E. Redemption
a short story from:
"Perfectly Imperfect"
***
Rafisqi sudah ngos-ngosan parah saat tiba di depan pintu apartemen bernomor 308 itu. Tadi lift masih berada di lantai paling atas dan akan makan waktu lama untuk menunggunya. Sementara itu, dia sudah terlambat dan tidak ingin mengambil risiko datang lebih lambat dari ini. Karena itulah Rafisqi tidak ada pilihan lagi selain berlari menaiki tangga. Sembari menstabilkan napas, kembali diliriknya jam tangan. Pukul setengah sebelas lewat lima. Dia resmi telat 35 menit .
Setelah dirasa agak tenang dan napasnya mulai stabil, Rafisqi membunyikan bel. Tidak butuh waktu lama, pintu itu mengayun membuka dan Naura muncul dari baliknya.
"Loh, kau baru saja lari maraton," Naura tampak kaget dan mulai memperhatikannya dengan saksama. "atau habis dikejar rentenir?" Gadis itu tertawa setelahnya.
"Maaf aku terlambat." Rafisqi menyeka keringatnya yang mengalir di dahi. "Tadi sebelum berangkat Al mendadak muntah-muntah. Jadi, aku mengantarnya ke vet dulu."
"Masuk dulu. Cerita di dalam saja." Naura beringsut membukakan jalan. "Lalu sekarang Al gimana? Kalau begitu hari ini kita ke vet saja. Aku khawatir."
Rafisqi menggeleng dan menghenyakkan tubuhnya di atas sofa. Kipas angin Naura dalam keadaan menyala dan bayangkan betapa leganya Rafisqi merasakan terpaan angin semilir yang sejuk.
"Di sana ada mami, kok. Kata dokter, Al cuma salah makan. Untungnya nggak parah." Setelah mengatakan itu, Rafisqi mengambil segelas air dingin yang baru saja ditaruh Naura di atas meja dan menyeruputnya hingga tandas.
"Syukurlah kalau begitu."
Ya, syukurlah! Rafisqi mengiyakan dalam hati. Dia tidak akan rela kencan resmi mereka yang pertama ini berakhir gagal.
"Berangkat sekarang?" Rafisqi bangkit dari sofa. Dia tidak ingin membuang-buang waktu.
Naura meraih tasnya yang ada di atas meja. "Ayo!"
***
"Memangnya kita mau ke mana?"
"Coba tebak." Rafisqi mengemudikan mobil meninggalkan parkiran apartemen Naura. "Clue-nya, kita sudah pernah ke sana sebelumnya."
Gadis itu mengangkat bahu. "Aku sih sebenarnya terserah mau ke mana, asalkan denganmu."
Rafisqi terdiam selama beberapa detik. "Jangan terlalu blak-blakan, bisa?" Jujur saja, dia masih belum terbiasa dengan Naura yang seperti ini. Dari dulu gadis itu memang termasuk tipe yang terus terang, tapi kalau blak-blakannya seperti tadi ... serius, itu tidak baik untuk jantung.
"Bukannya kita sudah janji. Tidak ada lagi rahasia dan selalu jujur dengan apa pun yang dirasakan." Naura tertawa. "Yaa, itu tadi yang kurasakan. Asal denganmu, aku mau diajak ke mana pun."
Entah kapan Rafisqi bisa terbiasa.
"Iya, deh." Rafisqi cepat-cepat mengubah topik untuk menutupi kegugupannya. "Jadi, tema hari ini adalah Rafisqi's Redemption Arc."
"Kau mau menebus dosa apa lagi?" Naura menyentuh bahunya pelan. "Sudah kubilang, the past is in the past."
"Aku cuma mau memperbaiki beberapa hal." Rafisqi menoleh pada Naura sebentar dan tersenyum untuk meyakinkan gadis itu. "Beberapa kenangan buruk, lebih tepatnya."
"Misalnya?"
Rafisqi menunjuk sebuah papan penunjuk jalan berwarna hijau yang berada tidak jauh di depan mereka. Naura pasti akan langsung mengerti begitu melihat nama sebuah lokasi yang tertera di sana.
"Taman bermain?" tanya gadis itu seolah ingin memastikan.
"Iya. Terakhir kalinya kita ke sana ... aku mengacaukan semuanya."
"Oke! Kalau begitu, nanti naik bianglala, ya?"
"Tentu saja." Itu memang sudah ada dalam daftar rencana Rafisqi. Pengalaman mereka naik bianglala sangat jauh dari kata menyenangkan. "Setelah itu kita ke laut. Lihat sunset."
Dan tidak ada lagi aksi tenggelam! batin Rafisqi menambahkan.
"Iya, Rafisqi. Aku ikut saja, sih. Mau ke sungai, ke laut, ke gunung, aku ikut. Ke pelaminan pun aku pasti ikut."
"Please, jangan mulai lagi." Sepertinya Naura mulai menemukan hobi baru. Gadis itu pasti tahu dia tidak terbiasa dengan hal semacam itu dan memutuskan untuk terus melakukannya lagi dan lagi.
"Memangnya bukan?"
"Ya ... nggak salah, sih." Oke. Rafisqi memutuskan untuk membalasnya dengan benar kali ini. "Aku sudah melamarmu tiga kali. Memangnya siapa lagi yang mau kuajak ke pelaminan?"
***
TEMA 5:
***
a/n:
Sejauh ini, ini adalah rekor tercepatku publish DWC!
Pas tahu hari ini di instruksinya ada kata "bianglala", aku langsung kepikiran mereka berdua. Kalau sudah berurusan sama Naura dan Rafisqi, entah kenapa pikiran dan jari-jariku rasanya sinkron 🥰
Mereka emang enak banget buat ditulis.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top