⅌ Bab 12 : ⊰ Pick Up.
⅌ Bab 12 : Pick Up.
[ Menjemput ]
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·
“Gojo Satoru, kami ingin kau mengawal gadis bernama Tanaka Fuyumi.”
Raut wajah Gojo tampak cuek. Seolah-olah sedang meledek para petinggi yang sedang memberinya misi baru yang akan ia lakukan. Gojo menarik kursi, duduk di atasnya dengan posisi sandaran kursi berada di depan.
“Apa untungnya aku mengawal wanita itu? Dia hanya wanita tidak berguna yang terkenal karena nama Ayahnya 'kan?” balas Gojo menunjukkan arogansinya.
“Tanaka meminta kami untuk mengirimmu menjaga putri kesayangannya, dia adalah salah satu—”
“Salah satu petinggi bodoh yang mementingkan diri sendiri,” potong Gojo kurang ajar tanpa memedulikan reaksi petinggi yang menahan emosi.
“Gojo-san! Jaga bicaramu!”
“Kau seharusnya tidak berbicara seperti itu pada orang yang lebih tua darimu!”
Gojo tidak mendengarkan protes yang dilayangkan untuknya oleh para petinggi. Seakan menulikan pendengarannya yang tajam. Ia lantas berdiri dari duduk seraya memasukkan kedua tangannya dalam saku, kemudian membalikkan tubuh hendak melangkah keluar.
“Aku tidak mau menjalankan misi ini. Kirim orang lain, dong. Katakan pada pak tua itu kalau aku menolak menjaga putrinya,” ucap Gojo tanpa menoleh ke arah belakang. Raut wajahnya serius. Ia benar-benar tidak menginginkan misi ini.
“Gojo Satoru! Kalau Tanaka marah dia akan—!”
“Aku tidak peduli. Aku lebih dari sekedar cukup untuk menghancurkan kalian para orang bodoh ketinggalan zaman. Kemarahan pak tua itu tidak ada apa-apanya bagiku.” Gojo mengangkat satu tangan. Seolah mengatakan pembicaraan mereka selesai sampai di sini hingga dia keluar dari ruangan. Si pria meregangkan badan yang sedikit kaku, kemudian melompati satu anak tangga dan berjalan menuju gerbang.
“Cih! Petinggi merepotkan.” Gojo menepuk tangan sekali. Dalam beberapa detik. Ia sampai di tempat para murid kelas satu dan dua yang sedang latihan bersama.
“ Yo! Minna!!” sapa Gojo ceria.
Yuuji melambaikan tangan, membalas sapaan Gojo sementara yang lain hanya melihat ke arahnya. Gojo tersenyum pahit, hanya satu dari anak didik sekolah ini yang benar-benar peduli padanya.
“Yuuji, nanti sensei traktir es krim.” Gojo menepuk bahu Yuuji menggunakan kedua tangannya.
“Eh? Kok tiba-tiba, sih, sensei jadi baik?” balas Yuuji polos. Gojo hanya tersenyum, lantas tangannya merangkul sang murid.
“Baiklah, semua!! Sensei akan pergi lagi,” ucap Gojo. Ia tersenyum lebar, tanpa menyadari tatapan anak-anak muridnya.
“Sensei tidak lelah, ya, keluyuran ke sana kemari?” tanya Megumi dengan nada khasnya.
“Wanita mana lagi yang menjadi korbanmu?” ucap Maki melipat kedua tangan di depan dada. Inumaki Toge menyahut menyetujui ucapan Maki dengan bahasa onigiri-nya.
“Palingan dia pergi mengunjungi toko penjual makanan manis,” tambah Panda yang bijak dan berpikiran terbuka. Meski dia adalah seekor panda. Dia terlihat dewasa daripada Gojo yang notabenenya adalah seorang guru.
“Sampai jumpa!! Jangan mengharapkan oleh-oleh dariku!!” Gojo melambaikan tangan, lantas berjalan keluar dari sekolah tempatnya mengajar. Semua murid kelas satu dan dua kembali melakukan latihan mereka. Tidak ada yang membalas lambaian Gojo. Mereka sibuk dengan latihan.
“Aah~ [Name] pasti rindu padaku.”
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·
[Name] memerhatikan klub voli yang sedang melakukan latihan rutin. Sebenarnya ini bukan tugasnya, tapi Nekomata-sensei. Sayangnya, beliau sedang ada urusan dan meminta tolong pada sang gadis untuk mengawasi latihan anak-anak klub voli.
“Kenma! Jangan lari seperti itu!” teriaknya kala mata mendapati setter klub voli berlari dengan malas.
“Habisnya ini melelahkan ....”
Helaan nafas Kenma keluarkan. Keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Ini melelahkan dan di benar-benar ingin segera istirahat dari latihan yang bisa dia sebut neraka ini.
[Name] menatap dalam diam. Pandangannya kini teralihkan dari Kenma ke arah remaja pria berambut abu-abu dengan tinggi di luar batas wajar. Lantas ia menoleh ke arah kanan. “Yakkun, aku bisa minta tolong padamu?” tanyanya.
“Apa itu sensei?”
“Tolong ajari Lev receive dengan benar?”
“Oke, siap.” Aura di sekitar Yakkun berubah. “Akan kuajari dia sampai mampus."
[Name] menganggukkan kepala seraya tersenyum. “Aku mengandalkanmu.”
Suara pintu yang dibuka menggema dalam satu Gym. Seseorang memasuki gedung. Itu Remi. Gadis berambut pink fanta berteriak memanggil [Name] hingga semua orang bungkam sampai melihat ke arahnya.
“Ada apa, Remi?” tanya [Name] setelah berlari menghampiri gadis itu.
“Hehe, pacarmu datang dan mencarimu,” jawab Remi.
Si gadis mengerjabkan mata. Lantas segera berlari keluar dari Gym hingga membuka pintu. Netra hitam mendapati Gojo di yang berdiri di depan dengan penampilan casualnya.
“Oh, Satoru!”
Karena rasa penasaran yang besar. Sebagian anak-anak klub Voli ikut keluar disusul Kenma yang tiba-tiba diseret Kuro untuk ikut melihat [Name] yang menyebut nama seorang pria. Mereka mengintip dari balik pintu. Mendapati sensei cantik mereka yang dulunya tidak pernah jalan dengan pria lain kini berdiri bersama laki-laki bersurai putih yang memeluk tubuhnya.
“[NAMEEE]~!”
“Satoru, hentikan. Kita jadi pusat perhatian orang lain, tahu,” ucap [Name]. Wajah perlahan merona. Ia sedikit menggigit bibir bawahnya.
“Heee ... aku tidak peduli, sih.” Gojo melepas pelukan dan langsung menggendong gadisnya layaknya karung di atas pundak kanannya.
“Baiklah semua! Aku pinjam sensei kalian dulu, ya!!”
“Okeee!!!” jawab mereka serempak. Gojo melambaikan tangannya ke atas sebagai balasan. Kemudian menuruni tangga dengan santai.
“Ne, ne, Satoru, turunin, dong,” ucap [Name].
“Tidak mau.”
“Kenapa?”
“Aku ini sedang menculikmu, tau.”
[Name] menghela nafas. Lantas membiarkan dirinya digendong Gojo yang entah ingin membawanya ke mana. Tanpa ia sadari, mereka sampai di tempat tujuan Gojo.
“Kita sampai~” Gojo menurunkan [Name].
Netra gadis itu menatap sekitaran hingga ia mengernyit. “Kamu menculikku untuk membawaku kerumahku sendiri?” tanyanya.
“Aku ingin menghabiskan sisa waktuku denganmu. [Name], selama seminggu nanti, aku akan pergi menjalankan misi.”
“... Begitu, ya? Ya sudah, ayo masuk.”
Tangan [Name] menggenggam lengan Gojo kemudian menariknya untuk masuk ke dalam rumah. Ketika pintu tertutup, kedua lengan kekarnya lantas melingkari leher gadisnya dengan hati-hati. Takut melukai tubuhnya yang mungil.
“Satoru?” Tangan kanan [Name] terangkat menyentuh wajah Gojo yang bertengger di pundak kanannya. Gadis itu juga menoleh, mendapati Gojo yang sedang bermain-main di lehernya.
“Kamu kenapa?” tanya [Name].
“Oh? Hanya memanfaatkan waktu sebelum aku pergi besok,” ucap Gojo. Bibirnya bertemu kulit mulus sang gadis. Begitu putih. Membuatnya ingin memberikan tanda kepemilikan di sana. Kedua tangannya juga tidak tinggal diam, menjamah ke mana-mana.
“Satoru, hentikan, ya? Aku mau mandi dulu.”
“Kamu sudah harum kalau tidak mandi, tau.”
[Name] membalikkan tubuh hingga otomatis rengkuhan Gojo terlepas. Pria itu mengernyitkan alis, hendak melayangkan protes, tapi tidak jadi saat merasakan pipinya dicium secepat kilat oleh gadisnya.
“Eh?” Gojo menyentuh pipi kanannya. Gadis itu menunduk, menyembuyikan wajah bersemu menggunakan rambut hitam bergelombangnya.
Gojo mengembangkan senyum. Tangan kirinya menarik dagu [Name] hingga ia mendongak. Wajahnya lucu dengan hidung memerah. Memunculkan kilat mata dari netra indah Gojo. Ia mengikis jarak, menyatukan bibir mereka. Menyesap dan menggigit benda kenyal yang terasa seperti strawberry, mungkin karena pelembab bibir gadisnya.
“Pembalasan~” ucap Gojo setelah melepaskan ciuman panasnya. Wajah gadisnya semakin memerah. Kedua tangan [Name] terangkat mendorong dada. Kemudian lari kelantai atas.
“Oi!!!” Gojo ikut mengejar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top