Part five

Oh, seperti itu ya

Naruto mengerutkan alisnya. Mimik wajahnya tidak bisa dibaca, Naruto meneliti dokumen penting perusahaan Uchiha.

"Jelaskan kenapa saham perusahaan menurun 30% dari sebelumnya?" tanya Naruto menatap tajam ke arah orang-orang kepercayaan Sasuke.

Empat orang di depan Naruto saling melirik mereka adalah Uchiha Itachi, Uchiha Shisui, Uchiha Obito dan Uchiha Sai. Sangat jelas siapa mereka.

Itachi adalah kakak Sasuke dan ketiga Uchiha itu adalah sepupunya.

"Naru, kenapa kamu ada di sini?" bukannya menjawab pertanyaan Naruto sebaliknya Itachi mengajukan pertanyaan kepada Naruto.

Membuat wanita lima anak itu memejamkan matanya. Dia harus mengontrol emosi jika bersangkutan dengan empat Uchiha itu.

"Keluar." nada rendah Naruto memperingatkan keempat Uchiha itu, dengan langkah besar mereka meninggalkan kantor Naruto yang dulunya ditempati oleh Sasuke.

..
..

Drtt..Drtt..Drtt

Naruto mencapai hp-nya ia mengernyit bingung tanpa membuang waktu Naruto menekan tombol berwarna hijau.

"Naruto-sama."

"Apa yang kalian inginkan?"

"Wanita itu ada bersama kami. Apa yang harus kami lakukan."

"Berikan pelajaran berharga untuk wanita itu. Kalian harus mengorek sebanyak mungkin tujuannya mengerti!"

"Mengerti Naruto-sama."

Tut..Tut..Tut..

Naruto pusing saat ini masalah kecil dan besar ia hadapi dan wanita itu benar-benar membuat emosi Naruto menggila.

"Wanita jalang! Apa yang dia rahasiakan." desis Naruto dengan suara rendah menandakan bahwa ia sangat, sangat marah.

..
..
..

Mansion Uchiha

Sasuke, Kushina dan Kyuubi kini berada di depan Uchiha Fugaku, Uchiha Mikoto dan Uchiha Madara. Sasuke dengan wajah datarnya, Kushina dan Kyuubi hanya diam melirik Sasuke.

"Baik kita ke intinya saja. Ini Uzumaki Kushina dan Uchiha Uzumaki Kyuubi." ujar Sasuke datar sukses membuat ketiga Uchiha itu jantungan.

"Uchiha Uzumaki Kyuubi? Dia anakmu Sasuke." suara berat Madara menggetarkan hati Kyuubi.

"Ya! Dia anakku apa itu masalah Kakek." jawab Sasuke tidak kalah beratnya dari Madara.

Keheningan melanda di ruang tamu keluarga Uchiha. Udara dingin mula tersebar di mana-mana dan terdengarlah tawa kecil dari Madara.

"Khekhekhe...anak tiri maksudmu pasti dia anak Naru-chan. Tidak buruk." komentar Madara memerhatikan Kyuubi dengan seksama.

Sasuke berdecak kesal dengan komentar kakeknya itu. Tawanya seperti orang-orang jahat menyeramkan.

"Maaf Uzumaki-san." Mikoto selaku menantu perempuan Uchiha Madara meminta maaf.

"Tidak apa." Kushina tersenyum kecil. "Di mana Naruto?" tanya Kushina sedikit mengecilkan suaranya.

"Ah! Sebentar lagi Naru-chan akan pulang. Apa kalian menginap malam ini." Mikoto memandang Kushina berharap wanita berambut merah itu memikirkan apa yang ia ujarkan.

Sebelum Kushina menjawab terdengar suara Naruto. Jantung Kushina dan Kyuubi berdetak kencang, mereka menahan napas ketika melihat Naruto memicingkan matanya.

"Aku pulang."

"Selamat datang Naru-chan."

Mikoto segera bangkit dari duduknya lalu menghampiri Naruto. Mata Sapphire Naruto tidak lepas memandang Kushina dan Kyuubi dan mengalihkan pandangannya kearah Mikoto.

"Kaa-san." Naruto coba bertanya namun jari telunjuk Mikoto terangkat lalu menempel di bibir merah muda menantunya itu.

"Sttt..jangan bicara, Naru lelah mandilah dulu dan kita akan bicara nantinya." Mikoto mendorong Naruto dengan pelan dia tahu Naruto tidak akan berpuas hati dengan perkataannya.

"Baiklah." Naruto melangkah menuju kamarnya tanpa menoleh kebelakang lagi.

..
..

Skip

..
..

Makan malam di kediaman Uchiha sangat hening hanya terdengar sendok dan piring beradu. Naruto makan dengan tenang ia tidak menatap Kushina, Kyuubi mahupun keluarga Uchiha yang lain termasuk anak-anak kembarnya.

Kyuubi menahan napas. Dadanya terasa sesak ibunya sama sekali tidak melihat kearah dirinya, jangankan melihat melirik juga tidak. Kyuubi tersentak ketika tangan besar Sasuke mengusak kepala-nya.

"Bersabarlah." Sasuke tersenyum hangat khas seorang ayah Sasuke memandang Naruto dia tahu apa yang mengganggu pikirkan istrinya.

..
..
..

Madara mengundurkan dirinya dia tidak akan mengganggu pembicaraan keluarga kecil Sasuke, dia sudah tua dan dirinya tidak perlu merepotkan diri mengurusi masalah mereka.

"Apa selama ini kau menyembunyikan sesuatu dariku? Membiarkan pekerjaan kantor begitu saja dan bertemu dengan mereka tanpa izin dariku!." Naruto menatap tajam kearah Sasuke, ia tidak menyukai tindakan Sasuke.

"Apa aku perlu izin darimu? Mereka keluargaku." Jawab Sasuke acuh dan itu membangkitkan kemarahan Naruto.

Mereka tidak menyadari Kyuubi sudah menitikan air matanya. Hatinya begitu sakit mendengar kata-kata Naruto.

Fugaku, Kushina dan Mikoto melangkah pelan meninggalkan Sasuke, Naruto serta anak-anak mereka. Ini bukan urusan mereka jadi dengan bijak Fugaku menarik kedua wanita itu menjauh.

"A-apa a-aku be-benar-benar tidak diinginkan." Suara bergetar Kyuubi sukses membuat Naruto terdiam.

Naruto menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan kasar.

Keempat anak kembar Sasuke dan Naruto hanya diam. Mereka terlalu takut untuk bicara mahupun bergerak sedikitpun.

Uchiha Menma, Uchiha Ryuuto, Uchiha Boruto dan Uchiha Sarada. Mereka adalah kembar berusia empat belas tahun.

"Kyuu kemarilah." Naruto menghela napas ketika Kyuubi melangkah pelan, mata merah itu menyiratkan ketakutan.

"Mom tidak membenci Kyuu namun belum saatnya kamu berada di samping mom." Naruto hanya menjelaskan secara singkat namun sama sekali tidak dimengerti oleh mereka yang ada di sana.

"Kenapa."

"Karena mom ingin memusnahkan pria yang membuat kesalahan besar tentu saja itu kesalahan berat Kyuu." entah kenapa Sasuke heran kenapa Naruto menyembunyikan hal itu dari Kyuubi, seharusnya Naruto berkata benar.

"Sttt...percayalah Kyuu akan tahu nantinya. Sekarang tidurlah." Naruto membelai pipi Kyuubi dengan lembut menghantar kehangatan yang selama ini Kyuubi ingin kan.

..
..
..

Skip

..
..

Keesokan harinya kediaman Uchiha riuh rendah. Suara teriakan Mikoto dan Kushina, suara anak-anak bercanda dan berlarian di dalam rumah. Naruto pusing Kyuubi yang berusia delapan belas tahun berlari ke sana dan kemari.

"Sasuke hari ini aku sangat sibuk uruskan semuanya ya, soal casino serahkan pada Sakura dia akan menyenangi hal-hal buruk." Naruto bersiap-siap dengan pakaian casual.

Sumber : Goggle

Sasuke mendengus pelan melihat pakaian Naruto. Dia cemburu istrinya tampak seksi dan cantik, lekuk-lekuk tubuh sang istri terpampang jelas. Sasuke memeluk Naruto mengecup lembut leher Naruto.

"Kau seksi." ujar Sasuke tangannya tidak tinggal diam, tangan besar Sasuke begerak kebawah namun segera dihentikan oleh Naruto.

"Cukup Sasuke kita akan melakukan 'itu' malam ini jadi tunggulah. Aku harus membereskan tikus-tikus kecil yang mengganggu kehidupan kita." Naruto mengecup bibir Sasuke tidak lupa melumat dan itu membuat Sasuke frustasi.

"Janji." Sasuke dengan wajah datar berusaha membuat mimik-mimik imut dan itu sangat mengerikan.

"Janji! Aku harus pergi, bye-bye." Naruto berlari kecil ke lantai bawah menghiraukan panggilan sang ibu mertua, ibunya serta anak-anaknya.

Yang penting saat ini adalah ketiga orang yang harus dia urusi.

..
..
..

Gudang bawah tanah

Naruto memandang dua orang berambut merah serta seorang berambut pirang dengan tatapan sinis minta ampun.

"Uzumaki Nagato, Uzumaki Karin dan Naruko. Kalian benar-benar mencari mati." kata Naruto sinis.

Ketiga orang itu sudah babak belur. Wajah lebam di sana sini, bekas luka sayat dan cambukan. Naruto ingin sekali tertawa terbahak-bahak namun dia harus menahannya.

"Apa maumu sialan!!!" teriak Naruko dengan suara melengking minta ampun.

"Ah! Kau bisa membuatku tuli mendadak nona Naruko."

"Kenapa kau melakukan hal ini Naruto? Apa salah kami." Nagato bersuara kecil namun jelas di telinga Naruto.

"Kenapa? Kau dan wanita itu membuatku melahirkan seorang bayi! Kalian sepupuku kenapa kalian melakukan hal keji itu!!" bentak Naruto menendang perut Nagato dengan keras membuat Nagato menjerit kesakitan.

"Kau memperkosaku!! Dan kau merekam dan menikmati perlakuan Nagato dan kau, kau bah Masturbasi melihat semua itu!!" Naruto menjambak rambut Karin dengan kasar membentur kepala Karin ke arah dinding.

Karin dan Nagato kini sekarat mereka memandang nanar kearah Naruto. Mereka menyesali perbuatan yang telah mereka lakukan namun semuanya terlambat, Naruto membenci mereka.

"Dan kau!!" Naruto menunjuk ke arah Naruko yang melihat Naruto dengan mata ketakutan. "Apa yang kau lakukan salah! Sanggup menjadi jalang hanya ingin menyelamatkan keluarga kecil yang kau bina bersama suami tercinta! Meninggalkan dua anak kecil yang butuh Kasih sayang, pelukkan hangat seorang ibu!! Apa karena tawaran kedua orang ini." bentak Naruto lagi dan lagi, tidak lupa menjambak rambut sebahu Naruko.

"YA! KAU BENAR!! INI SEMUA DEMI SUAMI DAN ANAK-ANAKKU!! AKU RELA MENJADI JALANG DARI MEMBIARKAN MEREKA HIDUP MENDERITA KARENA IBUKU YANG KURANG AJAR ITU!!" teriak Naruko airmata merembes keluar dari sapphire miliknya. "Aku melakukan semua ini karena pria itu menawarkan uang yang cukup banyak, aku memberikan semua uang itu kepada ibuku agar dia menjauhi Gaara serta kedua anak kami. Ibuku tidak berpuas hati dia ingin aku menikah dengan Sasuke karena itu aku melakukan kejahatan, biarpun berkali-kali aku menggoda Sasuke dia pria yang baik bahkan aku salut kepadanya." Naruko menangis tersedu-sedu dia tidak bisa membendung emosi yang selama ini ia pendamkan.

"Oh, seperti itu ya." entah kenapa Naruto menjawab santai dan tenang, Naruko terbengong bengong mendengar jawaban Naruto.

"Aku tahu semuanya. Apa kau mengenal Matsuri? Dia wanita yang menghasut ibumu tentu saja kedua orang itu." Naruto melangkah kearah Nagato dan Karin.

Tanpa perasaan Naruto menginjak kaki keduanya dengan kasar. Mereka meraung raung kesakitan namun mereka tidak bisa memberontak karena tubuh mereka di tahan oleh orang-orang suruhan Naruto.

Naruko bergidik ngeri melihat luka parah kedua orang itu. Ia bersyukur karena luka di tubuhnya tidak separah mereka.

"Naruto! Mereka akan mati." teriak Naruko memperingatkan wanita berambut sama dengan nya.

Entah kenapa Naruko berteriak seperti itu kepada Naruto. Naruto memberhentikan tindakan nya lalu menghampiri Naruko.

"Lepaskan aku, aku harus bertemu dengan suami serta anak-anakku." ujar Naruko memelas.

"Ingat jika kau mengangguku lagi kau akan berakhir! Mengerti!" Naruko mengangguk laju.

Orang-orang suruhan Naruto membuka ikatan Naruko namun gerakkan kaki Naruko berhenti.

"Kau mengatakan Matsuri benarkan?" tanya Naruko memastikan.

"Ya." jawab Naruto singkat.

"Wanita itu benar-benar. Naruto aku punya satu permintaan."

"Apa itu."

"Uruskan ibuku! Aku ingin dia menyesali perbuatannya. Dia membohongi ayahmu dengan kematian palsunya." Naruko memandang Naruto dengan penuh harap, ia tidak ingin berurusan dengan ibunya lagi.

"Oh, ok jangan khawatir aku akan mengurusi semuanya dan berbahagialah. Hantar Nyonya Sabaku dengan selamat."

"Oh! Satu lagi Naruko kemarilah." Naruko melangkah menghampiri Naruto.

"Ambilah. Aku pasti uang ini cukup untuk keluarga kecil kalian."

"Terimakasih." Naruko memeluk erat Naruto.

"Pergi lah aku pasti mereka menunggumu."

Naruko terus berlari keluar disusul orang suruhan Naruto.

..
..
..

"Jadi apa yanh harus aku lakukan sekarang? Apa kalian ingin mati atau hidup." Naruto tersenyum tipis itu sangat mengerikan di mata Nagato dan Karin.

Terdengarlah teriakan kesakitan di gudang bawah tanah itu. Tawa yang mengerikan berasal dari Naruto.

..
..

..
..

"Tunggu aku Gaa-kun."

..
..
..

..

..

..
..

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top