Mamat nyoba ngebujuk

Sejak itu, kehidupanku dan Amatsuki berjalan kayak sebuah lingkaran. Lingkaran setan--//hush.

Kami masuk sekolah. Aku dibuli. Amatsuki membantuku. Amatsuki ikut kena buli. Pisauku melayang lagi. Aku kena ceramah Amatsuki dan Kepala Sekolah (jujur, aku lebih takut ceramahnya Amatsuki dari ceramah Kepsek sih, kepala botaknya bikin aku salfok//hush). Kami pindah sekolah lagi, aku dibuli, dan gitu aja terus sampai aku bukan albino lagi.

Nggak deng.

Tapi setelah kami pindah tiga sekolah dalam setahun (wow, rekor baruku!), Amatsuki cepat-cepat membawaku pulang ke rumah dan ceramahannya Mamatsukijah pun dimulai lagi.

Oh ya, aku lupa ngasih tau.

Aku dibuang orangtuaku yang tak menerima aku seorang albino dan tinggal di panti asuhan selama ini. Amatsuki yang tinggal sendiri di rumahnya karena orangtuanya sudah meninggal oleh kecelakaan mobil menyuruhku untuk tinggal di rumahnya saja.

Dia bahkan punya surat asuh yang sah segala coba. Padahal kita masih kelas 4 SD. Aku aja ampe bingung dia dapet tuh surat darimana. Tapi dia cuman bilang bahwa anak kayak aku tuh harus dijaga baik-baik.

Gak salah sih dia. Kan aku mahluk ter-kawaii sealam semesta.
//pen nabok tapi ntar dimarahin Mamat...

"Oke, Mafu-kun, dengarkan aku"

Aku duduk bersila di karpet, sementara Amatsuki berdiri di depanku dengan kedua tangan di pinggulnya dan mulutnya yang mengerucut.

Emak beneran emang dia.

"Aku tau kau tidak tahan melihat jika mereka membuliku, tapi bukan berarti kau harus jadi yandere juga kali! Emangnya kau nggak pikirin nasib kita nantinya?"

"Tapi aku juga nggak mau kau dibuli, Ama-chan!" aku memajukan mulutku dengan kesal.

"Mafu-kun..." Amatsuki menghela nafas berat dan memijit keningnya yang lebih mulus dari papan cucian. Dia berlutut di depanku dan menepuk bahuku, "Besok kita kan masuk sekolah baru. Bisa tahan nafsu darahmu gak?"

Aku menggigit bibirku sendiri, "... Aku nggak bisa janji loh, Ama-chan..."

"Gak apa-apa, yang penting kau mau usaha" yap, lagi-lagi dia memberiku senyum secerah bintang Alpha Centauri-nya itu. Huuhh, kadang aku berharap senyumnya itu bisa bikin para pembuli buta untuk sesaat biar aku bisa menusuk mereka--.

Tuh kan, mulai lagi deh sisi yandere-ku.

Yaudah lah, demi Amatsuki mah aku nurut-nurut ae.

~~~

A/N : Pendek? Mm-hmm, tangan author suka sakit sendiri akhir-akhir ini.

Paling nyebelin kalo jari yang sakit, rasanya kayak ketarik gitu. Udah gitu jari tengah pula, kan berasa karma karena udah sering ngacungin orang jari tengah author ini//hush.

Autho usahin bikin chapter yang lebih panjang selanjutnya.

See you next time!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top