(18) Maid Sadisku - Kaito Shion

Request dari gumiyaddicted

Fandom: Vocaloid

Prince!Kaito x Maid!Reader

Happy Reading!

*** (Name)'s pov ***

"Kaito-sama, bangunlah." ucapku datar sambil mengguncang tubuh Kaito.

"...zzz..."

Aku menghela napas panjang.

'Beruntung aku melatih tubuhku saat menjadi pelayan pribadi Kaito-sama...' pikirku lalu memegang selimut yang membalut Kaito.

"Kai~to~sa~ma...!!!" panggilku penuh penekanan lalu dengan mudah menarik selimut yang membuatnya terpisah dengan Kaito.

(Dugh!)

"Ungh, (Name)... kenapa kau selalu melakukan ini padaku?" gerutunya bangkit dari lantai yang dilapisi karpet tebal nan mewah.

Kaito lalu melirik ke arahku dan menghela napas panjang.

"Kenapa tiap hari sekolah saat aku terbangun, kau sudah memakai seragam sekolah? Bukan seragam pelayan?" ucap Kaito berjalan lambat menuju kamar mandi.

"Jika Kaito-sama bangun lebih awal, anda pasti bisa melihatnya." sahutku merapikan tempat tidur Kaito.

Singkat cerita, setelah merapikan kamarnya yang selalu berantakan tiap hari, aku keluar kamarnya dan menunggu di sebelah pintunya sampai Kaito keluar dengan memakai seragam sekolah kami.

"Kaito-sama, dasi anda." gumamku menghentikan Kaito lalu memperbaiki dasinya.

"Ungh dasi, aku membencimu." gerutunya mengacak rambutnya frustrasi.

'Ini dia mood tidak teraturnya sang Ouji-sama...' pikirku lalu berjalan di belakangnya.

Siapa dia? Kaito Shion, salah satu pangeran di kerajaan Vocaloid. Kerajaan Vocaloid adalah kerajaan yang berpengaruh di Jepang. Memiliki 6 pewaris utama dengan masing-masing memiliki pelayan pribadi.

--Dan aku adalah pelayan pribadi Kaito Shion.

"Ooh, selamat pagi Kaito dan (Name)~" kami berdua menoleh ke belakang dan melihat sepasang kepala dengan rambut pirang.

"Selamat pagi Len-sama, Rin-sama." ucapku mengangguk hormat pada si kembar.

Rin mengembungkan kedua pipinya, "Sudah kubilang panggil kami tanpa suffix -sama!" rengeknya.

Aku hanya tersenyum lalu menggeleng, "Pelayan dilarang memanggil pewaris utama tanpa suffix -sama, itu adalah peraturan paling dasar saat menjadi pelayan kerajaan." jelasku.

Rin hanya kembali mengembungkan kedua pipinya dan Len hanya menepuk kepala kakak kembarnya itu.

"Kalau begitu, ayo kita pergi ke ruang makan." ajakku tersenyum sopan pada mereka.

"Mhm!" ucap si kembar serempak dan Kaito mengangguk.

Lalu kami berempat berjalan menuju ruang makan kerajaan. Sesampainya disana, meja makan sudah dipenuhi oleh berbagai menu sarapan dan keempat pewaris utama yang lain sudah duduk di kursi mereka masing-masing.

"Osu, pagi semuanya." sapa Kaito duduk di kursinya dan aku berdiri di belakangnya.

"Pagi Kaito dan (Name)." sapa mereka.

Aku mengangguk singkat, "Selamat pagi Miku-sama, Luka-sama, Meiko-sama."

Mereka bertiga tersenyum singkat lalu mulai memakan sarapan mereka. Waktu sarapan berlangsung cepat dan singkat, dan kulihat mereka semua sudah selesai sarapan lalu mulai melakukan aktifitas mereka masing-masing.

--Termasuk aku dan Kaito yang hendak berangkat sekolah.

"Kaito." yang dipanggil hanya berhenti dan menoleh ke sumber suara.

"Ya?" tanya Kaito datar, menatap Meiko.

"Hati-hati, jangan buat (Name) kesulitan dengan tingkahmu." pesan Meiko lalu meninggalkan kami berdua--karena yang lain sudah pergi mengurusi urusan mereka masing-masing.

--Sebelum akhirnya memanggil pelayan pribadinya bahwa dia ingin sake sekarang juga.

Walaupun aku hanyalah seorang pelayan, tapi mereka menganggapku seperti keluarga mereka. Memikirkan itu membuatku sedikit tersenyum lalu mengikuti Kaito di belakangnya.

***

'Ini sama seperti saat masuk SMP dulu...' pikirku menatap datar sekelompok pria dewasa yang menghalangi jalan.

Jarak kastil ke sekolah hanya 15 menit dengan berjalan kaki, jadi Kaito lebih memilih jalan kaki daripada repot-repot memakai mobil.

"Hei, kau itu salah satu pangeran di kastil besar itu, kan?" tanya salah satu dari mereka.

Ada 6 orang disini.

'Akan memakan waktu lebih sedikit dibanding saat SMP dulu...' pikirku lalu mengambil kain dari dalam tasku dan meletakkannya di atas tanah sebelum akhirnya aku meletakkan tasku dan tas Kaito diatasnya.

Apapun situasinya, pewaris utama adalah prioritas utama, termasuk barangnya jadi aku harus tetap membuat tas Kaito tetap bersih dari debu.

"Maaf jika ini membuat perjalananmu tertahan, Kaito-sama." gumamku lalu mengambil posisi bertarung.

Walaupun aku memakai seragam sekolah yang sangat tidak cocok untuk bertarung, aku yakin aku dapat menaklukan mereka tanpa membuat debu di seragam sekolahku.

"Berapa menit?" tanya Kaito mengangkat sebelah alisnya.

Aku berpikir sejenak lalu mengangguk mantap, "Sekitar 10 menit." ucapku datar.

"Hah, dasar pangeran pengecut! Menyewa seorang perempuan untuk menjadi bodyguard-mu!" ejek mereka.

Aku hanya tersenyum miris.

'Siapapun kalian, aku merasa kasihan karena kalian berhadapan dengan pelayan pribadi pewaris utama kerajaan Vocaloid'

***

"Maaf membuat anda menunggu, Kaito-sama." ucapku mengambil tas kami dan memasukkan kain itu ke dalam tasku.

Aku tidak mengotori seragamkum, hanya sepatuku yang sedikit berdebu karena bergesekan dengan tanah.

"Nah," sahut Kaito singkat, "Aku hanya menunggu selama 6 menit, kau bilang akan perlu 10 menit." sambungnya melewatiku.

"Ah, maaf jika aku tidak melakukannya sesuai keinginan Kaito-sama." ucapku berjalan di belakangnya.

"Ngomong-ngomong..." ucap Kaito membuka suara.

"Ya?" tanyaku.

"Apa yang kau lakukan pada mereka?"

Aku berpikir sejenak, "Ah, tidak banyak. Hanya mematahkan kedua kaki dan tangan mereka agar mereka tidak akan bergerak dari sana untuk beberapa lama." jawabku datar.

Kaito hanya mengangguk mengerti dan kami melanjutkan perjalanan kami menuju sekolah.

***

Upacara penerimaan murid baru telah selesai beberapa saat yang lalu. Sayang sekali aku tidak duduk di dekat Kaito karena Kaito duduk di kursi elit.

Ya, elit.

'Ah, aku tidak boleh kehilangan Kaito-sama...' pikirku melirik ke kanan dan kiri sambil berjalan cepat menelusuri koridor sekolah.

Aku terlihat tenang saat berjalan cepat. Tapi sebenarnya aku sedang panik besar.

"Eh," perhatianku tertuju pada pucuk biru diantara siswi-siswi.

Hanya ada 1 orang saat penerimaan murid baru, memiliki rambut berwarna biru.

"Kaito-sama." panggilku dengan lantang.

Seketika semua menjadi sunyi dan para siswi itu melirik ke arahku dengan tatapan tak suka.

"(Name)?" balasnya dengan lega.

"Apa yang dilakukan pelayan itu disini?"

"Dasar tidak sopan, menganggu jam tuan mudanya sendiri."

"Ah, maaf." ucapku tersenyum kecil, "Aku khawatir kalian harus segera pergi karena sudah menganggu Kaito-sama."

"Huh? Apa hak mu memerintah kami? Kau hanya seorang pelayan pribadi rendahan." ucap salah satu dari mereka dengan nada sombongnya.

'Yare-yare...' pikirku menghela napas panjang lalu menggeleng pelan.

Aku langsung memasang senyum lebar tapi dengan tatapan mengancam, "Setidaknya aku berada di posisi dimana membunuh kalian adalah hal yang normal karena di mataku kalian menganggu Kaito-sama." ucapku lalu senyumku hilang, "Kerajaan akan dengan mudah menutupi kasus pembunuhan ini."

Suasana menjadi tegang.

"Ah, atau perlu kubuktikan dulu?" tanyaku kembali tersenyum.

Dalam hitungan detik, koridor sekolah menjadi sepi. Dan kudengar Kaito menghela napas panjang.

"Aku lega kau datang tepat waktu, tapi kumohon jangan gunakan ancaman itu lagi." ucap Kaito menepuk kepalaku lalu berjalan menuju kelas kami.

"Tapi aku benarkan, kalau anda merasa terganggu?" tanyaku mengikuti Kaito dari belakang.

Tawa Kaito langsung menggema pelan di koridor yang sepi ini.

"Ya, tentu saja kau benar (Name)," ucapnya sedikit mengusap belakang kepalanya, "Tapi sebenarnya aku berharap kau akan menggunakan cara lain untuk mengusir mereka."

"Cara lain?" heranku memiringkan kepala tapi masih mengikuti Kaito, "Seperti apa?"

"Ya, seperti pura-pura menjadi pacarku dan berpenampilan sedikit seksi..." jawab Kaito melirik ke arahku lalu menunjukkan senyum mesumnya.

"Kaito-sama..."

"Hm~?"

"Entah kenapa tiba-tiba aku ingin mematahkan leher anda."

"Waaaa! Ampuni aku!!" ucap Kaito lalu berjongkok lalu melindungi kepala dan lehernya.

"Ah," ucapku teringat sesuatu, "Sepertinya melapor ke Meiko-sama lebih baik daripada mematahkan leher anda, Kaito-sama."

"(Name)!!"


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top