Apa salahku?
Disclaimer: Naruto belong to Masashi Kishimoto. This fic belong to me.
Note: jadi beberapa hari ini saya ke-garem *cry* kapal saya dikabarkan kena ombak dan saya ga mau naik getek lagi *cry*. Untuk menghibur diri akhirnya buat ini. Cerita ini semacam sequel Pengemis ganteng, karena memang saya membuat ini setelah baca fic itu.
Kredit: fic ini dibuat semata untuk hiburan bukan untuk dikomersilkan apalagi berniat menjatuhkan.
Semoga semua yang membaca ikut bahagia. (Dan ga salty kaya saya)
=====
Sasuke menatap cerminan diri. Pakaian sudah rapih. Rambut licin tersisir ke belakang. Sepatu mahal. Jam bermerek.
Ia siap untuk kencan kesepuluhnya.
Ada rasa bangga tiap kali mengingat Omega miliknya. Sungguh beruntung mendapatkan seorang Naruto. Omega pirang ini penuh perhatian, lucu, dan polos.
Sasuke tersenyum kecil mengingat semua. Di liriknya jam di pergelangan tangan. Sekali lagi, ia menatap cerminan diri.
Dengan langkah elegan, Alpha yang sebulan lalu berumur tiga puluh satu tahun, melenggang pergi untuk kencannya.
.
.
Kencan mereka berjalan aman seperti sebelumnya. Tak ada kesalah pahaman antara mereka, namun semua terkadang tak seindah yang diinginkan.
Alpha adalah makhluk teritorial. Melihat Naruto memberikan makanan pada gelandangan yang mereka temui saat berjalan berdua, membuat intuisi Alpha Sasuke bangkit. Omega miliknya memang memiliki jiwa sosial tinggi dan kebaikan yang luar biasa.
Tetap saja, rasanya seperti berkompetisi.
Sasuke ingat jika Naruto pernah menganggap ia sebagai pengemis. Karena hal itu, sekarang tiap kali Omega pirangnya memberi belas kasih pada gelandangan ia akan meneliti orang tersebut. Mungkin saja, mereka juga orang kaya yang terlalu malas memikirkan penampilan. Seperti dirinya dulu.
Mata Sasuke akan memicing. Mengamati bagai detektif handal mencari bukti jika orang kumal di depan mereka adalah gelandangan yang asli.
Ada gesekan yang menyayat setiap kali intuisi Alpha miliknya bangkit. Yang benar saja, ia cemburu pada gelandangan. Intuisinya sendiri yang membuat Sasuke terhina.
Naruto hanya akan tersenyum kemudian merangkul pundak Sasuke seolah tak melakukan apapun.
Tak mengerti kekhawatiran Sasuke. Bagaimana jika ada gelandangan yang nanti ditaksir oleh Naruto? Omeganya akan melamar gelandangan itu dan meminta pekerjaan pada ayahnya seperti pada Sasuke dulu.
Bayangan Naruto menaiki kuda putih bersama gelandangan tak berwajah, membuat Sasuke resah.
Karena itu Sasuke ingin memberi kesan terbaik. Ingin membuktikan jika tidak ada Alpha yang lebih baik darinya. Naruto akan bahagia dan berkecukupan dalam pengawasan Sasuke.
Tapi bagaimana? Ia dilema.
.
.
Sasuke men-skype kakaknya. Jika ia tidak menghubungi untuk memberi kabar, maka Itachi akan menyambangi rumahnya. Ia sungkan menerima sang kakak di rumah. Pembawa jahil itu pasti akan membuat siasat baru.
Pembicaraan mereka terlihat biasa saja. Sampai akhirnya Itachi sadar jika Sasuke lebih diam.
"Apa kau bertengkar dengan kekasihmu?" Itachi bertanya.
Sasuke diam.
"Apalagi sekarang? Apa dia salah mengenalimu sebagai gelandangan lagi?"
Sasuke mengerutkan dahi. Naruto pernah mengira ia sebagai gelandangan, namun bisakah Itachi diam. Tak perlu mengolok harga dirinya yang dilecehkan oleh Omega tersayang.
Bukan. Sasuke tengah bingung memilih hal terbaik untuk membuat Naruto memilihnya dan bukan para gelandangan di luar sana.
"Lalu?" Itachi bertanya lelah. Percakapan ini mulai menjadi monolog.
"Naruto akan ulang tahun bulan depan," gumam Uchiha bungsu. Baru mengingat hal penting ini. Tentu saja, ia bisa memberi Naruto hadiah yang tak akan terlupakan oleh Omeganya.
"Oh, kau kesulitan mencari hadiah? Beri dia kejutan saja. Kau tahu, pesta perayaan dan segalanya."
Sasuke terdiam. Kyuubi menggelung manis di pangkuannya. Ide sang kakak bagus juga, namun belum cukup memukau.
"Aku ingin memberi sesuatu yang akan diingat olehnya. Aku tidak ingin Naruto memilih para gelandangan di luar sana," ucap Sasuke dengan kerutan di dahi.
Itachi terdiam. Ada gurat senyum di bibir. Ternyata itu masalah utamanya. Sasuke cemburu pada para gelandangan. Dari obrolan mereka beberapa hari yang lalu, Sasuke menceritakan jika Naruto sering memberi makanan sebagai bentuk simpati.
"Mudah bukan. Kau hanya perlu memberi kejutan yang tidak terlupakan seperti mengikat Naruto -- oh hey ayah."
Skype sang kakak mendadak mati begitu saja tanpa Sasuke sempat menjawab. Sepertinya ayah mereka datang tak terduga untuk mengecek anak sulungnya.
Meninggalkan Sasuke yang tengah berpikir keras mengenai perkataan Itachi. Kata-kata terakhir Itachi menggantung dan tersangkut di pikiran sang adik.
Tiba-tiba senyum mampir di bibir Uchiha bungsu. Perkataan kakaknya ternyata membawa kebenaran juga.
Sebuah ilham seperti turun untuknya.
.
Mengikat Naruto. Kenapa Sasuke tak terpikir hal itu sebelumnya?
Selama ia tinggal di luar negeri, banyak hal telah dipahami. Lingkaran pertemanannya terdiri dari bermacam kalangan. Memberi pengalaman yang berlimpah dari berbagai sudut pandang.
Mengikat Naruto. Di ranjang.
Bayangan sang Omega berbaring dengan kedua tangan terikat. Seluruh autoritas ada pada Sasuke. Shit. Libidonya mulai naik.
Ulang tahun Naruto kali ini pasti tak akan terlupakan. Sasuke akan dengan senang hati mengajari Omeganya mengenai dunia abu-abu yang menjarah dunia barat. Jika Sasuke mampu mengesankan Naruto dengan teknik Dominance and Submissive yang sempat ia kuasai beberapa tahun silam, mungkin sang Omega akan makin terpesona.
Tapi ia tak yakin apa Omega pirangnya menyukai hal seperti ini?
Mungkin ia harus mengetes terlebih dahulu. Tak ingin melukai Naruto.
Sasuke segera membuka browser untuk mencari barang yang diinginkan. Senyum kecil terpasang di bibir sang Alpha.
.
.
Itachi bersender di sofa. Bayangan percakapan tadi siang mulai muncul. Ada gurat senyum di bibir.
Sasuke, adik yang jauh lebih workaholic darinya justru tengah kasmaran.
Sasuke selalu bekerja keras demi memuaskan hasrat ayah mereka. Mencoba memenuhi ekspektasi, karena itu sampai sekarang pun adiknya masih mementingkan karier.
Sampai akhirnya Sasuke menemukan Omega yang mampu merubah sikap acuh menjadi lebih perasan.
Itachi kembali tersenyum. Adiknya bercerita jika dia cemburu melihat sang kekasih memberi perhatian pada gelandangan yang ada. Merasa terancam.
Lucu memang, namun Itachi memaklumi. Sasuke pernah dianggap sebagai gelandangan dan kini kekasihnya pun tengah memberi perhatian pada gelandangan lain.
Jadi, Sasuke ingin memberi kesan terbaik untuk Omega mudanya.
Tentu sebagai kakak yang baik hati ia pun memberi saran; Mengikat Naruto --- dengan komitmen.
Sasuke bukan tipe flamboyan. Dia juga bukan playboy. Itachi tahu betul adiknya akan setia karena itu ia berharap jika Sasuke akan membawa Omeganya sebagai pengantin. Dan memberi Itachi keponakan yang lucu.
Itachi langsung bangkit.
Ia butuh hadiah pernikahan untuk Sasuke!
Dan oh, mainan untuk keponakannya!
.
.
.
Naruto mengamati benda di tangannya dengan wajah serius. Kolaret.
Benda yang diberikan Sasuke melalui paket. Pengiriman yang baru saja datang beberapa menit lalu.
"Um," gumam Naruto tak mengerti. Omega pirang menatap lebih serius kolaret di tangan.
Sebuah collar berwarna hitam dari bahan leather dengan lebar satu inci. Ada jepitan perak untuk menghubungkan kedua sisi. Sederhana, namun terdapat kesan elegan yang indah. Pasti sangat mahal harga kolaret ini.
Mungkinkah ini adalah kado untuk ulang tahunnya?
Ah, tapi itu masih sebulan lagi.
Kemudian Naruto mencari di dalam kotak paket dan melihat tulisan dari sang kekasih.
'Aku ingin memberimu hadiah ulang tahun. Aku akan memberi sisanya jika kau setuju.'
Tiba-tiba sang pirang tersenyum lebar. Ia kembali menatap kolaret indah yang diberikan kekasihnya.
Tentu saja Naruto akan setuju.
"Sasuke pasti ingin memberiku hewan peliharaan," ucap Naruto senang.
Ia menyimpan kolaret dari Sasuke di atas meja.
Setiap hadiah dari Alpha-nya selalu dirawat. Lukisan tangan yang dulu diberikan untuknya masih terpajang rapih.
Ia merasa senang. Alpha-nya memberikan hadiah ulang tahun bertahap seperti ayahnya dulu.
Sang Omega tersenyum lebar.
.
.
"Apa kau menyukainya?" tanya Sasuke hati-hati saat mereka bertemu di rumahnya. Ia membawa Naruto ke rumah untuk membuat hubungan mereka lebih serius lagi.
Sasuke sengaja mengirim paket itu ke rumah Naruto. Tak siap menerima penolakan, namun setelah beberapa hari tak ada amukan dari sang kekasih. Ia anggap semua aman.
Naruto tersenyum lebar. "Aku menyukainya."
Sasuke menghela napas lega.
Ternyata Naruto tidak marah, justru terlihat sangat bersemangat tentang hal ini. Omega mudanya menyetujui. Ia tidak menyangka Naruto mengerti hanya dengan mengirimkan satu kolaret yang biasa dipakai oleh seorang submissive. Bagaimanapun dunia BDSM bukan hal tabu seperti saat ia remaja dulu.
Bibir Sasuke menyungging senyum kecil. Kyuubi tiba-tiba hadir di antara keduanya. Bergelung manis di pangkuan Naruto.
Tangan kecil sang Omega mengelus bulu hitam Kyuubi.
Melihat ini hati Sasuke mengembang bahagia. Andai saja yang ada di pangkuan Naruto adalah anak mereka.
Hm, mungkin ia harus mengajukan hal ini nanti. Tapi Naruto masih kuliah, ia harus menunda meminta anak dari Omeganya. Lagipula, ia ingin agar kekasihnya mendapat pendidikan terbaik yang bisa didapat.
"Jadi, Sasuke," panggil Naruto dengan suara ragu. Sasuke mendekatkan diri pada sang Omega. Mengusap tengkuk kekasihnya yang tengah membelai Kyuubi. Alpha itu berhum pelan.
"Kucing atau anjing?" tanya Naruto tiba-tiba.
Sasuke mengedipkan mata tak mengerti. Kemudian wajah Omeganya menatap penuh harap. Tak ingin mengecewakan kekasih mudanya, ia memberi senyum kecil.
"Kucing."
.
Naruto bahagia. Ia bisa main ke rumah Sasuke untuk kedua kali. Selama mereka berpacaran, baru sekali Naruto menyambangi rumah kekasihnya.
Ia memang sering berkunjung ke studio, tempat ia menemukan Sasuke dekat bak sampah dulu. Ternyata alasan ia sering menemukan sang Alpha di sana karena tak jauh dari situ adalah studio milik Alpha-nya.
Hati Naruto berdegup bahagia mengingat jika Sasuke akan memberi kejutan untuk ulang tahunnya.
Kolaret hitam pemberian sang Alpha masih disimpan rapat, tak ingin hadiah itu ditemukan oleh ayahnya dan dibuang begitu saja.
Ia masih belum memberi tahu ayahnya jika ia sudah memiliki seorang Alpha.
Sasuke bertanya apakah ia menyukai hadiah yang diberikan, tentu Naruto jawab dengan semangat jika ia menyukai hadiahnya. Ia tak sabar ingin memiliki hewan peliharaan sendiri. Omega pirang ini ingin memiliki kucing manis seperti Kyuubi.
Tiba-tiba ia teringat. Kolaret itu berukuran kecil. Peliharaan apa yang cocok dengan kolaret mahal seperti itu? Kucing kah? Atau anjing?
"Jadi, Sasuke," ia memanggil kekasihnya. Terlihat Sasuke bahagia akan sesuatu, membuat Naruto ikut senang.
"Kucing atau anjing?" ia bertanya dengan nada suara yang diusahakan normal, bukan antusias seperti di dalam pikirannya.
Sasuke terdiam sesaat seolah menimbang kemungkinan. Naruto berharap sang Alpha akan memberinya seekor kucing seperti Kyuubi.
"Kucing."
Jawaban Sasuke membuat Naruto makin tersenyum lebar. Alpha-nya akan memberi kucing sebagai hadiah ulang tahun.
Oh, Naruto akan memberi nama kucing itu Kurama.
Rasa antusias Naruto disambut baik oleh Alpha-nya.
.
.
Naruto segera mencari segala hal tentang merawat kucing dan aksesoris untuk peliharaannya nanti. Ia tak sabar menunggu bulan Oktober untuk datang.
Mata Naruto seolah berbinar melihat gambar seekor kucing mengenakan kostum Superman. Kucing putih gemuk yang berpose dengan menggemaskan.
Ia berniat memesan kostum itu untuk Kurama dan Kyuubi, tapi berhenti seketika. Baru mengingat jika ia harus meminta pendapat Sasuke juga mengenai hal ini. Karena yang akan membiayai pasti Alpha-nya.
Dengan segera Naruto menekan nomor ponsel Sasuke.
.
Sasuke sudah tak sabar menunggu ulang tahun Naruto. Ia sudah memberi kolaret sebagai hints bahwa ia menginginkan hal kinky untuk perayaan ulang tahun sang blonde. Perayaan yang hanya tinggal dua minggu lagi.
Sasuke sudah memesan tali terhalus, kondom, dan lube. Hiasan serta segala keperluan lain yang dirasa perlu untuk acara 'itu'.
Ia tak sabar melihat Naruto memakai kolaret yang telah dipesan khusus untuk Omeganya. Tak sabar juga untuk melihat Naruto terbaring tak berdaya di ranjang.
Libido Sasuke langsung meningkat.
Alpha itu menaruh charcoal stick yang dipegangnya. Ia harus fokus menyelesaikan pesanan lukisan, bukan malah membayangkan kekasihnya berbuat hal kinky. Astaga.
Bunyi ponsel membuat Sasuke terkejut.
Alpha berumur tiga puluhan itu mengangkat panggilan dari Naruto dengan senyum.
"Hey," sapa Sasuke.
"Hey Sasuke. Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sedang sibuk?"
Sasuke menaikan alis mata. "Tidak. Ada apa Naruto?"
"Um kau tahu. Untuk ulang tahunku..." terdengar Naruto berdeham, seolah ragu.
Sasuke kembali melebarkan senyum. Ulang tahun Naruto, jadi kekasihnya ingin membahas apa yang akan mereka lakukan di hari peringatan kelahiran sang Omega. Tentu Sasuke akan mendengarkan.
"Hm?"
"Aku pikir, aku ingin kostum sebagai hadiah ulang tahunku juga. Kau tahu, untuk 'itu'."
Sasuke merasakan darah semakin berkumpul di organ intimnya. Dengan berani, Naruto meminta kostum sebagai tambahan daftar ulang tahun. Ia tidak menyangka jika Omega polosnya menyukai Roleplay kink juga.
Tanpa diinginkan gambaran Naruto mengenakan kostum perawat, kemudian berganti menggunakan kostum little red riding hood. Pikiran tak senonoh menyerang Uchiha bungsu. Wajah sang Alpha memerah sedikit merasakan celananya makin menggembung.
Sasuke berdeham pelan. Mencoba menormalkan suaranya yang kini lebih sensual.
"Akan kucarikan," jawab Sasuke dengan setenang mungkin. Ingin sekali sekarang ini mengusap bagian depan celana yang dikenakan. Apalagi ada suara Naruto yang mengiringi.
"Kau harus mencarikan yang paling badass. Oh, aku tidak ingin mengganggu lebih lama. Sampai nanti Sasuke. Aku menyayangimu."
Panggilan suara itu terputus. Wajah Sasuke tersenyum lebar. Ia segera meninggalkan lukisannya demi mencari kostum yang paling cocok untuk Naruto nanti.
Ia tidak ingat kapan terakhir kali merasa begitu antusias.
Naruto benar-benar telah merubahnya.
.
Sasuke setuju memilihkan kostum untuk peliharaannya. Begitu bahagia Naruto mendapatkan Alpha pengertian seperti Sasuke. Sudah tampan, cerdas, kaya, pengertian pula. Naruto pasti melakukan kebaikan besar di kehidupan sebelumnya sampai ia mendapatkan Alpha sebaik ini.
.
.
.
Sasuke sudah menyiapkan semua. Ia pun telah memilih beberapa kostum untuk kekasihnya.
Hari ini adalah ulang tahun Naruto. Dan Sasuke berjanji akan menjemput pemuda pirang itu untuk makan malam sebelum ia membawa Omega miliknya ke rumah.
Sasuke mencoba menormalkan diri.
Sayang, jantungnya berdegup keras.
Akhirnya mereka akan melakukan 'itu'.
Sasuke kembali mengecek semuanya, namun satu hal terlupakan. Muffin.
Muffin adalah camilan favorit Naruto.
Alpha tiga puluhan itu melirik jam tangannya. Ia masih memiliki waktu dua jam sebelum menjemput Naruto. Masih sempat untuk membeli muffin di kafe langganan sang Omega.
Sasuke segera menyambar kunci mobilnya.
.
.
"Oh, hey pacar Naruto," sapa pelayan kafe berambut pirang panjang.
Sasuke hanya mengangguk dan segera memesan muffin. Tak ada waktu basa-basi.
"Kau tahu kemarin aku terkejut saat Naruto menunjukkan kolaret pemberianmu," ucap pelayan pirang itu sembari membungkus beberapa muffin.
Sasuke mengkerutkan dahi. Sedikit terkejut karena Naruto mau mengumbar kehidupan seksual mereka pada pelayan kafe ini.
"Awalnya aku pikir itu kolaret untuk BDSM," ucap pelayan itu dibarengi tawa kecil. "Tapi Naruto berkata jika kau ingin menghadiahkan kucing padanya."
"Ha?" sahut Sasuke pelan, termenung.
Menghadiahkan kucing?
Naruto berpikir jika Sasuke ingin menghadiahkan kucing. Tapi Sasuke ingin memberi yang lain. Wajah Uchiha bungsu menjadi datar. Semua emosi terlempar entah ke mana.
"Haha, Naruto bahkan berkata kau akan memberi kucingnya kostum keren. Aku senang kau mau membahagiakan Naruto seperti ini. Jangan mengecewakan sahabatku ya, tuan."
Sasuke hanya diam membeku.
Transaksi pembelian muffin pun tak diingat Sasuke. Yang ia ingat hanya memacu mobilnya menuju rumah.
GAWAT.
.
.
Itachi berniat mengunjungi rumah adiknya untuk kembali menculik Kyuubi. Ia tahu kucing malang itu akan dilupakan begitu Sasuke melamar Naruto.
Terkejutnya sang kakak ketika melihat Sasuke masih di rumah dan tengah terburu memorakporandakan rumahnya sendiri.
"Apa yang kau lakukan di sini, Sasuke? Bukankah seharusnya kau sedang melamar Naruto di restoran mahal saat ini?" tanya Itachi tak mengerti.
"Apa yang kau bicarakan?" balas Sasuke dengan nada kesal. Bungsu Uchiha masih bergerak cepat menata ulang kamarnya.
"Aku kan -- waktu itu aku memberimu saran untuk melamar Naruto di hari ulang tahunnya. Apa aku salah tanggal?" ucap Itachi makin bingung.
"Astaga!" teriak Sasuke dengan nada sangat frustasi. Mengingat percakapan mereka beberapa minggu lalu.
Itachi hanya berdiri diam sementara adiknya meraup begitu banyak baju untuk di masukkan ke lemari. Baju dengan rumbai menangkap perhatian Itachi.
"Aku tidak mengerti kenapa kesalah pahaman ini bisa lebih kacau. Dari pada kau diam, lebih baik membantuku membereskan ini Itachi," ucap Sasuke masih dengan nada kesal.
Itachi menurut karena kasihan melihat adiknya begitu panik. Ia merapikan sebisa mungkin.
Bunyi ponsel mengejutkan keduanya. Dengan terburu Sasuke mengangkat ponsel.
"Hey, Naruto... Tidak. Aku akan tetap menjemputmu. Sebentar. Maafkan aku. Baiklah, tunggu aku sejam lagi. Selamat ulang tahun."
Itachi menatap terkesan pada adiknya. Ia tidak mengira Sasuke mampu berkata dengan lembut.
Uchiha sulung melanjutkan pekerjaannya. Ia berjalan menuju ranjang, namun terhenti karena melihat ranjang Sasuke yang dipenuhi -- sex toys?!
Itachi membelalak. Kini ucapan adiknya terproses. Mengikat Naruto. Salah paham. Ulang tahun. Terlambat.
Ternyata hadiah kejutan Sasuke adalah wild sex?
Itachi mengedipkan mata tak percaya. Adik yang ia pikir masih bocah ternyata sudah sangat dewasa.
"Aku bangga padamu," ucap Itachi sedikit terharu. Uchiha sulung mulai membereskan mainan dewasa yang ada di ranjang.
"Apa kau sudah tidak waras?!" umpat Sasuke sembari menyambar vibrator yang dipegang sang kakak. Dengan buru-buru Sasuke memasukkan semua mainan dewasa ke dalam koper.
Itachi melihat Sasuke segera membereskan kamarnya sendiri dengan panik. Merasa terabaikan oleh sang adik, Itachi memilih duduk nyaman. Biarkan saja adiknya dilema.
"Itachi," panggil Sasuke. Itachi yang telah menyamankan diri di ranjang berhum pelan. Sang kakak berniat untuk mengamati saja, melihat seberapa jauh Sasuke bisa melakukan sesuatu tanpa bantuannya.
"Di mana aku bisa mendapatkan kucing dan kostum untuk kucing di malam hari begini?" tanya Sasuke ragu. Uchiha bungsu membungkus rapih sebuah cambuk dari kulit rusa. Ia menilik ke arah sang kakak.
Itachi terdiam untuk berpikir. Ia merasa kasihan juga melihat Sasuke seperti ini. Sebagai kakak yang baik ia akan membantu Sasuke.
"Serahkan padaku."
.
.
Naruto merasa khawatir. Sasuke sudah terlambat dua jam. Ponselnya pun tak bisa dihubungi.
Kolaret hitam dipegang Naruto kuat.
Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Sasuke? Pada Kyuubi atau Kurama?
Ayah Naruto sudah pergi untuk minum-minum bersama temannya sembari bergumam 'anakku tidak polos lagi'. Naruto tak mengerti apa yang diucapkan sang ayah. Apanya yang tidak polos?
Suara bel berbunyi. Dengan segera Naruto berlari untuk membuka pintu.
Naruto mencium aroma Alpha Sasuke sebelum akhirnya melihat wajah sang Alpha yang dipenuhi oleh peluh. Baju berantakan. Rambut terlihat sedikit tak beraturan. Di kedua tangannya terdapat dua kucing mengenakan kostum Batman dan Robin.
Wajah Naruto berbinar melihat Kyuubi dengan tenang mengenakan kostum Batman. Ekor hitamnya bergerak elegan seolah ingin pamer.
Kucing berwarna abu-abu mengenakan kostum Robin. Kucing ini terlihat lebih manis dari Kyuubi karena sedang bersembunyi di dekat ketiak Sasuke.
"Kurama," bisik Naruto senang.
Dengan tanpa pikir panjang Naruto memeluk Sasuke. Kolaret hitam masih dipegang oleh tangan kiri. Sang Omega memeluk Alpha-nya dengan kuat. Bahagia, lega, dan bersyukur.
"Selamat ulang tahun, Naruto," bisik Sasuke sembari mencoba memeluk Naruto dengan kedua kucing di tangan.
.
The End.
Edit: sequel drabble berjudul 'Aku bukan pedofil', silahkan cek profil faren ;)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top