💙 1/5 💙

Sebagai manusia kita cendrung ingin mendapatkan apa yang kita mau, bahkan melakukan berbagai cara agar keinginan kita tercapai.

Seperti [Name], anak bungsu dari keluarga yang terbilang kaya. Ayah dan ibunya pegawai kantoran, sedangkan kakak laki-lakinya seorang penyanyi terkenal.

Semua yang [Name] inginkan selalu ia dapatkan, entah itu dari kedua orang tuanya atau dari sang kakak yang selalu memanjakannya. Hanya satu yang takkan pernah [Name] dapatkan yaitu hati seorang cowok bersurai putih yang memiliki suara imut, enak untuk didengar.

[Name] tidak tau dan tidak pernah menerka bagaimana perasaan cowok bersurai putih itu terhadapnya, karena sang cowok seumuran dengan kakaknya. Tentu lebih tua dari dirinya yang masih duduk di bangku SMA.

Awal mulanya [Name] tidak tertarik dengan dunia yang sedang digeluti kakaknya, menjadi penyanyi itu berat dan [Name] gak kuat biar kakak aja. [Name] membayangkan bahwa kehidupan menjadi penyanyi itu sulit di setiap sudut kamera mengintai, belum lagi paparazi yang selalu mengikuti dan ditambah dengan gosip-gosip yang tidak enak untuk didengar.

Namun, semuanya berubah setelah [Name] mengenal cowok bersurai putih yang bernama Mafumafu. Semua hal tentang hiburan menjadi menarik dimatanya, apalagi setelah ia tahu bahwa Mafumafu adalah rekan satu unit kakaknya, Soraru.

[Name] semakin bertambah semangat untuk mengetahui dan mengenal Mafumafu lebih dekat. Setiap hari [Name] akan bertanya kepada kakaknya mengenai hal-hal yang disukai oleh Mafumafu, sampai sang kakak lelah untuk menjawab sekaligus merajuk karena cemburu karena perhatian [Name] hanya untuk Mafumafu.

"Sora-nii ... Mafu-nii jadi datang ke rumah hari ini?" tanya [Name] kepada sang kakak dengan penuh semangat.

"Hmmm, Mafu-kun tadi chat dia bilang gak jadi main ke sini karena ada pemotretan mendadak," kata Soraru dengan nada malasnya, duduk di sofa sambil memainkan game.

Mendengar hal itu [Name] yang awalnya bersemangat menjadi cemberut, ia mengerucutkan bibir sehingga membuatnya terlihat sangat imut.

Hal itu tak luput dari perhatian Soraru yang melihat adik perempuannya cemberut dan itu sangatlah imut. Walau pun terlihat imut, Soraru yang tidak tahan melihat adiknya cemberut bertanya dengan penuh perhatian.

"[Name], kenapa wajahmu cemberut gitu? Apa yang membuatmu cemberut?"

"Gak papa, kok, Sora-nii."

"Beneran gak papa? Tadi kamu semangat banget sekarang, kok, jadi cemberut gitu?" 

[Name], hanya tersenyum hambar mendengar perkataan kakaknya.

"Hmmm, ini setelah denger Mafu-kun gak jadi datang ke rumah. Apakah kamu suka Mafu-kun, [Name]?" tanya Soraru penuh selidik sambil menatap adiknya.

Pertanyaan yang tiba-tiba dari kakaknya, membuat muka [Name] memerah.

"E–Enggak k–kok, Sora-nii! [Name], gak suka sama Mafu-nii," katanya sedikit tergagap dan memalingkan mukanya yang sudah memerah lagi dan sekarang terlihat seperti kepiting rebus.

Melihat hal itu Soraru sudah tau bahwa adiknya menyukai teman satu unitnya, Mafu. Tapi ia sungguh tak terima jika adik perempuan satu-satunya yang ia miliki menyukai lelaki yang seumuran dengannya. Akhirnya dengan lembut dan penuh kasih sayang Soraru menasehati adik tercintanya.

"[Name], Sora-nii cuma mau bilang sebaiknya [Name] jangan terlalu dekat dengan Mafu-kun! Selain umurnya lebih tua, Mafu-kun adalah orang yang sangat konyol dan penyendiri," kata Soraru sambil memegang tangan adiknya, tidak ada yang lebih mengenal sifat asli Mafu selain Soraru.

Mafu itu licik dan Soraru tidak menyukainya saat adiknya langsung menyukai Mafu ketika pertama kali bertemu, meski pun Mafu teman satu unitnya.

"Aku, kan, cuma sekedar suka Onii-chan," kata [Name] cemberut menggembungkan kedua pipinya, merasa tidak senang dengan nasehat sang kakak.

"Oke, kalau suka boleh, cinta jangan! Gimana?" kata Soraru sambil mencubit pelan pipi adiknya.

Akirnya, Soraru memilih mengalah demi kebahagian sang adik, lagian [Name] cuma bilang suka itu tidak akan jadi masalah bagi Soraru. Rasa suka bisa dimiliki siapa saja, tapi tidak dengan cinta karena cinta hanya bisa dimiliki satu orang saja dan itu untuk selamanya takkan pernah terganti.

Hanya mendengar hal itu dari kakaknya, [Name] jadi bersemangat lagi.

"Oke!" kata [Name] kepada sang kakak, kemudian berlari ke kamarnya dengan senyuman manis di bibirnya.

Soraru yang melihat itu pun merasa lega, ia akan melakukan apa pun asalkan adiknya bahagia dan bersemangat lagi.

Di dalam kamar [Name] berbaring di atas kasurnya yang luas, senyuman manis yang menawan semakin terkembang di wajahnya. Saat menggingat awal mula pertemuannya dengan cowok konyol bersurai putih tersebut.

Flasback on

Saat itu [Name] pulang dari sekolah dan berniat untuk pergi ke pasar membeli semua alat-alat yang diperlukan untuk melukis, karena pasar dekat dengan sekolahnya, ia pergi dengan berjalan kaki sendirian.

Di tengah jalan yang berada dekat dengan tepian kolam, [Name] dihadang oleh sekelompok preman berwajah sangar dan memiliki tato di lengan mereka, itu terlihat sangat menakutkan.

"Eeh ...  ada gadis cantik, sendirian aja, Neng?" tanya salah satu preman memasang senyum terbaiknya tapi malah terlihat menakutkan bagi [Name].

Tiba-tiba, preman itu ditendang ke samping oleh preman lainnya sambil berkata, "Bang, muka ente nakutin gitu malah dipake buat senyum. Jangan senyum nape? Ane, liatnya aje udah ngeri, tuh liat si Eneng ampe ketakutan gitu."

[Name] yang melihat itu pun hanya diam saja kemudian berkata dalam hatinya, 'Bang, ngaca dulu sana sebelum ngomong, muka situ gak kalah menyeramkan tau.'

Kemudian preman yang memiliki tindik di bibirnya mendekati [Name] dan bertanya dengan penuh perhatian,"Neng, mau kemana kok sendirian aja? Kalau tiba-tiba Neng diculik gimana?"

Hal tersebut disalah artikan oleh [Name] membuat bulu kuduknya merinding. 'Kalau aku diculik, sudah jelas kalian pelakunya, karena kalian terlihat mencurigakan,' teriak batin [Name] sambil berjalan mundur kebelakang.

Takut bakalan beneran diculik [Name] memilih berjongkong kemudian berteriak sekuat tenaga, "Ampun, Om! Tolong jangan culik saya!! Tolong siapa pun, ada yang mau nyulik saya!!!"

Preman yang mendengar itu pun dibuat bingung oleh teriakan [Name].

"Siapa juga yang mau nyulik kamu?" kata preman itu serempak.

"Loh? Bukannya om-om semua mau nyulik saya?" tanya [Name] sambil memasang wajah datarnya.

Sebelum para preman itu bisa menjawab  pertanyaan [Name], sebuah mobil melaju kencang tiba-tiba berhenti tepat di dekat mereka dan nyaris aja nyemplung ke kolam kalau gak di rem tepat waktu. Terlambat sedikit saja tamatlah riwayat mobil dan si pengendaranya.

Tiba-tiba pintu mobil terbuka lebar dan keluarlah seorang cowok bersurai putih. Kulitnya yang halus dan bening bersinar diterpa cahaya matahari, pupil matanya yang merah berkilau bagaikan intan permata dan senyuman mengodanya, mampu membuat para wanita bertekuk lutut memujanya.

[Name] dan sekelompok preman yang melihat itu pun mendadak terdiam.

“Apakah ini yang dinamakan malaikat turun dari surga?” kata salah satu preman mulai meragukan identitas cowok bersurai putih sebagai manusia.

"Hei ... Kamu yang di sana butuh bantuan?" tanya cowok bersurai putih dengan suara merdunya sambil menunjuk ke arah [Name].

"Sialan!! Bahkan suaranya pun enak untuk didengar," kata salah satu preman lainnya mengumpat dengan iri.

Dengan satu tangan memegang jas yang disampirkan ke bahu dan tangan yang lain berada di saku celananya, cowok bersurai putih dengan gentle berjalan ke arah [Name] penuh dengan gaya.

Mungkin karena terlalu fokus menatap ke arah [Name] cowok bersurai putih tak terlalu memperhatikan jalan di depannya, sehingga ia tak sengaja menginjak kulit pisang dan terjatuh dengan bunyi gedebuk yang keras.

[Name] dan semua preman yang ada di sana hanya bisa menutup mata saat mendengar bunyi gedebuk yang keras kemudian mereka serempak berkata sambil meringis, "Uhh, itu pasti sakit!"

Citra cowok bersurai putih yang seperti malaikat lenyap seketika dipikiran mereka. Sedangkan si cowok bersurai putih berjuang untuk bangun setelah terjatuh, untuk menyelamatkan citranya ia dengan santai berkata, "Saya baik-baik saja! Kalian tidak perlu khawatir."

"Siapa juga yang khawatir," kata preman dengan wajah tanpa dosanya.

"Saya akan segera datang menyelamatkan kamu," kata cowok bersurai putih itu dengan penuh keyakinan tapi sekali lagi ia terjatuh kemudian tak sadarkan diri. Kali ini alasan ia terjatuh karena tak sengaja menginjak tali sepatunya.

"Dasar manusia payah!!" teriak [Name] dan preman serempak.

[Name] antara ingin menangis atau tertawa melihat kemalangan cowok bersurai putih itu. Dari kejauhan [Name] melihat Soraru berjalan dengan aura menakutkan di sekitarnya.

'Siapa yang berani menggangu adiknya berarti meminta kematian,' kata Soraru dalam hatinya.

Para preman merasakan aura kematian mendekati, mereka tidak tahan untuk melarikan diri dan meninggalkan tempat kejadian secepat mungkin sebelum kena amukan Soraru.

[Name] yang melihat kakaknya datang bergegas berlari kepelukan sang kakak.

"[Name], apa yang sakit? Ada yang luka? Dimana? Kasih tau Sora-nii biar cepat dibawa ke dokter?" tanya Soraru panik sambil memperhatikan adiknya dari ujung kepala sampai ujung kaki, takut adiknya terluka.

"Sora-nii, aku baik-baik saja," kata
[Name] untuk menenangkan kecemasan sang kakak.

"Oke, kalau gitu sekarang kita pulang," kata Soraru sambil menarik tangan [Name].

"Tunggu! Sora-nii, kita perlu dokter?" kata [Name] sambil menunjuk ke arah cowok bersurai putih yang pingsan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

[Name] dan Soraru mendekati cowok bersurai putih tersebut dan betapa terkejutnya Soraru melihat muka si cowok bersurai putih dari dekat.

"Terlalu tampan!" ucap Soraru tanpa sadar.

"Iya, terlalu tampan," kata [Name] setuju dengan ucapan kakaknya.

Lima menit kemudian Soraru tersadar dan berteriak, "Huwaaa, Mafu-kun? Ngapain kamu tiduran di jalan? Oii, bangun! Nanti kamu bisa masuk angin, jika tidur di sini."

[Name] "..."

"Eh? Sora-nii kenal sama cowok ini?" tanya [Name] kemudian ia mulai menceritakan bagaimana cowok bersurai putih itu pingsan ke pada Soraru.

"Mafu-kun memang sering ceroboh seperti ini," kata Soraru sambil menggelengkan kepalanya.

"Emang dia siapanya, Sora-nii?"

[Name], ingatkan Sora-nii punya rekan satu unit di dunia hiburan?"

"Ohh! Jadi, orang yang selalu Sora-nii ceritain punya suara yang unik dan wajah yang cantik itu dia?" tanya [Name] sambil menunjuk cowok bersurai putih.

Soraru hanya bisa mengangguk sambil memperkenalkan rekan satu unitnya kepada [Name], "Namanya Mafumafu, [Name], bisa panggil dia Mafu-nii karena dia seumuran dengan Sora-nii."

Kemudian [Name] dan Soraru membawa cowok bersurai putih yang bernama Mafumafu itu ke rumah sakit. Setelah Mafu sadar, Soraru mengenalkan [Name] kepada Mafu dan segera setelah itu mereka berdua menjadi dekat.

Sejak kejadian itu Mafu sering bermain ke rumah Soraru, bukan hanya sekali dua kali. Bukan hanya itu saja, ketika Mafu di rumah [Name] akan selalu bermain dengannya dan mengabaikan sang kakak. Hal itu membuat Soraru tidak senang karena Mafu telah mencuri semua perhatian adiknya.

Flasback off

"Huft, Mafu-nii memang konyol tapi dia juga lucu dan mengemaskan," gumam [Name] ketika mengingat awal pertemuannya dengan Mafu.

Hingga kini [Name] tidak menyangka bisa dekat dengan Mafumafu yang menawan sekaligus mempesona, semuanya terasa seperti mimpi bagi
[Name].

      __________ 💙💙💙__________

Sakayume no mama ni odore odore
Bokura ga bokura de irareru made
Narifuri kamawazu te wo tatake
Itsu no hi ka kono yume ga sameru made wa

Menarilah, menari sewaktu impianmu bertentangan dengan kenyataan.
Sampai kita menjadi diri kita sendiri.
Tepuklah tanganmu tanpa ragu.
Sampai suatu hari kita terbangun dari mimpi ini.

(Yume no mata yume - Mafumafu)

Update : Senin, 18 Oktober 2021
Jumlah word : 1744  kata

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top