【17】Pawai Tengkorak Kuda
"Pawai Tengkorak kuda biasa diadakan di daerah Wales untuk menyambut hari raya Natal tapi-" potong Vella di tengah perjalanan.
"-Kita stidak sedang merayakan Natal bahkan, salju pun tak turun. Di dunia nyata pawai Tengkorak Kuda tak dirayakan dengan nuansa ceria berbeda dengan di sini," sambung Moses.
Pawai Tengkorak Kuda di dunia ini sangatlah berbeda. Mereka mengenakan pakaian seperti layaknya monster kuda dengan bagian kepala masing-masing yang berbentuk tengkorak kepala kuda.
"Hei, Apakah kepala mereka asli dari tengkorak?" tanya Vella sambil menunjuk ke bawah. Moses mengangguk pelan. Bulu kuduk Vella mulai berdiri dan membuatnya jijik untuk mengikuti pawai itu.
"Ikutlah aku, kita akan turun ke bawah dan berbaur dengan mereka. Aku bisa membuat kita serupa dengan mereka di bawah sana," tegas Pinky lalu, memeberi arahan untuk turun ke bawah dan berbaur dengan riuhnya pawai.
Setelah sampai di bawah, Pinky mengubah penampilan mereka menjadi seperti anggota pawai. Vella tetap mengenakan jubah kebesarannya berwarna abu-abu dengan topeng wajah rubah berekor sembilan.
Sedangkan Moses dan Pinky berubah menjadi seperti para pria dari pawai dengan kepala berbentuk tengkorak kepala kuda lengkap dan pedang yang mengikat di samping pinggang mereka. Seperti prajurit saja, pikir Vella.
"Hei siapa namamu?" tanya seorang remaja wanita berambut ponytail yang menghampiri Vella tiba-tiba. "A-A-Ah! Namaku?" Vella balik bertanya dan membuat remaja wanita itu mengangguk leher dengan cepat.
Vella mulai kebingungan dengan pertanyaan itu. Pasalnya, Ia belum terpikirkan untuk merubah nama panggilannya hingga- Moses berbicara, "panggil dia Konami. Namaku Shiroi dan pria tinggi ini Akemi."
Moses ternyata lebih cekatan bahkan cerdik dari mereka berdua-Vella dan Pinky-hingga membuat mereka heran.
"Hei, jangan seenaknya memutuskan nama kami dong!" bisik Pinky dengan menendang tulang kering Moses. Moses hanya bisa meringis menahan kesakitan.
"Oh pantas saja. Aku baru melihat kalian berdua di sini. Ternyata, ada orang timur yang menjadi bagian dari pawai kami. Tapi, aura kalian aneh ya?" pertanyaan remaja putri ini membuat degup jantung lebih cepat serta pikiran mereka bertiga terbang melayang. Mereka takut ketahuan oleh remaja putri tak tahu sopan santun ini.
Sret!
Tiba-tiba, pria bertubuh besar datang dari belakang tubuh remaja putri itu langsung, memegangi kepala remaja itu seperti sedang menggenggam bola basket dan mereka berdua menundukkan kepala.
"Maafkan atas ketidaksopanan, Nona saya. Nona sebaiknya kau menjaga sikapmu selama pawai berlangsung selagi saya masih berbaik hati. Saya pengawalnya," ucapnya sambil membungkuk dengan sopan.
Pakaian yang dikenakan oleh pengawal ini seperti pakaian seorang butler-pelayan pria-lalu, dibalut dengan jubah seperti yang dikenakan oleh pria yang mengikuti pawai.
"Tunggu dulu, remaja wanita itu mempunyai nama 'kan? Boleh kutahu nama Anda?" tanya Vella dengan membenarkan jubahnya yang kebesaran. "Lihat! Dia bahkan tak tahu nama pemimpin pawainya. Lucu sekali! Ah, baiklah karena kau bertanya dengan sopan kuberitahu namaku-" ucapnya dengan rasa percaya diri yang tinggi.
"-namanya Nona Stella, umurnya baru menginjak 15 tahun. Maafkan atas perilakunya yang mengganggu kalian dan nama saya Rein," jelas butler bertubuh besar itu lalu, pergi dengan membopong Nona Stella.
Nona dan Pemimpin pawai? Apa maksudnya ini? batin Vella mulai kebingungan. "Kau pasti bingung ya, Vel? Jangan bingung. Karena, memang benar apa yang telah dikatakan olehnya. Nona Stella adalah pemimpin pawai yang baru berusia 15 tahun. Sebelumnya, pawai ini dipimpin oleh butlernya yang gagah, Rein," jelas Moses.
"Oh ya! Berkat sudah bertemu dengannya. Ada baiknya kita langsung berbaur dengan anggota yang ada. Jangan lupa pada nama samaran kalian, Shiroi dan Konami," ujar Pinky dengan berjalan menuju keramaian pawai.
🎑🎑🎑
"Selamat sore, rekan kerjaku yang terhormat. Selamat datang dan selamat bergabung dengan Pawai Tengkorak Kuda!-" ucapan sambutan mulai dikumandangkan oleh Nona Stella lewat daun yang digulung. Entah bagaimana caranya, suara Nona Stella benar-benar mampu menyangkup seluruh anggota pawai sampai ke belakang.
"-Sekarang kita akan melewati Jembatan Berlian Cermin dan menuju ke dunia para naga. Harap untuk tidak keluar dari kerumunan dan menaati peraturan selama pawai," sambung Nona Stella.
Semarak pawai membuat Vella terbiasa dengan tengkorak kepala kuda yang bisa berbicara dan berbagai anak kecil berlarian di antara mereka. Beberapa orang membawa lentera dan perlengkapan yang diperlukan pada waktu pawai berlangsung.
"Hei, kalian pendatang baru ya? Nama kamu siapa?" tanya seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun-an kepada Vella. Vella hampir saja jatuh pingsan jika, pria itu tidak memegang tangannya secara langsung.
"Wuah, hampir saja kau terjatuh. Maaf, apakah kau tak apa-apa?" tanya pemuda itu sekali lagi. Vella hanya mengangguk dengan menundukkan kepalanya.
Melihat hal itu geramlah Moses dan sepertinya Moses ingin beradu kekuatan dengan si pemuda lancang tersebut. Sebelum aksinya diluncurkan, kerah Moses ditarik paksa oleh Pinky.
"Moses, seharusnya kau tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi di dalam keramaian. Kau tak boleh terpancing olehnya. Ingat itu!" tegur Pinky yang seperti kakak laki-laki bagi Pinky atau setidaknya begitu.
"Kita hanya bisa mengamati Tuan Puteri Vella dari kejauhan. Pikirkanlah juga tujuan awal kita, kurasa Tuan Puteri Vella mampu memanfaatkan timing ini. Belajarlah dari Tuan Puteri, Moses," celoteh Pinky yang tak sedikitpun mengalihkan pandangan dari Vella.
"Hei, berhentilah mengguruiku! Kau bukanlah kakak laki-laki bagiku. Huh!" tukas Moses dengan nada cuek.
🎑🎑🎑
"Na-Namaku adalah-" tiba-tiba, tangan pemuda itu menunjukkan angka satu tepat di wajah Vella. "Tunggu sebentar, akan lebih sopan jika, aku menyebutkan namaku terlebih dulu. Namaku adalah, Yoel," ucapnya dengan nada gembira.
"Ah... Ahaha, begitu ya. Namaku adalah, Konami. Salam kenal dan mohon bantuannya, Yoel?" jawab Vella dengan wajah kecut dibalik topengnya. Jangan-jangan tipikal pria ini seperti si Moses, mesum'kah atau tak sopan? pikir Vella sambil menelan ludah.
Yoel tak membiarkan Vella untuk berpikir terlalu lama hingga lengan Vella dibawa menajuh dari pengawasan Moses dan Pinky. Apa-apaan sih dasar pria yang lancang! seru Vella dalam hati.
"Hei, kita mau ke mana. Hentikan!" seru Vella dengan nada melengking. "Ah, maaf aku lancang dalam memperlakukanmu. Tapi, sepertinya kau terlihat seperti seseorang yang kurindukan. Seorang adik perempuan yang rewel seperti kau," katanya dengan gelisah.
Oh, baiklah. Sekarang aku hanya dipandang seperti pengganti adik perempuan baginya, pendam Vella dalam hati.
"Aku mempunyai adik perempuan yang rewel dia menghilang sewaktu aku sedang di luar rumah. Aku terus mencarinya dan saat kutemukan dia berubah menjadi orang yang berbeda jauh dari yang kukenal," kata Yoel dengan nada yang sedih. Ups! Aku salah menilai pria satu ini, batin Vella dengan rasa bersalah.
"Eh, begitukah? Siapa nama adik perempuanmu itu?" tanya Vella. "Kau pasti akan terkejut, Konami. Sebelumnya pawai ini memang lebih banyak diikuti oleh kaum pria maka dari itu, ketika melihat ada pendatang perempuan sepertimu aku terkejut bukan main," jelas Yoel.
"Adik perempuanku sedang dalam pengaruh orang lain. Jujur saja aku sangat benci hal ini terjadi. Mereka menjadikannya sebagai pemimpin pawai!" tegas Yoel.
"A-Apa katamu? Sebagai pemimpin pawai? Pawai Tengkorak Kuda ini? Apakah adikmu itu-" ungkap Vella sambil telapak tangan menutupi mulutnya.
"Aku benci mengatakan ini tapi, inilah kenyataannya. Adikku adalah Stella, Stella Sang pemimpin Pawai Tengkorak Kuda. Aku ada di sini untuk mengambil kembali adikku yang jiwanya ditahan oleh Rein!" jelasnya.
"Kau bercanda 'kan? Jangan bilang kau akan membawa pulang kembali Stella dengan paksa?" tanya Vella. Ia tak tahu apakah yang dikatakannya ini baik adanya atau tidak. Ketika, Yoel menganggukkan kepalanya itulah kemungkinan terburuk yang mau tak mau dihadapi oleh Vella.
Vella masih berpikir keras. Apakah ia masih bisa menerima perkataan dari Yoel ataukah ia tak ikut campur dalam urusan keluarga Yoel. Vella masih mencari jawaban itu.
"Pawai Tengkorak Kuda harus diberhentikan! Karena, pawai ini tak semestinya diadakan. Maka dari itu, aku menyamar menjadi anggota pawai. Mereka saat ini sedang berurusan dengan kaum yang berbahaya! Kau juga sebaiknya berhati-hati pada mereka, Konami," gumam Yoel.
Setelah bergumam tidak jelas, Yoel menghilang begitu saja di hadapan Vella dalam hitungan detik.
🎑🎑🎑
"Tuan Puteri! Apa kau tidak apa-apa? Ya Tuhan, bagaimana bisa dia berlari jauh sekali?" tanya Pinky. "Hah? Kau yakin dia berlari? Tapi, aku merasa seperti sedang berjalan jauh darinya," kata Vella.
Kedua partner-nya hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menggaruk tengkuk masing-masing yang tidak gatal. "Ke mana perginya pria tadi?" tanya Moses. "Dia baru saja menghilang tepat di hadapanku dalam hitungan detik. Aku pun tak percaya mengapa langsung hilang setelah, berbicara mengenai masalahnya kepadaku," jelas Vella.
"Waduh! Bahaya sekali ini, Vel. Pria tadi bilang apa?" tanya Moses dengan menggenggam tangan Vella.
"
Mereka saat ini sedang dengan kaum yang berbahaya! Kau juga sebaiknya berhati-hati pada mereka-Rein maksudnya," jawab Vella. Vella mulai bingung dan menatap ke depan-tepat ke arah Rein.
Tetapi, tengkorak yang dikenakan oleh Rein berbeda dari yang lain. Ia mengenakan tengkorak kepala kerbau bukan, kuda di sinilah letak keanehannya.
"Jika, kita ingin memutar balikkan arah. Itu sudah terlambat! Kita tak mungkin kembali lagi ke dalam hutan dan mencari pondok tua yang ditinggali oleh Nana. Juga, aku tak tahu makhluk seperti apa yang akan mengejar kita di dalam hutan genangan air menjelang malam!" ujar Pinky dengan nada putus asa.
Vella berusaha untuk menenangkan keduanya hingga Yoel menampakkan diri di hadapan mereka. "Kita tak boleh putus asa! Maaf karena aku lancang tetapi, akan kuberi jaminan bahwa kalian akan aman selama berada di dunia para naga. Aku akan melindungi identitas asli kalian, akulah saudara laki-laki pemimpin pawai kalian!" seru Yoel dengan tatapan yang tegas.
"Apa kau punya rencana? Jika, kau membeberkan rahasia identitas asli kami. Kami takkan main-main dengan nyawamu!" kecam Pinky sambil terus mendorong ke belakang bahu Yoel.
"Tentu saja. Aku punya lebih dari satu rencana! Karena aku-"
🎑🎑🎑
Okay! Siapakah Yoel sebenarnya? Dan apa hubungannya dengan Stella?
Mengapa Pawai Tengkorak Kuda harus ditiadakan?
Konfliknya semakin berkembang biak seperti amoeba :"D
Ikuti terus perjalanan Vella untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya!🍃
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top