Diskusi singkat
"Nee, nee, denger gosipnya dari Luz-senpai gak?"
"Yang mana?"
"Yang katanya Kain-senpai mau nantang Soraru-senpai dalam karate loh!"
"Ehhh?! Seriusan?! Ntar gimana nasib Soraru-senpai?! Kain-senpai kan juara daerah!"
"Tapi Kain-senpai kan juga gak mungkin ngelawan orang sembarangan! Mungkinkah Soraru-senpai sebenarnya punya keahlian karate juga?"
Aku dan Amatsuki hanya bisa nonton saat dua gadis itu segera menghampiri Luz-senpai, memanggil namanya dengan genit dan bertanya tentang "duel" Kain-senpai dan Soraru-senpai yang akan terjadi siang ini, sepulang sekolah, di lapangan sekolah.
Kami memang lagi gak ke atap dulu, soalnya kemarin hujan deras dan lantai atapnya jadi basah. Jadinya kami duduk di bangku panjang yang ada di dekat kantin. Kan gak enak kalo celananya ikut basah, bisa-bisa kita dikira ngompol.
Oke, kami kan udah SMA. Masa ngompol?
"Kain-senpai itu kayak gimana sih orangnya, Ama-chan?" tanyaku.
Dia mengangkat bahu, dan setelah meneguk kola yang dia minum, dia menjawab pertanyaanku, "Belum pernah liat orangnya secara langsung sih. Tapi kalo kata Luz-senpai anaknya baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong"
Yha kau kata budi pekerti.
"Luz-kun! Luz-kun!"
Suara riang seorang lelaki menarik perhatian satu kantin, termasuk kami. Seorang kakak kelas bersurai coklat dan bermata biru menghampiri Luz dan berhenti di hadapannya, "Luz-kun ngeliat Soraru-san gak?" tanyanya.
"Ehh??? Soraru-san yang dicariin? Bukan akoeh, yang?" Luz-senpai mulai ngedrama dengan ekspresi terpukul dan nada sedih yang kedengerannya kayak asli.
Lelaki itu tertawa lepas, tampak sudah biasa menerima gombalan kakak kelas kami yang punya leher terpanjang dalam sejarah sekolah, "Geer kamu, Luz-kun! Aku serius nih!"
"Iya deh, yayank Kain. Soraru-san tadi pergi ke arah gudang belakang sekolah bareng Kashitarou-kun. Mau pacaran kali disana, hehehe"
"Gak boleh berprasangka gitu dong. Ya udah deh, Luz-kun. Sankyu!" lelaki itu, yang rupanya adalah Kain-senpai, melambaikan tangan padanya sembari berlari keluar kantin.
"Douita, yang~" Luz-senpai senyum-senyum sendiri, Hati-hati wahai readers author yang budiman, kalo ngeliat orang kayak gini mah langsung lapor aja ke Satpol PP, biar gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kain-senpai mau bicara soal duelnya kah?" gumamku, sebelum bangkit dari bangkuku, "Ama-chan, aku mau pergi dulu. Jangan kangen yah"
"Anakku kelewat pede amat sih" aku dapat mendengar Amatsuki menggerutu saat aku berlari meninggalkannya menjomblo di bangku kantin. Semoga dia nggak diincer Luz-senpai. Kalo sampai beneran ya tinggal kutebas lehernya biar jadi pendek.
Itupun kalo aku dibolehin author...
Aku akhirnya sampai ke gudang belakang sekolah, dan melihat Kain-senpai sedang berbicara dengan Soraru-senpai sementara Kashitarou-senpai cumin liatin sambil senderan ke batang pohon yang ada di dekatnya.
Aku tersentak mendengar langkah-langkah kaki dari arahku datang. Tiga senpai itu bahkan juga mendengarnya dan mereka langsung memasuki gudang, tidak peduli dengan betapa gelapnya keadaan di dalam bangunan tua itu.
Tubuhku menegang saat mendengar geraman seseorang yang kukenal baik.
"Cih! Mana sih albino sialan itu?!"
Kuso, itu Lon-senpai!
Sebelum kakiku bergerak untuk membawaku kabur, aku merasakan udara dingin mengenai kepalaku sebelum tangan seseorang mencengkram kerah belakangku dan menarikku ke atas pohon dalam hitungan detik, seakan-akan aku seringan kertas. Refleks, aku menghunus belatiku dan berputar, mengayunkan bilahnya untuk menebas tangan siapapun itu.
Aku terkesigap.
"Lain kali, kayaknya mbak harus bilang dulu deh sebelum apa-apain adek" wanita itu tertawa kecil, sama sekali menghiraukan satu pergelangan tangannya yang hilang akibat pisauku.
"Eh?! Mbak?!" aku memekik tak percaya.
"Ssstt!" dia mendesis dan meletakan telunjuknya di bibirku, mencegahku dari berbicara lebih lanjut, "Kakak kelas itu sebentar lagi ada di bawah kita" bisiknya.
Aku meneguk ludah, dan menundukkan kepalaku. Lon-senpai benar-benar di bawah kami, di dekat batang pohon. Nafasnya terengah-engah setelah banyak berlari, dan dia mengelap peluhnya dengan sapuan kasar dari pergelangan tangannya, "Malah ilang! Kemana sih tuh anak?! Seenaknya kemarin dia ngobrol sama Kradness! Cih!"
Dia ngoceh gak jelas selama beberapa menit sebelum akhirnya meninggalkan lokasi. Aku dan mbak itu menghela nafas lega.
"Fiuh, akhirnya cewek itu pergi juga"
Aku langsung menolehkan kepala mendengar suara Soraru-senpai. Rupanya si mbak membawaku ke pohon yang berdiri tepat di samping jendela gudang. Memang, cahaya matahari yang masuk tidak terlalu banyak, tapi masih cukup untuk melihat apa yang terjadi di dalam, dan apa yang mereka perbincangkan.
"Jujur, aku rada ngeri sama Lon-san" Kain-senpai menghela nafas dan menggaruk-garuk kepalanya dengan tak nyaman, "Dia sering muncul gak bilang-bilang, menggodaku dengan suara manisnya dan apalah itu"
"Dua" celetuk Kashitarou-senpai, "Awalnya aku juga digituin sama dia, tapi setelah aku semakin dekat dengan Soraru-san, dia perlahan menjauh walaupun dia masih suka ngeliatin. Kukutip dari pembicaraannya yang Luz-kun gak sengaja denger, 'Sialan banget nasibku. Nemu cogan tapi sayangnya homo. Jijik banget'"
Soraru-senpai memandang sahabatnya dengan tatapan (sedikit) bersalah, "Maafkan aku yang telah membuatmu dihujat begitu, Kashitarou-kun"
Ekspresi pilu yang semula menghias wajah Kashitarou-senpai segera menghilang, "Tenang saja! Aku tak masalah selama itu untukmu kok, Soraru-san!"
Kain-senpai terkikik melihat interaksi mereka berdua, "Kalian berdua memang dekat ya. Rasanya seneng aja gitu melihat kalian, hehe"
"Sore ja, aku menemui kalian karena kau ingin memastikan. Kau menerima tantanganku kan, Soraru-san?" Kain-senpai melanjutkan, mata birunya berbinar-binar saat menunggu jawaban dari senpai yang ditanya.
Soraru-senpai mendengus dan melipat kedua lengannya di depan dada, "Tentu saja kuterima. Tak pernah dalam hidupku aku diajarkan untuk mundur dari tantangan, kecuali dalam kondisi tertentu dimana kesabaran adalah segalanya"
Kashitarou-senpai mengalungkan lengannya di bahu Soraru-senpai dengan tiba-tiba, meraih tatapan kaget dari yang bersangkutan, "Benar sekali, Soraru-san! Tampaknya otou-san telah mengajarimu dengan baik, hai?"
"Jangan lupa, aku ini juga muridnya lho" Kain-senpai tersenyum misterius, "Sebagai sesama murid dari Kirihara-sama selama 10 tahun, aku penasaran siapa yang lebih kuat"
Soraru-senpai membalas senyumnya, "Kita akan lihat nanti. Sekarang..." dia menyingkirkan lengan Kashitarou-senpai dari bahunya dengan rona merah tipis terlukis di pipinya yang pucat, "Ngapain sih lu? Jangan sok modus deh! Simpen aja buat doi lu!"
"Kashitarou-kun udah punya doi?! Dare?!" aura misterius Kain-senpai hilang begitu saja, dan dia antusias sendiri mengetahui bahwa temannya udah punya gebetan.
"So- Soraru-san! Jangan dikasih tau!" Kashitarou-senpai segera memakai topeng kitsune-nya, namun aku masih dapat melihat ujung telinganya yang memerah, "Untung disini hanya ada Kain-kun! Kalau ada Luz-kun maka tamatlah aku!"
"Luz-kun itu siapa, dek?" tanya mbak itu.
"Itu loh, mbak. Senpai berleher panjang dan berlidah alay" jawabku asal.
"Leher Panjang? Yang itu bukan?"
Si mbak itu menunjuk ke seorang lelaki yang lagi nguping pembicaraan tiga lelaki itu sambil ketawa-ketiwi sendiri. Lah, itu kan Luz-senpai!
...
Selamat tinggal, rahasia Kashitarou-senpai.
~~~
A/N : TUGAS AUTHOR NUMPUK SUMPAH GAK BISA LEPAS DARI SAMA LAPTOP SAMA SEKALI. MASA BARU SATU HARI LIBUR TUGASNYA UDAH DAPET 10 COBA WADEPAK.
AUTHOR CAPEK TAU. CAPEK!!!
//bacot woi.
See you next time!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top