꒰❣꒱ Chapter 9 : ❛Looking for each other.❜

ᥫ᭡ ˖ Chapter 9 : Looking For Each Other.
𓏞
𐂴 Bab 9.
|| Looking For Each Other ||
[Mencari satu sama lain]
.
꒷꒦꒷‧˚₊‧꒦꒷꒦ ꒷꒦‧˚.⁺꒷꒦꒷‧˚꒦

[Name] melangkah masuk ke dalam rumah. Harinya terlewati dan terasa cukup baik. Hanya saja, dia tidak bersemangat seperti sebelumnya. Mungkin. Megumi adalah alasan ia seperti ini.

Pria itu, sudah pergi sejak kemarin. Setelah mereka pulang dari toko buku. Mereka berpisah tanpa melakukan sesuatu yang berarti.

Meninggalkan kekosongan dalam hati, baik Megumi ataupun sang gadis.

Apa yang dilakukan Megumi sekarang, yaa ...? Dia mendongak ke atas. Menatap langit-langit rumah seraya melamun. Membiarkan pikirannya dipenuhi oleh remaja tampan itu. Sehingga tanpa sadar, dia menabrak meja. [Name] mengelusi perutnya yang terkena ujung meja dan lumayan sakit.

“Aku harus masak ....”

Tas sekolah ia letakkan ke atas sofa. Kemudian mengikat rambutnya, menggulung lengan baju dan memakai apron. Tangannya dengan lihai memotong-motong bahan masakan.

Aku jadi merasa aneh .... Kening si gadis mengernyit. Hingga tanpa sengaja mengiris jarinya sendiri.

“Aw!”

[Name] mengibas-ngibaskan tangan. Melangkah ke arah wastafel untuk membersihkan darah yang keluar dari tangannya. Suara air yang mengalir terdengar, si gadis kembali melamun. Pikiran kembali melayang pada remaja tampan yang entah sedang apa sekarang.

[Name] memutar kran. Kemudian segera berjongkok dan menyembunyikan wajahnya dilipatan lutut. Dia diam dalam posisi itu selama beberapa saat. Merasakan sesuatu yang orang sebut kesepian.

.

.

Megumi menatap langit-langit rumah milik kucing kecil Gojo seraya mendudukkan diri di atas sofa panjang. Melamun. Dia lalu menatap ponsel. Bertanya-tanya kenapa dia tidak bisa memberanikan dirinya untuk menelpon si gadis atau kenapa perempuan itu tidak menelponnya.

“Apa ... aku telpon dia duluan?”

Megumi mengubah posisi duduk. Layar ponselnya menampilkan nomor telepon sang gadis. Dia tinggal menekannya kemudian menunggu. Tapi ... kenapa rasanya berat sekali?

“Ah ... lupakan.” Megumi meletakkan gawai itu di sampingnya.

Dia menghela napas. Kemudian menutup mata. Bukankah dia berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan [Name]? Pertanyaan itu membuat kelopak mata Megumi terbuka. Seharusnya dia memanfaatkan waktu ini dengan baik, meskipun dalam jarak jauh, itu bukan alasan dia menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan gadis itu padanya.

Tangan Megumi terulur mengambil ponsel, lantas kembali menatap nomor telepon yang diberi nama kontak '[Name]' dengan emoji bunga sakura.

Jempol lelaki itu bergerak menekan, layar ponsel menunjukkan foto kucing lucu yang sudah diedit, bersama tombol merah dan hijau pada bagian bawah. Megumi menunggu dengan jantung berdebar kencang, dia bahkan menahan napas sejenak. Adrenalinnya berpacu, hanya karena menelepon seorang gadis.

Suara sambungan telepon yang diterima tanpa sadar membuat tubuh lelaki itu merinding dan geli. Itu reaksi yang agak berlebihan. Padahal, hanya menelepon [Name], tapi rasanya kenapa menegangkan sekali?

Megumi?”

Pria itu kembali merinding saat suara [Name] mengalun lembut memanggil namanya. Hingga kedua pipinya dihiasi rona merah tipis. “Bagaimana keadaanmu?”

Aku baik, kok.”

Megumi menjawab dengan dehaman singkat, kemudian dia bungkam. Apa yang harus dia bicarakan selanjutnya?

Keheningan datang di antara mereka dan itu membuat Megumi sesak. Terus menekan pikirannya untuk mencari topik lain yang sekiranya menarik untuk dibicarakan.

Megumi, kau masih di sana?

“Ah, iya.”

Bagaimana dengan misimu? Berjalan baik?” Nada ceria terdengar dalam suara gadis itu.

Tanpa sadar membuat Megumi jadi nyaman. Tubuh yang awalnya menegang kaku jadi rileks.

“Belum ada satu hari. Lagian ... aku hanya menjaganya, dia juga jarang keluar rumah. Jadi, bisa dibilang ... aku banyak istirahat juga,” jawab Megumi dengan nada yang biasa dia pakai. Namun, suaranya terdengar agak tertahan dan dia sadar akan hal itu.

Oh, begitu.”

“Kau sendiri?”

“Aku kesepian.”

Megumi membulatkan kedua mata.

Itu ... kuharap kamu cepat pulang dan mengunjungiku lagi. Eeh, aku tutup teleponnya, ya. Sampai jumpa, Megumi.”

Suara sambungan telepon yang tertutup menyapa pendengaran lelaki yang masih bergeming itu. Tubuhnya tampak kaku tanpa ada pergerakan, kedua matanya masih membelalak lebar tak berkedip.

Perkataan [Name] tadi ... terdengar memilukan.

Dia berharap pada Megumi? Apa rasa kesepian gadis itu muncul karena kepergiannya?

“Ah, apa yang baru saja aku pikirkan.” Megumi menyentuh kepalanya seraya membungkuk, tak lama baring di atas sofa. Menatap ke arah langit-langit ruangan ini.

Setahunya, [Name] memang tinggal sendirian. Wajar jika gadis itu merasa kesepian. Namun, karenanya? Dia berharap Megumi cepat pulang agar bisa mengunjunginya lagi.

“Sial.” Megumi menutup matanya menggunakan lengan kanan. Senyuman senang tanpa sadar tersungging pada bibirnya.

Perasaan apa ini? Kenapa rasanya ... bahagia sekali?

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

GOMEN BARU MUNCUL 😭😭😭
SIBUK BANGET SAMA BUKU SEBELAH😭

AKU DOUBLE UP⬇️⬇️

Ann White

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top