(56) Miopia - Nakahara Chuuya

Request dari RainAlexi123

Fandom: Bungou Stray Dogs

Chuuya x Myopia!Short!Reader

Happy Reading!

.

.

.

"Selamat datang, (Name)-sama."

"Selamat atas misinya, (Name)-sama."

Perempuan yang disambut hanya membalas singkat semua ucapan yang diberikan untuknya. Setelah berada di koridor yang sepi, perempuan itu—(Name)—menghela napas panjang kemudian memperbaiki letak kacamatanya.

'Jangan sampai Chuuya-sama tahu ini,' pikir (Name) melirik lengan kanannya—yang dibalut suit hitamnya.

"Sepertinya hari yang melelahkan, hm?" tanya seseorang yang berada tak jauh dari (Name) berada.

(Name) tersentak kaget lalu menoleh dan melihat laki-laki beerambut orange—yang adalah bosnya, Nakahara Chuuya.

"Ah, Chuuya-sama," ucap (Name) sedikit menunduk, "misi yang diberikan tidak sulit, hanya sedikit lebih lama dari dugaanku," jelas (Name) kembali tegak.

"Hoh, kenapa bisa begitu?"

(Name) berpikir sejenak, sebelum akhirnya tatap sang bos.

"Klien yang bermasalah memiliki kemampuan yang cukup merepotkan," ucap (Name) memulai, "dia bisa memanipulasi kaca jadi aku harus menghadapinya tanpa kacamata," tutup (Name).

"Kau baik-baik saja, kan?" tanya Chuuya mengerutkan alisnya, khawatir pada bawahannya.

(Name) tersenyum lalu mengangguk singkat, "hanya sedikit luka di tangan—"

"Mana?" Chuuya langsung memotong ucapan (Name), genggam pelan lengan (Name) dan buat sang perempuan tersentak kaget.

Dan benar saja saat Chuuya menarik lengan baju (Name) ke atas, terlihat luka sayat yang dalam dan darah masih mengalir deras, mengotori pakaian dan mulai menetes di lantai. Chuuya mengerutkan alisnya lalu tatap (Name) dengan sedikit kecewa dan marah.

Sementara (Name) tampak terkejut karena jarak mereka yang dekat dan sang bos mengenggam tangannya, membuat wajahnya sedikit memerah.

"Sedikit katamu? Lukanya separah ini! Kau harus cepat diobati," titah Chuuya.

"Tapi saya harus melaporkan misi ini ke bos—"

"Aku bosmu, bodoh. Aku tidak akan menerima laporanmu sampai lukamu diurus," potong Chuuya mulai menarik (Name) menuju ruang pengobatan.

"Chuuya-sama, aku bisa melakukannya sendiri! Anda tunggu saja di ruangan anda, aku akan kesana 10 menit tepat!" pinta (Name) merasa tak enak karena merepotkan sang bos.

Chuuya melepas pegangan tangannya dari (Name), kemudian mengangguk singkat.

"Akan kutunggu di ruanganku," ucap Chuuya berjalan menuju ruangannya.

(Name) tersenyum lalu membungkuk singkat, "aku akan segera ke ruangan anda, Chuuya-sama," lalu dengan begitu (Name) bergegas menuju ruang pengobatan Port Mafia.

Sesampainya disana, (Name) langsung disambut oleh Gin dan Higuchi.

"Ah, (Name)-sama," ucap mereka berdua langsung berdiri tegak.

(Name) mengibaskan tangannya, tersenyum canggung lalu menutup pintu yang ada di belakangnya.

"Jangan terlalu sopan, untuk sekarang aku adalah teman kalian, bukan atasan kalian," ucap (Name) berjalan ke lemari dan mulai mencari barang yang diperlukan untuk mengobati lukanya.

Gin dan Higuchi yang berdiri tegak menghela napas lega, namun mereka langsung tersentak kaget saat melihat luka (Name).

"(Name)-sam—(Name)-san! Apa anda baik-baik saja?" tanya Higuchi mendekati (Name), disusul oleh Gin.

"Aku baik-baik saja, ini hanya luka biasa," ucap (Name) mengibaskan tangannya, tersenyum kecil.

"Apa karena kekuatan musuh memanipulasi kaca?" tanya Higuchi hendak membantu (Name).

Tapi kemudian (Name) mengangkat tangannya yang baik, meminta Higuchi untuk berhenti. Dan perempuan berambut pirang itu hanya memiringkan kepalanya heran. (Name) yang menyadari tatapan heran Higuchi hanya bisa tertawa canggung.

"Aku tersungkur karena tidak hati-hati dan mengenai kaca yang ada di lantai," jelas (Name) melirik ke arah lain.

Dan itu hanya membuat Higuchi dan Gin ber-sweat drop ria.

"Sifat cerobohmu masih melekat ya, (Name)-san—walaupun kau sudah menjadi tangan kanan Chuuya-sama," komentar Higuchi, "apa dia mengetahui kenapa kau terluka?"

(Name) menggeleng, "tentu saja tidak! Aku tidak mau Chuuya-sama khawatir pada kebodohanku," gumam (Name) lalu lirik kedua perempuan yang ada di depannya, "kalian ada urusan setelah ini kan? Jangan khawatirkan aku, aku bisa mengurusnya sendiri," ucap (Name).

Gin dan Higuchi saling pandang, kemudian mengangguk singkat dan berbalik menuju pintu keluar.

"Kalau begitu kami duluan, (Name)-san," ucap Higuchi mengangguk singkat pada (Name).

(Name) mengangguk, dan pintu ruang pengobatan pun ditutup. (Name) kemudian berdiri, berjalan menuju lemari obat, hendak mengambil perban untuk menutupi lukanya. Perban yang dibutuhkan berada di rak teratas—dan (Name) tidak bisa mencapainya, mengingat tingginya yang terlalu pendek untuk wanita berumur 20 tahun sepertinya. Berjinjit kemudian angkat tangan setinggi mungkin, (Name) berusaha keras agar bisa meraih rak teratas.

Hup berhasil!

Tersenyum puas, tapi seketika hilang saat keseimbangan mulai goyah, tubuh oleng ke belakang dan dengan cepat (Name) memindahkan kaki kanannya ke belakang dan mendorong tubuhnya ke depan. Tapi sayang, kekuatan mendorongnya terlalu kuat sehingga kepala (Name) langsung membentur rak—membuat (Name) mengaduh kesakitan dan membuat kacamatanya terjatuh. Tak sampai disana, kaki kanannya yang baru berhasil menyelamatkan(?) diri (Name) tak sengaja menendang kacamata (Name), membuat alat bantu pengelihatan (Name) melesat entah kemana. (Name) yang menyadari semua pandangannya menjadi layar internet positif(?) hanya bisa menggerutu kesal.

... Kenapa sifat cerobohnya selalu muncul di saat terburuk?

... Dan sudah berapa menit berlalu sejak (Name) berkata akan menemui bosnya dalam 10 menit?

'Pokoknya harus cepat temukan kacamata dan balut lukaku seadanya, toh laporan lebih penting dari kecerobohanku,' pikir (Name) mulai merangkak dan meraba lantai—jarak pengelihatannya tanpa kacamata sangatlah buruk.

(FYI, miopia yang dialami tangan kanan Nakahara Chuuya ini sudah mencapai angka 400 atau 4,00)

"Apa yang kau lakukan di lantai?"

Tubuh menegang saat suara yang amat familiar masuki indra. Dan dengan pengelihatannya (yang amat buruk), dengan (sangat) samar (Name) melihat sepasang kaki yang dari model sepatunya dapat ditebak.

—Bosnya, Chuuya Nakahara.

"C-Chuuya-sama!?" pekik (Name) langsung terduduk dan punggungnya menghempas lemari yang ada di belakangnya.

"Aku sudah menunggumu 15 menit, dan kau tidak datang—jadinya aku kemari untuk melihatmu," ucap Chuuya lalu berlutut di depan (Name), "barusan punggungmu menghempas lemari, apa kau baik-baik saja?"

(Name) mengangguk berkali-kali lalu menunduk, "maafkan aku Chuuya-sama, aku sudah membuat Anda menunggu lama, barusan kacamataku terjatuh dan aku tidak bisa melihat apapun tanpa kacamataku—"

"Huh, kau tidak bisa tanpa kacamata?" tanya Chuuya mulai penasaran.

(Name) mengangguk singkat, "miopia-ku sangat parah jadi jarak pandangku sangat dekat."

Chuuya bergumam mengerti, lalu memegang pergelangan tangan (Name), membuat perempuan itu menatap heran Chuuya.

"Chuuya ... sama?"

"Kita obati dulu tanganmu, baru cari kacamatamu," ucap Chuuya memandu (Name) duduk di atas kasur, kemudian ambil perban dan kotak obat.

"Ah, Chuuya-sama tidak perlu repot—"

"Kau bisa mengurusnya sendiri dan memintaku untuk menunggu lagi? Kau cukup berani memerintah bosmu dengan memberi janji palsu, hm?" ucap Chuuya—suara merendah dan berhasil membuat (Name) merinding.

"M-maafkan aku, Chuuya-sama, a-aku tidak akan mengulanginya lagi," gumam (Name) gemetaran, dengan mengigit bagian bawah bibirnya agar dia tidak menangis.

"Baguslah kalau kau mengerti," ucap Chuuya dengan mudah memindahkan kursi ke depan (Name), kemudian duduk disana, "kemarikan tangan kananmu," titah Chuuya.

(Name) langsung mengulurkan tangan kanannya, yang sudah dia bersihkan sebelumnya—tapi darah tetap mengalir keluar dari lukanya. Chuuya yang melihat itu hanya menghela napas panjang lalu mengambil kapas dan membasahinya dengan alkohol.

"Kau akan mati kehabisan darah jika tadi mencari kacamatamu terus," komentar Chuuya menekan kapas pada luka (Name).

(Name) langsung mendesis kesakitan, menarik tangannya tapi pegangan Chuuya pada pergelangan tangan (Name) mengerat—buat usaha (Name) jadi sia-sia.

"Diam," ucap Chuuya datar, dan (Name) hanya bisa kembali menahan rasa sakit dengan mengigit lidahnya.

Selang beberapa menit, akhirnya Chuuya selesai menutup luka (Name) dengan kapas dan obat lalu membalutnya dengan perban. Suasana menjadi sunyi setelah Chuuya melepas pegangannya pada tangan (Name).

"Um, terima kasih Chuuya-sama," gumam (Name) menunduk.

"Hei, (Name)."

"Y-ya, Chuuya-sama? Ah, aku akan melaporkan keberhasilan misiku—"

"Seberapa jarak pandangmu saat tidak memakai kacamata?" tanya Chuuya, tidak peduli dengan ucapan (Name) yang terpotong.

"Em," (Name) melirik ke arah lain, "aku tidak tahu pasti," jawabnya.

"Bagaimana dengan wajahku? Apa kelihatan?"

'Well, tanpa pakai kacamata aku tahu wajah Chuuya-sama itu tampan—tunggu, apa yang barusan kupikirkan?' menggeleng pelan lalu (Name) menatap wajah bosnya, dan dengan samar rasakan pipinya memanas akibat pikirannya tadi.

—Percuma, (Name) seperti melihat wajah kriminal yang disensor.

(Walaupun bosnya—ataupun semua orang di Port Mafia, termasuk dirinya—memanglah seorang kriminal.)

"Tidak, Chuuya-sama," jawab (Name).

Chuuya berdiri dari kursi, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah (Name).

"Bagaimana dengan sekarang?"

(Name) berkedip beberapa kali, dan dia mulai melihat warna azura, warna iris sang bos.

—Dan dengan samar (Name) melihat rona merah di pipi sang bos.

'Tidak mungkin pipi Chuuya-sama memerah, ini pasti kesalahan pada mataku,' pikir (Name) lalu menggeleng.

"Mulai membaik tapi tetap tidak kelihatan, Chuuya-sama," jawab (Name).

Chuuya mendekatkan kembali wajahnya, dan kini kedua tangannya mengepung (Name) yang tampak tidak sadar kalau dia sudah dikepung, ataupun jarak mereka yang hampir tidak ada—karena hidung mereka yang hampir bertemu.

"Sekarang?" tanya Chuuya.

Iris (e/c) (Name) melebar, saat melihat wajah sang bos dengan sangat jelas, dan tangannya perlahan memegang kedua pipi Chuuya. Iris azura Chuuya melebar saat (Name) melakukan kontak fisik secara tiba-tiba.

"Mhm," jawab (Name) sedikit tersenyum—mengusap pipi kanan Chuuya dengan jempol kirinya, "... Terlihat jelas, kok."

Tiba-tiba (Name) tersentak kaget, tarik kedua tangan dari wajah sang bos—(Name) langsung menunduk.

"Err, maafkan aku Chuuya-sama."

Chuuya hanya tersenyum, kemudian elus kepala (Name), "tidak apa-apa," kemudian mengecup singkat puncak kepala (Name), "sekarang ayo cari kacamatamu."

Tapi (Name) hanya diam tak bergerak.

—Karena dia terlalu syok, setelah mendapat kecupan singkat dari sang bos.

"Huh, aku menemukannya," ucap Chuuya melihat kacamata berbingkai hitam milik (Name) lalu mengambilnya, "ah—"

"Ada apa, Chuuya-sama?" tanya (Name) menoleh pada Chuuya, walaupun dia sendiri tidak bisa melihat dengan jelas.

"Lensa kacamatanya retak dan ada yang pecah."

Seketika (Name) merasa hatinya ikut retak.

"Eh, bagaimana bisa—"

"Humph, mau bagaimana lagi—akan kubelikan yang baru untukmu," ucap Chuuya menyimpan kacamata (Name) ke dalam sakunya.

Chuuya lalu melangkah mendekati (Name), mengenggam tangannya, lalu menarik (Name) turun dari kasur. Chuuya berjalan keluar dari ruang pengobatan sambil bergumam.

"Hm, mungkin aku juga akan membelikanmu soft lens, in case ada misimu yang tidak memungkinkanmu memakai kacamata—seperti misimu tadi," ucap Chuuya, "hm, aku lebih suka soft lens bening agar iris matamu terlihat jelas—"

"T-tunggu dulu, Chuuya-sama!"

"Aku tidak mau menunggu, sebelum pergi membeli kacamata dan soft lens, kau harus melaporkan keberhasilan misimu."

(Name) memandang Chuuya dengan tatapan sedikit terkejut, kemudian dia tersenyum dan membalas genggaman tangan Chuuya.

"Baiklah, Chuuya-sama."

.

.

.

Omake:

"U-um, Chuuya-sama?"

"Apa? Laporkan saja apa yang harus kau laporkan."

(Name) mengigit bagian bawah bibirnya, kemudian eratkan pegangan.

"T-tapi Chuuya-sama, a-aku tidak bisa berkonsentrasi."

Duduk di pangkuan Chuuya, dengan tubuh menghadap Chuuya serta kedua kaki melingkar di pinggang dan tangan berada di pundak sang bos. (Name) tersentak kaget saat Chuuya mencium lehernya, membuat Chuuya menyeringai di leher (Name).

"Aku ingin kau bisa melihatku dengan jelas, dan aku ingin mendengar desahanmu dengan jelas juga. Sekarang laporkan misimu sebelum aku membuat suaramu habis karena meneriakkan namaku."

___

(A/N)

I'VE BEEN SINNED—FYI, miopia yang Rea punya itu sama dengan miopiaku

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top