【14】Berdua
Cinta yang mengorbankan segalanya, huh? Pikir belakangan sajalah. Sekarang aku harus keluar dari Mizutsuki, batin Vella dalam hati.
Mereka kini dalam perjalanan untuk muncul ke permukaan–ke daratan–dan melanjutkan perjalanan menuju Dunia Elf.
"Sepertinya kita kekurangan orang," kata Vella di tengah perjalanan. Mereka berhenti sejenak dan saling bertukar pandang.
"Oh iya! Si Pinky!" jawab mereka serentak.
『Di atas dunia ini, ada sebuah taman yang subur disitulah Pinky berada. Oh iya, aku lebih baik menyusul Pinky di atas. Maaf karena manteraku tak cukup kuat untuk membawa kita semua keluar dari sini.』kata Nana dengan mengangkat jari telunjuknya ke atas. Vella dan Moses hanya dapat menghela napas lega sekaligus, terkejut.
🎑🎑🎑
Deg deg deg...
"Nona Vella, apa yang tadi kau bicarakan pada Tuan Puteri Eva?" tanya Moses dengan mendekatkan wajahnya dan memandang lekat-lekat wajah lawan bicaranya.
Merah meronalah pipi Vella, ketika Moses mengajukan pertanyaan. Saat ini Vella dalam keadaan tak diuntungkan. Mereka kini hanya berdua saja dengan suasana dunia Mizutsuki yang dipenuhi hiasan lampu remang-remang.
Wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti, sekilas degupan suara dari jantung mereka saling menyatu dengan nafas yang tak teratur. Mereka jauh dari suara riuh kota. Vella luluh dalam pelukan hangat Moses. Membuat keduanya hanyut dalam suasana.
"Nona Vella atau harus kusebut namamu, Vella. Vella, bolehkah aku tahu apa yang kau perbincangkan dengan Tuan Puteri Eva tadi? Vella, jawab aku dan lihatlah wajahku," pinta Moses yang terus memojokkan Vella ke dalam sebuah.
"Vella, jawab aku. Jangan mencoba menghindar dan lihatlah wajahku. Apa susahnya,Vel?" kali ini Moses mempertegas suaranya. Oh Tidak! Wajah Vella merah padam, Ia selalu mengalami hal seperti ini ketika berada di samping dengan pria itu.
"A--Apaan sih? Sudahlah, kita prioritaskan si Pinky dulu!" elak Vella sambil terus memalingkan wajahnya yang rupawan dari Moses.
"Vel, Apa kau tidak berdebar saat kupeluk seperti ini? Jangan mengalihkan topik pembicaraan. Apakah dengan memojokkanmu kau masih tak mau melihat ke arahku? Atau kau membenciku?" pertanyaan Moses sukses membuat Vella memalingkan wajah ke arah Moses.
"Ah... Bu-Bu-Bukan begitu maksudku–!" belum selesai Vella berbicara. Dalam waktu sepersekian detik, bibir mereka saling bertemu dan membuat Vella jaruh dalam perangkap Moses dan rambut Vella yang tadinya berwarna putih berubah menjadi hitam kecoklat-coklatan sesuai warna rambut aslinya.
"Sekarang maukah kau berbicara padaku dan menjawab semua pertanyaanku tadi?" tanya Moses sekali lagi.
"Iya iya. Baiklah! Berjalanlah dengan jarak 8 meter dariku! Dengar ya, aku hanya mengatakan satu kali kepadamu! Aku benci kau, tahu!" Nampaknya usaha Moses berhasil. Usaha untuk membuka mulut Vella agar mau berbicara tentang rahasia tadi.
"Iya iya! Aku tahu kok, terima kasih sudah mau berbicara dan memalingkan wajahmu kepadaku, Tuan Puteri Vella! Kalau kau benci padaku, Mengapa kau terima kiss yang tadi?" goda Moses lalu, memeluk tubuh Vella dengan gaya backhug yang romantis.
"K-K-Kau! Dasar makhluk mesum yang kurang ajar! Jangan menggodaiku lagi dan jalanlah berjarak 15 meter dariku sekarang juga!" perintah Vella yang langsung menebas backhug dari Moses.
"Dengan senang hati, Tuan Puteri!" jawab Moses dengan tingkah laku-nya yang cengengesan. Sepertinya dalam perjalanan kali ini, telah terjadi sesuatu yang sangat hebat di antara keduanya.
🎑🎑🎑
Akhirnya sampailah mereka di penghulu air dari Dunia Mizutsuki. Mereka melihat gerbang besar berbentuk tanpa gagang pintu yang telah ditumbuhi oleh lumut dan tumbuhan liar. Gerbang besar ini dihiasi oleh lentera berwarna hijau dan di atas gerbang tersebut terdapat jembatan dengan pegangan tangan yang terbuat dari kayu.
"Sepertinya ini adalah, ujung dari Dunia Mizutsuki dan jika tak salah di atas sana adalah taman di mana Pinky dan Nana berada," ucap Moses.
"Kau benar! Kita bisa melihat daratan walaupun, penuh dengan lumut. Tetapi, bagaimana cara kita untuk sampai di jembatan itu?" tanya Vella dengan mimik wajah ketakutan.
"Hei, mengapa kau begitu ketakutan? Nana dan Pinky pasti akan segera menyusul kita!" perkataan Moses barusan untuk meyakinkan Vella bahwa mereka akan baik-baik saja.
🎑🎑🎑
Beberapa jam kemudian...
"Kau bilang kita akan baik-baik saja? Tapi, apa setelah keluar dari air kita jadi kedinginan dan jangan sekali-kali menengok ke arahku!" seru Vella yang berbicara dengan duduk membelakangi Moses sambil meremat jubah hoodie-nya yang basah total.
"Ah, maaf saja. Aku bukanlah makhluk yang mudah untuk menggunakan mantera maupun sihir. Tapi, sepertinya kau benar-benar kedinginan. Bolehkah aku–" jari telunjuk Vella menyentuh punggung Moses yang saat ini hanya mengenakan celana kusut panjang khas Alona SHS.
Kulit punggung Moses yang seperti orang Korea dengan beberapa luka sayatan kecil. Melihat luka itu, membuat Vella merasa bersalah karena telah beberapa kali menepuk keras punggungnya.
"Ah, maaf aku menyelamu saat sedang berbicara. Tapi, darimana kau dapatkan semua luka ini? Semua luka sayatan kecil ini, pasti telah terjadi sebelum kau bertemu denganku 'kan?" tanya Vella sambil mengukir namanya di punggung Moses dengan memainkan jari-jemarinya.
"Ahaha... Vella, kau membuatku geli dengan jarimu yang kecil itu. Aku tahu jarimu kecil dan badanmu pun kecil. Tetapi, soal urusan nyali kaulah yang terbesar. Luka sayatan ini, ya? Entahlah, aku baru saja menyadari bahwa aku mempunyai luka seperti itu," ujar Moses dengan menoleh ke belakang sambil tersenyum.
Plakkk!
"Itu artinya kau melihatku ya? Kau sengaja menoleh untuk mencuri pandang, benar'kan? Sepertinya aku harus mendisiplinkanmu, Mesum!" Amarah yang seharusnya tak dikeluarkan tiba-tiba, meletup dan Vella mendaratkan telapak tangannya ke punggung Moses yang membuat Moses berteriak kesakitan.
"Hei, aduh-aduh. Punggungku sakit sekali, Vel. Ah, malam ini terpaksa kita tidur di sini dulu. Aku akan mencarikan kayu bakar untuk menghangatkan tubuh kita," pekik Moses sambil mengelus-elus punggungnya. Sekarang bisa dibilang, Moses seperti orang yang sedang encok.
Maafkan aku, Moses karena telah memukulmu. Melihatnya berkata bahwa dia, tak menyadari luka tersebut. Ada artinya bahwa, Moses merasa tersiksa setiap kali mengingat semua luka sayatan kecil itu, batin Vella dalam hati dengan perasaan yang sedih tanpa disadari oleh Moses. Lalu, karena lelah seharian ini membuatnya terhantar jauh ke dalam arus mimpi.
Malam yang syahdu dengan diiringi oleh suara hewan-hewan kecil dan beberapa capung serta dikelilingi cahaya dari kunang-kunang. Tak lupa sinar cahaya berwarna hijau neon dari lentera yang terpasang tepat di atas gerbang membuat hari itu menjadi hari yang paling tenang dalam diri mereka berdua.
🎑🎑🎑
Keesokan paginya, mereka melanjutkan perjalanan. Sesekali Vella bercermin melalui air genangan. Pada air genangan tersebut, Vella melihat sosoknya yang adalah, seorang Tuan Puteri Elf lengkap dengan gaun anggun dan warna mata biru seperti batu topaz.
"Akhhh! Apa itu aku?" tanya Vella kepada Moses sambil menunjuk ke arah air genangan itu. Moses menghampiri Vella dan menarik lengan Vella untuk menjauh dari air genangan.
"Moses, lenganku bisa panjang jika kau terus menariknya seperti itu," rintih Vella. "Hei, Tuan Puteri Vella. Jangan sekali-sekali kau menyentuh apa yang ada pada air genangan di dunia lain ini kalau, kau sayang dengan nyawamu!" seru Moses dengan wajah datar dan cuek.
Vella yang mendengar perkataan itu membuat kedua pipinya mengembang dengan mulut yang berbentuk segitiga. "Apaan sih? Sok perhatian gitu," kata Vella dengan suara lirih.
🎑🎑🎑
Tak berapa lama kemudian, mereka melihat ada makhluk yang melintas di udara.
"Hei! Jangan-jangan itu Nana dan Pinky yang sedang mencari kita ya, Moses? Hei! S.O.S! NANA, PINKY!!! KAMI DI BAWAH SINI!" teriak Vella sekencang-kencangnya. Tetapi Vella mengabaikan tingkah laku dari Moses yang menyuruhnya untuk mengunci rapat-rapat mulutnya.
"Hei bodoh! Diamlah! Sssttt!!" bisik Moses.
"Hei!!! Di sini! Kemarilah!" teriak Vella sekali lagi dengan melambai-lambaikan kedua tangannya ke atas.
Krsshhh–!
Sesuatu yang jatuh tepat di serong kiri Vella telah membakar pohon-pohon yang tumbuh dan membuatnya terkejut.
"Vella! Awas!!!" seru Moses.
I--Ini apalagi? Cobaan apalagi ini, Mengapa cobaan ini tak ada habisnya? Ba-Ba-Bagaimana aku harus menyingkir dari sini? Mengapa aku tak pernah belajar dari pengalaman?! pikir Vella hingga menelan ludahnya sendiri dalam-dalam.
Vella tak kuasa untuk menoleh ke arah Moses dan kakinya terasa lemas hingga, ia melihat sosok makhluk dengan postur tubuh raksasa di balik kepulan asap dari kebakaran yang sedang terjadi. Bau hangus dari kayu yang terbakar dan asap hitam tebal mengudara ke langit menghilangkan kesadarannya dalam sekejap mata.
"TIDAKKKK!!! VELLA! VELLA!" teriak Moses dengan wajah yang pucat.
🎑🎑🎑
Yow.. yow..! Bersama author di sini. *Uhuk*
❄
Berhubung Author lagi "FREE" 😂😂✌
Author rajin update!
//plakkk// Sebelumnya, bertepatan pada tanggal hari ini,
☆ "25 Desember 2017" ☆
Author mengucapkan,
❝ May bless God Always Be with Us. Merry Christmas 2017 bagi yang merayakan. All i want for Christmas is your vomments, reader. I hope you're enjoying yourself for the holidays & getting lots of rest🎅🎄⛄ ❞
#FelizNavidad 🎵
#WewishyouMerryChristmasAndTheHappyNewYear
❄
❄
❄
Ho... Ho... Ho...!
🎅
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top