Chapter 10 Berlayar

Cerita ini milik Eiichiro Oda

Saya hanya meminjam ceritanya saja.

Selamat membaca...

*****************×××****************

Kevin melawan Kapten Roll...

Dua senjata saling bertubrukan. Silver Moon milik Kevin memancarkan aura kuat dengan di selimuti haki.

Kapten Roll mengambil jarak. Ia menatap penuh benci kepada Kevin. Semua anak buahnya telah terbunuh, hanya tersisa dirinya seorang di atas kapal bajak laut.

"Aku akan mencincang tubuhmu dan ku jadikan makanan hewan laut!"

"Hahaha... Aku akan membalikan kata-katamu," sahut Kevin.

Ia menjentikan jari-jarinya. Empat buah kartu putih muncul di tangan.

"Sihir?" gumam Kapten Roll.

Slash!

Slash!

Slash!

Slash!

Empat buah kartu yang dilapisi haki melesat cepat. Dua kartu berhasil dihindari oleh Kapten Roll. Namun, dua buah kartu yang tersisa menancap di kedua bahunya.

"Grrrrg!"

Kapten Roll mengeram kesal. Ia mencabut kartu-kartu tersebut. Tiba-tiba sebuah tebasan melintasi tubuhnya. Ia berdiri kaku.

"Ka-kau..."

Tubuh Kapten Roll terbelah dua. Darah merah menyembur dari tubuhnya. Kedua matanya melotot lebar.

"Selesai juga," ucap Kevin. Ia mengibaskan pedang untuk membuang noda darah yang menempel di pedang.

"4 menit 10 detik,"

Baby muncul di samping Kevin. Ia memeluk lengan Kevin, bergelayut manja.

Kevin mengelus pelan rambut hitam Baby. Ia tersenyum lebar. Ia menghela napas.

"Hmm... Aku sudah memutuskan untuk berlayar mengitari lautan one piece!" seru Kevin kencang.

Hembusan angin menerpa wajahnya. Burung-burung camar terbang di atas langit. Gelombang ombak datang menabrak kapal, membuat kapal terombang ambing. Suara hewan-hewan buas di hutan mengelegar.

Inikah pertanda? Sesuatu yang besar akan terjadi. Di saat Kevin memulai berlayar mengarungi lautan luas.

*****

Pulau Kopi

Di pulau penduduk masih ramai melakukan aktivitas. Penjaga keamaan pulau berjaga di setiap sudut pulau.

Sang Walikota, Jade tengah berada di kantor. Tumpukan kertas menutupi sebagian wajahnya.

"Kemana kedua anak itu? Sudah setengah tahun lamanya belum kembali juga," Jade mengurut pelipisnya pelan. Setiap hari ia selalu mengkhawartikan keadaan kedua anaknya.

Pintu ruangan terbuka. Mei masuk ke dalam ruangan. "Selamat pagi, Pak," sapa Mei sopan.

"Pagi, ada apa Mei?" tanya Jade.

"Ehmm...,"

Jade menatap Mei heran. Wanita seksi itu yang merangkap sebagai sekretaris terlihat gugup. Seluruh tubuhnya bergerak-gerak seperti belut.

"Ehmm... Itu," ucap Mei.

"Itu apa?" Jade bertanya kembali.

Brak!!!

Sebelum Mei menjawab, pintu ruangan terbuka lebar dengan keras. Dei sang pelaku tersenyum tanpa dosa.

"Kevin dan Baby sudah kembali!" seru Dei.

"Apa?!"

Jade mendadak berdiri. Ia sampai memukul meja kerja keras, tumpukan kertas langsung berhamburan.

Mei terkejut. Ia hampir saja terjatuh. Dei menangkap tubuh Mei refleks.

"Lepaskan aku!"

Dei melepaskan pegangan pada Mei. Mei menatap tajam pria kekar itu.

"Dimana mereka sekarang?" tanya Jade antusias.

"Mereka ada di pelabu-,"

Tanpa menunggu jawaban lengkap Dei. Jade berlari cepat keluar dari ruang kerja yang terasa sangat sumpek. Dei dan Mei hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Walikota mereka.

Di Pelabuhan Kopi...

Sebuah kapal bajak laut berukuran sedang baru saja berlayar di pelabuhan. Kapal bergambar tengkorak dengan kapak berkibar.

Kevin melompat dari dek kapal. Ia mendarat mulus di tanah. Rambut putihnya bergoyang terbawa angin laut.

"Akhirnya sampai jumpa," ucap Kevin. Wajahnya penuh keceriaan dan kegembiraan. Mengarungi lautan selama lebih dari tiga tanpa navigator membuat dirinya dan Baby terombang-ambing di lautan.

"Maafkan aku, Kak Kevin," ujar Baby sedih. Ia sudah siap untuk mengeluarkan airmata.

Baby baru saja melompat dari atas kapal. Kevin hanya diam. Ia masih menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Kak Kevin," panggil Baby. Ia semakin sedih tak mendapat respon dari Kevin.

"Tak masalah Baby, yang penting kita sudah sampai dengan selamat," ucap Kevin tersenyum kecil.

Baby senang. Ia sudah dimaafkan. Ia ingin memeluk tubuh Kevin, namun kehadiran seseorang menghentikan aksinya.

"Kevin! Baby! Akhirnya kalian pulang!" seru Jade. Ia telah sampai di pelabuhan. Ia langsung memeluk kedua tubuh mereka erat.

Jade menangis keras. Jabatan sebagai Walikota langsung berubah dalam hitungan detik karena perubahan sikapnya. Penduduk Pulau Kopi yang melihat hanya tersenyum masam.

"A-ayah lepaskan," ujar Kevin.

Baby terdiam. Ia terharu dengan perlakuan Jade. Ia merasa sangat disayangi dan dibutuhkan.

"Bagaimana kabar kalian? Apa kalian tidak terluka? Apa kalian sudah memiliki anak?"

Jade terus bicara dengan pertanyaan yang beruntun. Sosok Jade sebenarnya adalah cerewet dan gampang menangis.

"Kami baik-baik saja! Dan kami... akan pergi berlayar mengarungi lautan luas!" jawab Kevin tegas.

Jade terdiam. Ia melepaskan pelukan hangat itu. Ia menundukan kepala ke bawah. Suasana yang awalnya mengharukan kini berubah menjadi kesedihan.

"Kevin!!!"

Kevin merasakan aura tekanan yang kuat. Ia sampai terduduk lemas. Baby sendiri hampir saja pingsan. Penduduk di sekitar mereka terkapar di tanah, tak sadarkan diri.

"I-ini... Haoshoku Haki," gumam Kevin. Ia melirik ke arah Baby berada. Ternyata Baby sudah pingsan. Kini tersisa tinggal Jade dan Kevin.

"Kau masih bertahan rupanya," ucap Jade tenang. Ia mulai menurunkan aura haki raja perlahan.

Suasana sudah menjadi normal sediakala. Kevin merasa sangat lelah sekali. Baru pertama kali ia merasakan tekanan aura haki raja. Dan itu berasal dari Ayah kandungnya sendiri.

"Selamat! Kamu lolos!" seru Jade.

Kevin merasa bingung. Ia lolos karena apa? Ia mencoba berdiri dengan kaki sebagai tumpuan.

"Aku telah melihat kekuatanmu, nak. Kamu kuizinkan untuk berlayar mengarungi lautan," ucao Jade tersenyum hangat. Ia menarik tubuh Kevin ke dalam pelukan kasih sayang.

"Terimakasih," balas Kevin. Ia pun pingsan dalam dekapan Jade dikarenakan kelelahan.

*****

Kevin terbangun. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing. Ia pun memposisikan duduk bersandar, masih di atas kasur.

"Ini di kamar?" gumam Kevin. Ia melihat lingkungan yang tak asing baginya. Ia berada di dalam kamarnya sendiri.

Pintu kamar terbuka. Masuklah Baby membawa nampan berisi semangkuk sop hangat dan segelas lemon tea. Ia letakan nampan itu di atas meja nakas.

"Kau sudah sadar Kak," ucap Baby tersenyum manis. Ia duduk di pinggir kasur.

"Iya. Kenapa aku bisa ada di sini? Bukankah kita baru saja tiba di-,

Ayah!"

Kevin mengingatnya sekarang. Ia dan Baby baru saja tiba di pelabuhan, lalu Ayahnya datang menyambut mereka dan... Ayah mengeluarkan sebuah haki yang sangat langka dimiliki orang yaitu Haoshoku Haki.

"Ayah di sini nak. Kau sudah bangun nak," Jade tiba-tiba muncul di dalam kamar.

"Eehh!" Baby dan Kevin tentu saja terkejut. Keduanya mata melotot lebar dan mulut terbuka lebar.

Jade tersenyum tipis. Ia masih bersikap santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Ayah Jade. Apakah juga seorang pengguna buah iblis?" tanya Baby pelan. Ia tak mau asal bicara.

Jade melipat kedua tangan di dada. Ia masih terlihat santai. "Hmm... Kasih tahu tidak ya,"

Slash!!

Sebuah kartu putih melesat ke arah Jade. Jade tak bergeming. Ia dengan mudahnya menangkap kartu putih milik Kevin.

"Mustahil!" seru Kevin. Baru kali ini ia melihat ada seseorang yang berhasil menangkap serangannya dengan mudah tanpa melakukan perlawanan.

"Kak Kevin!" Baby sama terkejutnya dengan Kevin.

"Hehehe... Kalian tidak usah kaget seperti itu, akan Ayah jelaskan. Ayah sebenernya dulu ialah seorang kapten bajak laut. Ayah juga tak sengaja seperti kalian memakan buah iblis tipe paramecia yaitu Invisible Invisible no Mi. Buah iblis yang membuat aku bisa menghilangkan diri seutuhnya," jelas Jade panjang lebar.

Kevin dan Baby baru saja mengetahui beberapa fakta tentang identitas sang Walikota sekaligus Ayah mereka. Masih banyak rahasia yang mungkin di simpan oleh Jade.

"Hmm... Aku mulai mengerti," ucap Kevin.

Kevin berdiri menatap Jade dengan tajam. "Aku ternyata memiliki seorang Ayah yang hebat. Aku jadi semakin ingin berlayar di lautan sekarang!" seru Kevin semangat.

"Aku juga!" sahut Baby tak kalah semangat.

Jade memandang kedua anaknya. Ia tersenyum lebar.

"Ayah merestui kalian berdua untuk berlayar. Tapi, berjanjilah satu hal untukku!" kata Jade.

"Apa Ayah?" tanya Baby.

Jade menghirup napas sejenak, lalu membuangnya perlahan. "Ayah ingin kalian berjanji untuk kembali ke Pulau ini dengan selamat dan Ayah akan mendapatkan kabar kalian memiliki bounty yang besar tentunya, " jawabnya.

Kevin dan Baby saling pandang. Meraka pun menatap sosok Ayah hebat di hadapannya.

"Kami berjanji!" seru keduanya kompak.

Jade tersenyum kecil. Akhirnya ia bisa merelakan kepergian kedua anaknya dengan tenang. Ia jadi teringat kenangan masa lalu saat berlayar bersama dengan awak kapalnya.

Persiapan Kevin dan Baby sudah selesai. Mereka sebentar lagi akan meninggalkan tempat kelahiran untuk Kevin dan tempat tinggal untuk baby. Mereka akan menggunakan kapal bekas bajak laut Kapak Perak. Bendera bajak laut akan di ganti dengan bendera bajak laut miliknya.

"Tunggulah kami... One Piece!" seru Kevin memandangi lautan luas di depan.

****************×××××*****************

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top