Garem~ Garem epliwel~
Konichiwa! Kashitarou desu!
Nah, mungkin minna-sama pada mikir, kenapa tiba-tiba aku yang jadi sudut pandangnya?
Ini semua karena author-san lagi kehabisan ide buat cerita lanjutannya. Kena writer's block lah katanya. Maklumin dulu yah, minna-sama, hari ini dia TO sekolah soalnya, terus besoknya TO sekolah lagi ditambah TO di tempat lesnya.
Bukannya belajar, dia malah ngetik buat kalian. Emang dah si author-san.
Karena aku tokoh yang baik//halah///diam kau author-san--, jadinya kali ini ceritanya bakal dari sudut pandangku dulu! Silakan membaca, minna-sama!
.
Pada suatu pagi yang sejuk, aku mendatangi rumah Soraru-san seperti biasa. Ini sudah jadi kebiasaanku dari dulu untuk mengunjungi rumahnya setiap kami mau sekolah. Soalnya kalo nggak kusamperin ntar dia kebablasan tidur sampai jam 1 siang.
Siapa yang nanti kena marah? Ya aku lah.
Aku mengetuk-ngetuk pagar rumahnya yang besar dan terbuat dari besi itu dan menyahut dengan sopan, "Sumimasen~! Soraru-san~! Dah bangun belom~?"
Seorang wanita muncul dari balik pintu depan. Anggap aja dia itu Soraru-san, cuman aja rambutnya lebih panjang, dan lebih cantik daripada dia. Iyalah, wong Soraru-san kan cowok. Aku tersenyum padanya dan membungkukan kepalaku, "Ohayou gozaimasu, Soraruko-san. Apa Soraru-san sudah terbangun?"
"Sora? Iya, dah bangun kok tuh boncel" ujar kakaknya dengan nada ketus. Dia menolehkan kepalanya ke balik bahunya dan...
"SORA!!! CEPETAN ELO KELUAR!! TEMEN ELO UDAH NUNGGUIN NIH DI LUAR!!!"
"JADI KAKAK GAK USAH BACOT BISA GAK?!?! GUE JUGA UDAH TAU KALE!!"
"NGOMONG SAMA GUE SOPAN DIKIT BISA GAK?!"
"YA LU NGOMONG KE GUE AJA GAK SOPAN GIMANA CARANYA GUE MAU SOPAN KE ELU COBA?!"
Harmonis sekali ya kakak-beradik ini.
Beberapa detik kemudian sahabatku nongol dari balik sosok kakaknya, terlihat ngantuk, datar, dan dingin seperti biasa. Dia pamit pada kakaknya dengan nada gak niat sebelum berjalan menghampiriku, "Lu ngapain sih nyamperin gue sepagi ini? Sekolah aja mulainya 1 jam lagi" gerutunya dengan nada kesal.
Aku terkekeh pelan, "Hihihi, lebih awal lebih baik"
"Serah lo, rubah"
"Aku mah iyain aja, kue ikan"
Dia mendengus padaku, dan membuang muka.
.
Benar saja, sekolah masih sepi saat kami memasukinya. Sebenarnya ini bagus juga, soalnya kalo kami datangnya rada siang ntar kami dikerumunin para cewek, dan Soraru-san kan nggak suka jadi pusat perhatian, maunya jadi pusat pemerintahan.
Oke, gak nyambung.
Di kelas kami XI-A, rupanya sahabat lainku sudah datang, lagi bikin status IG dengan pose lagi belajar mentang-mentang habis ini kita ada ulangan Kimia. Melihat kedatangan kami, dia meletakan hp-nya dan melambaikan tangan pada kami, "Met pagi, teman-teman kuh~"
"Pagi juga untukmu, Luz-kun" aku tersenyum padanya dan membungkukan kepalaku, sementara Soraru-san hanya mengganguk sebagai balasan.
"Kalian kemana aja sich kemarin? Buanyak bingitz tempe yang nanyain" kalau belum mengenal Luz dengan baik, pasti sulit untuk mengartikan ucapannya. Aku aja kadang masih kesusahan oleh kosakatanya yang ajaib.
"Bukan urusan lo, jerapah. Gak perlu ikut campur" gerutu Soraru-san sambil duduk di kursinya di sebelah Luz dan menguburkan wajahnya ke tumpukan lengannya di atas meja.
Luz memiringkan kepalanya, dan aku yakin dia berkedip di balik poninya yang tebal itu, "Aih? Soraru-san kok keliatannya lebih kezel dari biasanya sich? Kenawhy?"
"Bacot" jawabnya ketus.
Aku duduk di kursiku di barisan sebelah tempat mereka dan memangku dagu dengan tanganku, menghadap ke mereka, "Iya juga, nadanya lebih kasar dari biasanya. Doushita no?"
"... Gacha-ku ampas"
Luz tertawa, sementara aku nge-facepalm.
"Gitu doangs?! Hahahaha!" Luz menepuk-nepuk meja dengan keras, "Lol, Soraru-san! Masa gegara gacha doangs langsung salty aja sich?! Hahahaha!"
"Lu mana tau gimana rasanya gacha ampas, jerapah!"
"Eh sorry berry yach, tapi akoeh juga tempe kali rasanya dapet gacha ampas"
"Hilih kintil. Emang lo nge-gacha apaan?"
"Gacha-in kesempatan kuh dengan si dia"
"Bucin lo njir"
Aku menepuk-nepuk bahu Soraru-san, masih dengan senyum di wajahku, "Sudahlah, Soraru-san, mungkin lain kali bisa dapat SSR. Puas-puasin aja dulu dengan yang sekarang"
"Emang lu kata gampang ngalahin final boss-nya tanpa SSR?! HP-nya sejibun, bego! Gimana caranya gue mau lanjut ke Singularity selanjutnya kalo final boss-nya aja belum dikalahin?!"
Mulai deh racuan Soraru-san soal game.
BRAK!!
Kami (kecuali Soraru-san) loncat di kursi kami saat pintu kelas digeser terbuka dengan tidak santainya, dan sahabatku yang lain memasukinya dengan sok.
"Selamat pagi wahai kalian manusia-manusia biasa yang paling nanti bakal gagal dalam ulangan Kimia karna gak belajar gak kayak gue yang bergadang buat belajar sekaligus tanding cumi sama si kue ikan semalaman!!" sahut sahabatku sambil nge-rap dan duduk di sampingku, melemparkan seringaiannya pada Soraru-san yang mendelik tajam padanya.
"Bacot elo wahai manusia cowok tak berbatang kebanyakan bedak" balas Soraru-san dengan sedikit nge-rap dan pastinya, sangat ketus.
Sahabatku yang ketiga, seorang cewek berambut pink berwajah manis dengan suara kayak om-om preman di toko tato di sebelah sekolah, bernama Naruse, hanya tertawa lantang dengan suara uniknya itu, "Yang kalah gak usah protes, wek!" dia menjulurkan lidah padanya.
Aku tertawa kecil, "Udah gacha ampas, terus kalah pula melawan Naruse-kun kemarin" aku menepuk-nepuk bahu Soraru-san lagi, "Sabar yah"
Luz juga pengen puk puk sahabatku, tapi tangannya malah ditepis sama Soraru-san, "Jangan sentuh gue dengan tangan lu yang kerjaannya buat nontonin anime yaoi"
Dia terkesigap dramatis dengan tangannya dia letakan di dadanya, "Akoeh udah cuci tangan loch, Soraru-san! Tangan kuh bersih sangatz bagaikan tak ada kaca!"
"Ngomong bahasa mana sih lu, geblek?"
"Heeeeeee... Gacha Soraru-san ampas?" Naruse mulai tertawa jahat kayak pak lampir yang baru dapat mangsa (?), "Kasian amat dah lo! Makanya kalo main itu pake perasaan biar gacha elo nggak ampas kayak gue, mwehehehehe!!"
"Mwehehehe bapak lo kelindes bajaj, emang elu dapet apa hah?"
Naruse mengeluarkan hp-nya dari saku celana seragamnya, log in ke game-nya, dan menunjukannya pada Soraru-san. Wajah sahabat kue ikanku langsung berubah drastis dalam beberapa detik dan dia duduk tegak sambil marah-marah gak jelas,
"Huanjir!! Gak terima gue!! Elu dapet Saber yang Alter?!?! Elu berapa kali nge-gacha woi?!?!" Soraru-san mencak-mencak dan nunjuk-nunjuk Naruse dengan wajah gak terima.
"Cuman tiga kali kok~, gue mah anaknya santuy, nggak kayak lo~" Naruse bersenandung kecil saat dia menaburkan garam pada Soraru-san secara kiasan.
Sebelum Soraru-san dapat nge-berserk dan malah manjat Tokyo Tower dan diserang sama AU Jepang, aku dan Luz mengamankannya dengan cara menyuapkan tempura kesukaannya yang kubawa ke mulutnya.
Soraru-san sedikit terkejut, namun akhirnya dia duduk kembali dan menutup matanya, menikmati rasanya saat dia mengunyah udangnya, "Umai..." gumamnya.
Aku dan Luz menghela nafas lega. Luz kemudian mengalihkan pandangannya pada Naruse, "Beb, pagi-pagi jangan nyari ribut sama Soraru-san dech. Ntar urusannya lebih repot daripada bikin buku nikah di KUA"
"Pertama, gue bukan bebeb lo. Kedua, ngapain bawa-bawa KUA?" Naruse mangut-mangut.
"Lah, emangnya kalo kita nikah gimana kalo nggak ke KUA dulu?"
"HALU-NYA KONDISIKAN DASAR ELO JERAPAH!!" malah Naruse yang berserk. Aku langsung menekan bahunya dan mendorongnya untuk kembali duduk di kursinya. Biar diam, aku menyambar tas Luz, tanpa lupa mengatakan "Permisi" tentunya, merogoh-rogoh isinya, dan memberinya sebuah benda.
Amarah Naruse hilang dalam sekejap. Dia mengambil benda itu dari tanganku dan tertawa sendiri melihat pantulannya di cermin, "Duh, cantiknya diriku ini~"
Untung Luz selalu bawa cermin setiap hari.
"Lu cantik dari sudut Bumi yang mana, njir?" Soraru-san tiba-tiba bertanya.
"Bukan Bumi lah~, kan aku secantik bidadari~" balas Naruse dengan genit.
"Iya, bidadari. Bidadari jahanam"
Nggak kuat, Luz ketawa terbahak-bahak sampai mukul-mukul meja. Aku nahan tawa soalnya takut kena geplak Naruse yang duduk di sebelahku, sementara Naruse sendiri bengong dan cerminnya Luz terselip jatuh dari tangannya, untung kutangkep tepat waktu.
Naruse gigit bibir sendiri, "Pengen ngajak baku hantam, tapi ntar aku malah dikeroyok sama keluarganya..." gumamnya kesal.
Soraru-san tersenyum puas, namun senyumnya jatuh saat mendengar jejeritan kuntilanak-- eh maksudku jejeritan para fangirl di luar gara-gara lihat senyumnya yang langka.
Naruse menolehkan kepalanya ke arah pintu dengan wajah tak suka, "Cih, ribut banget sih tuh cewek-cewek murahan"
Salah satu teman sekelasku berhasil masuk kelas terlepas dari kerumunan yang membludak di depan pintu. Dia menghela nafas lega, "Lolos juga..." dia tersenyum pada kami berempat, "Hei, kalian! Oh, tau gak? Kemarin aku gacha dapet SSR--"
"ELO JANGAN IKUT NGEGAREMIN GUE, TOUYU!!!"
~~~
A/N : BESOK MTK GAES!!! BESOK MTK!! SIAPIN PENSIL, PENGHAPUS, PENGGARIS, BUSUR, JANGKA, DAN KERTAS BUAT BERTARUNG BESOK!!! HYAAAAAA!!!
//ditabok OC author yang budeg gegara diteriakin author.
Ehem. Author seharusnya belajar MTK sekarang, namun author memutuskan untuk update. Kalo author nggak ada update baru besok, artinya author udah di-slain sama MTK.
(edit : baru mudeng kalo author ngetik nama si Touyu itu salah www)
See you next time!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top