⅌ Chapter 16 : ⊰ Count.
⅌ Bab 16 : Count
[ Menghitung ]
By Ann.
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·
[Name] berlari menuju gedung yang tempatnya sedikit jauh dari Gym. Posisi gedung sekolah utama berada di depan, bangunan yang pertama kali dilihat saat masuk lewat gerbang.
"Kenapa aku tidak menyadari keberadaan Megumi-kun saat masuk tadi?" tanya si gadis. Bergumam. Air hujan membasahinya.
Setelab sampai di gedung sekolah utama. [Name] mendapati seorang anak remaja berambut runcing yang tengah berdiri seraya bersandar pada dinding. Dengan pandangan mata melihat ke arah luar. Mengamati air hujan yang jatuh dari atas.
"Megumi!!" panggil [Name]. Ia berhenti tepat di depan si remaja pria. Sang gadis terengah-engah. Mulai mengatur napasnya. [Name] menyeka keringat bercampur air hujan pada wajah menggunakan lengan bajunya.
"[Name]-san?" Megumi memberikan sapu tangan. Diterima dengan senang hati oleh sang gadis.
"Terima kasih, Megumi."
[Name] melangkah ke arah bangku panjang. Mendudukkan diri tepat di sebelah Megumi. Si gadis bersandar pada dinding, masih berusaha mengatur napasnya sehabis berlarian menerobos hujan. Kini hoodienya basah beserta celana jeansnya. Juga bercampur keringat.
"Anda terlihat sangat kelelahan."
"Iya. Aku habis lari-larian memang."
"[Name]-san, Gojo-sensei memintaku untuk menjagamu selama ia pergi menjalankan misi."
"Um, dia sudah mengatakannya padaku. Apa itu tidak merepotkanmu, Megumi? Bagaimana dengan misimu?" tanya si gadis khawatir. Meski ia percaya pada perkataan Gojo, [Name] masih curiga kalau lelaki itu akan melakukan sesuatu dengan seenaknya. Menyuruh muridnya yang sudah sibuk belajar dan misi mengalahkan kutukan untuk menjaganya.
"Tenang saja. Gojo-sensei sudah menyerahkan misiku pada para Senpai kelas dua," jelas Megumi.
[Name] membuang napas kasar.
"Dia itu, ya? Mungkin Satoru berpikir kalau dunia ini hanya mengelilinginya saja."
"Tidak ada yang menolak juga, kok. Meski para senpai sempat protes, sih."
Suara tawa kecil mengalun dari [Name]. Ia membayangkan para murid Gojo jengkel padanya, tapi ia rasa itu percuma karena Gojo kadang tidak peduli dengan pendapat orang lain. Dan si gadis malah jatuh cinta pada orang yang memiliki sifat yang sangat buruk seperti si surai putih.
"Megumi," panggil [Name].
"Ha'i?"
"Aku masih ada kerjaan. Apa kamu bisa menungguku?"
"Bisa, kok. Lagipula tugasku sekarang adalah menjagamu, [Name]-san."
"Kamu memang bisa diandalkan, yaa."
°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆
"Ha'ii!! Megumi, maaf membuatmu menunggu!"
Megumi menolehkan kepala. Mendapati [Name] melangkah sambil melambai padanya. Senyuman cerah terukir pada wajahnya yang manis. Megumi menganggukkan kepala. "Bukan masalah, [Name]-san,” jawabnya
Si gadis melebarkan senyum. Lantas kurva itu menghilang dari wajah dan tergantikan dengan bibir yang sedikit mengerucut. [Name] maju selangkah mendekati Megumi, tangannya terangkat mengukur tinggi mereka.
"Kamu makin tinggi, ya? Ah, sudah sepuluh tahun juga, sih." Si gadis mundur kembali. Dulu .Megumi hanya sebatas pinggangnya saja. Sekarang tinggi remaja itu sudah melewatinya. [Name] mungkin hanya sebatas telinga atau leher Megumi.
"Ayo, pulang!!"
"Ah, [Name]-san! Gojo-sensei bilang--"
"Kamu akan menginap di rumahku 'kan? Tidak masalah. Itu berarti aku punya teman."
Megumi bungkam. Kemudian memutuskan untuk mengikuti [Name] dari belakang hingga lama-kelamaan langkah mereka jadi beriringan. Hujan telah berhenti mengguyur kota sejak beberapa saat lalu. Dan sekarang telah tergantikan oleh langit malam. Mereka berdua memutuskan tetap berjalan sampai ke rumah [Name]. Sambil menikmati kota Tokyo setelah hujan.
"[Name]-san, apa yang membuatmu bisa bertahan dengan Gojo-sensei?"
Itu pertanyaan yang cukup tiba-tiba. Si gadis memegang dagunya menggunakan tangan kanan. Menengadah ke atas melihat langit yang sekarang telah dihiasi bintang dan bulan yang bersinar terang. Netra sang gadis bercahaya. Perlahan bergetar.
"Aku menyukai keanehannya," jawab [Name]. Ia tersenyum simpul dengan semburat merah tipis pada kedua pipi.
"Hah? [Name]-san, kamu serius?" tanya Megumi dengan nada tidak percaya.
"Um, aku serius. Kamu tahu 'kan tindakannya itu tidak terduga? Itu selalu ... membuatku penasaran sampai sekarang, loh."
"Lalu bagaimana dengan sifatnya? Bukankah tadi [Name]-san mengeluhkan itu?"
"Sifat dan kelakuannya itu sangat buruk. Terlalu mencintai dirinya sendiri hingga kadang merendahkan yang lemah. Bahkan dia tidak pernah menunjukkan kesopanannya, tapi kamu tahu 'kan? Semua manusia itu pasti punya kelakuan yang buruk. Sisi yang tidak baik. Kamu juga termasuk, aku pun juga."
"Benar, sih, tapi kurasa ... semua kelakuan Gojo-sensei itu tidak ada yang baik."
"Menurutku tidak."
Megumi menoleh ke samping. Menatap [Name] yang masih mendongak ke atas. Menikmati keindahan langit penuh bintang.
"Menurutku ... Sama seperti orang yang punya sisi buruk. Pasti mereka juga punya sisi yang baik. Satoru juga kayak gitu. Kalau saja tidak, dia tak mungkin menyelamatkan anak murid yang keberadaannya tidak diinginkan orang lain. Dia mau melakukan itu atas keinginannya. Bukankah itu bagian terbaik yang ia miliki dari semua yang terbaik?"
Megumi bungkam. Tidak bersuara selama beberapa saat. Ia menatap [Name] dengan pandangan aneh. Kemudian, mengalihkan pandangan seraya membuang napas panjang.
"Sepertinya ... [Name]-san juga orang yang aneh, ya? Menyukai Gojo-sensei yang bagaikan langit."
[Name] mengedikkan bahu. "Setidaknya dia membalas perasaanku," jawabnya.
"Eh?!"
"Hm? Kenapa kaget begitu, Megumi?"
"Gojo-sensei ... sudah menyampaikan perasaannya padamu?" tanya Megumi sulit untuk percaya.
[Name] mengangguk. Lantas menjawab, "Menurutmu kenapa dia sampai meminta Megumi untuk menjagaku kalau aku tidak punya hubungan apa pun dengannya? Kalau aku hanya rekan baginya, Satoru tidak akan melakukan ini 'kan?"
Megumi memegang kepalanya. Dia tidak menyangka guru absurdnya bisa menggunakan perasaan seperti ini. "Aku hanya ... kaget. Gojo-sensei bisa jatuh cinta pada orang lain juga .... Kupikir dia sudah merasa sangat cukup hanya dengan mencintai dirinya sendiri," ujarnya masih tidak percaya.
"Manusia itu tidak bisa hanya hidup dan mencintai dirinya sendiri, loh. Meski itu Satoru, dia juga masih manusia 'kan? Manusia kuat," balas [Name].
Ekspresi Megumi tampak lucu hingga [Name] tertawa kecil. Tangan kanannya terangkat menepuk-nepuk pundak Megumi yang masih menyentuh wajahnya dengan keringat yang sedikit bercucuran.
Sang gadis lantas kembali melihat ke arah langit. Satu hari telah berlalu. [Name] mengangkat tangan kiri dan kananya. Tangan kanannya melipat ibu jarinya beserta jari lain hingga membentuk kepalan tangan. [Name] melihat tangan kirinya.
"Tersisa lima hari, ya?" gumam gadis itu lirih.
"[Name]-san, ada apa?"
Si gadis menolehkan kepala. Menyunggingkan sebuah senyuman lembut. Lantas berkata, "Tidak ada. Aku hanya menghitung."
°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆
Fyuuuhhh .....
//lagi mendalami tingkah dan sifat Gojo Satoru.
Yah, meski bagian romance nya mereka pasti Gojo OOC, sih T-T.
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top