Bonus Chapter #5
Atas saran Kirihara, Kashitarou pergi ke kampus yang tidak terlalu jauh dari rumah supaya dia tak perlu menyewa tempat untuk tinggal. Bukannya ingin hemat pengeluaran, tapi sudah merupakan kewajiban Kashitarou untuk mengambil alih klan suatu saat nanti. Dengan kekuasaan keluarganya yang sudah semakin kuat, Kashitarou sendiri juga harus mengawasi setiap hal dalam klannya agar semua dapat berjalan dengan lancar.
Malam itu, Kashitarou menggeser pagar rumahnya terbuka, membalas ucapan selamat malam dari beberapa anak buahnya dengan sopan. Dia mandi dulu sebelum makan malam sendiri di ruang makan karena waktu sudah menunjukkan jam 10 malam lebih. Kembali ke kamarnya, dia memandang tugasnya dengan wajah mengantuk, sebelum membawa semua tugasnya ke halaman belakang rumahnya.
Memasuki bagian halaman yang merupakan rumah rubahnya tersayang, Kashitarou duduk senderan ke pagar kayu yang mengelilingi taman dan membuka laptopnya, mulai mengetik seraya sesekali melirik ke bukunya yang terbuka di sampingnya.
Sang bertopeng kitsune bahkan tidak perlu menoleh saat merasakan sebuah pergerakan di dekatnya. Yang tidak dia sangka, adalah Ki-chan sedang tidak dalam wujud rubahnya, namun dalam wujud wanita berkimono dengan motif dedaunan musim gugur dan dengan tujuh ekor rubah yang berdiri di belakangnya. Melihatnya berdiri di depannya sedikit mengejutkan Kashitarou, namun kemudian dia tersenyum kecil sebagai sapaan.
"Kashitarou-sama kenapa ngerjain tugasnya disini? Jam segini kan dingin banget" Ki-chan berkata, mengambil posisi dogeza di samping Kashitarou.
"Bosan di kamar. Disini lebih nyaman bagiku" jawab sang bertopeng kitsune. Dia terdiam sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya, "Dan aku ingin membicarakan suatu hal denganmu"
"Oh? Apakah itu, Kashitarou-sama?" Ki-chan memiringkan kepalanya.
"... Soal kehidupan cintaku, mungkin..."
Ki-chan berkedip beberapa kali, sebelum menyunggingkan senyum lebar. Manik rubahnya berbinar-binar di bawah cahaya bulan, "Ahahaha, jadi Kashitarou-sama galau nih ceritanya? Masih belum bisa move on dari Soraru-san?"
"Sepertinya..." Kashitarou menggumam malu-malu, "Aku mencintai Soraru-san sejak kami masih kecil, kau tau? Namun setelah melihat pandangannya matanya terhadap Mafu-san kala itu, aku tau aku tak mungkin punya kesempatan dengannya. Melepaskannya adalah hal yang sulit, apalagi setelah aku menciumnya di rumah sakit waktu itu"
"Itu kan saat Kashitarou-sama masih SMA. Ingatanmu benar-benar bagus huh" Ki-chan meletakkan telunjuknya di bawah dagunya, "Bukankah kau tertarik pada putra Kakeru-san? Si bocah bulan itu, Amanogawa Amatsuki-san?"
Kashitarou mengangguk. Pipinya sedikit merona saat dia melanjutkan ucapannya, "Amatsuki-san... Dia lelaki yang baik. Dia perhatian, penyayang, galak dan tegas dalam beberapa hal, pintar dalam teknologi, dan merupakan seorang penembak yang jitu. Tapi aku tak yakin dia ingin menghabiskan hidupnya bersamaku..."
"Ehh? Kenapa?" Ki-chan terdengar kecewa mendengar tuannya berkata seperti itu.
"Luz-kun pernah memberitauku sedikit tentang masa lalu Amatsuki-san. Dia pernah ditolak dengan kasar oleh seorang lelaki. Dibilang menjijikan dan semacamnya. Sejak itu dia menutup hatinya untuk tidak pernah jatuh cinta lagi dengan gender yang sama. Aku... hanya tidak ingin dia menyesali keputusannya..."
"Kashitarou-sama terdengar sepertiku saja pada jaman dahulu" Ki-chan menepuk-nepuk bahu sang bertopeng kitsune, "Dulu aku juga takut kok suamiku akan membenciku dan takut padaku jika dia tau aku adalah seekor kitsune. Aku tak ingin hal itu terjadi, maka aku tutup mulut atas kebenaran tersebut selama beberapa tahun. Namun dia suamiku. Aku tak sepantasnya menyembunyikan hal itu darinya.
Tapi dia menerimaku, ingat? Dia tetap mencintaiku walaupun aku bukanlah manusia sepertinya. Bahkan anak-anakku juga menerimaku apa adanya. Kebaikkan keluargamu adalah hal yang sangat aku syukuri, karena itu aku bersumpah pada diriku sendiri untuk berdedikasi pada setiap Itou. Kashitarou-sama jangan takut mencoba. Akuilah perasaanmu yang sebenarnya padanya. Beri dia waktu untuk menerimanya. Aku yakin semua akan berakhir dengan baik"
Tugas disimpan dan laptop dimatikan. Kashitarou menutup bukunya dan tiba-tiba menarik Ki-chan ke sebuah pelukan erat. Tujuh ekor rubah itu sontak berdiri oleh keterkejutan, namun wanita kitsune itu perlahan memeluk balik tuannya yang sekarang. Kashitarou lalu menarik dirinya mundur dan tersenyum lebar padanya, "Arigatou atas saranmu, Ki-chan!"
"Douitashimashite, Kashitarou-sama. Senang bisa membantu"
Setelah Ki-chan menanamkan satu kecupan penuh kasih sayang di pucuk surai coklat tersebut, Kashitarou mengambil tugas kuliahnya dan kembali memasuki rumahnya. Wanita kitsune tersebut tersenyum kecil melihat tingkahnya.
"Dia benar-benar mirip denganmu yah, anata..."
.
"Soraru-san~!"
Soraru tersentak saat tiba-tiba sekebelat surai silver muncul dan dia merasakan dirinya dipeluk dengan erat oleh seseorang. Mafu yang melihatnya langsung menggertakkan giginya dan menarik orang itu menjauh dari kekasihnya.
"Luz-kun gak boleh modus! Soraru-san itu milikku!"
"Iya, iya, Mafu-kun. Aku bercanda doang kok" Luz terkekeh dan mengangkat kedua tangannya seperti orang yang dicyduk polisi. Dia kemudian memandang Amatsuki yang berasa kayak third wheel di antara pasangan tersebut dan melambaikan tangannya, "Hei, Amatsuki-kun! Capek gak jadi nyamuk?"
"Banget" Amatsuki tertawa gak niat, "Tapi apa daya aku harus ngawasin anakku supaya gak dibawa kabur sama Soraru-san"
"Ngapain aku bawa kabur si curut coba?"
"Ya siapa tau mau diajak main beberapa ronde kan?"
"Aku gak sebejad Luz-kun ya elah"
"Heh yang waktu itu apa hah? Mafu-kun hampir gak bisa jalan seminggu tauk!"
"Lah dia yang minta! Kalo gak kuturutin dia bakal ngelakuin itu sendiri woi!"
"Soraru-san lemah iman!!"
Luz dan Mafu cuman bisa sweatdropped ngeliat putra sang pemimpin mafia dan putra sang pengedar senjata saling debat di depan kampus. Udah gitu kayak ada efek-efek elektrik di antara mata mereka pula. Diliatin orang weh, bikin malu aja, dasar gak ada akhlak. Mending pura-pura gak kenal lah.
"Mereka berantem?"
"Kashitarou-kun!" Mafu berseru, sedikit tak menyangka keberadaan sang bertopeng kitsune yang tiba-tiba nongol cem mahluk ghaib, "Kashitarou-kun bukannya beda kampus?"
"Aku lagi kebetulan ada di daerah sekitar sini, makanya aku memutuskan untuk mampir aja" Kashitarou menjawab tenang, "Soraru-san! Amatsuki-san! Kalian ngapain?"
Mereka berdua menoleh, dan Mafu menyipitkan matanya saat ekspresi Soraru melembut mendengar namanya dipanggil oleh sang bertopeng kitsune, "Oh, Kashitarou-kun. Tidak kusangka aku akan melihatmu disini" tanyanya dengan nada khasnya yang datar.
"Kashitarou-san" Amatsuki merona karena malu diliatin lagi berantem sama Soraru. Dia berjalan menghampirinya dan menunduk malu, "Maaf aku gak nyadar Kashitarou-san ada disini... Aku keasyikan debat sama Soraru-san..."
"Tak apa, Amatsuki-san" Kashitarou tersenyum cerah, "Nee, bisakah aku berbicara denganmu? Empat mata?" tanyanya tiba-tiba.
Radar fudanshi Luz auto bangkit. Seakan-akan mengerti, dia meraih tangan Mafu dan Soraru sebelum menarik mereka menjauh dari lokasi dua surai coklat tersebut untuk memberi mereka privasi. Amatsuki kaget ngeliat anaknya dibawa kabur sama pedo (baca : Luz), namun ketika dia hendak mengejar mereka, Kashitarou menahan lengannya.
"Tunggu, Amatsuki-san. Luz-kun hanya berniat baik karena telah memberi kita keadaan yang lebih baik untuk bicara" ujarnya, suaranya sangat lembut sehingga Amatsuki mengira dia seperti sedang berbisik, "Maukah kau mendengarkanku, Ama?"
Wajah sang surai coklat bermata merah itu merona, dan dia mengangguk pelan, "U- Un... Jadi apa yang ingin Kashitarou-san bicarakan?"
Amatsuki sadar, bahwa mungkin inilah kali pertama dia melihat Kashitarou segugup ini.
"Aku... Menyukaimu, Amatsuki-san..."
Manik merah cerah Amatsuki membulat tak percaya.
"A- Aku tau kau punya trauma terhadap hal semacam ini karena masa lalumu, tapi setidaknya..." Kashitarou menggaruk-garuk belakang lehernya. Sapuan merah tipis menghiasi pipinya yang diterpa cahaya matahari sore, "Aku ingin menyampaikan perasaanku yang sebenarnya padamu, Amatsuki-san... Aku harap kau tak akan menjauhiku..."
Amatsuki terkejut, sontak menggeleng, "Aku tak mungkin menjauhi Kashitarou-san... Kashitarou-san adalah lelaki yang baik, namun bisakah kau berikan aku waktu untuk menerima perasaanmu...? Ini bukanlah keputusan yang bisa kubuat dalam waktu singkat..."
Senyum lembut terukir di wajah sang bertopeng kitsune, "Tentu, Amatsuki-san. Aku mengerti"
Tubuh Amatsuki menegang saat tangan Kashitarou perlahan meraih wajahnya. Dengan malu-malu, Amatsuki memberanikan diri untuk memandang seniornya, dan rasanya dia dapat meleleh melihat tatapan penuh kasih sayang yang mendalam di maniknya yang bersinar.
"Kirei na..."
"Eh?"
Sebelum Amatsuki dapat bereaksi, Kashitarou sudah membungkam bibirnya dengan miliknya.
Menarik dirinya mundur, Kashitarou sadar akan apa yang telah dia lakukan dan mengecup kening Amatsuki sebagai permintaan maaf, "Maafkan aku, Amatsuki-san. Aku tidak bermaksud untuk mencuri sebuah ciuman darimu... Aku hanya terpana olehmu..." ujarnya lirih.
"Da- Daijoubu, Kashitarou-san..." Amatsuki meneguk ludah gugup. Mengingat betapa lembutnya bibir Kashitarou saat menyentuh bibirnya, membuat wajahnya semakin memerah, "A- Aku tidak masalah bahwa Kashitarou-san mencuri ciuman pertamaku..."
Jadi itu adalah ciuman pertamanya? Entah kenapa aku merasa sangat bangga.
"Kutunggu jawabanmu, Amatsuki-san. Oke?"
"Baiklah, Kashitarou-san..."
Sementara itu...
Luz merekam seluruh kejadian itu dengan hp-nya dari balik semak-semak, tertawa sendiri macam orang gila sampai-sampai ada yang kabur ngeliat dia lagi fudanshi mode on, "Akhirnya kapal kedua favoritku mulai berlayar!! Yeeehheeeeyyy~!!"
Soraru dan Mafu? Mereka cuman ngeliatin sang surai silver dengan tatapan aneh.
"Mafu, mau ke konbini? Beli teh yuk. Aku haus"
"Boleh, Soraru-san. Kita tinggalin aja Luz-kun disitu"
Pasangan gak berperasaan emang.
~~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top