Ketahuan Erika kita tamat tauk!!"
Akhirnya bapak-anak itu menghabiskan waktu siang mereka untuk membaca koleksi doujin R-13 milik Luz sampai Erika memanggil suaminya dan putranya untuk sholat Ashar.
~~~
A/N : Yeah absurd sekaleh, I know.
Author ngantuk berat, soalnya walaupun chapter ini (rencananya) publish di siang hari, author ngetiknya saat malem-malem sekitar jam sepuluh//ya elu kan ngantuknya abadi macam si om.
See you next time!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top