Bab 16

Andrea

Hidup berlanjut. Tentu saja. Liburan musim panas tinggal beberapa minggu lagi. Setelahnya, tinggal satu tahun lagi sebelum aku bisa pergi dari sini. Aku sudah mendapatkan beasiswa ke NYU. Ya, aku memang memilih universitas di pantai timur. Aku perlu pergi sejauh mungkin dari tempat ini.

Aku mencintai Carter. Sulit untuk tidak jatuh cinta pada tempat seindah lukisan ini. Di sinilah untuk pertama kalinya aku menyentuh kebebasan. Tapi setiap sudut tempat ini mengingatkanku pada Milton, pada kami. Setiap butir kerikil mengingatkanku pada cinta yang kumiliki, yang kemudian hilang.

***

Roger

Sekarang aku tahu kenapa Ayah mengirimku dan bukan Borsi. Tidak, itu bukan karena aku adalah anaknya. Jika kau mengirim seseorang untuk melakukan misi penting di tempat jauh tanpa cara untuk berkomunikasi sama sekali, kau perlu orang yang dapat bekerja dan berpikir dengan mandiri. Aku pernah mendengar perkataan yang bilang bahwa baik tidaknya seorang ahli Matematika bukan ditentukan dari banyaknya jawaban yang diketahuinya, tapi dari sikapnya saat dia tidak punya jawaban.

Sebagai anak satu-satunya, aku terbiasa bekerja dan mengambil keputusan sendiri. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, Borsi sangat terbiasa bergantung pada orang lain seumur hidupnya. Sewaktu balita, dia berjalan beberapa langkah di belakang kakak-kakaknya, mengekor mereka ke mana pun mereka pergi. Dia terbiasa meniru apa yang dilakukan kakak-kakaknya. Dia hidup di dalam bayang-bayang kakaknya seumur hidupnya. Ketika ada sesuatu yang membingungkan, alih-alih memikirkan jalan keluarnya, benaknya langsung memikirkan kakaknya yang mana yang mudah dihubungi. Kurasa dia tidak akan tahan sebulan saja di tempat ini tanpa seorang pun yang bisa ditanyai.

Yah, Ayah sebenarnya tidak bermaksud meletakkan ini semua di pundakku seorang. Sepuluh tahun yang lalu, dia menerima pesan pertama dan satu-satunya dari Nistra, penjaga sang putri—yang dipanggil sang putri dengan sebutan Aunt Nancy. Isi pesan tersebut baik. Semua berjalan sesuai rencana. Nistra mengirimkan gambaran detail tentang kehidupan mereka—yang amat membantuku sewaktu aku memulai hidupku sendiri di sini. Alamat mereka dan foto sang putri yang saat itu berusia tujuh tahun juga dikirim. Sang ratu tidak pernah jauh dari foto itu. Itu adalah satu-satunya pesan yang kami terima karena portal yang menghubungkan bintang kami hanya bekerja bila ada lipatan pada paparan waktu dan bidang. Dan, lipatan ini hanya terjadi bila beberapa kondisi lain terjadi bersamaan.

Sebagai informasi, alat teleportasi yang sering diceritakan di film-film fiksi Sains di sana maupun di sini itu tidak benar-benar ada. Portal inilah satu-satunya caraku untuk pulang. Aku menghabiskan berjam-jam di malam hari memikirkan cara untuk menjelaskan hal ini pada sang putri. Perlu bertahun-tahun bagi ilmuwan terbaik Chitrasca untuk menjelaskannya padaku. Serentetan pelajaran tambahan lagi yang dipaksa Ayah untuk diambil oleh sekelompok dari kami sampai aku dipaksa menjalankan misi ini. Tidak seperti pelajaran Bahasa yang membosankan, pelajaran ini cukup menarik. Jadi walaupun kukira tidak ada gunanya, aku mengikutinya dengan semangat. Walau begitu, aku hanya mengerti secukupnya.

Namun, saat ini aku tidak punya bertahun-tahun untuk menjelaskan semua itu kepada sang putri. Ketika kukemukakan kesulitan ini pada Ayah, dia hanya bilang aku tidak usah khawatir karena aku tidak perlu mengerti teori Fisika di balik cara kerja portal untuk menggunakannya. Nistra bahkan tidak punya waktu untuk mempelajarinya sama sekali. Jadi aku sebenarnya tidak harus membuat sang putri mengerti. Yang harus kulakukan adalah membuatnya memercayaiku sampai dia mau mengikuti ke Portal.

Sesungguhnya, aku tidak tahu mana yang lebih sulit: membuat sang putri mengerti atau membuat sang putri percaya padaku tanpa mengerti.

"Ikutlah denganku, Yang Mulia. Walaupun Yang Mulia baru mengenalku beberapa bulan, percayalah, aku akan membawamu pulang dengan selamat. Oh ya, ngomong-ngomong, planet yang adalah rumahmu itu mengorbit di bintang yang lain."

Kalimat seperti itu tidak terdengar meyakinkan, bukan? Atau apakah aku dapat mengancamnya saja?

"Jika kau tidak ikut denganku, aku akan memberikan F untuk kelas Trigonometri-mu!"

Ya, mungkin itu akan berhasil? Yang benar saja!

Rasanya aku memang harus mencoba menjelaskan segalanya. Tapi seperti yang pernah kukatakan, jika aku tidak berhasil membuatnya mengerti, atau lebih buruknya, jika aku tidak berhasil membuatnya percaya, yah, tidak ada cara lain selain membawanya dengan paksa.

Kembali ke urusan Portal. Terakhir kali portal terbuka, aku menggunakannya untuk datang ke sini. Ketika kulihat Nistra tidak ada di sana untuk menemuiku seperti yang sudah direncanakan, aku tahu sesuatu telah terjadi. Jadi ketika aku tidak menemukan sang putri di tempat yang seharusnya, aku tidak sepenuhnya terkejut. Borsi pastinya akan langsung bingung, tapi aku melakukan apa yang harus kulakukan.

Sejak datang ke sini, aku tidak dapat mengirimkan kabar pada Ayah karena berdasarkan perhitungan si ilmuwan, kali berikutnya portal membuka adalah pada awal musim panas ini. Alih-alih menggunakannya untuk mengirim kabar pulang, aku akan menggunakannya untuk membawaku dan sang putri pulang. Dan, karena sekarang aku hanya punya beberapa minggu lagi, sebaiknya aku mencoba lebih keras untuk mendapatkan kepercayaan sang putri.

***

Andrea

Mr. Lee berencana untuk membuat buku teks Matematika-nya sendiri dan dia bertanya apakah aku bersedia menjadi asisten risetnya. Aku bilang, iya. Bayarannya bagus dan aku butuh uangnya. Aku perlu segalanya yang dapat memenuhi benakku agar tidak hanya dipenuhi oleh Milton seorang.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top