Bab 11
Warning! Only 18+
Aku udah kasih peringatan ya, jadi jangan protes loh~
🌸🌸🌸
Leo sedang menunggu gilirannya di lokasi shooting, molor karena Zicron yang harus take beberapa kali adegan. Sempat menjadi pergunjingan sebentar, ada yang memaklumi karena Zicron tergolonh actor baru, ada yang merasa kesal karenanya. Leo, dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.
Kaki Leo tiba-tiba saja disenggol oleh Rico. "Vinka tuh," bisik Rico.
Leo yang tadinya fokus pada ponselnya kini mengangkat pandangan. Leo melihat Vinka berjalan bersisihan dengan Lisna. Memang semalam Vinka bilang bahwa hari ini dia mau lihat proses shooting, sudah janjian juga dengan Kevin.
Vinka menyapa semua orang yang ditemuinya dengan ramah. Tidak ada yang berisik karena sedang ada proses pengambilan adegan. Vinka juga langsung menghampiri tenda sutradara, ada Leo di dekat Kevin.
"Gue ke toilet dulu," ucap Vinka pelan pada Lisna yang fokus memperhatikan Zicron yang sedang ber-acting dengan Anastasia.
Setelah beberapa waktu kepergian Vinka, Leo pun berdiri. Dia menepuk pundak Rico, memberi isyarat bahwa dia menyusul Vinka. Tidak ada yang sadar dengan tingkah Leo tersebut, karena memang Leo dan Vinka terlihat seperti orang asing.
Toilet di lokasi shooting kali ini tidak dibagi berdasarkan gender. Hanya ada dua toilet yang siapa saja bisa memakainya selagi kosong. Satu pintu toilet tertutup, Leo memperhatikan sekitar sebelum mengetuk pintu toilet tersebut.
"Ada orang! Sebentar!" teriak Vinka yang mengira orang lain sedang kebelet.
"Ini gue Vin. Buka dulu pintunya," bisik Leo dekat celah pintu, agar Vinka mendengar suaranya.
Tidak pakai ribut-ribut Vinka merapikan dirinya. Dia memutar kunci pintu toilet. Belum sempat Vinka keluar, Leo lebih dahulu mendorong masuk ke dalam toilet.
Leo mengunci pintu toilet, tanpa aba-aba Leo mencium Vinka yang masih terkejut dengan kelakuan Leo. Awalnya Vinka kaget, namun dia terhanyut oleh ciuman Leo yang selalu memabukkan.
"Le ...." Vinka memejamkan matanya dan sedikit mendesah ketika tangan Leo dengan bebasnya meremas bagian dada Vinka.
Ini dikarenakan tadi pagi Leo dan Vinka gagal having sex. Mereka diteror oleh Rico dan Lisna karena jadwal masing-masing. Leo dan Vinka yang sudah sama-sama bergairah menjadi uring-uringan, terutama Leo.
"Vin ... main bentar mau ya. Gue nggak fokus kalau enggak dapat," pinta Leo dengan suaranya yang rendah dan serak. Pikirannya sudah tidak berpikir jernih.
Vinka hanya menganggukkan kepalanya. Dia hanya berharap tidak ada yang memergoki mereka. Bisa bahaya jika ketahuan.
Leo yang sudah mendapatkan persetujuan Vinka langsung memanfaatkan kesempatan. Kini Leo duduk di atas toilet yang sudah ditutup. Di atas pangkuannya ada Vinka dengan penampilan acak-acakan.
Baju kemeja keduanya sudah terbuka kancingnya. Leo tidak bisa membuka bebas baju dan pakaian dalam Vinka. Dia memberikan service sebentar agar Vinka dapat terangsang dan jalannya masuk tidak begitu sulit. Leo takut Vinka kesakitan.
"Bentar," ucap Vinka bangun dari atas Leo. Dia menurunkan celana dalamnya. Kebetulan hari ini Vinka memakai rok bunga-bunga rumbai, bukan span atau lebih parah celana jeans.
Leo pun juga melakukan hal yang sama. Dia melepaskan kuncian ikat pinggangnya. Mambuka resleting celananya, mengeluarkan pedang pusaka yang sejak pagi sudah meminta jatah dari sarungnya.
Pergumulan mereka berlanjut. Vinka dan Leo berusaha keras agar tidak mengeluarkan suara seberisik mungkin. Bahkan satu tangan Leo meraba bagian belakang toilet, mengaktifkan mode siram agar ada suara dan dapat meredam suara desahan Vinka.
🌸🌸🌸
Leo kembali lebih dahulu, dia sudah merapikan penampilannya, walaupun kemejanya sedikit kusut. Wajah Leo terlihat sumringah. Rico melirik curiga pada Leo yang tiba-tiba saja seperti habis mandi, wajahnya basah. Leo sempat membasuk wajahnya, menghilangkan jejak keringat di sekitar pelipisnya.
Lima menit kemudian Vinka menyusul. Berbeda dengan Leo yang terlihat sumringah, Vinka seperti kepiting rebus. Selain panas, Vinka takut ketahuan.
"Kok lama? Rame ya?" Tanya Lisna.
"Emang lama? Aku tadi sekalian benerin make up," jawab Vinka pura-pura tidak tahu bahwa dia memang sudah lama pergi meninggalkan Lisna.
Vinka melirik ke arah Leo yang duduk tenang. Leo masih senyum-senyum sambil membaca buku naskahnya. Rico yang bertatapan dengan Vinka tersenyum ramah. Vinka pun menganggukkan kepalanya menyapa Rico.
Lisna menepuk-nepuk tangan Vinka yang duduk di sebelahnya. Pengambilan adegan sudah selesai, istirahat lima belas menit sebelum lanjut giliran Leo. Kevin tentu saja menghampiri Vinka.
"Udah lama Vin?" Kevin bertanya dengan ramah, dia duduk di sebelah Vinka. Membuat Vinka ada di antara Kevin dan Lisna.
"Baru kok," jawab Vinka sekenannya. Hari ini Vinka diajak Lisna main ke lokasi shooting untuk kenalan dan akrab dengan pemain juga benerapa kru.
Lisna ingin membangun image dan hubungan yang baik antara Vinka dan juga PH yang memproduksi novel Vinka sekarang. Ke depannya, agar jalan Vinka lebih mudah di industri ini. Lisna memang hanya editor Vinka, tapi dia tidak pernah setengah-setengah untuk penulisnya.
"Habis adegan terakhir makan bareng gimana? Sekalian kalau ada yang mau kamu tanya soal proses series, atau mungkin kamu ada saran lain mau ditambahkan," ajak Kevin.
"Basi banget," celetuk Leo.
Memang naskah bisa berubah tergantung kondisi. Namun, biasanya penulis novel tidak terlalu ikut andil. Semua sudah disepakati saat naskah final keluar dari penulis skenario.
Celetukan Leo ternyata didengar oleh Kevin, Vinka dan Lisna. Kompak mereka menatap ke arah Leo. Rico yang malu dengan kelakuan artisnya itu.
"Iya susunya basi, besok gue cek lagi di apart lo," ujar Rico seolah-olah ucapan Leo tadi sedang berbicara dengannya perihal susu basi di rumah Leo.
Vinka mengernyitkan dahinya heran. Memang di rumah mereka susunya basi? Atau susu miliknya yang basi? Tapi kan tidak ada airnya. Vinka refleks menunduk melihat ke arah dadanya.
Ponsel Vinka berdenting pelan, pertanda ada chat yang masuk. Vinka memeriksa ponselnya, ada satu chat masuk dari Leo. Dalam hati Vinka bertanya-tanya kenapa Leo mengiriminya chat.
Singa Sinting: Nggak boleh
Singa Sinting: Awas aja lo kemakan modus basinya Kevin
Vinka tersenyum tipis dan berkata, "Maaf ya, kayaknya aku nggak bisa deh. Ada acara keluarga, Lisna aja yang wakili gimana?"
"Next time saja kalau begitu," timpal Kevin langsung. Belum lagi Lisna bersuara. Dalam hati Leo bersorak mendengar Vinka yang menuruti ucapannya.
Vinka jadi ingat kejadian beberapa hari yang lalu. Leo terkadang bisa berbuat nekad seperti tadi. Leo menjemput Vinka di mall saat dia pergi berbelanja dengan kakak-kakaknya. Saat itu Leo mengendarai motor barunya dengan helm full face, tetap saja Vinka takut ketahuan. Untunglah Vinka dibawakan helm full face juga dengan Leo. Kalau terfoto setidaknya identitas Vinka tidak akan ketahuan.
"Oke, time out!" teriak asisten Kevin. Para aktor dan kru pun bersiap untuk pengambilan adegan berikutnya, kali ini Leo yang akan unjuk kemampuan acting di hadapan Vinka.
"Gue mau foto-foto boleh nggak? Janji nggak akan diup sebelum waktunya," izin Vinka pada Kevin.
"Boleh." Kevin memberikan izin.
Tujuan Vinka hanya satu, dia ingin memfoto Leo. Mengabadikan momen Leo, jarang-jarang Vinka melihat Leo dalam mode kerja dan profesional. Biasanya di rumah kalau nggak jahil dan mesum.
🌸🌸🌸
Kangen nggak sama Leo dan Vinka? Yuklah ramaikan selaluuuu~
Aku emang agak kasih jarak update biar agak ramean dulu gitu. Biar aku semangat!
Jangan lupa tinggalkan komen dan vote!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top