【18】Pawai Tengkorak Kuda Pt. 2
"Tentu saja! Aku punya lebih dari satu rencana. Karena aku adalah, Putra Perchta yang Agung. Salam kenal, Tuan Puteri Vella," kata Yoel. Sontak langsung saja Moses dan Pinky membungkuk sopan di hadapan Yoel.
"Hah? Mengapa kau bisa tahu identitas asli-ku? Kami bahkan sudah menyembunyikannya rapat-rapat. Perchta itu apa, Moses?" tanya Vella polos. Yoel hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menatap ke arah Vella.
"Sst... Vella, maksudku Tuan Puteri Vella. Sopanlah di hadapan seorang Putra Perchta–Ayahnya adalah, seorang monster yang Agung. Bahkan, ia memiliki kekuatan yang berkebalikan denganku," jelas Moses yang masih menundukkan kepalanya.
Yoel yang mendengar itu hanya tertawa kecil. "Ahaha... Sudahlah Moses kau hanya melebih-lebihkan. Keluargaku memiliki elemen api sama seperti, Pinky–elemen api. Pinky adalah, teman semasa kecilku," ungkap Yoel.
"Yoel, Pinky adalah seekor Burung Phoenix dan kau?" Vella balik bertanya. "Aku bukanlah seekor Burung Phoenix. Keluargaku adalah penyedia elemen api. Oleh karena itu, kami bermitra kerja dengan para monster elemen api seperti dunia para naga yang akan kita lewati. Mengetahui keuntungan itu Rein memanfaatkan adikku," katanya.
Setelah mengatakan semua itu, Yoel menyuruh Moses dan Pinky untuk tidak membungkuk lagi di hadapannya. Mungkin dia merasa risih diperlakukan seperti saat masa kejayaan keluarganya.
Vella mulai menyangkut pautkan hal-hal yang dikatakan Yoel dengan acara Pawai Tengkorak Kuda ini. Vella bahkan ragu, Apakah Yoel berbohong atau tidak.
🎑🎑🎑
Nona Stella tampak berlarian ke sana kemari seperti setrika hanya untuk memastikan bahwa rekan pawai-nya berada di jalur yang semestinya.
"Semuanya harap berada pada barisan ya! Jangan kalian sia-siakan usaha, kerja keras dan semangat kalian selama mempersiapkan momen yang paling ditunggu-tunggu. Nyalakan lentera dan keluarkan kemampuan kalian!" seru Nona Stella.
Mereka akhirnya berhasil melewati jembatan berlian cermin dan inilah yang paling ditunggu-tunggu. Ada sebuah batu besar yang menghalangi jalan mereka menuju dunia para naga.
"Nona Stella, mohon mundurlah. Saya akan membuka batu besar penghalang ini," ucap Rein dengan percaya diri. Rein mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong batu besar itu dengan kedua tangannya. Bergeserlah batu besar itu hanya dengan kekuatan dari Rein.
Vella dan teman-teman yang lainnya begitu teecengang menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi. "Apakah dia monster?" tanya Moses dengan kedua alis yang hampir menyatu. "Ya! Dia memang monster dan harus ada yang menghentikannya. Monster yang begitu serakah. Berhati-hatilah jika, berhadapan dengannya," kata Yoel dengan hati-hati.
🎑🎑🎑
Setelah mereka berhasil menggulingkan batu besar itu, mereka langsung disambut oleh para petugas dari dunia naga.
"Selamat datang, para Pawai Tengkorak Kuda! Festival kami masih berlangsung, kalian bisa langsung menaiki anak tangga di sebelah kiri," sambut para petugas dengan mengarahkan kami untuk menaiki tangga ke sebelah kiri yang menjulang ke atas.
"Saya mewakili rekan Pawai Tengkorak Kuda untuk mengucapkan terima kasih kepada para petugas," ujar Nona Stella dan mereka semua mengikuti arahan yang diberikan oleh para petugas.
Jalan yang harus ditempuh untuk menuju ke pusat kota tidaklah main-main. Pemandangan di kiri dan kanan tangga sangat berkebalikan.
Di kiri, kita bisa melihat aliran delta beracun yang mengalir sesekali meluapkan gas beracunnya. Sedang di kanan jalan, kita bisa menyaksikan para naga yang sedang tertidur di dalam sebuah ruangan dengan ornamen berlian seperti pada jembatan tadi.
Mereka harus bersusah payah mendaki satu-persatu anak tangga dan beberapa kali ada anak kecil yang jatuh terpeleset. Belum juga bebatuan yang tiba-tiba, berjatuhan dari atas.
"Awas, Yoel!" teriak Vella sambil menarik lengannya agar terhindar dari reruntuhan kerikil. Yoel terkejut dan mengucapkan terima kasih sambil beberapa kali membungkukkan badannya. Moses yang melihat kejadian tersebut hanya bisa diam sambil mengumpat di belakang mereka.
"Sabar, Moses. Sabar!" ucap Moses seraya mengelus dadanya pelan. Pinky yang sempat melirik gerak-gerik Moses hanya bisa tertawa kecil.
🎑🎑🎑
Sampailah mereka di gerbang kota para naga. Vella dan yang lainnya, dapat melihat berbagai kegiatan yang sedang terjadi. Banyak naga yang berlalu lalang, sesekali menghembuskan nafas apinya ke udara. Ada naga kecil yang sedang berlatih mengepakkan sayap dengan kedua orangtuanya.
Ada yang sedang menjual makanan bahkan, ada naga yang berpakaian layaknya manusia. Meski bentuk dan ukuran tubuh mereka 10 kali lipat lebih besar dari Vella dan yang lainnya tetapi, mereka tak takut pada sosok naga di dunia ini.
"Dengarkanlah wahai rekanku yang terhormat, sekarang kita bisa mengadakan pawai di alun-alun kota Schimburg, jantung dunia naga. Para hadirin yang terhormat, silahkan menyaksikan pertunjukkan kami!" seru Nona Stella dengan diiringi suara dari alat musik, koto dan samishen.
Alunan musik dan genderang mulai memenuhi alun-alun kota Schimburg. Para penonton yang kebanyakan naga mulai menyaksikan pertunjukkan Pawai Tengkorak Kuda dengan tatapan terkagum-kagum karena, gerakan yang Nona Stella tari-kan.
"Wah, tariannya hebat sekali para naga bahkan sampai tercengang!" ucap Vella yang tak percaya bahwa, tarian Nona Stella begitu meluluhkan hati para naga. "Iya. Memang sedari kecil dia memiliki bakat tersebut. Kau tahu, terkadang tarian itu dapat disalahgunakan," pekik Yoel yang berdansa di samping Vella. Vella memilih berdansa biasa karena, hanya itu yang Vella bisa.
Mendengar Yoel mengatakan itu, Vella bergumam sendiri, "disalahgunakan?"
"Wah! Lihat, lihat! pasangan di sana kelihatannya tidak akur," ucap naga kecil di samping Yoel sambil menunjuk ke belakang. Ekor mata Vella langsung mengikuti telunjuk naga kecil itu.
"Pasangan yang tidak akur... ternyata adalah, Moses dan Pinky. Duo Bodoh itu benar-benar memalukan!" umpat Vella saat melihat Moses dan Pinky dengan tarian pedangnya–dari yang kulihat mereka sama-sama berambisi untuk membunuh satu sama lain. Rasanya ingin tangan ini memukul mereka.
"Aakh! Aduh, kau sedang apa, Konami?" tanya Yoel dengan suara kesakitan. Vella hanya menatap bingung ke arah Yoel. "Hei, yang aku maksud kau, Tuan Puteri Vella. Ada apa?" tanya Yoel dengan nada lembut. Vella hanya menggelengkan kepala pelan dan menunduk malu.
Yoel berjalan mendekat ke arah Vella dan memajukan wajahnya hingga membisikkan sesuatu ke telinga Vella–masih dalam posisi berdansa dengan tangan Yoel yang melingkar di pinggul manis Vella.
"Tuan Puteri, jangan sampai kau lupa nama samaranmu. Kalau ketahuan bisa berbahaya. Tenang saja! Aku akan merahasiakannya dari siapapun," bisiknya lalu, menjauhkan wajahnya dari Vella.
Beruntungnya tidak ada yang menyadari ekspresi Vella saat ini. Jika, saja topeng itu tak terpasang pada wajah Vella. Yoel dapat melihat ekspresi malu dari wajah Vella yang mempesona dengan cahaya lentera festival malam ini. Mungkin, sepasang mata akan mengarah pada pesona Vella–bahkan Yoel sekalipun. Vella hanya bisa terpaku dan diam mematung.
🎑🎑🎑
Festival yang diadakan di dunia naga, tak pernah luput dari Pawai Tengkorak Kuda. Pawai Tengkorak Kuda, hanya diadakan saat pembukaan festival.
Festival naga pada hari ini sepertinya, berkaitan dengan kegiatan yang para naga lakukan. Yoel menarik Vella, Moses dan Pinky ke suatu tempat yang sepi berjarak 5 meter dari Pawai Tengkorak Kuda.
"Jadi, apa rencanamu?" tanya Vella dengan sesekali mengambil nafas dari balik topeng.
"Aku sudah menyiapkan rencana ini. Tapi, bagaimana cara memancing Rein keluar dari pawai? Bagian itu yang akan dilakukan oleh Konami. Konami kau hanya perlu membuatnya bercerita tentang Sejarah Pawai ini. Shiroi–Moses, kau jaga Konami dari kejauhan tepatnya kau tetap menyamar seperti itu. Aku dan Akemi–Pinky akan membujuk pimpinan naga untuk melindungi naga yang lain," jelasnya panjang lebar.
"Hei, kau! Aku cukup tak setuju dengan rencana ini. Kau ingin Vella berkorban untuk memancing Tengkorak Kuda sialan itu?" bentak Moses. "Mengapa harus Tuan Puteri yang harus menghadapi Rein seorang?" tanya Pinky dengan beberapa kali mendesah kesal. Yoel akhirnya membuka suara, "Kalian tahu, mengapa pawai ini hanya diikuti beberapa wanita?" tanya Yoel tegas dan melipat tangannya di depan dada bidangnya.
"Mengapa Yoel? Katakanlah!" pinta Vella dengan mencengkeram pundak Yoel.
"Karena, Rein terlibat dengan penjualan organ dalam dan mengapa harus wanita? Karena, Rein menggunakan tipu muslihatnya untuk menggoda para wanita. Tapi, untuk kasus adikku, Stella. Stella, hanya dibuat tunduk olehnya. Rein mengambil keuntungan tersebut hingga, membuat Stella sebagai Pemimpin pawai dengan otak di belakangnya Rein!" jelas Moses dengan badan yang bergetar.
Hah? Yang benar saja! Kalau aku sampai salah bertindak itu akan berakibat fatal! Aku tak mau dijual organ dalamnya, aku harus berpikir matang-matang! batin Vella dengan mengelus dada.
"Jadi... Rein yang menjual organ dalam para wanita yang ditemuinya? Bukankah itu sedikit keterlaluan?" tanyaku. Yoel hanya bisa menggelengkan kepala, sepertinya ia sendiri belum menemukan jawabannya.
"Oh ya! Aku tadi sempat bertemu dengan partner-mu yang melatih mantera sihirnya di sebuah pondok tua. Dia berkata, jangan menyerah. Dia melindungi nyawa kita dari pondok tua di tengah Hutan Genangan Air itu. Tapi, aku tak tahu namanya," jelas Yoel dengan sesekali melirik melalui cermin yang entah sejak kapan berada di tangannya. Sepertinya, ia mencari bayangan Rein melalui cermin itu.
"Mungkinkah yang kau temui di pondok tua itu, seorang penyihir?" tanya Pinky. Yoel mengangguk pelan, "penyihir baik hati yang mengerahkan seluruh usahanya untuk seseorang bernama, Tuan Puteri Vella." Yoel mengatakannya dengan tersenyum sambil mengangkat topeng tengkorak kepala kuda miliknya.
"Apakah... Nana sudah berpikir sampai sejauh ini? Surprise kah?" kata Vella dengan suara yang lirih.
"Baiklah. Semuanya mari kita bergegas mengungkap siapa dalang di balik ini semua. Jangan takut!" Yoel menggertak dan melangkah keluar dari tempat sepi tadi untuk berbaur lagi dengan Pawai Tengkorak Kuda.
Kita pasti akan menangkap dalangnya, membebaskan Nona Stella dari pengaruh Rein, dan menemukan jati diriku yang disebut sebagai Tuan Puteri Elf, batin Vella untuk memantapkan hatinya dan mengingatkan bahwa tujuannya pergi ke dunia lain ini untuk menemukan kebenaran tentang jati dirinya.
🎑🎑🎑
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top