⅌ Chapter 14 : ⊰ Mission.

⅌ Bab 14 : Mission.
[Misi]
By Ann.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

Gojo mendudukkan diri di atas sofa. Menunjukkan sifat arogansi miliknya. Di hadapan, ada Tanaka dan Fuyumi yang menatapnya dengan tatapan sulit sedikit takut. Keringat dingin bercucuran di pelipis mereka berdua. Merasakan bagaimana beratnya aura yang dikeluarkan oleh seseorang yang dipanggil sebagai yang terkuat.

“Jadi? Kenapa aku harus menjaga putrimu? Bukankah kau punya banyak penjaga untuk melindunginya?” tanya Gojo. Nada arogan dia keluarkan. Meski senyuman ia singgungkan.

“Kau mungkin benar, tapi mereka tidak bisa diandalkan,” ucap Ayah Fuyumi dengan ekspresi serius.

“Heee,”- Gojo menumpu kedua tangannya di atas lutut- “apa ada roh kutukan yang mengincar putrimu sampai meminta padaku, pak tua?”

“Gojo Satoru, kau sudah datang ke sini itu artinya untuk menjalankan misi 'kan? Kenapa kau bertanya hal-hal yang tidak perlu?”

“Jangan salah sangka, ya. Aku datang karena dipaksa. Bukan karena kemauanku. Tidak ada untungnya menjaga orang lemah seperti kalian,” balas Gojo.

Tanaka mengepalkan tangan. Mencoba menahan emosi. “Putriku ingin pergi keluar untuk jalan-jalan. Kau temani dia.”

“Boleh,” -Gojo menumpu kaki kanannya diatas kaki kiri- “tapi harus ada beberapa penjaga kepercayaanmu yang ikut.”

“Bukankah kau sendiri sudah lebih dari cukup?”

“Memang, sih, tapi aku punya firasat aneh. Mereka ikut untuk berjaga-jaga kalau aku tiba-tiba pergi mengurus sesuatu. Menjaga putrimu bukan satu-satunya tugasku,” jelas Gojo.

“... Baiklah.”

.
.
.

“Ha'i~! Nona, aku harus pergi untuk mengurus hal lain sekarang. Para penjaga setia milikmu akan menjagamu selama aku pergi. Selamat menikmati jalan-jalanmu~” Gojo melangkah menjauhi Fuyumi setelah melambaikan tangannya. Wanita itu bersama empat orang penjaga bertubuh kekar yang berdiri di belakang. Menjaga nona mereka sesuai perintah atasan.

Mereka berada di pusat pembelanjaan seperti yang diinginkan Fuyumi. Gojo mengikut hanya sebentar, kemudian membiarkan gadis itu jalan-jalan sendirian. Si surai putih tidak peduli. Lagian, Fuyumi tipe yang suka memerintah dan Gojo tidak mau diatur-atur.

“Tunggu! Bukankah kau harus menjagaku?” Fuyumi berlari mendekati Gojo. Hendak menyentuh lengan sang pria, tapi terhenti oleh infinity milik pria itu.

Gojo memasang senyum. Lantas berkata, “Kau sudah punya empat penjaga kuat yang bisa menjagamu. Kurasa, itu sudah lebih dari cukup. Kalau begitu, permisi~” Gojo mengangkat tangan kanan. Melambai seraya berjalan menjauhi Fuyumi yang memberikan tatapan tidak percaya.

“Gojo-san, bukankah ini tidak sopan? Meninggalkanku yang harus kau jaga begitu saja yang merupakan misimu sekarang?”

Pria itu berhenti. Memutar leher, menoleh ke belakang. “Sudah kubilang, bukan? Menjagamu bukan satu-satunya tugasku. Silahkan nikmati waktumu, nona~”

Fuyumi menatap kepergian Gojo dengan pandangan sulit dan kening yang mengernyit. Beberapa detik kemudian berjalan dan sengaja menghentak-hentakkan high heels ke lantai hingga cukup menarik perhatian orang lain.

“Nona Fuyumi.” Salah satu penjaganya berjalan ke arah wanita bersurai coklat yang sedang mengomel tidak jelas.

“Apa?”

“Bukankah anda ingin belanja?”

“Ck! Tidak perlu. Aku merasa tidak aman saat Gojo tidak menjagaku,” ucapnya kemudian melanjutkan langkah diikuti keempat penjaganya.

Di sisi lain. Gojo melangkah santai, sesekali melambaikan tangan pada beberapa gadis yang melihat ke arahnya dan menyapa. Ia tetiba merasakan energi kutukan yang familiar di sekitarnya membuatnya mengubah ekspresi. Ia berjalan masuk ke dalam kafe di mana sumber energi kutukan itu berada, lalu melangkah ke arah meja yang diduduki satu pria kenalan Gojo.

"Yo! Nanami!! Apa yang kau lakukan disini?" Ia duduk di depan Nanami. Gojo menyapa pria berkacamata aneh itu dengan nada ceria.

"Maaf, aku harus pergi," Nanami berdiri dari duduknya. Gojo menunjuk kearahnya dengan satu jari.

"Duduk! Jangan kemana-mana!!"

"Maaf, Gojo-san, aku ada misi yang harus di kerjakan sekarang," balas Nanami masih berdiri

"Ayolah, Nanami. Santai saja. Aku tahu sekarang kau lagi luang 'kan? Jangan berbohong padaku!!"

Nanami tiba-tiba menyesal memilih kafe ini sebagai tempat untuk mengistirahatkan dirinya sebentar. Diluar dugaan, ia tidak tahu kalau Gojo ada di daerah ini kemudian menemukannya yang lagi menikmati kopi.

Tidak ingin mendengar ocehan dan teror gangguan dari Gojo lagi, Nanami memutuskan untuk duduk kembali.

"Aku mau cerita," ucap Gojo membuka topik obrolan.

"Maaf, aku tidak ingin mendengarnya."

"Aku akan tinggal selama seminggu di daerah ini untuk menjaga salah satu putri dari teman petinggi yang merepotkan," ucap Gojo dengan nada serius.

Tidak di dengar? Batin Nanami. Seketika ia ingat kalau Gojo kepala batu.

"Anaknya teman petinggi itu punya masalah apa sampai meminta bantuanmu, Gojo-san?" Nanami kemudian mengangkat cangkir kopi lalu meminum isinya. Ia memutuskan untuk meladeni ucapan Gojo daripada dirinya harus mendengar sebuah rengekan setan.

"Wanita itu tidak dapat melihat kutukan, dia juga sepertinya tidak dikejar oleh roh kutukan. Aku tidak tahu alasan mereka memberiku misi menyebalkan ini sampai harus meninggalkan (Name) dirumah sendirian. Nanami, bisa kau gantikan posisiku?"

"Tidak. Terima kasih. Gojo-san, tolong jangan lepas tanggung jawabmu semudah itu," balas Nanami sopan.

"Heee, ini merepotkan. Ada hal lebiiih penting yang harus kulakukan daripada tinggal disini," Gojo meletakkan kedua tangannya di belakang kepala.

"Kau bisa mengatakan itu pada para petinggi 'kan?"

Gojo mengangguk-anggukan kepala.
"Tidak mempan, sih."

"Kasian."

"Hah?!"

"Oh iya, Gojo-san. Kudengar, kau sudah dekat dengan (Name)-san?"

"Iyaa dong~ jangan cemburu, ya, Na-na-mi~"

"Jangan bercanda. (Name)-san sebenarnya adalah kerabat jauhku,"

" ... eh?"

"Aku serius."

"Kok aku baru dikasih, tau?!"

"Gojo-san, apa kau pernah bertanya soal hubungan kami?"

Gojo memasang pose berpikir.
"... belum," jawabnya kemudian.

"Tolong, jangan salahkan siapapun."

"Ya, ya, ya."

Mereka terdiam, Nanami menikmati kopinya sementara Gojo menoleh kearah kaca jendela besar.

"Belakangan ini hujan terus, ya?" Gojo memasukkan kedua tangan kedalam saku tanpa mengalihkan pandangan dari luar.

Apa yang dilakukan (Name) sekarang, ya? Batin Gojo bertanya-tanya.

"Nanami, kau tahu--"

"Aku tidak tahu," Nanami langsung memotong ucapan Gojo membuat lelaki itu menoleh padanya.

"Aku ini belum selesai bicara, tau," ucap Gojo.

Ia kembali melihat keluar. Air hujan turun membasahi kota serta jalanan diluar. Telinga Gojo mendengar rintik hujan yang semakin lama membanyak serta hawa dingin yang mulai menusuk. Sebelum pelayan kafe bertindak menyalakan penghangat.

"Aku ini ... sampai sekarang kadang masih penasaran dengan yang akan (Name) lakukan, loh."

Nanami menatap wajah Gojo yang berucap seraya masih menoleh kearah kaca besar. Ia tidak berusaha membaca pikiran pria itu karena hanya akan membuatnya pusing sendiri menebak pikiran tidak terduga dari Gojo.

Ucapan Gojo sedikit membuatnya terkejut. Meski rasa keterkejutan itu hilang setelah mengingat bagaimana sifat dan tindakan yang (Name) lakukan setiap hari.

"Begitu, ya."

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

Sorry gak update kemarin, guys. Aku kemarin lagi istirahat soalnya, hehe:3

Dari book Your Smile ama His soulmate sampe book ini, aku coba biar tuh tiga project jadi aesthetic.

ⓐⓝⓓⓘⓕⓣ 💗

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top