⅌ Chapter 13 : ⊰ Go.

⅌ Bab 13 : Go.
[ Pergi ]
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

“[Name].”

“Hm?” Si gadis melangkah ke arah dapur dengan Gojo yang mengikuti dari belakang. Ia mengikat rambutnya. Sehingga si surai putih dapat melihat leher mulus milik gadisnya dengan jelas. Mata agak melotot. Gojo menyeringai menampilkan sederet giginya.

Tak kunjung mendapat balasan dari pria itu. [Name] membalikkan tubuh menghadap sag lelaki, kemudian menatapnya dengan tatapan heran. “Kenapa?” tanyanya dengan nada lembut.

Sekarang sudah malam hari. Mereka berdua berada di dapur untuk menyiapkan makanan atau hanya [Name] sementara si surai putih hanya melihat-lihat saja. Gojo akan menginap di rumah ini sebelum keberangkatannya esok pagi. Ia masih ingin bersama sang gadis setidaknya malam ini. Menikmatinya lebih dalam lagi dan lagi.

Setelah menolak permintaan para petinggi. Gojo tetap dipaksa untuk menjaga Tanaka Fuyumi. Jika ia menolak permintaan mereka maka Gojo akan dianggap sebagai pengkhianat. Begitu mudah. Hanya dengan ancaman kecil seperti itu ia mau tidak mau harus melakukannya. Jika ia menolak, keadaan akan semakin menjadi lebih rumit dari sekarang. Andai saja tidak ada pro dan kontra dalam pikiran Gojo, mungkin dia sudah menghabisi para orang tua itu sejak dulu. Selama seminggu dia akan pergi, meninggalkan [Name] sendirian disini. Padahal, mereka baru saja jadian. Ada banyak hal yang sudah si surai putih pikirkan untuk menghabiskan waktu bersama pujaan hati.

Namun, karena misi menyebalkan ini, semuanya harus Gojo tunda untuk sementara. Tangan si pria melingkar di pinggang [Name]. Kemudian meletakkan kepalanya ke pundak kiri gadisnya.

“Kamu ini kenapa?” tanya [Name] kembali mengulang pertanyaan.

“Aku diminta menjaga Tanaka Fuyumi selama seminggu.”

[Name] mengejabkan mata. Ia merasa familiar setelah mendengar nama gadis yang disebut oleh kekasih hati. Kedua tangannya melingkari leher lelaki. Mengelusi surai putih salju dengan gerakan yang halus hingga membuat Gojo merasa sangat nyaman. Menikmati kelembutan gadisnya. [Name] tetiba teringat sesuatu. Tanaka Fuyumi adalah seniornya waktu di universitas dulu. Mereka berada di jurusan yang sama, Sastra Inggris. Hanya saja, [Name] kurang akrab dengan dia karena sifat gadis itu yang selalu menindas juniornya.

“Aku kenal dengan Tanaka Fuyumi. Dia seniorku waktu di universitas dulu,” ucap [Name]. Membuat Gojo mengangkat kepala. Kini, menyatukan keningnya dengan dahi [Name].

“Souka.”

[Name] menatap ocean eyes milik Gojo. Ia agak memajukan wajah hingga hidung mereka saling bersentuhan. Dengan spontan sang pria menggesek-gesekkan hidungnya.

“Maaf, [Name], tapi kamu harus menungguku selama seminggu.”

“Tak apa. Jangan bikin masalah disana, ya?”

“Heee, aku tidak bisa menjamin itu, sih.”

Suara tawa kecil terdengar dari sang gadis hingga matanya tertutup. [Name] menyembunyikan bibirnya menggunakan punggung tangan. Saat tawanya mulai mereda, ia langsung merasakan bibirnya ditempeli sesuatu. Ketika mata terbuka kembali, ia mendapati wajah Gojo yang begitu dekat dengannya. Bibirnya kembali dilumat dengan lembut. Ia lantas menutup mata lagi, kedua tangan kemudian melingkari leher Gojo. Tangan kanan pria itu menyentuh dagunya, memperdalam ciuman mereka.

Gojo akan menikmati waktu ini sebelum pergi esok hari untuk menjalankan misi. Ini berbeda dari hari-hari ia diminta melaksanakan misi di tempat lain. Gojo biasanya akan pergi tanpa merasa berat hati sama sekali. Namun, sekarang berbeda.

“Aku akan meminta Megumi untuk menemanimu,” ucap Gojo setelah melepas ciuman mereka.

[Name] tahu siapa Fushiguro Megumi. Kala itu, ia sering bermain bersama anak laki-laki berwajah datar itu di saat ia mengunjungi rumah Gojo untuk menemani si surai putih yang bosan.

“Bukannya itu akan merepotkannya? Bagaimana dengan misinya?”

“Tenang saja~ aku akan mengurus itu, kamu tidak perlu khawatir.”

[Name] lantas mengangguk. Sedikit berat hati, tapi tidak bisa menolak perkataan Gojo. “Baiklah.” Gadis itu lantas membalikkan tubuh. Membelakangi sang pria. Berniat melakukan kegiatan memasaknya untuk membuat makan malam.

“Malam ini aku tidur di kamarmu, ya! Ya, ya, yaaa???”

“Boleh.”

“YEY!! Aku akan membuatmu kewalahan—”

“Tapi, kamu tidur di sofa, ya.” [Name] dengan segera memotong ucapan Gojo.

“Hah?!”

“Kamu bakal melakukan hal aneh jika tidur satu ranjang denganku.”

“Anggap aja ini simulasi tidur satu ranjang, dong. Lagiaan, bukannya aku sering menemanimu tidur dulu?” tanya Gojo dengan alis menukik.

Sang gadis menghentikan gerakan tangannya. Mengingat-ingat maksud perkataan si pria. Wajahnya langsung agak memerah saat memori Gojo tidur di kamarnya dulu setiap menginap di rumah [Name] teringat kembali.

“Kan? Kan? Kan?!”

“Gak mau.”

“Malam ini aja, deh, ya? Ya? Ya?”

[Name] menggelengkan kepalanya.

“Ya sudah. Aku menerobos masuk aja, ah~”

Merinding. [Name] segera menjaga jaraknya dengan Gojo. Sekitar satu meter. Itu membuat Gojo mengernyitkan alis tidak terima dengan tindakan sang gadis.

“Kenapa menjauh?” tanyanya.

“Bukan apa-apa.”

Gojo diam menatap sebentar. Kemudian melangkah mendekati [Name], membungkukkan badannya menyamai tinggi gadis itu, mengikis jarak di antara wajah mereka. Gojo memerhatikan raut wajah gadisnya yang sedang tersenyum. Pria itu memegang dagunya.

“[Name], apa yang kamu pikirkan sekarang?” tanya Gojo.

[Name]menyentuh dagunya dengan jari telunjuk. Melihat ke atas.  ”Hmm ... cara menjauhimu?”

“HAH?!”

“Aku serius.”

“Akan kugagalkan rencanamu itu.”

“Aku bercanda, kok.” Tertawa kecil. [Name] kemudian mengelus-elus rambut Gojo.

.
.
.

Kedua orang berbeda gender tengah tertidur di atas ranjang lebar yang cukup untuk dua orang. Saling berpelukan membagi kehangatan meski tubuh mereka dibaluti selimut tebal. Pada akhirnya, [Name] mengizinkan Gojo tidur satu ranjang bersamanya dengan syarat tidak melakukan apapun yang dapat memancing hawa nafsu manusia. Meski sempat kembali berdebat karena si surai putih melayangkan protes. Tidak terima diatur-atur.

[Name] perlahan bergerak. Mata masih terpejam. Beberapa detik kemudian terbuka. Mengedip beberapa kali menyesuaikan penglihatan, lalu menoleh ke samping di mana Gojo tidur dengan pulas.

“Satoru ....” Suara [Name] mengalun khas orang bangun tidur. Tangan kirinya menepuk-nepuk pelan pipi Gojo untuk membangunkan pria itu.

“Bangun, dong. Kamu harus berangkat hari ini 'kan?”

“Sudah pagi memangnya?” jawab Gojo tanpa membuka matanya.

“Iya.”

Perlahan, manik ocean muncul dari balik kelopak yang dihiasi bulu mata lentik. Lantas menatap manik hitam milik [Name] yang terus melihatnya.

“Ohayo ...,” ucap Gojo.

(Name) tersenyum kecil dengan semburat merah dikedua pipi. “Ayo bangun, kamu harus segera pergi 'kan?”

“Waktu kira-kira bisa diundur, gak ya?”

“Ayoooo!” [Name] bangun, lalu menarik tangan Gojo agar bangkit dari baringnya. Kemudian mendorong punggung pria itu untuk turun dari atas ranjang.

“Tenang, tenang. Aku akan bersiap sekarang~”

.
.
.

“Bye-bye!!” [Name] melambaikan tangannya pada Gojo yang tengah melangkah ke arah mobil. Di sana ada Ijichi berdiri menunggu kedatangan lelaki itu.

Gojo menoleh ke belakang. Mendapati [Name] yang menyembulkan kepalanya di pintu masuk rumahnya. Pria itu terdiam. Dari balik kain hitam, matanya terus menatap gadisnya yang masih tersenyum seraya melambai padanya.

“Ijichi, tangkap ini.” Gojo melempar tasnya dan langsung ditangkap Ijichi. Gojo berjalan mendekati [Name]. Membuat gadis itu berhenti melambai dan menatapnya.

“Ada apa, Satoru?” tanyanya.

Gojo memeluk tubuh gadisnya. Mengelus-elus punggung gadis itu. “Megumi akan menjemputmu setelah kamu pulang nanti," ucap Gojo. [Name] mengangguk.

Dengan berat hati. Gojo melepas pelukannya. Tangan kanannya terangkat mengelus atas kepala [Name]. Jari kirinya memainkan rambut bergelombang milik gadisnya.

“Kamu harus pergi sekarang 'kan?” [Name] melangkah ke arah belakang Gojo, kemudian mendorong pria itu menuju mobil di mana Ijichi masih menunggu.

“Aku akan menunggumu pulang,” ucap [Name] masih tetap mendorong.

“Beri aku ciuman selamat jalan!!” Gojo menahan kakinya untuk berhenti hingga [Name] tidak bisa mendorong tubuh jangkungnya lagi. Ia membalikkan tubuh dan langsung merasakan bibirnya bertemu dengan bibir manis gadisnya.

“... Sudah 'kan? Ayo, pergi,” ucap [Name] dengan suara sedikit gemetar malu.

Gojo tersenyum. Mengangkat kedua tangan layaknya orang yang menyerah.
“Baiklah, baiklah, kucing bawel.” Kemudian melangkah masuk ke dalam mobil.

“Bye-bye!!” [Name] kembali melambaikan tangannya saat mobil sudah meninggalkan pekarangan rumahnya.

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top