🍂 Chapter 7 : ❝ Cheer Up ❞

🍁 One More Chance 🍁
.
✎ Bab 7 °୭̥
◆|| Cheer Up ||◆
Semangat ]
.
╭┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╮
“Ice Cream.”
╰┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╯
.
🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

[Name] menarik Megumi ke arah taman bermain yang terlihat sangat ramai pengunjung. Megumi menatap datar pemandangan di depannya.

Ini diluar rencana [Name]. Gadis itu berkata hanya ingin mengajaknya ke toko buku dan kafe untuk menikmati kue coklat. Tapi, setelah kedua tempat itu mereka kunjungi, Megumi malah diseret ke tempat penuh lautan manusia ini.

“Ayoo, Megumi! Ayooo!”

Megumi menghela nafasnya kasar. Dia dengan berat hati melangkahkan kaki mengikuti [Name] yang menarik tangannya. Sekarang dirinya bertanya-tanya, kenapa gadis ini terlihat berbeda dengan beberapa hari yang lalu?

Mereka menuju ke stan tembak-tembakan. [Name] membayar, kemudian mengambil senapan dan membidik target di depannya. Beberapa pelurunya keluar dan semuanya tepat mengenai dua target.

“Selamat, Ojou-san!!” Teriak pemilik stan.

[Name] bertepuk tangan. Senyuman cerah terpasang pada wajahnya. Melihat pemandangan itu, diam-diam Megumi memasang senyuman tipis.

“Megumi!”

Raut wajahnya kembali mendatar. Hampir saja ketahuan tersenyum dalam diam. [Name] memberikannya senapan, memintanya untuk membidik juga.

Sang remaja tampan dengan mudah menjatuhkan semua target hanya dengan lima peluru. Berarti ada lima target yang jatuh. [Name] melebarkan mata, mulutnya sedikit terbuka, tidak menyangka Megumi begitu hebat membidik.

“[Name] ambil hadiahmu,” ucap Megumi seraya meletakkan kembali senapan.

“Eh? Serius? Megumi tidak ingin sesuatu sebagai hadiahnya? Di sini ada banyak barang, loh.”

“Aku tidak membutuhkan barang apapun. Kau ambil saja daripada tidak sama sekali.”

“Um, oke!”

Keduanya kembali berjalan setelah [Name] mengambil hadiahnya. Mereka berdua berjalan berdampingan, meski sesekali disambar beberapa orang yang terlihat terburu-buru.

Sang gadis sedikit risih, terdengar suaranya yang sedikit meringis sampai ke pendengaran Megumi. Dia melirik, mendapati [Name] yang memegang lengan kanannya yang sedikit sakit karena disambar orang yang membawa besi tadi.

Tangan Megumi terangkat, merangkul pundak [Name] dan menarik sang gadis ke arahnya. Wajahnya kemudian dihiasi semburat merah tipis, [Name] mendongak ke atas untuk melihat Megumi. Dan mendapati remaja itu sedang menoleh ke arah lain hingga [Name] tidak bisa melihat wajahnya.

Tapi, ia mendapati telinga Megumi yang memerah.

Sebuah kekehan kecil keluar dari mulut sang gadis. Rasa senang memenuhi dadanya, menutup mulut menggunakan lengan guna menyembunyikan rona merah pada wajahnya juga.

Manik [Name] mendapati sebuah kedai penjual es krim. Matanya seketika berbinar terang.

“Megumi! Megumi! Ayoo ke sanaa!!”

[Name] menariknya hingga mereka berlari ke arah kedai es krim yang lumayan ramai pengunjung. [Name] mengantri, sementara Megumi memilih berdiri di dekat tiang lampu untuk menunggu.

“Ne, ne! Coba ini!”

Tanpa di sadarinya. [Name] sudah ada di depannya seraya menyodorkan es krim rasa strawberry.

“Tidak. Kau makan saja.”

“Eh? Tapi, ini enak, loh!”

[Name] memakan bagian atas es krim itu, lalu menyodorkannya kembali ke Megumi.

“Ayo, coba!”

“... kau makan saja.”

“Kamu ... tidak nyaman, ya?”

Megumi menghela nafas. Dia merasa tidak tahan saat melihat [Name] yang tiba-tiba kehilangan semangat karena ia menolak memakan es krim pemberiannya.

“Baiklah, aku makan.”

Tangannya menangkup tangan [Name] yang memegang bagian bawah es krim kemudian memakannya.

Sang gadis tersenyum senang. Ia lalu memakan es krim itu juga setelah giliran Megumi selesai.

“Kugisaki! Barang belanjaanmu sudah banyak! Kau mau beli lagi?!”

“Ck! Jangan berisik! Ini salahmu karena kalah taruhan, jadi kau harus jadi pembantuku, Itadori!!”

Tubuh Megumi menegak. Maniknya melebar kaget saat suara yang familiar serta nama temannya terdengar. Dia segera mengedarkan pandangan, mencari teman-temannya di area sini.

Megumi meringis, mengumpat ketika mendapati Yuuji dan Nobara berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Apa yang mereka lakukan disini?!

Ia segera merangkul [Name] kembali. Tudung jaketnya ia naikkan hingga menutupi rambutnya, kemudian berlari menjauhi teman-temannya sebelum mereka menyadari keberadaannya.

Yuuji melihat ke arah seorang pria seumurannya yang sedang memakai tudung seraya merangkul gadis yang sepertinya kekasih pria itu.

“Dia kek Fushiguro ....”

Ia menggaruk tengkuk. Kemudian mengedikkan bahu tidak peduli.

.

.

🍂

“Kenapa tiba-tiba menarik ku ... Megumi?”

Yang dipanggil menoleh. Megumi menatap pada manik hijau yang indah.

“Oh itu ... Aku tadi melihat sesuatu yang menyeramkan. Karena terlihat menjijikan aku langsung menarik mu menjauh,” jawab Megumi asal.

“Tapi ... Kamu tadi terlihat seperti menghindari sesuatu ... Bahkan kamu sampai memakai tudung jaket mu ....”

Megumi bungkam. Ia kemudian mengusap tengkuknya. Ini sedikit menyulitkan, ia tidak bisa berbohong pada [Name] saat sang gadis menatapnya seperti sekarang. Rasa penasarannya terlalu besar dan bisa saja berujung bahaya.

Megumi menghela nafas kasar.
“Aku ... Tadi melihat temanku ke arah tempat kau dan aku berdiri tadi. Karena tidak ingin mereka melihatmu ... Aku langsung menarik mu menjauh.”

“Eh? Karena aku? Kenapa?”

Megumi melengos. Melihat ke arah lain, tudungnya menutupi kedua pipinya yang bersemu merah.

“Jika mereka melihat kita ... Kedua orang itu akan mengganggu. Jadi ... Makanya aku menarik mu ... Menjauh ....”

[Name] mengerjab. Beberapa saat kemudian tersenyum hingga mengeluarkan kekehan.

Perasaan senang membuncah dalam hatinya. Ia kemudian menarik Megumi, memeluk lengan kanannya lalu berjalan menuju rumah.

Wajah Megumi kembali netral. Maniknya kemudian menatap jalanan yang ia lewati bersama [Name]. Ingatannya soal pembicaraannya dengan Gojo sensei terlintas dalam pikiran.

“Hei ... [Name].”

“Hm?”

“Selama seminggu. Aku tidak bisa bertemu denganmu.”

🍃˚. ୭ ˚○◦ Love Story ◦○˚ ୧ .°🍃

Sisa One More Chance GS version Ama Your smile yg mesti di salin😢

🍃 ┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🍃

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top