Chapter 8: Berlatih

Cerita ini milik Eiichiro Oda

Saya hanya meminjam ceritanya saja.

*****************×××****************

Di sebuah pulau...

Duar!!

Slash!!

Satu monster berwujud serigala hitam terjatuh. Ada sayatan di perut dan lubang di kepala. Ia tewas saat itu juga.

"Bagus!" seru Kevin.

"Yeahh... Kita berhasil mengalahkan Black Wolf setelah 5 bulan kita di sini," sahut Baby senang. Ia tengah bergelanjut manja di lengan kekar Kevin.

Kevin menatap sosok Black Wolf yang telah tiada. Ia melirik singkat pedang berwarna perak di tangan kanannya. Senjata itu baru saja ia dapatkan setelah menguras energi dan otak. Ia berhasil mengalahkan salah satu pemburu bajak laut terkuat.

Pedang itu bernama 'Silver Moon'. Salah satu pedang kelas tinggi dari 21 O Wazamono. Sebenarnya masih ada dua pedang kelas lainnya yaitu pedang kelas tertinggi dari 12 Saijo O Wazamono dan pedang kelas terampil dari 50 Ryo Wazamono.

"Aku beruntung sekali mendapatkan pedang ini," ucap Kevin kagum.

Dumz!! Dumz!!

Terdengar hentakan kaki yang kuat sampai membuat tanah bergetar. Di balik pepohonon tinggi yang mulai tumbang. Muncul sosok monster berbentuk dinosaurus.

"T-Rex," gumam Kevin.

Baby mengubah kedua tangannya menjadi senapan api bernama Thompson submachine gun. Senjata ini pernah di pakai pada zaman Perang Dunia ke 2.

Thompson submachine gun
(search google)

"Apa kau sudah siap?" Kevin bertanya.

"Siap!" Baby menjawab dengan lantang.

Dor! Dor! Dor!

Tembakan beruntun dilakukan oleh Baby dengan senjatanya. Ia sangat menikmati pertarungan ini.

T-Rex mengibaskan ekornya. Beberapa peluru terpental ke segala arah. Ada juga menuju ke Baby dan Kevin.

Kevin tak tinggal diam. Ia mengeluarkan beberapa kartu putih. "Terimalah ini!"

"Card Slash!"

Kedua peluru yang mengarah kepadanya berhasil terbelah dua. Serangan kartu miliknya menancap kuat mengenai tubuh T-Rex.

"Arghhh!"

T-Rex berkoar. Ia merasa sakit di kaki dan ekor. Gigi-gigi tajamnya sampai terlihat.

Tubuh T-Rex berukuran raksasa langsung tumbang. Ia sudah tak bernyawa.

"Kombinasi yang lumayan kuat," ucap Kevin.

"Haik! Nanti Baby akan berkerja keras lagi!" seru Baby. Ia langsung memeluk sebelah tangan Kevin. Kepalanya ia sandar di pundak kekar Kevin.

"Kau sudah berkerja keras dengan baik kok," puji Kevin, ia membelai rambut hitam Baby lembut. Kedua pipi Baby bersemu merah seperti tomat.

Keduanya memutuskan untuk istirahat sejenak dengan terlentang di rumput hijau sambil memandang langit yang cerah. Kevin menghirup udara sebanyak-banyaknya, terasa segar.

"Sebentar lagi aku akan membuat bajak laut sendiri, mencari nakama dan menemukan one piece," ucap Kevin.

Baby yang mendengarkan memirikan badan menghadap Kevin. Ia tersenyum tipis. "Bolehkah aku ikut denganmu, Kak?"

Kevin juga merubah posisi menghadap Baby. Ia tersenyum simpul. "Tentu saja! Kau akan menjadi penembak jitu di kapal bajak lautku!" jawabnya.

"Wahh!! Pasti bajak laut milik Kakak akan terkenal, bahkan melebihi Gold D Roger! Aku yakin itu!" seru Baby semangat berapi-api.

"Terimakasih," jawab Kevin.

Kevin pun bangkit berdiri. Ia akan meneruskan kembali latihannya dan akan mempelajari salah satu haki. Baby sangat senang melihat pemuda di depannya. Ia berjanji akan selalu mengikuti kemanapun Kevin pergi, bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya sendiri.
.
.
.
.

Di pinggiran pulau tempat tokoh utama sedang berlatih. Sebuah kapal bajak laut baru saja mendarat di pulau. Jangkar besar sudah diturunkan menimbulkan guncangan kecil di laut. Bendera sudah di lipat kembali di tiang bendera. Tali kapal bajak laut diikat sangat kuat di sebuah pohon raksasa pinggir pulau.

"Kapten! Kami siap untuk penelusuran pulau!" seru salah satu kru kapal.

"Baik, kalian buat dua kelompok! Jika ada sebuah desa ambil semua harta benda milik mereka serta gadis-gadis cantik di sana. Aku sudah lama tak bersenang-senang dengan seorang gadis." perintah sang Kapten sambil menjilati bibirnya penuh nafsu.

"Perintah dilaksanakan!"

Sang Kapten melihat anak-anak buahnya turun dari kapal. Kini tersisa lima orang saja di atas kapal.

"Jaret! Bagaimana kondisi cuaca kali ini?" tanya sang Kapten.

"Hmm... Cuaca saat ini akan terjadi badai yang cukup besar. Setidaknya kita harus bermalam di pulau ini, Kapten Roll," jawab salah satu awak kapal yang masih di kapal. Ia seorang navigator kapal bernama Jaret.

"Oke! Setelah mereka kembali, mari kita berpesta seharian, hahaha...," ucap Kapten Roll.

Kapten Roll memiliki perawakan tubuh besar berotot. Ia berpenampilan layaknya Kapten bajak laut pada umumnya, hanya saja ia memakai sebuah topi berbentuk kerucut. Jengot lebat dan kumis panjang menjadi ciri khas. Sebuah kapak berwarna perak menjadi senjata andalan miliknya.

Kapten Roll
'Rool si Kapak Perak'
55,000,000€

"Ide yang sangat bagus sekali Kapten Roll," sahut seorang pria berusia 30-an membawa senapan api laras panjang. Ia bernama Jod, si penembak jitu kapal.

"Aaah... Sudah seminggu kita tak berpesta," ucap wanita berambut kuning bergelombang. Ia memiliki wajah yang lumayan cantik. Sun, nama panggilannya. Ia seorang koki kapal.

Satu pria berusia paling muda di antara keempat orang tersebut. Ia bernama Ley, seorang tukang kayu di kapal.

".....,"

Ley hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Ia pemuda yang tenang namun ceroboh.

"Hahaha... Bajak Laut Kapak Perak!" seru Kapten Roll.

"Yooo!!" keempat awak kapal bajak laut Kapak Perat menyambut dengan berteriak kencang.
.
.
.
.

Duar!!

Slash!!

Dorr!!

Suara dentuman, tebasan dan tembakan menjadi satu. Seekor singa hitam berekor api menyala terang, baru saja terjatuh. Beberapa luka menjadi bukti serangan beruntun yang dilakukan oleh kombinasi Kevin dan Baby.

"Masih belum!"

Seekor gorila berwarna abu-abu muncul di hadapan mereka. Gorila itu terlihat marah. Tidur siangnya telah terganggu.

"Aku harus menjadi kuat!" seru Kevin. Ia memegang pedang Silver Moon erat.

Pedang yang awalnya berwarna perak perlahan berubah menjadi hitam, walau tak pekat. Kevin merasakan energi tersalur ke pedang tersebut. Sensasi kekuatan yang besar.

"Ini... Busoshoku Haki," gumam Kevin.  Kedua matanya berbinar terang.

"Akhirnya ia bisa menguasai salah satu haki, walau masih dasarnya. Ia bisa meningkatkan Busoshoku Haki ke tingkat lanjut.

Busoshoku Haki, yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan roh mereka sebagai baju besi untuk bertahan melawan serangan atau membuat serangan mereka sendiri lebih kuat. Pengguna dapat belajar menggunakan 'Teknik Koka' atas seluruh tubuh dan atau senjata mereka. Lebih jauh, ketika berbenturan dengan pengguna Busoshoku Haki lainnya, pengguna dengan level yang lebih rendah akan merasakan dampaknya hingga tingkat tertentu, mulai dari pembengkakan, sera erubahan fisik.

Silver Moon kini telah berubah warna menjadi hitam. Kevin mengayunkan ke kanan dan ke kiri pedang tersebut.

"Grrr!"

Gorila abu-abu memukul dada terus menerus. Ia seperti menantang Kevin untuk bertarung.

Kevin mengayunkan pedangnya secara horizontal. "Rasakan kekuatan baruku!" serunya semangat membara.

Moon Black

Tebasan pedang Kevin berbentuk seperti bulan, namun berwarna hitam. Tebasan itu melaju secepat kilat hingga menembus tubuh besar gorila abu-abu. Tubuh gorila itu terbelah menjadi dua bagian. Darah merah terciprat hingga mengenai sekitar area pertarungan.

"Ini... hebat sekali!"

"Wah!! Kak Kevin semakin kuat saja!" Baby merasa sangat gembira. Ia memeluk tubuh kekar Kevin hingga membuat oppai besar milik Baby menutupi wajah Kevin.

****************×××××******************

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top