❦┈┈ ❝ A Gift For You ❞ ┈┈❦

A Gift For You.
The Last Part of One More Chance.
By Ann♡
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

"[Nameeee]~!!"

Gojo berteriak. Memanggil nama gadisnya yang saat ini berada di ruang ganti bajunya. Pria berjiwa kanak-kanak itu sedang rebahan di atas ranjang [Name] seraya memainkan ponsel.

"Hm? Ada apa, Satoru?"

[Name] keluar. Wajahnya terlihat segar sehabis membersihkan diri. Dia lalu melangkah mendekat ke arah ranjang saat Gojo mengulurkan tangannya padanya.

[Name] duduk di pinggir ranjang, dan Gojo langsung memeluk perutnya. Menenggelamkan wajahnya di perut rata [Name].

Gadis itu tersenyum kecil. Tangannya mengelus-elus rambut putih yang bergoyang-goyang.

"Aku ingin menemui Ayahmu besok."

"Eh? Tumben. Bukannya kamu tidak akrab dengan Ayah, ya?"

"Kalau aku ingin menjadikanmu istriku, aku harus menemui pak pemarah itu terlebih dahulu."

Gojo melepas pelukan, mengubah posisi menjadi duduk di depan [Name]. Kepalanya bersandar di bahu gadisnya, kedua tangan besarnya menggenggam kedua tangan mungil milik [Name].

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, sih~"

"Boleh, tapi ... Ayah sudah tua, jangan terlalu memancing emosinya, ya?" kata [Name] dengan nada halus tepat di samping telinga Gojo.

"Heee, aku tidak bisa menjamin itu, sih. Soalnya! Ayahmu enak banget dijahili!!"

.

.

Kediaman besar tepat di depan mata. Dengan pagar tinggi yang menjulang serta halaman rumah yang entah berapa luasnya.

Pintu gerbang terbuka, [Name] berjalan masuk ke dalam. Dan disambut Gojo yang entah sejak kapan dan bisa datang awal daripada dirinya.

"Hmm ... apa aku harus kaget atau bingung melihatmu datang awal, Satoru?" Tanya [Name] saat ia sudah berdiri di depan Gojo.

"Yah, jangan seperti itu, dong. Aku sebisa mungkin datang awal hari ini."

Angin dingin menerpa. Membuat [Name] sedikit menggigil. Sekarang sudah masuk musim gugur, sehingga suhu menjadi sedikit dingin.

Gojo kali ini peka. Ia segera merangkul kekasihnya, lalu dengan gerakan cepat mencium puncak kepala gadisnya.

Keduanya lalu berjalan. Beberapa pasang mata dari pelayan menatap mereka dengan pandangan bingung dan tidak percaya jika Nona muda mereka telah kembali dalam pelukan seorang Gojo Satoru.

Manik kelamnya menatap sekitar, sudah lama ia tidak pulang ke rumah ini. Tidak ada yang berubah di sini, kecuali suasanannya yang mulai menghangat. Tidak seperti dulu.

Keluarga Mitsuki adalah keluarga besar yang terpandang, tapi bukan dalam dunia penyihir. Bisnis mereka menyebar ke banyak tempat, termasuk dalam bidang keamanan.

Mereka berdua masuk ke dalam satu-satunya rumah paling besar di sini. Keduanya disambut dengan beberapa pelayan yang menunggu kedatangan [Name] dan Gojo.

"[Name]-chan! Akhirnya kamu pulang jugaaaa~!!!"

Seorang pria paru baya menyambut. Suaranya menggelegar menggunakan nada jenaka. [Name] segera berlari ke arahnya dan memeluknya.

"Tadaima, Ayah."

"Okaeri."

Tuan Mitsuki menatap sangar pada Gojo yang segera menarik [Name] menjauh darinya hingga pelukan mereka terlepas.

"Jangan menatapku dengan pandangan itu, paman," ucap Gojo seraya tersenyum.

"Aku tahu alasan kalian datang ke sini. Tapi, [Name]-chan, sebaiknya kamu jalan-jalan dulu. Ayah ingin bicara berdua dengan Gojo."

[Name] menatap Gojo. Pria itu menunjukkan senyuman menawan. Tangannya terangkat mengelus rambut [Name] lalu mencium keningnya lama.

"Pergilah. Aku akan segera menyusul jika ini sudah selesai," ucapnya. [Name] mengangguk, lalu pergi keluar dari rumah.

"Jangan bermesra-mesraan dengan putriku tepat di hadapanku, sialan."

"Paman mengganggu banget, deh."

[Name] berjalan. Menelusuri taman luas yang ada di kediamannya. Beberapa pelayan menyapanya ramah dan dibalas dengan senyuman oleh [Name].

Gadis itu lalu berhenti melangkah, duduk di gazebo yang tepat menghadap ke arah kolam kecil.

Pendengaran [Name] tiba-tiba mendengar suara teriakan marah yang berasal dari rumah Ayahnya.

"Baa~!"

Manik [Name] sedikit melebar. Dirinya lalu menoleh ke belakang, mendapati Gojo yang entah sejak kapan berada di belakangnya.

"Satoru? Bagaimana?"

Gojo sedikit memajukan bibir, mengangkat dagunya dengan angkuh. "Dia jelas merestuiku, dong. Hanya saja aku langsung pergi saat dia berteriak marah padaku lalu mencarimu," jawabnya.

"Um, aku memang mendengar teriakan Ayah. Itu ternyata karenamu."

"Aku tidak melakukan apapun, loh!"

[Name] membalas dengan senyuman. Maniknya kemudian menatap ke arah langit yang dihiasi ribuan bintang.

"Hei, jangan mengalihkan pandanganmu dariku!!"

Gojo menangkup kedua pipi gadisnya, lalu membuat [Name] menatap ke arahnya secara paksa.

"Aku lebih indah daripada bintang-bintang yang terlihat sama itu, tau.

[Name] terkekeh. Ia juga menangkup kedua pipi Gojo, mencubitnya dengan pelan. Pandangan mereka lalu bertemu, memandangi dalam diri satu sama lain.

Perlahan, Gojo memajukan wajahnya, mengikis jarak di antara mereka. [Name] sudah menutup matanya saat hidungnya bersentuhan dengan hidung mancung Gojo.

"Jangan menghilang lagi."

[Name] membuka matanya. Manik indah Gojo tepat di depannya. Suaranya saat mengatakan kalimat penuh perasaan itu terdengar menyedihkan. [Name] tahu, kali ini Gojo benar-benar serius.

Gadis itu lalu memberikan senyuman. Menenangkan, dan secara perlahan membuat perasaan gelisah yang Gojo tahan sedari tadi menghilang.

"Aku tidak akan menghilang lagi."

Setelah mengatakan kalimat itu, bibir [Name] langsung dibungkam dengan bibir Gojo. Mereka saling membalas satu sama lain. Menyesap dan menggigit kecil. Hingga berhenti ketika asupan oksigen menipis.

Gojo merogoh saku, mengeluarkan sebuah cincin yang harganya dapat melampaui dompet Akashi Seijuro. Dia lalu memasangkannya di jari manis [Name].

"Setelah ini, kamu benar-benar akan menjadi milikku. Seutuhnya, [Name]."

.

.

❝ Aku sudah menjadi milikmu seutuhnya, Satoru.❞

.

.

The last chapter ;

🍁 ┈┈┈ ੈ END ੈ ┈┈┈ 🍁

Guys, prequel buku ini udah ada, loh~ cuma masih ongoing. Soalnya aku fokus selesaiin buku yang lain. Kalau mau silahkan mampir♡

I'll wait.

Love Regards.
Ann White Flo♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top