⅌ Chapter 11 : ⊰ Date.

Bab 11 : Date.
[ Kencan ]
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

Gojo merangkul [Name], melangkah bersama untuk keluar dari pekarangan sekolah. Beberapa murid gadis berpaspasan dengan mereka disusul raut bingung yang sangat kentara.

“Apa mereka tidak pernah melihatmu bersama laki-laki sebelumnya?” tanya Gojo, ia melambaikan tangan pada murid perempuan [Name] yang telah menyapanya.

Si gadis menggeleng. Ia menjawab, “Mereka belum pernah.”

Gojo mengeratkan rangkulan. Tangan kiri yang tidak merangkul mengambil tangan kiri sang gadis, menggenggamnya dengan erat kemudian mencium punggung tangannya dengan lembut.

Suara pekikan tertahan terdengar. [Name] melihat siswa-siswanya masih berdiri sambil memerhatikan mereka berdua.

“Kalian tak pulang?” tanya [Name] pada mereka.

“Kami masih harus tinggal untuk kegiatan klub, sensei,” jawab salah satu dari mereka.

“Um, jangan pulang terlalu larut, ya?”

“Ha'ii!!!”

[Name] melambaikan tangan pada siswanya yang sudah beranjak pergi menuju ruang klub mereka.

“Yah~ sekolah yang menarik,” ujar Gojo setelah mereka berdua melewati gerbang.

Sang gadis menganggukkan kepala seraya tersenyum kecil. Gojo melirik ke arahnya, tangan yang merangkul menjadi menarik kepala [Name] untuk mendekat kepadanya, mencium puncak kepala selama beberapa saat.

“Ne, ne, Satoru, bagaimana kalau ke kafe?” tawar [Name] mendongak menatapnya.

“Kamu mau kesana?”

[Name] mengangguk dengan cepat. Lengkungan bibir kian melebar hingga kedua mata menyipit. Gojo lantas mengelusi kepalanya.

“Ayoo!!”

Mereka sampai di salah satu kafe yang letaknya cukup jauh dari tempat [Name] mengajar. Mereka berdua masuk, berjalan ke arah meja kosong dekat jendela, lalu duduk. Satu pelayan menghampiri, mencatat pesanan mereka dengan cepat lalu pergi untuk menyiapkan. [Name] membaringkan kepalanya di atas meja menghadap ke arah jendela. Memandangu pemandangan kendaraan yang lewat serta orang yang berlalu lalang dengan keadaan jalanan basah sehabis hujan. Gojo menopang dagunya. Tangan kanannya terangkat mengacak-acak kepala [Name] dengan gerakan lembut.

“Hei, Satoru.”

“Hm?”

“Waktu itu saat di taman belakang sekolah ... kenapa kamu menciumku?” tanya [Name]  sambil mengubah posisi kepalanya menjadi bertumpu di atas lengan.

Gojo mengikuti posisi sang gadis hingga jarak wajah mereka tinggal beberapa senti saja. Tangan kirinya memainkan rambut bergelombang [Name] yang dihiasi bandana hijau gelap sesuai warna sweater-nya.

“Cuma iseng, sih,” jawab Gojo.

“Bohong.”

“Serius.”

Sang gadis menanggapi dengan senyum yang melunak. Dan di mata Gojo itu terlihat menggemaskan, kedua tangannya terangkat mencubiti pipi [Name] dengan keras

“Aku tidak pernah berbohong, loh~” lanjut Gojo dengan nada jenaka.

“Aku tidak percaya.”

“Percayalah pada calon suamimu ini, dong.”

“Kita ini baru pacaran tahu.”

Gojo memasang raut berpikir.
“Kamu benar, tapi di masa depan nanti nama kamu bakalan berubah marga menjadi Gojo~!”

Tanpa disadari, pesanan mereka berdua datang dibawa oleh pelayan kafe laki-laki yang terlihat masih muda. Wajahnya tidak terlihat karena menunduk serta topi yang semakin menyembunyikan rupanya. [Name] menegakkan tubuhnya diikuti Gojo. Netra hitam milik si gadis melirik ke arah laki-laki muda yang terlihat tergesa-gesa meletakkan pesanan mereka di atas meja. Ia membungkukkan badan, kemudian berjalan pergi dari sana dengan langkah yang cepat.

[Name] menopang dagu, tersenyum lembut menatapi laki-laki pelayan kafe itu yang telah menghilang dari pandangannya setelah masuk ke dalam ruangan khusus pekerja kafe. Gojo yang memerhatikan [Name] sedari tadi mengerutkan kening. Bertanya-tanya kenapa gadisnya menatapi pria lain padahal sudah ada dirinya di hadapan gadis itu.

“Kenapa?” tanyanya dengan nada tak mengenakkan.

“Hm?”

Ia mengerjab beberapa kali. [Name] mendapati Gojo yang memasang raut wajah kesal yang sangat terlihat, disertai aura yang perlahan berubah memburuk, si gadis lantas sedikit memiringkan kepalanya seraya tersenyum kecil.

“Satoru, kalau kamu tidak bilang aku tidak akan tahu, loh,” ucapnya dengan nada tenang tanpa merasa terintimidasi dengan Gojo.

“Matamu itu bagusnya jaga pandangan, loh.”

[Name] memperlebar senyuman.
“Aku rasa ... aku mengenalnya,” ucapnya kemudian memasukkan sepotong cake kesukaanya ke dalam mulut.

“Huh?”

“Dia salah satu muridku.”

Itu alasannya dia terburu-buru pergi dari meja ini? Untuk menghindari [Name]? Batin Gojo.

“Kenapa anak itu terlihat menghindariku, ya?” gumam [Name].

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

Sang gadis berdiri di depan kafe setelah keluar dari dalam sana. Pria jangkung yang menjalin kasih dengannya kini tengah pergi entah kemana setelah pamit secara tiba-tiba pada [Name] dan memintanya untuk menunggu di depan kafe karena akan menjemputnya setelah urusan mendadak ini selesai. Ia menyandarkan diri pada dinding kafe yang dibuat dengan kaca serta dihiasi beberapa bunga. Senyum kecil terpasang di wajah cantiknya, kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celana.

Ia menunduk kala merasakan seorang pria yang akan keluar dari dalam kafe. [Name] langsung menyapa. “Yaa, Kou-kun,” ucapnya dengan nada ramah.

“Eh? (NAME)-SENSEI!!! APA YANG ANDA LAKUKAN DISINI?!” Kaget Kou melihat ke arah sang gadis yang tersenyum nyelekit.

“Aku menunggumu dari tadi, loh. Dan ini balasanmu padaku? Meneriakiku? Kou-kun, karena kamu kita jadi pusat perhatian.”

Pandangan anak itu mengedar, memerhatikan orang-orang yang melihat ke arah mereka dengan berbisik-bisik, beberapa saat kemudian ia menunduk meminta maaf atas keributan tadi.

[Name] tertawa kecil. “Kamu ternnyata anak yang baik, ya, Kou-kun,” ucapnya dengan nada lembut.

“[Name]-sensei, kenapa sensei menungguku disini?”

Si gadis melihat ke arah lain dengan jari telunjukknya berada di depan bibir.
“Hmm~ sebenarnya aku menunggu kekasihku, sih.”

Bukannya tadi dia bilang dia menungguku? Batin Kou heran.

“Lagian, aku tidak menyangka kamu bekerja disini, loh. Ketua berandalan di sekolah sepertimu ternyata rajin, ya?”

Kou dari kelas 3-A. Salah satu murid yang sering masuk ke ruang konseling. Yang paling sering ditangkap [Name] saat berulah.

“Ini hanya sebagian dari aksiku,” ucapnya melepas topi yang melekat di kepalanya sedari tadi.

[Name] bungkam, ia tahu anak ini salah satu anak malang yang mengalami broken home. Kedua orang tuanya yang bercerai. Ia tinggal bersama Ayahnya yang kaya raya. Sayangnya dia kurang diperhatikan hingga melakukan berbagai cara untuk mendapatkam perhatian dari Ayahnya.

“Kamu melakukan cara yang salah, loh.”

“Ha?”

[Name] menganggukkan kepalanya.
“Perasaan ingin diperhatikan oleh orang tua itu wajar. Kamu melakukan itu karena ingin Ayahmu memerhatikanmu 'kan? Tapi ..., caramu itu salah.

“Yang kamu lakukan itu menghajar murid lain, merusak fasilitas sekolah, bekerja di kafe padahal kamu anak berada, dan semua keburukan lainnya itu hanya akan menurunkan martabat ayahmu. Anak sepertimu mungkin membutuhkan kasih sayang, tapi dengan menarik perhatian Ayahmu dengan membuat kekacauan hanya akan membuat hubungan kalian semakin retak.” [Name] berjalan mendekat, lantas menepuk-nepuk kepala Kou dengan lembut.

“Bukankah lebih bagus jika kamu menjadi anak baik yang berprestasi dan membahagiakan satu-satunya keluargamu?” ucapnya dengan nada lembut.

“Sensei ....”

“Ganbatte, ne!!” Dia tersenyum lebar.

Kou menyunggingkan senyum lantas menganggukkan kepalanya, kemudian membungkukkan tubuh untum berpamitan pada [Name] yang saat ini melambaikan tangannya.

“Bye-bye!!”

Setelah anak muridnya hilang dari pandangan, iamenurunkan tangan, lalu membalikkan badan ke arah belakang.

“Satoru, keluar dong.”

Suara tawa kecil terdengar. Gojo keluar dari persembunyiannya. Pria yang sudah datang sedari tadi setelah [Name] memberikan pencerahan pada Kou.

“Ya~ kupikir kamu tidak akan menyadari keberadaanku.”

“Kamu itu mencolok, tau,” balas [Name] berjalan mendekat. Gojo merentangkan tangannya, meminta sang gadis untuk memeluknya.

“Eh?”

“Ayo pulang, sudah malam, loh~” ucap [Name] setelah melewati Gojo.

“Tunggu! Jadi aku tidak dapat pelukan selamat datang?! Atau tepukan lembut di kepala?! [Nameee]! Ini tidak adil!!” ucap Gojo seraya mengikuti gadisnya dari belakang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top