💙 2/5 💙

Pagi ini [Name] sedang siap-siap di depan cermin. Berdandan bukanlah keahliannya tapi untuk membuat Mafu-nii tertarik padanya, ia rela melakukan apapun.

'Bedak, oke!'

'Lipstik, oke! Terus apalagi ya?'

"Oh, iya maskara," gumam [Name] kepada dirinya sendiri, setelah memakai maskara ia puas dengan riasannya.

"Okeh, sempurna!"katanya dalam hati sambil menunjukan senyuman yang menawan.

Sementara itu di ruang tamu Soraru dan Mafu sibuk mengaransemen dan membuat lirik lagu baru yang akan mereka rilis sebentar lagi.

"Sor, kurasa lirik yang ini kurang tepat deh," kata Mafu sambil menunjuk ke arah kertas yang dipegang Soraru.

"Eehh ... masa? Kurasa udah bagus itu liriknya," kata Soraru menanggapi perkataan Mafu.

"Enggak, ada yang kurang," kata Mafu dengan wajah seriusnya.

"Apa itu?" tanya Soraru tak kalah seriusnya.

"Sentuhan cinta," kata Mafu dramatis sambil mengerakkan tangan menyentuh dadanya.

Soraru "...."

Soraru hanya menatap teman satu unitnya dengan perasaan campur aduk antara ingin tertawa atau menangis.  Sekaligus ingin memukul dan menenggelamkan Mafu ke rawa-rawa. Tapi urung Soraru lakukan karena terlalu malas dan buang-buang tenaga.

"Kagak! Lirik yang ini udah bagus gak ada perombakan lagi," kata Soraru masih dengan nada malasnya.

"Belum, ini masih kurang sentuhan cintanya! Liriknya aja masih datar gitu!" kata Mafu sambil mengerucutkan bibirnya, cemberut.

Mafu menatap Soraru dengan raut wajah kesalnya. Soraru yang ditatap pun cuma memasang muka datar andalannya.

"Aaih, aku baru tau kalau wajah datarmu itu menyebalkan," umpat Mafu dengan kesal.

"Ayo, lanjut bagian reffnya bagaimana?" tanya Soraru mengabaikan umpatan kesal teman satu unitnya.

"Sabar! Lirik yang ini beneran gak mau ditukar?" tanya Mafu kembali serius menunjuk kertas yang sedari tadi ia pegang.

"Kagak! Kita gak butuh sentuhan cinta di dalam liriknya!" jawab Soraru tegas.

"Kenapa?" tanya Mafu merasa heran dengan tingkahnya Soraru. 

"Karena aku gak tau apa itu cinta," jawab Soraru sambil menatap Mafu dengan watadosnya (wajah tanpa dosa).

Sekarang giliran Mafu yang antara ingin menangis dan tertawa mendengar jawaban Soraru. Rasanya Mafu ingin sekali mencakar wajah datarnya Soraru, sayangnya gak jadi karena ia  bukan kucing atau pun  ayam yang punya cakar yang tajam. Seandainya punya udah abis mukanya Soraru di cakar sama Mafu.

"Cih, sudah tua begitu kamu belum tau apa itu cinta?" tanya Mafu sambil berdecak kesal.

Soraru tidak terpengaruh sama sekali dengan pertanyaan Mafu yang mengajaknya untuk adu jotos. Masih dengan tampang datar, ia kemudian bertanya dengan nada malasnya, "Emang kamu sendiri tau apa itu cinta?"

Mafu yang mendengar pertanyaan Soraru pun terdiam, seketika ia bingung menjawab pertanyaan yang dilontarkan Soraru. Soraru yang melihat Mafu terdiam cukup lama pun merasakan rasa senang yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya.

"Kamu juga gak tau, huh!" kata Soraru sambil memasang senyuman menawan.

"Apa yang Mafu-nii gak tau, Sora-nii? tanya [Name] yang baru saja sampai di ruang tamu.  Sejak turun dari lantai atas ke ruang tamu [Name] mendengar kakak dan teman satu unitnya, Mafu, berdebat tentang sesuatu.

"Anak kecil gak boleh ikut campur pembicaraan orang dewasa," kata Soraru menasehati adiknya.

"Aku udah 18 tahun, Sora-nii. Aku bukan anak kecil lagi," kata [Name] sambil menggembungkan kedua pipinya, ngambek.

"Iya, [Name] bukan anak kecil lagi," kata Soraru sambil mengelus kepala [Name] dengan lembut kemudian dengan iseng mencubit pipi adiknya dengan gemas.

"Sakit, Sora-nii. Jangan cubit pipiku lagi, entar aku jadi jelek," kata [Name] sambil menjauhkan tangan sang kakak dari kedua pipinya.

Mafu yang mendengar suara [Name] tersadar dari lamunannya.

"Eehh, ada [Name]. Kapan kamu datangnya?" tanya Mafu sambil menatap wajah [Name].

[Name] yang ditatap oleh Mafu, mukanya pun langsung memerah seperti kepiting rebus dan menjawab pernyataan Mafu dengan gugup.

"A–Aku ba–baru a–aja turun untuk mengambil minum, Mafu-nii," kata [Name] sedikit tergagap.

"Oalah, [Name] mau minum apa?" tanya Mafu sambil mengedipkan sebelah matanya, menggoda.

Soraru yang melihat Mafu menggoda adik kesayangannya geram sekaligus kesal, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa di depan [Name]. Jaga image di depan adik itu penting, itulah prinsip Soraru.

Sedangkan [Name] yang melihat Mafu mengedipkan sebelah mata ke arahnya, untuk sesaat [Name] lupa bagaimana cara bernafas dengan benar.

"Tuhan, kalau ini mimpi ... tolong jangan bangunkan aku," jerit batin [Name] terhanyut oleh kedipan Mafu.

"[Name]! Ada apa?" tanya Soraru panik melihat [Name] yang sedari tadi terdiam.

"[Name], kenapa melamun?" tanya Mafu sambil melambaikan tangannya ke wajah [Name] sambil mendekatkan wajahnya ke arah [Name].

Seketika lamunan [Name] buyar melihat wajah orang yang amat ia sukai tepat beberapa senti di depan wajahnya. [Name] terkejut dengan reflek ia mendorong Mafu menjauh kemudian bersembunyi di belakang Soraru.

"Malunya," jerit [Name] dalam hati sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Soraru yang sudah menduga reaksi adiknya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah, ia sudah tau [Name] suka dengan Mafu hanya dengan melihat reaksinya.

Sedangkan Mafu yang didorong oleh [Name] terheran-heran melihat reaksi adik teman satu unitnya itu.

"[Name], ada apa?" tanya Mafu sambil menatap ke arah Soraru meminta pendapat.

Soraru yang melihat tatapan itu pun mengangkat kedua bahu dan menggelengkan kepalanya. Isyarat bahwa ia tidak tau apa yang terjadi dengan adiknya.

"Apakah wajahku sejelek itu? Sehingga [Name] takut melihatnya?" kata Mafu sambil memegang dadanya dramatis, pura-pura seperti orang yang terluka.

Soraru yang melihat teman satu unitnya bertingkah berkata dalam hati, "Mulai deh berulah lagi nih anak, untung aja sekarang ada [Name] kalau enggak udah 'karak nyaho sia' ditampol pake sendal jepit."

Sedangkan [Name] yang mendengar perkataan Mafu terkejut dan sedikit merasa bersalah di hatinya.

"Ano, Mafu-nii gak jelek kok! Mafu-nii ganteng pake banget malahan," kata [Name] memuji Mafu sambil menunjukan senyum tulusnya. Untuk sesaat Mafu tertegun oleh perkataan [Name] yang membuatnya canggung dan salah tingkah.

"Hehehe ... [Name] bisa aja," kata Mafu sambil mengelus kepala
[Name] dengan lembut. [Name] yang kepalanya dielus terlalu senang sehingga tanpa sadar memeluk Mafu.

Mafu yang dipeluk pun menegang, tak tau harus berbuat apa. Saat ia akan meletakan tangannya di pinggang [Name] Mafu merasakan tatapan maut di arahkan kepadanya, hal itu membuatnya merinding.

Soraru yang melihat [Name] memeluk Mafu, rasa iri di dalam jiwanya menjerit histeris. Ia menatap Mafu bagaikan elang yang menemukan mangsanya.

"Uhuuk!" Soraru mengeluarkan batuk kering untuk mencairkan suasana dan berjalan kearah Mafu kemudian menarik [Name] ke dalam pelukannya.

"[Name], gak baik anak cewek memeluk seorang cowok yang belum mandi banyak kumannya," kata Soraru sambil mengelap tangan [Name] dengan tisu kemudian melemparnya ke tong sampah.

"Hehe ... iya, Sora-nii," kata [Name] sambil menunjukan senyum ala Pepsodentnya.

"Enak aja! Aku udah man—" kata Mafu terpotong saat Soraru menatapnya dengan sadis, seperti mengibaratkan bicara sekali lagi kamu bakalan mati. Melihat hal itu Mafu bergidik ngeri sekaligus merinding, mengapa ia punya rekan satu unit yang sister complex akut.

Mafu "...."
     ____________💙💙💙____________

Ryoute wo futte mo chou ni nare yashinai
Kara wo yabutte mo Tori ni nare yashinai
Mijime ni doromizu wo sutte mo Hana wa saki yashinai
Soushite garakuta no boku wa nani ni nare mo shinai

Bahkan jika ku lambaikan tangan, aku tak bisa menjadi kupu-kupu
Bahkan jika ku pecahkan cangkangku, aku tak bisa menjadi burung
Bahkan jika ku menyerap air yang berlumpur bunga takkan mekar
Sampah yang disebut "aku" ini tak bisa menjadi apa-apa

Mafumafu - Handicap

Update : Jumat, 3 Desember 2021
Word : 1170 kata

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top