🍂 Chapter 5 : ❝ One More Chance ❞

🍁 One More Chance 🍁
.
✎ Bab 5 °୭̥
◆|| One More Chance ||◆
[ Satu kesempatan lagi ]
.
╭┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╮
When he comes
╰┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╯
.
🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

Perlahan kelopak mata [Name] bergerak. Beberapa detik kemudian terbuka lalu mengerjab pelan. Ia dapat merasakan keningnya mendingin serta melihat lengan kekar berkulit putih di atasnya.

“Maaf, [Name]. Apa aku membangunkanmu?” Tanya Megumi lalu menarik kedua lengannya dari atas kening [Name].

Gadis itu dengan gerakan pelan menggeleng, lalu memberikan senyuman kecil pada Megumi.

[Name] berusaha bangun, Megumi membantunya untuk bersandar pada sandaran ranjang. Gadis itu memasang senyuman kecilnya pada Megumi.

“Terima kasih dan maaf karena merepotkanmu,” ucapnya dengan suara yang melirih.

“Tak masalah. Aku tidak kerepotan sama sekali.”

Keduanya lalu terdiam. Megumi mengambil kursi lalu membawanya ke samping ranjang [Name] dan duduk di atasnya.

“Ne, Fushiguro.”

Megumi menatap pada [Name].
“Hm?”

“Awalnya aku takut saat melihatmu ada di depanku. Bayang-bayangan waktu kecil terlinta di kepalaku saat melihatmu lagi,” [Name] mulai berucap, kedua tangannya meremas selimut yang dipakainya.

Dia lalu melanjutkan dengan memasang senyuman kecil.
“Setelah aku memikirkannya ribuan kali. Aku sadar, memperbaiki hubungan kita sekarang itu bagus, setidaknya dengan itu ... perasaan sakit dan rasa bersalah dalam diri kita bisa menghilang secara perlahan.”

“[Name] ....”

[Name] menatap tepat pada mata Megumi yang irisnya melebar.
“Aku memberikanmu satu kesempatan lagi, Fushiguro.”

Megumi mengerjab beberapa kali. Kemudian menundukkan wajahnya, tangan kanannya terangkat menyembunyikan rona merah yang menjalar dikedua pipinya. Diam-diam, Megumi tersenyum senang.

“Terima kasih, [Name],” ucap Megumi menahan rasa gembira yang ada di dalam dirinya.

“Um.”

.

.

“[Name] ... kamu yakin akan baik-baik saja?”

Megumi dengan nada khasnya bertanya. Dirinya harus segera kembali ke sekolah untuk menjalankan misi. Sebenarnya ia khawatir, tapi Megumi menyembunyikan perasaannya itu di depan [Name].

“Tak apa. Demamku sudah turun dan kamu sudah memastikannya 'kan? Aku sudah bisa merawat diriku sendiri sekarang,” [Name] berucap dengan suara halus. Jaket berwarna hitam yang tersampir dikedua bahunya ia eratkan saat merasakan hawa dingin yang sedikit menusuk.

Megumi menggaruk belakang kepalanya. Ia ingin tinggal lebih lama dan memastikan [Name] benar-benar sembuh dari sakitnya. Tapi, disisi lain ia tidak bisa mengabaikan misinya juga.

“Megumi.”

Iris manik remaja tampan itu melebar saat mendengar namanya dipanggil [Name]. Megumi segera menatap gadis itu, dan mendapatinya tengah tersenyum padanya.

“Aku akan baik-baik saja, kok. Tidak perlu merasa khawatir.”

Megumi merasa kedua pipinya terasa panas. Ia lalu membalikkan badan dan melangkah menjauh.

“Jaga dirimu baik-baik,” ucapnya lalu kemudian menghilang dari balik pagar.

[Name] segera masuk ke dalam rumah, mengunci pintu kemudian dengan langkah sedikit cepat menaiki tangga menuju ke kamarnya.

Setelah sampai, [Name] segera membungkus dirinya sendiri dengan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Dibalik kain hangat itu, [Name] dapat merasakan jantungnya berdetak kencang, dirinya bahkan mendengar detakan jantungnya yang menggema hingga sampai ke telinga.

Beberapa saat kemudian, gadis cantik itu tersenyum dengan rona menjalar di kedua pipi. Ia tidak menyangkal perasaan senang sekarang memenuhi hatinya, [Name] tidak akan menyesal memberikan Megumi satu kesempatan lagi. Untuk memperbaiki hubungan mereka.

🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

“Itadori, goblok!”

Megumi memukul kepala Yuuji dengan keras hingga ia meringis kesakitan.

“Aku 'kan hanya bertanya?!” Teriak Yuuji tidak terima kepalanya dipukul. Ia takut otaknya semakin bergeser hingga dirinya semakin bodoh.

“Tapi yang dibilang si Itadori bener, loh, Fushiguro. Kau terlihat sangat bersemangat hari ini,” ucap Nobara yang sejak tadi berdiri di samping Yuuji.

“Kan! Kan! Lihat! Kugisaki setuju denganku!”

Megumi membalikkan badannya. Ekspresi jengkel jelas terpasang di wajah tampannya.

“Kalaupun begitu! Itu bukan urusan kalian!!”

“Wah! Lagi-lagi kau mulai tertutup pada kami?!”

“Itu tidak adil, loh, Fushiguro?!”

Megumi berjalan, meninggalkan kedua temannya yang terus saja melayangkan protes padanya.

Apa yang dikatakan Nobara dan Yuuji itu benar. Megumi terlihat lebih bersemangat dari biasanya, dia bahkan sampai menghabisi roh kutukan yang seharusnya ditangani Yuuji dan Nobara.

Diam-diam, Megumi tersenyum. Dalam hati sebenarnya ia tidak menyangkal dirinya bersemangat. Mengingat kejadian beberapa saat yang lalu saat dirinya berdua di rumah [Name] itu membuatnya merasa sangat bahagia. Dia bahkan bisa mendengar suara detakan jantungnya yang menggema.

“Kau baik-baik saja, Fushiguro?” Yuuji bertanya dari samping Megumi.

“Melihatmu senyum-senyum seperti itu membuatku berpikir kau sudah gila, tau,” tambah Nobara yang kini juga ada di samping mereka.

“Berisik!!”

🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

Lama, ya, nungguin buku ini up?
Gomeen~

🍁 ┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🍁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top