I. Coffee
Setelah bertemu beberapa kali, Alfa berhasil menarik kesimpulan bahwa gadis yang ada di sampingnya saat ini bukan hanya sekadar suka kopi, tapi sudah di tahap kecanduan pada cairan hitam itu. Mila selalu memesan Americano tiap kali mereka bertemu di cafe dan ketika Alfa berkunjung ke ruangan kantornya, tempat itu selalu sarat dengan aroma kopi--Alfa tahu kalau itu tidak berasal dari pewangi ruangan.
"Kamu dalam sehari bisa minum kopi berapa kali?"
Suatu hari, Alfa memutuskan untuk bertanya. Siang itu, mereka baru saja mengunjungi pusat grosir untuk mencari suvenir pernikahan. Seperti biasa, Niel--sang calon pengantin pria--tidak bisa datang karena kesibukan di kantor, sementara Raya--si calon pengantin wanita dan juga adiknya Alfa--tidak bisa pergi karena kondisinya tidak memungkinkan. Makanya kali ini pun Alfa-lah yang mengurus semuanya bersama Mila--wedding organizer yang mengurus pernikahan Niel dan Raya.
Setelah mendapatkan suvenir yang dicari, Mila menyempatkan mampir ke coffee shop terdekat dan membeli Americano. Kali ini dia meminta yang double shots. Tidak terbayangkan kalau Alfa yang diharuskan meminumnya. Bisa-bisa insomnianya makin parah dan dia tidak bisa tidur berhari-hari.
"Berapa kali, ya?" Mila memandangi cup plastik di tangannya. "Tergantung beban pikiran."
Alfa terbelalak. Saking kagetnya, dia hampir menumpahkan es teh di tangannya.
"Kamu nggak apa-apa?" Alfa memperhatikan double shots Americano milik Mila. Dia bahkan tidak bisa membayangkan sepahit apa minuman itu. Kira-kira beban apa yang sedang bercokol di pikiran gadis itu sekarang? Soal pekerjaan? Atau masalah ... Rion? Alfa memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. "Kalau ada masalah kamu bisa cerita padaku."
"Aku baik-baik saja." Mila tertawa. Mereka sudah sampai di tempat mobil Alfa terparkir. "Kalau yang ini cuma lagi pengin saja, kok."
"Tapi tetap saja nggak baik kalau terlalu sering." Alfa membuka kunci mobil. "Oke, aku tahu aku nggak layak bilang begitu, karena sampai sekarang pun aku masih belum bisa berhenti merokok."
Mila tertawa dan masuk ke mobil. "Aku tahu ini nggak sehat, tapi anggap saja ini comfort drink-ku," tukasnya. "Kalau kamu? Biasanya suka makan atau minum apa kalau lagi stres?"
Kedua sudut bibir Alfa tertarik ke atas. Hal yang remeh memang, tapi dia senang mendengar Mila mulai menunjukkan ketertarikan pada kehidupannya. Meskipun kayaknya gadis itu sama sekali tidak bermaksud apa-apa, tapi boleh-boleh saja kan Alfa merasa bahagia sedikit?
"Sup ayam dan cap cai," jawabnya bersemangat. "Apalagi kalau dimakan hangat-hangat pas hari dingin. Tapi nggak sedang stres pun aku tetap suka makan itu, sih."
"Kayaknya enak." Mila kembali menyeruput kopinya. "Sayang banget aku nggak suka sayur."
"Kapan-kapan ayo ke tempat cap cai langgananku." Alfa tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengajak gadis itu makan di luar. "Sayurnya enak. Kamu harus coba dulu."
"Oke." Mila mengangkat jempolnya. "Nanti ajak Neil, Raya, sama bunda juga. The more the merrier."
Senyum Alfa langsung terpatah begitu mendengarnya.
***
TEMA 9:
***
a/n:
Jujur, aku bingung pas disuruh nentuin makanan/minuman favorit. Masalahnya kesukaanku biasanya gonta-ganti. Kalau misalnya suka sama sesuatu, aku bisa makan itu terus-terusan. Tapi pas udah bosan, ya udah, aku berhenti dulu makan itu.
Di cerpen ini ada 3 makanan/minuman yang aku suka saat ini. Kopi, sup ayam, dan cap cai. Khusus untuk kopi, aku nggak bisa minum sering-sering walaupun suka :')
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top