Berkumpul kembali
Setelah "interogasi" itu selesai, Kashitarou sempat ditegur ibunya karena seragam sekolahnya penuh darah. Sang bertopeng kitsune menunduk, mengelus-elus lengan seragamnya, terlihat sangat bersalah. Ki-chan juga ikut-ikutan menunduk, seperti dia turut merasakan penyesalan pemiliknya. Luz dan Amatsuki yang cuman nontonin gak berani ngomong apa-apa.
"Gomenasai, okaa-san. Kashi janji Kashi akan menggosoknya, mencucinya, dan menjemurnya sendiri. Okaa-san tak perlu melakukan apa-apa karena ini murni kesalahan Kashi yang bukannya ganti baju terlebih dahulu, namun langsung memulai interogasi"
Ki-chan mengeluarkan suara sedih di samping kaki Kashitarou. Sehati emang sama pemiliknya.
Ririku memandang putranya sejenak, pancaran matanya datar dan tegas, "Okaa-san senang Kashi mau bertanggung jawab, walaupun Okaa-san sendiri juga merasa sedikit bersalah karena lupa menyuruhmu ganti baju" dia kemudian menurunkan kipasnya, menampakkan sepasang bibir tipis ranum yang tersenyum lembut, "Sekarang gantilah bajumu, Kashi. Okaa-san akan siapkan makan siang untukmu dan kedua temanmu"
Kashitarou mengangguk, dan membungkuk 90 derajat, "Arigatou gozaimasu, okaa-san" ujarnya sebelum kembali memasuki rumah.
"Luz-shi, Amatsuki-shi" yang disebut terperanjat mendengar nama mereka dipanggil oleh Ririku, "Kalian silakan menunggu di ruang makan. Saya sudah menyiapkan teh hangat di kotatsu. Saya harap kalian berdua menikmatinya"
"Err... Tentu saja, Ririku-sama. Dan- Eh, arigatou gozaimasu" Luz cepat-cepat membungkukkan kepalanya karena malu, hampir aja dia keceplosan bahasa Jerman. Rasanya gak sopan aja kalo membalas ucapan berbahasa Jepang dengan bahasa Jerman walaupun dua negara itu dulu sekutu--//kok malah bahas sejarah.
Ririku membalas bungkukan kepalanya sebelum kembali memasuki rumah.
"Gyaa!!" Amatsuki memekik kaget saat Ki-chan menduselkan kepalanya dengan manja ke kaki sang surai coklat bermata merah. Rubah itu kemudian melingkari kedua kaki Amatsuki, mengendus-endusnya dengan moncongnya dan literally nempel ke dia.
//eaa rubah aja bisa manja-manjaan sama Mamat uhuq--
"I- Ini rubah ato ku- kucing sih???" Amatsuki gelagapan, takut kalo rubah itu menerkamnya tanpa peringatan. Kayaknya pemandangan sadis tadi bakal kebawa ampe mimpi deh...
"Oh, Kashitarou-kun pernah cerita kalau Ki-chan sering main sama dua kucing putihnya, Pon dan Mimi, jadinya Ki-chan yang kala itu masih kecil suka ngikutin sifat mereka"
"Bi- Bisa gitu ya...?"
"Tau dech. Akoeh pusying"
"... Plis bicara yang normal kayak tadi, senpai"
.
Sementara Luz permisi ke kamar mandi setelah makan siang, Amatsuki bertanya pada Kashitarou, "Senpai, ini aku bawa tas jinjing yang ditinggalkan dua penyusup itu tadi di rumahku. Ini harus kuapain ya?"
"Oh, tinggalkan saja disini, Amatsuki-san" Kashitarou menjawab sebelum mencomot tofu tambahan yang sengaja ibunya masak lebih untuknya, "Aku punya ahli forensik yang bisa memeriksa tas itu. Akan kukatakan padanya bahwa sidik jarimu sudah ada di situ sehingga dia tidak kebingungan"
"Ehh... Klan senpai modern juga yah..."
"Hihihi, arigatou~, kami kan termasuk partner keluarga Soraru-san, jadinya otou-san merasa bahwa kita tak boleh sampai ketinggalan jaman"
Amatsuki mengangguk dengan senyum kecil. Manik merah cerahnya membulat seketika dan wajahnya memerah saat Kashitarou menyodorkan sepotong tofu yang dia himpit dengan sumpitnya di depannya, "Se- Senpai...?"
"Buka mulutmu, Amatsuki-san" Kashitarou berkata lembut, "Mau gak?"
"U- Uhm..." dengan (sangat) malu-malu, Amatsuki memajukan kepalanya dan menutup matanya saat dia melahap potongan tofu tersebut. Ketika dia mengunyahnya, dia dapat merasakan pipinya semakin memerah mendengar tawa kecil senpai-nya.
"Amatsuki-san kawaii ne~"
"Senpai ihh... Hazukashi..."
Amatsuki menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangannya, dan rasanya seperti ada asap putih yang mengepul di atas kepalanya. Waahhh, Amatsuki-san memang lucu sekali... pikir Kashitarou, tak bisa menahan dirinya dari tersenyum lebar-lebar.
"Amatsuki-san mau tofu lagi?" tanya sang bertopeng kitsune, sudah menghimpit potongan tofu lainnya di antara sumpitnya.
"Yada... Mou, yada..." sang surai coklat bermata merah sedikit merengek, menggelengkan kepalanya yang masih terbenam di telapak tangannya.
"Ayolah, Amatsuki-san. Tofu-nya gak asin kok, manis malahan"
Wakatta yo, tapi senyum dan tawa senpai juga sama-sama manis...
"Jones~~. Jones~~. Nasib jadi jomblo ngenes~~"
Kashitarou menoleh ke samping, sementara Amatsuki mengintip dari balik jari-jemarinya. Luz berdiri di ambang pintu ruang makan, dengan hp di tangan dan ekspresi TwT di wajahnya. Dia lanjut nyanyi, tapi tangannya masih neken tombol foto. Jadi sebenernya dia meratapi nasib atau lagi nge-fanboying sih?
"Luz-kun, jangan nangis dong. Mau tofu juga?"
"Nein! Maunya pendamping hidup! Huweeeeee....!"
"Wah, kalau itu aku gak punya, Luz-kun. Punyanya plester. Mau?"
"Hiks... Bu- Buat apaan...?"
"Buat nutupin luka hatimu"
"HUWEEEEEEEEEE!!! KASHITAROU-KUN JAHAD!!!! GAK TEMEN NIH!!!"
Alhasil kepala Luz kena geplak Rib yang tiba-tiba muncul cem mahluk gaib.
"Berisik amat sih, Luz-shi. Saya mau nonton acara penting jadinya gak fokus"
"Es tut mir leid, Rib-san..."
Halah padahal si Rib lagi nonton Tomas en Frens di kamarnya. Lanjut.
.
"Dah selesai interogasinya?" Soraru bertanya saat mereka bertiga balik lagi ke rumah sakit, udah ganti baju pula. Kashitarou ganti baju di rumahnya, Amatsuki ngambil baju dari rumahnya sendiri, dan Luz ada baju cadangan di mobilnya.
"Sudah, Soraru-san" Kashitarou mengangguk seraya menutup pintu di belakangnya. Dia tersentak melihat ranjang sebelah Soraru yang seharusnya ditiduri oleh seorang albino tapi malah kosong. Amatsuki mangap lebar, dan reaksi Luz pokoknya yang paling lebay.
"MAFU-KUN/SAN KEMANA?!??!" mereka bertiga teriak bareng.
"Si curut?" Soraru menunjuk ke ranjangnya sendiri, "Nih"
Mereka bertiga cepet-cepet menghampiri ranjang Soraru, dan melihat Mafu tertidur nyenyak di samping Soraru yang terduduk. Kedua lengan ringkihnya melingkari punggung tegap Soraru, kepalanya nemplok ke pangkuannya, dan kedua kakinya bertaut dengan kaki Soraru.
"Senpai ngapain mindahin Mafu-kun ke ranjang senpai?" Amatsuki bertanya bingung.
"Oh, tadi dia udah sadar--"
"HAH?!"
"-- terus setelah gue manggil Kuwahara-sensei, dia ngecek keadaan si curut sebelum bilang kalo kondisinya udah membaik. Kuwahara-sensei nyuruh dia tidur lagi, tapi dia gak mau tidur sendiri di ranjangnya. Alhasil dia malah tidur bareng gue"
"Huwa! Aku telat datangnya!" Amatsuki mulai mewek sendiri.
"Sayang sekali... Aku harap aku ada di sisi Mafu-san saat dia sadar" Kashitarou menghela nafas pasrah.
"Gak hanya KashiTsuki, tapi SoraMafu juga! Weshalb, Mein Gott?! Kenapa engkau membuat hamba engkau menyaksikan OTP moments di hadapan hamba engkau yang jomblo ini!!!" rengek Luz panjang lebar tinggi plus lebay.
"Jangan teriak-teriak ogeb, ntar si curut bangun gue cekik lu--"
"Mmhh..."
Ancaman Soraru terpotong saat dia merasakan albino di sampingnya bergerak. Satu tangan Mafu terulur kembali dan dia mengucek-ucek matanya sendiri yang sudah terbuka, memandang lelaki bersurai biru gelap tersebut dengan sayu, "Ohayou, Soraru-senpai..."
"Udah siang, baka" tukas Soraru tajam.
Mafu terkekeh pelan dan menaikkan tubuhnya ke posisi duduk. Dia langsung dipeluk erat sama ibu-- eh sahabatnya, dan Mafu menepuk-nepuk punggung Amatsuki seraya tertawa kecil. Luz ikut meluk Mafu dengan mupeng, sementara Kashitarou hanya menepuk-nepuk tangannya karena dia gak kebagian meluk. Kasian.
"Anjir ranjang gue jadi sempit ini woy! Hush hush!" Soraru mengibas-ngibaskan tangannya pada mereka berempat, menggeser dirinya ke pojok ranjang.
"Senpai tsundere nih~" Mafu melepas pelukannya dan merangkak mendekati Soraru. Amatsuki cengo, Kashitarou nge-blush, dan Luz nge-fanboying lagi saat Mafu menindih Soraru di bawahnya, menyebabkan seluruh wajah Soraru untuk memerah.
YES YES YES YES YES YES AKHIRNYA DAPET JUGA MAFUSORA!! INI KESEMPATAN EMAS!! BOLEH NIH SEBAGAI GANTINYA AKU DITIPU WAKTU ITU!! SIAPA PEDULI AKU JOMBLO ATO BUKAN!! YANG PENTING FANSERVICE!!
//Oh kapankah author bisa ketemu seorang fudanshi--
"Ng- Ngapain lo?! Kita di rumah sakit, ogeb!" seru Soraru panik, kedua tangannya mencengkram bahu Mafu dan berusaha mendorongnya menjauh. Sang albino hanya menyeringai sok polos, sebelum menanamkan satu ciuman lembut di bibir kering Soraru.
"Ehehe~" dan itulah yang dia ucapkan sebelum dia loncat dari kasur dan sembunyi di belakang Amatsuki, menyembulkan pucuk salju dari balik bahu sahabatnya, "Senpai jangan ngambek~, aku kan cuman rindu senpai~"
"Ya tapi gak pake acara ngecium gue segala kale!!" teriak Soraru seraya mengelap bibirnya dengan kasar, "Lu gitu lagi gue getok juga pala lu! Ngerti?!"
Mafu mengangguk cepat, "Mengerti~, kalau begitu aku akan terus dan terus mencium senpai sampai senpai tak bisa bernafas lagi~!"
Beuh yandere-nya keluar, pikir tiga orang lain yang udah kayak angin lewat disitu. Gak dipeduliin macam author dengan si dia :'v
(End of Fifth Arc)
~~~
A/N : Yo yang baru aja buka puasa (bagi yang melaksakan).
Gimana hari pertama puasa? Jangan baca fanfic terus yak--//ngaca.
Walaupun lagi puasa, author akan tetep berusaha buat ngetik cerita ini, kali-kali aja saking keasyikan ngetik tiba-tiba azan berkumandang.
Dan rupanya itu cuman azan Zhuhur :')
Es tut mir leid : Aku minta maaf.
See you next time!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top