Chapter 12 Melawan Kapten Admiral

Cerita ini milik Eiichiro Oda

Saya hanya meminjam ceritanya saja.

Selamat membaca...

*****************×××****************

"Mari kita berpesta," gumam Kevin.

Kevin mengeluarkan beberapa kartu putih. Kartu-kartu itu berisi granat. Ia lemparkan kartu-kartu tersebut ke arah utara. Di sanalah kapal armada angkatan laut berada.

Di sisi kapal armada angkatan laut. Seorang prajurit melihat sebuah melintas ke arahnya. "Hei, apa kau lihat itu?"

"Lihat ap-,"

Duar! Duar! Duar!

Kartu-kartu putih berubah menjadi granat. Ledakan demi ledakan meruak dari dek kapal. Prajurit-prajurit yang tak sempat menyelematkan diri menjadi korban. Potongan tubuh berserakan di atas kapal.

"Ini serangan!" seru prajurit bintang satu.

"Kapal bajak laut itu masih terlihat asing," ucap salah seorang awak kapal. Ia mengenakan pakaian marinir.

"Kapten Nezumi!" seru marinir tersebut.

"Ledakan apa itu? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kapten Nezumi. Ia memiliki wajah seperti hewan tikus.

Nezumi
Kapten Marinir

"Serangan bajak laut! Kami menyerang mereka dan bajak laut itu membalasnya!" jawab prajurit bintang satu.

Nezumi menyipitkan mata melihat kapal bajak laut yang berjarak 3 kilometer. Ia merasa geram. "Serang lagi!" perintah Nezumi.

Para prajurit marinir menyiapkan meriam kapal. Terdapat tiga buah meriam yang siap dipakai. Peluru baja hitam berukuran besar dimasukan ke dalam meriam kapal.

"Tembak!"

Dor! Dor! Dor!

Tiga buah peluru melesat ke arah kapal bajak laut Kevin. Nezumi tersenyum angkuh. Ia percaya diri dapat mengalahkan bajak laut sampah itu.

Baby melihat ketiga peluru baja melesat ke arahnya. Ia merubah kedua tangan menjadi manuver.

"Kak Kevin!" seru Baby.

"Ayo kita serang mereka!" sahut Kevin bersemangat.

Ia mengeluarkan pedang Silver Moon yang keluar dari dalam dimensi buatan Kevin melalui kartu tentunya. Kevin menciptakan inovasi baru dari buah iblisnya. Ia dapat menciptakan sebuah dimensi dari kartu.

Silver Moon
Sumber : Google

Teknik bushosoku haki melapisi pedang Kevin. Ia melompat turun dari menara pengintai kapal. Ia ayunkan pedang itu secara horizontal.

Moon Slash

Tebasan pedang hitam membelah dua peluru baja. Tersisa satu peluru baja, Baby akan menunjukkan aksinya.

Boomz!!

Baby berhasil menembak peluru baja hingga tercerai berai. Serangan marinir gagal total.

"Kerja bagus Baby," puji Kevin. "Hmm... Andai saja aku bisa menguasai salah satu dari enam teknik Rokusikhi," gumamnya.

Baby menatap Kevin. Ia meminta penjelasan dari sosok Kapten Death Magic Pirate untuk kelanjutan serangan berikutnya.

"Kita akan terus maju!" seru Kevin.

"Baik, Kap-,"

"Panggil saja aku seperti biasa, jika kau belum terbiasa," potong Kevin. Ia fokus menatap kapal marinir yang ternyata mendekati mereka.

Baby terdiam. Ia merasa sedih tak bisa memanggil Kevin dengan sebutan Kapten, panggilan Kevin membuat Baby tersadar.

"Baby, tetap fokus!"

"Iya, Kak!"

*****

Kapal marinir perlahan menaikan kecepatan. Kapten Nezumi memerintahkan awak kapal marinir untuk melawan langsung bajak laut sihir kematian.

"Aku takkan membiarkan kalian hidup!" seru Nezumi.

Kapal marinir semakin mendekati kapal Kevin. Kapal pun telah sampai. Kevin sendiri sudah siap daritadi menyambut kehadiran mereka.

"Bajak laut! Segera menyerah dan buang senjata kalian!" perintah Kapten Nezumi.

Kevin dan Baby diam. Kapten Nezumi menyeringai melihat keduanya terdiam. Ia berhasil mengertak mereka. Namun, Kevin menjentikan kedua jarinya. Sebuah kartu putih muncul dari sela-sela jari. Ia lemparkan dan...

Slash!

Kedua telinga tikus jaket milik Nezumi terbelah. Nezumi tentu saja terkejut.

"Perkenalkan aku adalah Kapten Kevin D Rafael. Aku Kapten Bajak Laut Sihir Kematian. Ingatlah nama itu baik-baik, Kapten Nezumi," ucap Kevin memperkenalkan diri.

"D!" seru Nezumi dan para prajurit marinir.

Inisial 'D' atau keluarga yang memiliki keturunan 'D' merupakan misteri di dunia One Piece. Keluarga 'D' sendiri merupakan lawan dari pemerintah angkatan laut atau marinir sejak dulu kala. Tak ada yang mengetahui tentang hal itu kecuali para Gorosei dan sesepuh ataupun pahlawan zaman dahulu.

"Baby, saatnya kita selesaikan ini dan kembali berlayar menuju pulau di depan sana," ujar Kevin.

"Baik, Kak!" balas Baby. Kedua tangannya berubah menjadi manuver kembali. Ia mulai menembaki prajurit marinir secara beruntun.

Kevin menciptakan granat, kali ini dalam jumlah cukup banyak sekitar lima buah saja. Ia melemparkan kelima granat tersebut ke kapal marinir. Kapal marinir sendiri berjumlah dua buah kapal.

"Sial! Mereka adalah pemakan buah iblis. Aku tidak akan menang!" batin Nezumi geram.

Nezumi memikirkan cara untuk bisa mengalahkan bajak laut sihir kematian. Tak ada ide terbesit di otak, ia memutuskan untuk melarikan diri, setidaknya hanya dirinya yang selamat.

"Serang terus bajak laut itu!" perintah Kapten Nezumi. Para prajurit marinir mengangkat pedang tinggi. Mereka mulai melakukan serangan babak kedua. Diam-diam Kapten Nezumi mengendap-endap ke belakang kapal. Ia akan menaiki kapal sekoci, lalu melarikan diri dengan aman tanpa ketahuan.

*****

Kevin dan Baby menerima serangan dari para marinir begitu bahagia. Mereka bisa mengasah kemampuan setelah berlatih beberapa bulan yang lalu.

Setiap arahan dan tembakan peluru Baby selalu tepat sasaran. Tak ada yang meleset satupun. Jika Baby mempelajari Kenbunshoku Haki, tembakan Baby akan semakin akurat dan tak terkalahkan nantinya.

Kevin melompat ke salah satu kapal marinir. Tebasan melintang ke atas dan ke bawah ia arahkan dengan cepat. Para prajurit marinir satu persatu tumbang terkena tebasan. Noda darah bertebaran di mana-mana.

"Di mana Kapten Nezumi?" Kevin bertanya-tanya. Ia tak menemukan sosok Kapten berwajah tikus itu di atas kapal. Padahal beberapa menit yang lalu sang Kapten masih terlihat memerintah bawahannya.

Duar! Duar!

Bola meriam di lepaskan menuju ke arah kapal bajak laut Kevin. Baby menatap peluru meriam dengan bergaya santai. Bola-bola itu hampir mencapai kapal, Baby masih belum melakukan gerakan sedikitpun.

Lima meter, tiga meter, satu meter hingga hitungan detik bola-bola meriam dapat menghancurkan kapal. Baby mulai beraksi, ia menggunakan pistol Volcanic Pocket pemberian Paman Bill. Baby melepaskan pelatuk pistol dengan sangat cepat, bagai seekor elang yang menerkam ikan di dasar lautan.

Dor!

Satu peluru timah melesat dalam seperkian detik. Bola-bola meriam di hancurkan dalam sekali tembakan saja. Para marinir terkejut melihat pertunjukan hebat Baby. Perasaan semangat perlahan memudar menjadi keputuasaan.

Baby tak berhenti sampai di situ saja. Ia terus menembaki setiap marinir hingga menembus kening mereka.

Kembali ke tempat Kevin berada, ia telah berhasil menemukan keberadaan Kapten Nezumi. Kapten Nezumi sudah berada cukup jauh dari lokasi pertempuran.

"Dasar marinir pengecut!"

Kevin sudah bersiap-siap untuk mengeluarkan jurus andalan. Pedang Silver Moon perlahan berubah menjadi hitam pekat. Kevin telah melapisi pedang dengan Busoshoku Haki.

"Kau takkan bisa lari dariku tikus. Nikmatilah waktu berharga terakhir," ucap Kevin. Jiwa psikopatnya perlahan mulai menampakan diri tanpa ia sadari.

Silver Moon di ayunkan melintang lurus. Kevin sudah memprediksi serangan miliknya ke tempat Kapten Kevin berada. Pedang Kevin mengeluarkan sinar hitam.

Black Moon!

Tebasan pedang Silver Moon melesat cepat bagai seekor kuda. Serangan Kevin memiliki aura kekuatan yang besar.

Kapten Nezumi masih mengayuh kapal sekoci meninggalkan petarungan. Saat ia membalikan badan, sebuah tebasan datang ke arahnya hingga menembus tubuhnya.

Laut bagai terbelah dua. Semua yang terkena tebasan hancur dalam satu serangan, termasuk Kapten Nezumi. Lautan biru berubah menjadi lautan darah.

"Hahaha...," tawa Kevin mengayunkan pedang ke samping.

Tugas baby telah selesai, satu kapal marinir tenggelam dan satu lagi mengalami rusak parah. Baby melihat sambil berdiri tegak dari atas kapal. Ia begitu takjub melihat kehebatan sang Kapten.

"Kak Kevin! Memang hebat!" seru Baby bahagia.

Kevin melompat di atas lautan. Sesekali ia mendarat di laut untuk mencari tumpuan seperti bongkahan kapal yang mengapung.

"Selesai... Mari kita pergi dari sini," ucap Kevin mendarat dengan mulut di atas kapal miliknya.

Baby menganggukan kepala kecil mengikuti perintah. Layar kapal bajak laut sihir kematian membetang lebar. Kapal mulai jalan meninggalkan lokasi pertempuran yang dimenangkan olehnya.

"Berangkat!"

****************×××××*******************

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top